06 October 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 7 part 2


Jae hee membawa pulang Eun gi yang tidak sadarkan diri.





Di dalam perjalanan dia teringat pembicaraannya dengan Presdir Seo. Saat itu Jae hee menyinggung tentang tukang pukul yang Sekertaris Jang kenal. Jae hee baru akan menghubungi Sekertaris jang ketika Presdir Seo berkata kalau tugas Jae hee adalah membawa Eun gi pulang. Urusan Ma roo akan mereka cari jalan keluarnya lain kali.



Ma roo dihajar oleh dua preman sampai berdarah-darah. Ternyata mereka adalah orang suruhan Jae hee.



Jae hee menelepon preman tersebut dan berbicara kepada Ma roo. dia menyuruh ma roo menerima dokumen yang preman tersebut berikan kepadanya. dokumen itu berisi surat gedung, rumah dan peternakan dan juga surat kontrak yang menyebutkan bahwa Ma roo tidak akanmendekati anaknya lagi (Eun gi, red). Ma roo harus menandatangani surat itu dan memberikannya kepada dua orang yang ada didekatnya.

Selain itu, Jae hee juga sudah berbaik hati menyiapak tiket pesawat untuknya dan adiknya agar mereka bisa meninggalkan Korea besok. “Jika kau kembali menolak, maka lain kali kau akan kehilangan orang yang paling kau sayangi,” ancam Jae hee. “Ini adalah permainan dimana kau jelas-jelas akan kalah. Jadi jangan keras kepala dan tanda tangani surat itu.”

Eun gi membuka matanya.


Jae gil menghubungi Ma roo. Tapi karena hp Ma roo tidak aktif, dia hanya meninggalkan pesan bahwa dia dan Choco sudah tibadi Pulau Ahn-myung. Choco tidak tahu apa-apa mengenai keadaan kakaknya. Dan dia berjanji akan menjaga Choco. Jae gil langsung menutup teleponnya begitu Choco menghampirinya.

Jae gil bertanya apa Choco menyukai tempat itu sambil tersenyum. Choco mendekat dan bertanya apa Jae gil sedang menderita sebuah penyakit yang parah. Senyum Jae gil menghilang. Dia bertanya mengapa CHoco berkata seperti itu. Choco menjawab bahwa biasanya orang yang akan meninggal langsung terlihat berbeda dari biasanya hahaha…
Choco heran mengapa tiba-tiba Jae gil datang ke rumahnya dan mengajaknya jalan-jalan. Jae gil beralasan bahwa dia ingin menghirup udara segar.

Jae gil menatap ke depan. Choco menatap Jae gil dengan wajah bernafsu. Tapi kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Choco langsung berdiri dan berkata kalau dia ingin pulang saja. Sontak Jae gil menahannya.



Jae gil meminta Choco agar tidak memikirkan kakaknya dan hanya memikirkan dirinya saja. Jae gil tersenyum manis. Choco bertanya apa Jae gil tidak takut kepadanya. Jae gil ingin tahu kenapa dia harus takut kepada Choco. Choc menjawa bahw Jae gil akan memukulunya kalau dia mengatakannya. Jae gil bersumpah kalau dia tidak akan memukul Choco.

“Karena aku bisa punya pikiran nakal dan langsung menerkammu,” ucap Choco. Jae gil tertawa mendengarnya. Dia tidak percaya Choco akan menerkamnya. Choco berkata kalau dia pernah menicum kening Jae gil saat dia menggendongnya sewaktu dia mabuk bersama Ma roo di bar.

Plaaakkk!!

Jae gil memukul kening Choco. Choco meringis kesakitan dan langsung berdiri. Dia ingin pulang. Jae gil kembali mencegahnya dan berkata kalau mereka itu bukan pria dan wanita, tapi kakak dan adik. Lagipula Choco bukanlah tipeny.

“Kalau begitu ayo pulang ke Seoul. Aku ingin bersama kakakku,” rengek Choco. Jae gil menghentakkan kakinya kesal. Dia memanggil Choco tapi Choco tidak menghiraukannya.



Pengacara Park datang menjenguk Eun gi. Jae hee yang baru saja dari kamar Eun gi menyapa Pengacara Park tapi Penagcara Park tidak membalas sapaannya. Dia hanya memberikan barang bawaannya kepada pelayan dan memintanya agar dia memberikan itu kepada Eun gin anti.

Jae hee berkata kalau keadaan Eun gi belum memungkinkan untuk dijenguk. Pengacara Park menjawab kalau dia datang karena dipanggil oleh Presdir Seo.


Presdir Seo ternyata sudah melihat rekaman cctv saat Jae hee berciuman dengan Penagcara AHn. Dia marah pada Pengacara Park yang sudah tahu tapi tidak memberitahukan hal itu kepadanya. dia bertanya apa Pengacara Park ada di pihak mereka. Pengacara Park berkata bahwa dia tidak menceritakannya karena mengkhawatirkan keadaan Presdir Seo. Direktur Seo (Eun gi, red) juga menyetujui tindakannya.

Presdir Seo terkejut saat mendengar bahwa ternyata Eun gi juga sudah tahu. Presdir Seo terlihat kesakitan. Pengacara Park khawatir tapi Presdir Seo menenangkannya.
Presdir Seo meminta Pengacara Park merahasiakan dari siapa pun, termasuk Eun gi bahwa dia sudah tahu mengenai rekaman tersebut. (Lagi-lagi- subtitlenya tidak lengkap untuk adegan ini). Namun di akhir kalimatnya, Presdir Seo berkata kalau dia ingin Jae heed an Pengacara Ahn berakhir di penjara selama 30 tahun. Dia memberikan tanggung jawab itu kepada Pengacara Park. Dengan begitu, dia bisa pergi dengan tenang. (Kasihan Pengacara Park mendapatkan beban yang sangat besar).


Pengacara Ahn tiba di depan rumah Presdir Seo. Dia menatap kamera cctv yang ada di depan pintu masuk.



Dia teringat laporan Sekertaris Jo saat dia masih di perusahaan. Sekerteris Jo melaporkan bahwa Presdir Seo sudah meminta rekaman cctv rumahnya dan ada rekaman yang menangkap gambar Pengacara Ahn dan jae hee berdua. Awalnya Pengacara Ahn tidak begitu khawatir karena dia memang sering mengantar Jae hee bepergian. Tapi kemudian dia teringar saat Jae hee menciumnya. Raut wajah Pengacara Ahn langsung berubah.
Sekertaris Jo juga melaporkan bahwa sepertinya Pengacara Park juga sudah melihat rekaman itu.

Pengacara Ahn memukul stir mobilnya.

Ibu yang memberikan foto kepada EUn gi datang dan membawa makanan ke rumah Ma roo. dia memanggil Ma roo, Choco, dan Jae gil tapi tidak ada yang menyahut padahal sepatu ma roo ada di dean kamarnya. Selain itu pagar rumahnya terbuka. Si ibu meninggalkan makanan itu di halaman rumah Ma roo. hari berganti pagi tapi makanan itu masih ada di tempatnya.



Eun gi melihat obat yang Ma roo belikan untuknya saat dia memutuskan Ma roo. saat itu Ma roo menasehati Eun gi agar segera ke RS begitu dia bangun karena keadaannya tidak begitu baik.



“Ada lagi yang ingin kau katakana?” tanya Eun gi.

“Selamat tinggal,” ucap Ma roo tanpa menatap Eun gi.



Choco berniat pulang ke Seoul. Dia menatap Jae gil yang tertidur di sofa. Dia mengagumi Jae gil yang tetap terlihat tampan walaupun tidur dengan mulut terbuka hahahah….

Jae gil menggaruk wajahnya. Choco berusaha menahan tangan Jae gil agar tidak melukai wajahnya. Tapi Jae gil terbangun dan langsung terduduk karena terkejut melihat Choco yang ada di hadapannya.

Jae gil ketakutan. Choco berusaha menjelaskan bahwa dia tidak melakukan apa-apa.
Choco berkata kalau dia akan pulang ke Seoul. Jae gil berlari mengejarnya dan mengangkatnya masuk kedala rumah. Choco bilang kalau dia mengkhawatirkan kakaknya. Apalagi sejak kemarin hp Ma roo tidak bisa dihubungi. Jae gil beralasan bahwa Ma roo sedang pergi berlibur bersama seorang wanita. Choco menjawab bahwa bagaimana pun kakaknya tidak akan mematikan hp nya karena dia pasti khawatir kalau-kalau dirinya pingsan.

Jae gil berkata bahwa kenapa Ma roo harus khawatir toh Choco pergi bersama dirinya. Lagipula, orang yang selalu menyelamatkan Choco saat dia pingsan adalah dirinya, bukan Ma roo.

Choco membenarkan perkataan Jae gil. Jae gil tersenyum bangga.

“Oppa kau sudah banyak melakukan hal keren untukkua. Kalau kau selalu memberikan kasih sayangmu padaku tapi memintaku untuk tidak mencintaiku, apa yang harus aku lakukan?” tanya Choco. Jae gil mengakui kalau itu adalah kesalahannya jadi lain kali dia tidak akan lagi menolong Choco walaupun dia akan mati (hah! Kojimal..)


Choco lalu berkata bahwa sebenarnya kemarin dia berbohong tentang mencium Jae gil. Jae gil dengan bangganya berkata bahwa dia sudah menduga itu. tapi kata Choco dia bohong tentang mencium Jae gil hanya sekali. Sebenarnya dia mencium Jae gil tiga kali hahahah Choco bahkan memperagakannya.

“Mmuach…mmuach…mmuach,” Choco memonongkan mulutnya LOL

Dan sekali lagi Plakk! Jae gil memukul kening Choco.



Jae hee datang membawakan Eun gi makanan. Dia melihat Eun gi sedang bersiap-siap keluar. Eun gi berkata kalau dia akan ke kantor.

Jae hee memberitahu Eun gi bahwa tanpa seizing Presdir, tidak seorang pun boleh membiarkan Eun gi meninggalkan rumah. Presdir bahkan menyewa penjaga untuk mengawasi rumah selama 24 jam. Dia menyuruh Eun gi untuk melihatnya sendiri karena Eun gi tidak mempercayai ucapannya.


Eun gi melihat keluar jendela dan di halamana ada seorang pria berjas hitam sedang berdiri.


Eun gi bertanya apa yang sudah Jae hee lakukan kepada Ma roo. Dia tahu kalau sebenarnya Jae hee sadar bahwa dirinya mendengar semua percakapan Jae hee malam itu. Jae hee membenarkan bahwa dia sudah menghajar, memukul, dan mengancam pria itu (Ma roo, red) karena Eun gi.

Jae hee berkata bahwa seharusnya dia tidak perlu melakukannya kalau saja Eun gi mau berhenti menemui Ma roo. Jadi sebelum semuanya memburuk, dia meminta Eun gi menyelesaikannya sendiri.

“Tapi sepertinya orang itu tidak mengalah pada orang suruhanmu. Dia bahkan tidak setuju dengan kesepakatan yang kau tawarkan. Aku benar-benar memilih pria yang tepat,” kata Eun gi.

Jae hee menyuruhnya istirahat.



Eun gi mengambil tasnya dan berniat untuk pergi ke kantor. Tapi saat membuka pintu kamarnya, pintu tidak bisa terbuka. Ternyata pintu itu sudah dipasang sebuah pengganjal agar tidak bisa dibuka. Eun gi mengayunkan tangannya untuk menggedor pintu kamarnya, tapi kemudian dia mengurungkan niatnya (sepertinya Eun gi mulai bisa menguasai emosinya).



Saat berjalan turun dari tangga, Jae hee menerima telepon dari Jae suk. Jae suk berkata kalau dia rindu adiknya dan ingin bertemu. Jae hee berkata kalau dia sama sekali punya niat untuk menemuinya. Jae hee akan menutup teleponnya saat Jae suk bertanya apa Jae hee sudah melepas rantainya dari Ma roo.

Jae suk memuji Jae hee karena punya hewan peliharaan yang sangat setia. Ma roo sampai berani mengancamnya jika dia berani mendekati Jae hee. Cinta benar-benar telah mengubah Ma roo, begitulah pendapat Jae hee. Jae hee terkejut mendengarnya (well, dia sudah memukul Ma roo dan membuatnya babak belur jadi wajar kalau dia merasa bersalah).

Jae suk mengingatkan Jae hee bahwa darah lebih kental dari pada air. Jadi seberapa besar pun Ma roo mencintai jae hee, rasa sayangnya sebagai kakak lebih besar lagi. jadi dia meminta Jae hee agar datang menemuinya. Dia belum selesai bicara tapi jae hee sudah menutup teleponnya. Itu membuat Jae suk marah dan melemparkan hp nya.


Jae hee membeku di tangga (Rasakan itu!)


Eun gi melihat bonekanya dan teringat kembali saat Ma roo terjatuh akibat mengambil bonekanya di jurang. Dia juga teringat saat Ma roo menciumnya di Jepang. Selain itu, dia teringat perkataan Ma roo bahwa dirinya telah masuk ke dalam perangkap Ma roo. Jadi kalau memang mau lari, Ma roo memberikannya kesempatan untuk lari saat itu juga.


Eun gi menyadari sesuatu. Dia meletakkan bonekanya dan berlari ke pintu kamarnya. Pintunya masih belum bisa dibuka. Eun gi melihat ke halaman dan tidak mendapati penjaga ada di sana. Itu karena saat itu sedang hujan. Eun gi melihat gorden kamarnya.


Jae hee memasak sesuatu dan meletakkanya ke dalam kotak makanan (jangan-jangan untuk Ma roo?)

Eun gi keluar dari kamarnya lewat jendela dengan bantuan gordennya. Dia berlari dalam hujan tanpa alas kaki. Sementara jae hee memakai make up. Dia akan pergi ke suatu tempat. (Saya yakin tempat tujuan keduanya sama, yaitu rumah Ma roo. Tapi siapakah yang akan tiba lebih dulu?)


Eun gi tiba di depan rumah Ma roo. Dia terlihat kelelahan dan pucat. Eun gi membunyikan bel, tidak ada jawaban. Dia memcoba membuka pintu pagar tapi terkunci. Dia menggedor-gedor pintu pagar Ma roo dan memanggil Ma roo. tap tetap tidak ada jawaban. Eun gi menunggu selama beberapa saat (sepertinya cukup lama).



Ma roo masih belum muncul. Eun gi memutuskan untuk pergi. Tepat saat itu Ma roo membuka pintunya. Wajahnya bengkak.

“Itu adalah ciuman pertamaku, saat kita di kastil Hirosake. Juga untuk pertama kalinya aku mendengar orang mengatakan padaku ‘Aku cinta padamu’. Pertama kalinya selama 29 tahun aku hidup. ‘Aku mencintaimu, Seo Eun gi-shi’. Untuk pertama kalinya aku mendengar kalimat yang bisa membuat jantungku berdetak. Dan itu karenamu. Karena pria yang bernama Kang Ma roo, bangun…bernafas…hidup…semuanya terasa menyenangkan untuk pertama kalinya,” ucap Eun gi sambil menangis.



Ma roo mendekatinya dan menghapus air matanya.

“Satu-satunya harapanku saat ini adalah…agar dapat melihatmu setiap hari, mengatakan ‘aku cinta padamu’ setiap hari, dan mengakui perasaan kita masing-masing setiap hari. Bahwa kita memimpikan hal yang sama, memiliki dan membesarkan anak, dan menua bersamamu…apakah itu bisa terjadi?” tanya Eun gi penuh harap. Dia masih menangis.



Ma roo memeluk Eun gi.



Dan saat itu Jae hee tiba dan melihat mereka berpelukan (Senang sekali rasanya…) Ma roo mempererat pelukannya.

Episode 8 part 1

3 comments:

  1. rasakan itu jae hee..
    jahat lagi, kena deh karma

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di episode 8 jae hee kembali melakukan sesuatu yang saaaaangat menjengkelkan. Tapi juga akhirnya terungkap alasan dibalik pembunuhan yang dia lakukan 6 tahun yang lalu.

      Pengen segera buat sinopnya tapi sekarang lagi sibuk nyiapin materi buat ngajar. Mudah2n kagak lama...

      Delete
  2. jadi ga sabar nunggu episode selanjutnya.....

    thanks ya udh buat sinopsisnya n di tunggu lanjutannya

    ReplyDelete