06 October 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 7 part 1


Nomor Ma roo muncul di hp Jae hee. Dengan enggan Jae hee menjawab teleponnya.





“Jae hee-ah. Ini oppa,” ucap orang yang menelepon Jae hee. Jae hee langsung ketakutan. Pengacara Ahn menyadari ada yang tidak beres dengan si penelepon. Apalagi Jae hee tidak berkata apapun kepada si penelepon.



Ma roo bertanya kepada Choco apa yang terjadi. Mengapa Jae gil sampai babak belur. Choco menceritakan bahwa Jae suk, kakak Jae hee, yang baru saja kelaur dari penjara datang ke rumah mereka untuk mencari tahu keberadaan Jae hee.

Jae gil memperingati Ma roo agar tidak terlibat Jae suk karena orang itu sangat menakutkan. Dia terlihat seperti akan membunuh Jae hee jika dia berhasil menangkapnya. Tapi berita yang disampaikan Choco lebih mengejutkan saat dia berkata bahwa Jae suk mengambil hp Ma roo karena ingin mencari nomor yang bisa menghubungkannya dengan Jae hee. (Mengejutkan menurut saya karena ingat kan kalau foto ciuman ma roo dan Jae hee sewaktu di bar tersimpan di hp Ma roo?)


Ma roo langsung berlari untuk melihat keadaan kamarnya yang sudah berantakan.


Jae gil memarahi Choco karena menceritakan semua yang terjadi kepada Ma roo padahal dia sudah tahu kalau Ma roo selalu kehilangan kendali jika bertemu dengan jae suk. Tapi Choco berkata kalau dia sangat mengkhawatirkan Jae gil yang terluka. Dia tidak memikirkan lebih jauh apa yang akan kakaknya lakukan karena laporannya itu.

Jae gil kemudian berbicara dari hati ke hati dengan Choco. Sebenarnya dia mengetahui perasaan Choco kepadanya. Dia menganggap perasaan itu alami (sesuatu yang tidak bisa Choco kontrol) tapi dia tidak bisa membalas perasaan Choco terhadapnya. Choco mengerti karena dia memang bukan tipe gadis kesukaan Jae gil. Tapi dia tidak akan berpaling. Dia akan tetap menyukai Jae gil walaupun Jae gil tidak perlu membalas rasa sukany (well, unrequited love).

“Ah, kenapa aku sangat tampan?” tanya Jae gil pada dirinya sendiri hahahah…


Ma roo keluar dari kamarnya dan meminta hp Jae gil. Dia menghubungi Jae suk. Jae gil berusaha menasehatinya agar melaporkan orang itu ke polisi saja dan tidak perlu terlibat lebih jauh. Tapi ma roo tidak menghiraukannya. Dia berbicara dengan Jae suk dan meminta bertemu berdua.


Eun gi menerima foto dari seorang ibu. Dia meminta Eun gi memberikan foto itu kepada ma roo berhubung Eun gi akan ke rumah ma roo. Eun gi menerimanya.



Sekertaris Jo melihat dari jauh. Dia lalu mengirimkan pesan kepada Pengacara Ahn. Dia mengabarkan bahwa foto itu sudah ada di tangan Eun gi.

Karena penasaran dengan foto yang diberikan kepadanya, Eun gi melihat foto itu. Dia begitu terkejut saat melihat Jae hee bersama Ma roo. Keduanya tersenyum bahagia di foto itu.



Pengacara Ahn mengamati Jae hee yang sedang bersiap melakukan wawancara.



Jae hee terlihat gelisah. Si wartawan mulai menanyakan pertanyaan kepadanya tentang bagaimana dia dan Presdir Seo pertama kali bertemu. Jae hee tidak mendengarkan. Dia memikirkan hal lain. Si wartawan memanggilnya beberapa baru Jae hee tersadar. Dia bertanya apa yang abru saja si wartawan tanyakan.


Eun gi masih memegang foto Ma roo dan Jae hee ketika Ma roo keluar dari rumahnya. Wajah Eun gi masih terlihat tidak percaya sementara Ma roo yang tidak tahu apa-apa tersenyum kepada Eun gi. Eun gi menyembunyikan foto itu dari Ma roo.

Ma roo bertanya bagaiman urusan Eun gi. Eun gi juga bertanya kemana Ma roo akan pergi. Ma roo menajwab bahwa dia harus menemui seseorang. Eun gi terus menatap Ma roo tapi tidak mengucapkan apa-apa lagi. Ma roo merasa ada yang aneh. Jadi dia bertanya apa ada hal yang ingin Eun gi katakan kepadanya. Eun gi menjawab tidak ada.


Ma roo sudah beberapa langkah meninggalkan Eun gi tapi kemudian kembali saat menyadari Eun gi masih termangu di tempatnya. Dia memegang wajah Eun gi yang telrihat pucat.

Eun gi teringat hari saat Ma roo pertama kali menyapa Jae hee di hotel. Saat itu Ma roo berkata kalau dia dulunya adalah penggemar reporter Han Jae hee.

Ma roo berkata kalau Eun gi demam.

Eun gi kembali teringat pembicaraannya berdua saat berada di ruang ganti setelah mereka berolahraga. Saat itu Jae hee memperingatkan Eun gi agar menjauhi Ma roo karena dialah yang pada akhirnya akan terluka.


Ma roo mengajak Eun gi ke RS tapi Eun gi menolak. Dia berkata kalau dia akan baik-baik saja jika sudah beristirahat. Jadi dia menyuruh Ma roo agar pergi dan cepat kembali. Ma roo pamit dan berjanji akan membelikan Eun gi obat. Eun gi tidak melepaskan pandangannya dari Ma roo yang sedang berjalan menjauh.


Eun gi terduduk lemas. Dia kembali memandang foto Ma roo dan jae hee. Dia lalu mengeluarkan map pemberian Pengacara Park. Map itu berisi laporan tentang sebuah dakwaan (sepertinya milik Ma roo).



Eun gi menemui Pengacara Park. Pengacara Park menceritakan bahwa Ma roo adalah orang yang menolong Eun gi sewaktu dia sakit di pesawat (waduhhh setau Eun gi orang yang dipesawat itu kan orang suruhan Jae hee untuk membunuh dia. Tambah ribet dah. Eun gi bisa-bisa semakin salah paham sama Ma roo).

Pengacara Park kembali melanjutkan bahwa Ma roo dan Jae hee sudah saling mengenal selama 19 tahun. Menurut Pengacara Park, uang yang diberikan Jae hee kepada Ma roo (yang akhirnya dikembalikan oleh Ma roo) adalah uang tutup mulut agar Ma roo merahasiakan hubungan mereka. Dan dia yakin Ma roo mendekati Eun gi karena ada maksud tersembunyi.

Eun gi mendengarkan dengan tatapan kosong dan tidak sadar kalau dia sudah memasukkan terlalu banyak gula kedalam kopinya. Pengacara Park menahan Eun gi saat dia akan meminum minumannya karena tidak biasanya Eun gi minum kopi yang dicampur gula. Tapi eun gi memintanya untuk melanjutkan laporannya.


Ma roo menemui Jae suk. Dia memberitahu Jae suk bahwa jae hee sudah meniggal sejak 6 tahun yang lalu. Jae suk tertawa mendengarnya. Ma roo menawarkan diri untuk mengantar Jae suk menemui Jae hee jika dia tidak percaya kepadanya.

Ma roo lalu meminta hp nya dari Jae suk. Jae suk mengmbalikan hp Ma roo dan berterima kasih. Karena Ma roo dia telah berbicara dengan adiknya.



“Jae hee yang membunuhnya kan?” tanya Jae suk tiba-tiba. Ma roo menoleh kepada jae suk. “Jae hee yang membunuhnya dan kau yang dipersalahkan kan?” Jae suk percaya kalau Ma roo bukanlah seorang pembunuh karena dia engenal Ma roo. “Tapi wanita itu, aku sama sekali tidak mengenalnya.”


“Orang itu pernah membunuh orang 6 tahun yang lalu,” Pengacara Park melanjutkan laporannya. Tangan Eun gi gemetar memegang gelasnya. “Dia didakwa melakukan pembunuhan yang tidak direncanakan. Karena itu dia dikeluarkan dari kampusnya.”

Eun gi bertanya apa lagi yang Pengacara Park ingin sampaikan kepadanya. Pengacara Park heran dengan pertanyaan Eun gi. Eun gi menjawab bahwa baginya semua yang disampaikan oleh Pengacara Park bukanlah hal penting. Pengacara Park (dan saya) terkejut.



Pengacara Park menasehati Eun gi bahwa hubungan Ma roo sangat dekat dengan Jae hee dan dia yakin kalau Ma roo masih punya perasaan kepada Jae hee. Selain itu, Ma roo pasti mendekati Eun gi dengan maksud tertentu. Tapi Eun gi berkata klau itu adalah kejadian di masa lampau. Bahkan Penagcara Park sendiri berkata kalau 'dulu' Jae hee dan ma roo berhubungan. Dulu. Itu yang ditegaskan Eun gi.

Eun gi mengambil tas nya dan beranjak dari tempat duduknya. Penagcara Park bertanya apa yang harus dia lakukan kepada Ma roo. Jika Eun gi ingin menuntutnya, dia akan melakukannya.



“Kau jangan coba-coba menyentuh sehelai pun rambut orang itu,” Eun gi memperingatkan Pengacara Park.


Jae suk bertanya apa sebegitu besar rasa cinta Ma roo kepada Jae hee. Hidupnya sudah hancur berantakan tapi Ma roo masih saja melindungi wanita jahanam itu. Ma roo pura-pura tidak mengerti perkataan jae suk dan menyuruhnya untuk menutup mulutnya saja.

“Aku akan membalaskan dendammu,” ucap Jae suk sebelum Ma roo pergi. Jae suk berjanji kalau dia akan membantu membalaskan dendamnya, dendam ibunya, dan dendam Ma roo kepada Jae hee (dendam ibunya? Hmm jadi penasaran sampai sejauh yang Jae hee sudah lakukan). Dia hanya meminta Ma roo untuk memberitahukan kepadanya dimana Jae hee sekarang.



Jae suk sudah mendengar kabar bahwa Jae hee adalah istri kedua dari pemilik Grup Tae San. Tapi dia tidak percaya. Jae suk lalu mendekati Ma roo. Dia berkata kalau mereka sudah berada di pihak yang sama jad seharusnya Ma roo mau membantunya. Tiba-tiba Ma roo menendang Jae suk. Dia mengancam Jae suk agar tidak mendekati Jae hee. Ma roo berkata bahwa dia sudah pernah membunuh dan dia tidak akan segan untuk melakukannya lagi (Mwo?! Woaaah Ma roo benar-benar cinta mati sama Jae hee. Haduuuh apa ya yang bisa menghapus rasa cintanya itu?).



Pengacara Park menghadap Presdir dan meminta Presdir agar memanggil Eun gi kembali seperti yang sduah dia janjikan. Bagian ini tidak begitu jelas karena sub nya tidak lengkap  Tapi intinya dia meminta agar Presdir tidak keras kepala karena bisa jadi suatu hari nanti Eun gi tidak akan kembali atau tidak mau kembali ke sisi Presdir karena dia sudah menemukan sesuatu yang lebih penting dan lebih berharga daripada menjadi pewaris Grup Tae San.

Eun gi berjalan pulang ke rumah Ma roo dan mengingat kembali percakapannya bersama Ma roo saat Ma roo mengembalikan jam tanganya pemberiannya dan berkata bahwa yang dia butuhkan bukanlah sebuah jam. Eun gi berhenti di sebuah warung dan membeli bir.



Jae hee menghubungi Ma roo. Jae hee menyebut Ma roo sebagai pengecut karena Ma roo telah melibatkan kakaknya dalam pembalasan dendamnya.

“Baiklah, lakukan saja. Kita lihat sampai sejauh mana permainan ini baru akan berakhir,” ucap Jae hee lalu mengakhiri telepon. Ma roo tidak berkata apa-apa.


Presdir Seo memanggil Jae hee. Dia menyuruh Jae hee untuk membawa pulang Eun gi. Dia kemudian memberikan alamat rumah Ma roo kepada jae hee. Presdir Seo awalnya mengira kalau Jae hee sudah manjauhkan Ma roo dari Eun gi. Jae hee berkilah bahwa tidak mudah memisahkan Ma roo dari Eun gi terlebih karena Eun gi juga tidak mau mendengarkan dirinya.

Jae hee kemudian menyakan pendapat Presdir Seo mengenai tukang pukul yang Sekertaris Jang kenal.



Ma roo berjalan pulang. Eun gi yang ada di belakangnya melihat Ma roo. Dia memanggil Ma roo tapi Ma roo tidak menoleh.

“Hey pria tampan,” panggil Eun gi lagi. ma roo berhenti dan berbalik. Eun gi menyindirnya terlalu PD :D Dia mengangkat kantongan yang dia bawa (ternyata di Korea ada juga kantong kresek hehe) dan mengajak Ma roo minum.

Ma roo mendekati Eun gi dan memegang dahinya. Eun gi masih demam karenanya Ma roo melarangnya untuk minum. Eun gi merajuk dan berkata kalau dia akan minum sendiri. Ma roo menyusulnya dan berkata kalau Eun gi mati karena minum dia tidak mau dipersalahkan.


Eun gi dan Ma roo menikmati pemandangan malam kota Seoul dari tempat yang tinggi. Eun gi menyodorkan kaleng minuman kepada Ma roo. eun gi kemudian membuka kaleng minumannya. Sebelum meminumnya, Ma roo merebut kaleng itu dan meminum separuh isinya. Dia menyodorkan sisanya kepada Eun gi dan berkata kalau hari ini hanya sebanyak itu minuman yang boleh Eun gi minum. Itu karena 1/3 dari minuman yang Eun gi minum malam sebelumnya masih ada dalam tubuhEun gi (perhatian sekali).

Eun gi meminum minumannya. Ma roo menatapnya.



Sambil menatap lampu-lampu yang menyala di depan mereka, Eun gi berkata bahwa diantara jutaan manusia yang ada di kota itu, ada istri Ma rood an juga suami Eun gi. Ma roo terlihat bingung. Eun gi meminta agar Ma roo mengirimkannya undangan ketika menikah nanti (hmm dengan kata lain Eun gi tidak mengharapkan hubungannya dengan Ma roo akan langgeng).

Eun gi bertanya mengapa Ma roo menatapnya seperti itu. “Tunggu, jangan-jangan kau berpikir kalau kita nantinya akan menikah?” tanya Eun gi. (tuh kan?!) Eun gi menasehati Ma roo bahwa ada pohon yang bisa dipanjat dan ada pohon yang tidak mungkin untuk dinaiki. Seharusnya Ma roo tahu hal itu.

Eun gi kembali meminum minumannya tapi kalengnya sudah kosong. Dia mengambil kaleng lain tapi Ma roo merebutnya dari tangan Eun gi. Perhatian yang diberikan Ma roo membuat Eun gi menegaskan kembali perkataannya.

“Kau mengerti kan maksud ucapanku tadi?” tanya Eun gi. Ma roo mengangguk. Eun gi tersenyum lega karena ternyata Ma roo lebih pintar dari pacar-pacar sebelumnya.

Ma roo kemudian bertanya mengapa Eun gi tiba-tiba meminta putus. Eun gi menjawab bahwa ini bukan keputusan tiba-tiba. Seharusnya Ma roo menyadari hal itu dari awal. Dia, Seo Eun gi, bukan orang yang bisa bertahan lama dengan pria. Mungkin perasaannya kepada Ma roo saat ini hanya akan bertahan sampai sebulan. Jadi hubungan mereka, cepat atau lambat, pasti akan putus juga.

Eun gi mencoba menebak bahwa saat ini Ma roo sedang marah atau menganggap ucapannya lelucon belaka. Atau mungkin Ma roo ingin mencekik lehernya. Bagi EUn gi mungkin sulit bagi Ma roo memahami ucapannya. Tapi Ma roo berkata kalau dia mengerti. Eun gi ingin putus dan kalau begitu seharusnya, Ma roo pun setuju.



Eun gi tersenyum. Dia memuji Ma roo yang punya harga diri. Dia tidak bisa membayangkan apa yang harus dia lakukan kalau ma roo terus merengek kepadanya agar mereka tidak putus.



Eun gi berjalan pulang dengan perasaan hancur. Dia mulai pusing dan penglihatannya mengabur. Dia melihat ada seseorang yang berdiri di hadapannya. Jae hee merasa lega karena dia bisa bertemu Eun gi tanpa perlu bersusah-sah. Dia meminta Eun pulang bersamanya. Eun gi tidak menjawab dan jatuh pingsan. Jae hee terkejut.


Ma roo pulang. Begitu sampai di depan rumahnya ada seseorang yang memanggilnya. Ma roo berbalik dan sebuah balok kayu menghantam kepalanya.

Episode 7 part 2

0 comments:

Post a Comment