26 October 2012

[Sinopsis] Nice Guy episode 13 part 2


Eun gi sedang bersiap-siap. Sepertinya dia ingin ke suatu tempat.



Ternyata Eun gi pergi ke rumahnya. Dia menyentuh tembok pagar rumahnya dan berusaha memanggil kembali kenangannya tentang rumah itu. “Ini adalah rumah dimana aku lahir dan besar. Rumah dimana ayah dan ibuku pernah tinggal. Rumah kami,” ucap Eun gi.



Eun gi menuju pagar rumah. Dia berniat menekan bel pintu tapi kemudian merasa ragu. Tiba-tiba terdengar suara Eun seok yang memanggil nama Eun gi. Eun gi menoleh ke asal suara.



Eun seok sedang bersama pelayan di rumah Eun gi. eun seok bertanya kepada si ahjumma, “Itu Eun gi noona kan ahjumma?” Eun seok terlihat senang melihat kakaknya. Si pelayan langsung berlari menghampiri Eun gi. Dia juga senang melihat kedatangan Eun gi.

Saat keduanya tiba di hadapan Eun gi, dia mencoba mengingat siapa mereka. Eun seok langsung memeluk Eun gi dan berkata kalau dia sangat merindukan Eun gi (kyeopta…, hubungan Eun gi dan Eun seok adalah salah satu hubungan yang saya harap berakhir bahagia selain hubungan Ma roo dan Eun gi). Eun seok bertanya mengapa Eun gi tidak pulang ke rumah mereka.

“Apa noona tau kalau selama ini aku menunggu noona pulang?” Tanya Eun seok dengan polos. Ahjumma membenarkan ucapan Eun seok. Dia memberitahu Eun gi bahwa Eun seok selama ini sangat merindukan dan menunggu kepulangan Eun gi.



Ahjumma dengan antusiasnya mengajak Eun gi masuk. Eun gi langsung menolak. Dia mendorong Eun seok untuk melepaskan pelukannya. Tapi Eun seok tidak menyerah. Dia menahan tangan Eun gi sambil terus membujuk agar Eun gi mau masuk ke rumah bersamanya. Akhirnya Eun gi menyerah.


Saat mereka sudah masuk, Ahjumma berkata bahwa dia akan segera menyiapkan makanan untuk Eun gi. Begitu ahjumma meninggalkannya dan Eun seok, Eun gi melihat sekeliling. Dia juga menyentuh sofa yang ada di ruangan itu sambil berkata bahwa ‘ini adalah sofa rumah ku’. Eun seok mengikuti ucapannya.



“Jangan ikuti aku,” ucap Eun gi kepada Eun seok.

“Jangan ikuti aku,” Eun seong mengulang ucapan Eun gi.

“Yaa,”

“Yaa,” kembali Eun seok men-copy ucapan Eun gi.

“Kenapa kau…”

“Kenapa kau…” ucap Eun seok masih meniru Eun gi. Eun gi mulai tersenyum. “Kau ini sangat keras kepala,” lanjut Eun seok.


Eun gi bertanya kenapa Eun seok berkata seperti itu. Eun seok menjawab bahwa dulu Eun gi sering mengatakan itu kepadanya. Eun gi agak terkejut mendengarnya. Dia kemudian tersenyum dan berkacak pinggang. Eun seok kembali menirunya. Keduanya tersenyum. Eun gi mengacak-acak rambut Eun seok.


Ma roo tiba di rumahnya dan langsung mencari Choco. Choco yang baru turun dari kamarnya melapor pada Ma roo bahwa Eun gi menghilang. Ma roo mencoba menghubungi hp Eun gi tapi ternyata hp Eun gi ada di tangan Choco.


Jae hee tiba di depan rumahnya. Dia tidak langsung turun dari mobil dan malah memegang kepalanya (lagi mikirin banyak hal yang Presdir?)


Ma roo dan Choco mencari ke lingkungan di sekitar rumah mereka. Choco bertanya pada orang yang lewat tapi mereka juga tidak tahu. Ma roo lalu meminta mereka berpencar.



Jae hee masuk ke dalam rumah dan heran melihat Eun gi yang sedang bermain game bersama Eun seok. Saking asyiknya bermain, Jae hee harus memanggil Eun gi sampai dua kali. Jae hee bertanya sejak kapan Eun gi tiba. Eun gi tidak menjawab melainkan Eun seok yang memberitahu ibunya bahwa dia baru saja bermain game bersama Eun gi.


Ma roo mencari di taman tapi juga tidak menemukan Eun gi (ya iyalah la wong Eun gi ada di rumahnya). Ma roo terlihat sangat khawatir.


Ma roo akhirnya pulang. Dia duduk di kursi dan langsung berdiri ketika melihat pintu rumah terbuka. Yang datang adalah Jae gil. Ma roo langsung menumpahkan kekesalannya pada Jae gil. Dia bertanya dengan nada marah mengapa Jae gil tidak menjawab teleponnya.

Jae gil menjawab bahwa dia tadi sedang belajar di perpustakaan. Dia bertanya sebenarnya apa yang telah terjadi.


Ma roo terduduk lemas lalu memberitahu Jae gil bahwa Eun gi menghilang.

“Eun gi pergi ke rumahnya,” ucap Jae gil saat mendengar perkataan Ma roo. Dia tidak sedikitpun terlihat cemas (Jae gil bakal kena marah. Lihat saja ntar heheh)

Ma roo menoleh menatap Jae gil. “Apa dia tidak memberitahumu? Aku sudah bilang padanya agar memberitahumu soal itu,” ucap Jae gil.

“Apa?” Tanya Ma roo.

Jae gil berkata bahwa dia sudah melarang Eun gi agar tidak ke sana karena itu berbahaya, bisa-bisa Eun gi akan ketahuan. Tapi kata Jae gil, Eun gi ke sana atas saran dokter yang memintanya untuk pergi ke tempat yang tidak asing baginya jika ingin ingatannya segera kembali.



“YA! Kenapa kau baru bilang sekarang?” bentak Ma roo (nah kan kubilang juga apa).

Jae gil terkejut mendengar bentakan Ma roo. jae gil membela diri bahwa salah Ma roo sendiri kenapa tidak bertanya (Aduuh Jae gil, makanya teleponnya dijawab). Tapi Ma roo tidak mau bertengkar. Dia langsung pergi menyusul Eun gi.


“Kalau sekali lagi aku membiarkan Eun gi kembali ke rumahnya, Ma roo benar-benar akan membunuhnya,” ucap Jae gil pada dirinya sendiri begitu Ma roo sudah keluar dari rumah.


Ma roo mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.


Eun gi sedang makan bersama Jae hee dan Eun seok. Eun gi mengambil makanan dari sebuah piring. Eun seok sekali lagi mengikuti apa yang Eun gi lakukan. Jae hee memperhatikan apa yang Eun gi makan. Eun gi sendiri tidak berkata apa-apa. Karena makanan yang diambil Eun gi sudah hamper habis, dia meminta ahjumma untuk menambahkannya.



Jae hee berkata kepada Eun gi bahwa dia senang melihat Eun gi kini memakan makanan yang dulu tidak dia sukai. Eun gi sedikit kaget mendengarnya. Berikutnya dia langsung mengambil makanan yang ada di piring lain. Eun seok juga mengambil makanan yang sama.




Ahjumma datang membawakan makanan yang diminta Jae hee. Dia terkejut melihat apa yang sedang Eun gi makan. Dia bertanya apa Eun gi baik-baik saja mengingat Eun gi sedang memakan kerang padahal dia alergi terhadap makanan itu. Dia langsung melihat tangan Eun gi dan terkejut saat melihat tangan Eun gi sudah merah.


Eun gi langsung berhenti makan. Dia minta izin ke kamar mandi. Jae hee merasa ada yang aneh dengan sikap Eun gi (Jae hee keterlaluan. Sudah tahu Eun gi alergi makan kerang tapi dia tidak mencegah Eun gi untuk memakannya).

Eun gi pergi ke kamar mandi diikuti oleh Eun seok.



Jae hee menyuruh ahjumma untuk membawakan obat anti-alergi.

Ahjumma memberitahu Jae hee bahwa dia merasa Eun gi sangat berbeda dari yang dia kenal.

Jae hee seperti mendapatkan ide. Dia meminta ahjumma untuk membawakan makanan yang dulu sangat tidak disukai Eun gi. Ahjumma agak takut kalau-kalau Eun gi akan mencak-mencak seperti biasa.

“Bawa saja makanannya,” perintah Jae hee.


Di kamar mandi Eun gi menggosok-gosok tangannya yang memerah. Dia lalu menatap dirinya di cermin lalu berkata, “Ah iya. Aku alergi kerang dan buah persik. Aah, kau memang bodoh,” Eun gi memukul pelan cermin yang ada dihadapannya.



Ahjumma menghidangkan makanan yang diminta oleh Jae hee (ikan laut) dan juga obat anti alergi. Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Ahjumma pergi mengecek siapa yang datang. Jae hee menukar letak piring ikan tersebut. Dia meletakkannya di dekat piring Eun gi.

Ahjumma datang dan melapor pada Jae hee bahwa Ma roo datang. Jae hee kaget mengetahui kedatangan Ma roo.


Ma roo terburu-buru membuka pintu. Dia bertanya pada ahjumma yang menungguinya tentang Eun gi. Ahjumma memberitahu Ma roo bahwa Eun gi sedang makan bersama Jae hee dan adiknya.



Ma roo menemui Jae hee di ruang makan. Dia memberitahu Jae hee bahwa dia datang untuk menjemput Eun gi. Jae hee berkata bahwa Eun gi pergi sebentar ke kamar mandi. Jae hee juga mengundang Ma roo makan bersama. Ma roo menolak dengan mengatakan bahwa mereka (dia dan Eun gi) akan segera pergi begitu Eun gi muncul. Jae hee heran mengapa Ma roo sangat terburu-buru padahal Eun gi sedang menikmati makan malamnya. Dia meminta Ma roo agar membawa Eun gi pulang begitu dia selesai makan.

Jae hee menyuruh ahjumma agar membawa Eun seok kembali ke meja lalu menyiapkan piring untuk Ma roo.

Ma roo akhirnya mengambil tempat duduk di samping kursi Eun gi.

Setelah Ma roo duduk, Jae hee bertanya mengapa Ma roo tetap pergi ke kantor kejaksaan padahal dia sudah membatalkan tuntutannya kepada Ma roo. Ma roo menjawab bahwa di perlu membersihkan namanya.



Jae hee tersenyum meremehkan. Dia menertawai kepercayaan diri Ma roo yang mengira kalau dia bisa dengan mudah membuktikan dirinya tidak bersalah.



Ma roo mengakui bahwa memang tidak akan mudah, tapi juga tidak akan sulit. Jika jaksa sudah menemukan pelaku sebenarnya, maka dengan sendirinya nama Ma roo akan bersih.
“Jaksa sendiri lah yang berjanji akan melakukannya,” ucap Ma roo kepada Jae hee. Jae hee tidak membalas.



Eun gi pun muncul. Ma roo langsung berdiri dan berkata bahwa dia datang menyusul setelah tahu bahwa Eun gi pergi ke rumahnya. Eun gi tersenyum melihat Ma roo.



Ma roo melihat Eun gi meminum obat anti-alergi. Dia bertanya mengapa Eun gi harus meminum obat itu. Eun gi melirik Jae hee yang sedang memperhatikannya dan menjawab bahwa tanpa sengaja di memakan kerang. Ekspresi wajah Ma roo berubah.



Jae hee kemudian menawarkan makanan yang tadi disajika oleh ahjumma (ikan laut yang sebenarnya tidak disukai oleh Eun gi yang dulu). Eun gi tidak berkata apa-apa (apalagi marah-marah) dan malah langsung meletakkan sumpitnya ke piring makanan tersebut.


Tapi Eun gi belum sempat mengambilnya ketika ahjumma datang terburu-buru dan memberitahu Jae hee bahwa Eun seok muntah-muntah. Jae hee mempersilahkan Ma roo dan Eun gi makan lebih dulu. Dia akan segera kembali.



Begitu Jae hee sudah tidak ada Ma roo langsung bertanya mengapa Eun gi sampai nekat ke rumah itu. Eun gi minta maaf. Tapi dia juga beralasan bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk mengembalikan ingatannya. Dia ingin segera sembuh dan membantu Ma roo. Dia tidak ingin selamanya bersembunyi di belakang Ma roo.

Ma roo meraih tangan Eun gi dan melihat alergi yang timbul di kulit Eun gi. tanpa perlu ditanya Eun gi menjelaskan bahwa dia tidak ingat tentang alerginya. Terlihat kalau Eun gi merasa sangat bersalah.




Ahjumma datang membawakan piring untuk Ma roo. Dia berkata bahwa dia sangat senang melihat Eun gi baik-baik saja setelah kecelakaan yang menimpanya.

“Anda benar-benar seperti orang lain. Anda bermain bersama Eun seok dan juga memakan apa pun tanpa pilih-pilih. Dan makanan yang baru saja saya sajikan, Anda bahkan tidak marah saya meletakkannya di sana,” ucapa ahjumma. Ma roo langsung menatap piring yang tadi ditawarkan oleh Jae hee dan menyadari sesuatu.


Jae hee menidurkan Eun seok. Eun seok meminta ibunya agar melarang Eun gi pergi dan memintanya agar tinggal lagi bersama mereka. Jae hee hanya bisa mengiyakan permintaan Eun seok.


Jae hee kembali ke meja makan tapi Ma roo dan Eun gi sudah tidak pergi. Ahjumma datang dan memberitahu Jae hee bahwa Ma roo dan Eun gi sudah pergi beberapa saat yang lalu. Jae hee bertanya mengapa ahjumma membiarkan mereka pergi tanpa memberitahukan kepadanya. Jae hee marah karena Ma roo dan Eun gi tanpa berpamitan kepadanya seakan-akan tidak menghargainya sebagai orang tertua di rumah itu.



Jae hee melihat sebuah catatan yang ditinggalkan Eun gi. Isinya:

“Aku tidak tahu keraguan seperti apa yang muncul di benak Anda setelah melihat aku bermain bersama Eun seok. Tapi ini tidak benar Eun seok eomoni. Lauk ikan lautnya adalah sebuah kehormatan”

(Eun gi menyindir Jae hee yang dengan sengaja menghidangkan lauk ikan laut di atas meja padahal dia sudah tahu kalau Eun gi tidak menyukainya)


Dalam perjalanan pulang Ma roo meminta Eun gi agar tidak lagi pergi kemana pun tanpa dirinya. Eun gi seperti tidak mendengarkan ucapan Ma roo dan berkata bahwa dia benar-benar terkejut dengan dirinya sendiri. Hanya karena pelayan menyiapkan makanan yang tidak dia sukai di atas meja, dia sampai meneriaki mereka.

“Bukankah aku sudah pernah bilang kalau kau memang orang yang seperti itu?” ucap Ma roo. Eun gi tersenyum kecut mendengarnya.

“Aku jadi ketakutan sendiri jika ingatanku muncul tiba-tiba. Sekarang saja aku cukup terkejut dibuatnya. Setiap kali aku mengetahui masa laluku, aku selalu terkejut dan seperti akan gila. Begitu aku tahu masa laluku, akankah aku kecewa?” ucap Eun gi.



“Kalau begitu…tetaplah seperti ini,” ucap Ma roo (*nodding). Eun gi menoleh kepada Ma roo. dia bertanya apa maksud ucapan Ma roo. “Kalau begitu kau tidak perlu mencari ingatanmu yang hilang itu dan…tetaplah seperti sekarang,” jelas Ma roo.

Eun gi bertanya apa Ma roo serius dengan ucapannya. Ma roo mengiyakan.



“Aku tidak mau,” balas Eun gi. Gantian Ma roo yang menoleh kepada Eun gi.

Eun gi menjelaskan, “Sebenarnya aku tidak tertarik dengan ingatan ku yang lain. Aku hanya ingin menemukan kembali ingatan ku bersamamu, Ma roo-shi. Bagaimana kita bertemu lalu jatuh cinta, kemana kita sering bepergian, apa yang sering kita bicarakan dan apa yang sering kita dengarkan, serta mimpi yang kita miliki bersama. Aku ingin mengingat itu semua.” (Hiks…it’s not that much Eun gi-ah)

Ma roo tidak mengucapkan apa-apa. Eun gi lalu memutar lagu. “Kau ingat dengan lagu ini? Kita pernah mereka mendengarkannya bersama-sama. Kau tidak ingat?” Tanya Eun gi.

Bersambung ke part 3. Baca di sini

10 comments:

  1. Replies
    1. Iya masih ada 1 part lagi. Semoga bisa cepat..

      Delete
    2. tadi mau bikin comment tentang part 3..
      tapi udah kedahuluan..
      heheheheee...semangat ya mbak..
      makasih..^^

      Delete
  2. ditunggu loh mbk ;) kira kira kapan yah? dan jm brp? udh pnasaran nih saya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mmmm kasih tau g ya? *minta dijitak heheh
      G tau juga nih kapan. Tapi saya usahain hari ini. Doain saja ^^

      Delete
    2. saya harap hari ini deh :D kalau bisa malah pagi ini :p wkwkwk. abis part 3 nanti, langsung ep 14nya yah? wkwk *plak

      Delete
    3. *nyodorin tangan buat dipijit :D

      Delete
  3. Dtunggu ep 13 part 3 ya... Jg ep 14...smga lancar bkin recapnya:-)

    ReplyDelete
  4. episode 13 part 3 dan episode 14 dan episode² selanjutnya masih ditunggu loh..., semangat y buat sinopnya ^_^

    ReplyDelete