24 February 2014

[Sinopsis] Emergency Couple Episode 7 part 1


Episode sebelumnya

Jin hee berhasil menemukan Jin-ae disebuah bar saat dia sedang tampil bersama bandnya. Tanpa pikir panjang Jin hee menaiki panggung dan mencoba menyeret adiknya pulang. Tapi Jin-ae berontak dan dibantu oleh teman bandnya, dia berhasil melarikan diri. Jin hee berusaha melepaskan diri dari teman-teman Jin-ae. Namun, saat dia berhasil lolos dan berusaha mengejar Jin-ae, kakinya tersangkut sesuatu.

Episode 7



Jin hee terjatuh ke lantai bar. Tertelungkup. Orang-orang mulai mengerubunginya.


Jin hee membalikkan tubuhnya dan melihat beberapa kepala sedang menutupi langit-langit bar. Saat sadar mereka siapa, Jin hee berusaha menutup wajahnya, malu dan tidak ingin ketahuan. Ji hye bertanya apa Jin hee baik-baik saja.




Chang min mendekat, mencoba membangunkan Jin hee dari lantai. Tapi Chun soo selangkah lebih cepat darinya. Chang min menatapnya kaget dan heran.


Jin hee membalikkan badannya agar bisa menghadapi rekan-rekannya. Dia bertanya kenapa mereka semua berada di sana. Barulah kelimanya sadar (Chang min, Chun soo, Ji hye, Ah reum, dan Young gyu, red) bahwa mereka berada di bar yang sama.


Manage bar datang dan memarahi Jin hee karena sudah merusak konser yang sedang berlangsung. Jin hee hanya bisa menunduk meminta maaf tapi yang membantu menyelesaikan masalah adalah Chun soo. Dia mengajak bicara sang manager di tempat lain.


Kini Jin hee duduk bersama yang lain yang sedang menatapnya, menunggunya memberikan penjelasan atas tindakan nekatnya tadi. Jin hee mencoba mengarang cerita bahwa orang tadi (Jin-ae, red) adalah kenalannya dan dia sudha meminjam uangnya. Ah reum bertanya jumlah yang dia pinjam sampai Jin hee nekat menghentikan konser. Jin hee menjawab, “Tidak banyak.” Chang min menatapnya, tahu kalau dia berbohong.


Chun soo bertanya kepada Ah reum dan Young gyu kenapa mereka ada di bar. Young gyu menjawab bahwa mereka datang hanya untuk minum. Chang min kemudian melontarkan pertanyaan yang sama kepada Chun soo dan Ji hye. Tanpa pikir panjang Ji hye menjawab, “Kencan.” Chun soo langsung menoleh kaget kepadanya *heheh Ji hye bisa saja.


“Wah ternyata hubungan kalian sudah sampai sejauh itu?” tanya Young gyu. Ji hye hanya membalas dengan senyuman sementara Chun soo jadi salah tingkah hahah. Untuk menutupi kekikukannya, Chun soo langsung memarahi Young gyu agar tidak berpikir macam-macam :D Dia juga mengingatkan mereka atas jam kedatangan mereka besok pagi ke RS (jam 6 pagi, red). Keempatnya tidak membantah lagi.
Ji hye dan Chun soo lalu pamit. Sebelum pulang, Young gyu kembali mengerjai mereka. Dia meminta Chun soo sekalian membayar tagihan minuman mereka. Chun soo terlihat kesal tapi dia tidak menolak. Young gyu bersorak senang.


Jin hee juga pamit tapi Chang min menahannya. Jin hee berbisik kenapa tapi dia hanya memberi kode agar Jin hee tetap duduk di sana. Ah reum dan Young gyu heran dengan tingkah mereka. Untungnya Young gyu mencairkan suasanya dengan mengajak mereka minum.


Ji hye dan Chun soo tiba di RS. Sebelum turun, Ji hye memberikan Chun soo sebuah kantongan berisi makanan buatannya sendiri. Dia memberikannya karena yakin Chun soo bosan dengan makanan RS. Chun soo menyindir Ji hye yang punya banyak waktu luang untuk memasak makanan itu. Ji hye membalas bahwa dia membuatnya disela-sela kesibukannya. Dan karena itu, Chun soo harus menghabiskannya.

Ji hye kemudian bertanya apa dia harus mengundang Chun soo ke tempatnya setelah dia memasak makan malam? *hahah Ji hye jadi usil. Chun soo langsung membalasnya bahwa dia tidak segampang itu. Ji hye tertawa mendengar jawaban itu. Menurutnya Chun soo terlalu merumitkan segala sesuatu. Memangnya ada yang salah kalau dia mengundangnya makan malam?


“Kau bahkan tidak bertanya dimana rumahku,” ucap Ji hye.

“Aku yakin kau punya tempat tinggal yang bagus dengan pemadangan indah di dekat RS. Aku tahu kau,” balas Chun soo.

“Ding dong deng! Kau bisa tidur di sana kalau kau lelah. Kapan saja. Kau mau kuncinya?” ucap Ji hye. Dia kembali usil.

“Kau ini benar-benar. Sudahlah, aku masuk. Selamat jalan!” elak Chun soo sementara Ji hye masih terus tersenyum lebar.


“’Terima kasih. Aku menghargainya’. Apa susahnya mengatakan itu,” ucap Ji hye setelah Chun soo pergi
Let’s get back to the bar.


Chang min, Jin hee, Ah reum, dan Young gyu minum bersama. Young gyu berkata seharusnya Chang min tidak catang ke bar itu setelah menyuruhnya menggantika dirinya. Chang min beralasan bahwa dia datang karena yakin Young gyu masih ada bersama Ah reum.


Ah reum juga mengungkapkan kekecewaannya karena Chang min malah mengirim penggantinya saat dia mengajaknya keluar. Tapi Ah reum mencoba tidak terlihat marah dengan berkata bahwa sepertinya Chang min ingin balas dendam kepadanya. Jin hee meliriknya tidak mengerti. Young gyu juga merasa ada banyak hal yang tidak dia ketahui antara Chang min dan Ah reum.

Young gyu kemudian memuji Ah reum yang terlihat berbeda saat berada di luar RS. Ah reum juga balik memujinya. Tapi yang lebihmembuatnya kagum adalah Chang min. Menurutnya Chang min selalu terlihat berbeda. Jin hee hanya bisa mencibir.


Chang min melirik tangan Jin hee saat Jin hee mengangkat gelasnya. Dia terkejut melihat luka gores di tangan Jin hee. Dia segera mengeluarkan sapu tangannya dan membalut luka tersebut. Ah reum dan Young gyu keheranan melihat sikap Chang min. Jin hee yang melihat tatapan mereka meminta Chang min untuk berhenti dan berkata bahwa lukanya. Tapi Chang min tidak mendengarkannya. Dia tetap membalut tangan Jin hee. Dia bahkan mencoba menggerakkan pergelangan tangan Jin hee dan bertanya apa dia kesakitan. Ah reum dan Young gyu langsung berpandangan.


Chang min yang masih tidak menyadari reaksi kedua orang di depannya bertanya apa Jin hee tidak kesakitan karena lukanya itu. Jin hee tidak menjawab dan memilih pamit ke kamar mandi untuk menghindari kecurigaan Ah reum dan Young gyu.


Saat pergi meninggalkan rekannya, Jin hee sebenarnya menemui manager bar. Dia meminta tolong agar si manager mau memberikan nomor adiknya. Si manager yang masih marah kepada Jin hee berkata bahwa kalau memang Jin hee adalah kakaknya, harusnya dia menghubungi polisi. Lagipula dia tidak punya kewajiban untuk memberikan nomor Jin-ae kepadanya.

Jin hee kembali bertanya apa band tersebut masih akan tampil besok. Si manager dengan sewot menjawab bahwa setelah kakaknya membuat keributan seperti tadi, apa Jin hee pikir Jin-ae masih akan datang? Jin hee meminta maaf.


Jin hee berjalan kembali ke meja tapi di jalan dia bertemu Chang min. Dia menanyakn keadaan dengan wajah khawatir. Jin hee meyakinkan Chang min bahwa dia baik-baik saja. Dia juga memberitahu Chang min bahwa dia mau pulang.


Chang min langsung menanyakan tentang surat pengunduran diri yang Jin hee serahkan. Jin hee kemudian sadar bahwa sepertinya alasan tadi Chang min menahannya pulang adalah hal ini. Chang min membenarkan. Dia ingin tahu kenapa Jin hee melakukannya. Jin hee menyindir bahwa bukannya Chang min lah yang paling ingin dirinya berhenti? Chang min menjawab bahwa itu bukan kesalah mereka. Jin hee kembali menyindir Chang min bahwa kesalah itu hanya kesalahannya. Dia tidak bisa lolos dari itu karena dia tidak punya keluarga yang hebat.

Jin hee kemudian melepaskan sapu tangan Chang min yang membalut lukanya dan menyerahkannya kembali ke Chang min. Dia juga meminta maaf karena sudah mengacaukan kencannya. Jadi sekarang dia mempersilahkan Chang min mendekati Ah reum dengan baik-baik.

“Kencan? Kencan apa?” tanya Chang min tapi Jin hee sudah terlanjur pergi.


Di meja Young gyu memberitahu Ah reum pendapatnya. Dia yakin kalau Jin hee dan Chang min benar-benar saling bertemu di luar RS. Tapi menurutnya itu bukan hal penting. Dan pada saat itu Chang min dan Jin hee muncul.

Jin hee memberitahu Ah reum dan Young gyu bahwa dia mau pamit. Ah reum pun tiba-tiba berkata kalau dia juga ingin pulang. Jadi dia dan Jin hee bisa menunggu taxi bersama. Wajahnya terihat tidak senang. Young gyu merasa kecewa sementara Chang min tidak bisa melepaskan matanya dari Jin hee.

Setelah keduanya pergi, Young gyu mengajak Chang min agar minum dengannya.


Di pinggir jalan dimana Ji hee sedang menunggu taxi.


Ah reum berdiri di sampingnya, namun dalam jarak yang cukup lebar. Dia membuka pembicaraan. Dia berkata bahwa Chang min dan Jin hee terlihat sangat dekat di dalam tadi. Mereka seperti sudah kenal lama. Ataukah Jin hee yang lebih dulu mendekatinya? Jangan-jangan mereka memang saling bertemu di luar RS?

Jin hee tidak menjawab dan hanya berkata bahwa bahwa dia merasa diinterogasi akan sesuatu yang dia sendiri tidak tahu alasannya. Dia kemudian bertanya apa Ah reum tertarik kepada Chang min? Ah reum langsung menjawab ‘ya’. Jin hee melongo.
Untuk sesaat Jin hee berpikir dan kembali berkata bahwa dia tidak punya alasan untuk bertemu dengan Chang min di luar. Jadi Ah reum tidak perlu khawatir.


Ah reum kembali bertanya. Kali ini tentang cara bicara Chang min. Selama ini Chang min selalu menggunakan bahasa formal (yg pakai akhiran –yo, red), bahkan kepadanya yang sudah sering meminta Chang min untuk tidak menggunakannya. Tapi kenapa dengan Jin hee dia bisa menggunakan bahasa biasa (bahasa yang menunjukkan keakraban atau sudah kenal dekat, red)?

“Kau sudah mengenalnya dengan baik?” tanya balik Jin hee.

“Tidak. Tapi mulai sekarang dia menjadi seseorang yang ingin kukenal,” jawab Ah reum. Ah reum melanjutkan bahwa dia baru tahu kalau Chang min bisa bersikap tidak sopan. Jin hee langsung membalas bahwa sudah sedari dulu sifatnya seperti itu.
Ah reum terkejut mendengarnya. Tadi Jin hee bilang kalau mereka tidak dekat. Tapi ucapannya seolah-olah Jin hee tahu banyak tentang Chang min. Jin hee tidak menjawab.


Sebuah taxi datang. Jin hee menghentikannya tapi si taxi malah berhenti di depan Ah reum. Dengan santai Ah reum menaikinya dan tidak menoleh kepada Jin hee. Jin hee jadi marah dibuatnya.

Di dalam bar...


Pipi Chang min sudah memerah karena minum terlalu banyak. Dia pun sudah mabuk. Young gyu memintanya berhenti minum karena mereka harus masuk jam 6 pagi besok. Tapi Chang min tidak peduli. Young gyu bertanya apa Chang min seperti ini karena operasi itu? Selama ini dia dan yang lain mengira kalau Chang min lah yang melakukannya. Chang min menjawab bahwa memang Jin hee yang melakukannya. Young gyu menenangkan Chang min. Toh mereka masih intern. Chang min mengangguk.

“Oh Jin hee melakukannya, tapi aku tidak bisa. Pecundang seperti apa aku ini...” ucap Chang min sambil mengingat kembali saat dirinya tidak sanggup melakukan traketomi tempo hari. Chang min menghela nafas. “Saat ibuku seperti itu, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak tahu apapun sebagai seorang dokter! Oh Jin hee yang melakukan semuanya. Kau tahu itu?”

Chang min mencoba berdiri tapi dia tidak sanggup dan hampir jatuh. Young gyu kali ini mengajak Chang min pulang. Dia sudah mabuk berat. Tapi saat dia berdiri untuk membantu Chang min, Chang min memarahi Young gyu agar berhenti memanggilnya ‘Tangan Tuhan’ atau apaupun itu. Setelahnya, dia tertidur.


Young gyu memapahnya sampai ke pinggir jalan untuk menunggu taxi. Sambil berjalan dia memberitahu Chang min bahwa baginya Chang min masihlah yang terhebat. Chang min menggerakkan tangannya mendengar ucapan Young gyu.


Chang min akhirnya mendapatkan taksi. Sebelum pergi, Young gyu meminta Chang min memperjelas hubungannya dengan Ah reum agar dia punya kesempatan. Chang min hanya mengangguk tapi tidak mendengar dengan baik saat Youn gyu mengatakan tujuannya karena dia menyuruh supir taksi segera berangkat. Young gyu menyerah dan membiarkan Chang min pergi.


Di kamarnya Jin hee sedang tidur ketika hp-nya berbunyi. Jin hee menjawabnya tanpa membuka matanya. Si penelepon mengucapkan terima kasih karena Jin hee telah menyelamatkan ibunya. Jin hee langsung membuka matanya dan mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Yup. Dia adalah Chang min.


“Tapi kau tidak mendapatkan ucapan ‘terima kasih’. Itulah ibuku. Dia tidak pandai mengatakan hal seperti itu. Aku minta maaf,” ucap Chang min lalu menutup teleponnya.

“Halo? Oh Chang min?” panggil Jin hee tapi tidak ada jawaban. “Berania dia meneleponku setelah minum. Dia mulai bertingkah menyedihkan sekarang.” Jin hee kembali berbaring dan mencoba tidur kembali. Tapi matanya tidak bisa terpejam.

Pagi di RS.


Young gyu sedang berdiri didepan sebuah stang bantuan bagi pengidap kanker. Kalau dia menyumbang 10.000 won, dia akan mendapatkan sepot bunga yang cantik. Tapi Young gyu hanya berdiri memandangnya. Chang min menghampirinya dan menasehati Young gyu bahwa hal seperti ini tidak perlu dipikirkan, tapi langsung dilakukan. Dengan mudah Chang min mengeluarkan uang 50.000 wonnya dan memamsukkan ke kotak sumbangan lalu melenggang pergi. Young gyu memanggilnya karena dia tidak mengambil bunganya. Tapi Chang min tetap ngeloyor pergi.


Young gyu kemudian membuka dompetnya dan dengan berat hati mengeluarkan uang 50.000 wonya.


Young gyu dan Ah reum sedang membaca di ruang yang sama. tapi Young gyu tidak benar-benar membaca karena dia hanya mencuri pandang ke Ah reum. Ah reum kemudian menyadari bahwa mereka hampir terlambat. Dia bertanya apa Young gyu tidak ikut. Young gyu mempersilahkan Ah reum pergi lebih dulu.


Setelah Ah reum tidak ada, Young gyu segera meletakkan bunga yang tadi dia dapat setelah menyumbang di meja Ah reum. Dia juga meletakkan pita kuning ke bunga tadi. Dia tersenyum memandangnya.


Tapi itu tidak lama karena tiba-tiba terdengar suara orang lain. Mereka adalah Sang hyuk dan Young-ae yang sedang berdebat tentang sesuatu. Young gyu segera berpura-pura melakukan hal lain ketika keduanya masuk (Yang ini saya skip ya chingu. Tidak begitu berpengaruh pada jalan cerita utama heheh)


Jin hee tiba di UGD dan bertemu dengan Chang min. Dia agak terkejut. Hal itu membuat Chang min heran. Tapi Jin hee berkata tidak ada apa-apa.

Tiba-tiba Chang min mengeluhkan perutnya yang sakit. Jin hee langsung bertanya apa Chang min sudah makan. “Hanya sedikit,” jawab Chang min.


Chang min kemudian teringat bahwa tadi pagi dia melihat nomor Jin hee di daftar panggilannya. Dia penasaran apa mungkin semalam dia menelepon Jin hee? Jin hee langsung meliriknya karena ternyata Chang min tidak ingat sama sekali.

Chang min kembali bertanya apa yang semalam dia katakan di telepon. Jin hee yang mulai kesal langsung menjawab dengan sewot, “Kau bilang kau mencintaiku sampai mati. Dan kau ingin kembali kepadaku. Tapi aku bilang ‘apa kau gil?’ dan menutup teleponnya. Kenapa?” Jin hee dan langsung pergi setelah mengucapkannya.



dr. Shim memberikan daftar yang dr. Gook minta lalu bertanya apa yang dr. Gook akan lakukan dengan daftar itu. Dr. Gook menjawab bahwa dia tidak bisa membiarkan dana UGD dipotong terus setiap tahun. Jika dia tidak bisa mendapatkan bantuan dari dalam negeri, dia akan mencoba mendapatknya dari organisasi di luar negeri.


Direktur datang dan memberitahu dr. Gook bahwa para petinggi ingin mereka segera memproses surat pemberhentian Oh Jin hee. dr. Gook berpikir sejenak dan langsung memerintahkan dr. Jang agar segera mempersiapkan semua dokumen konferensi tentang pasien kanker kerongkongan yang sudah meninggal. Dia harus pergi menemui direktur RS.


Direktur mencegahnya. Dr. Gook tidak akan berhasil karena dia tidak punya kekuasaan. Biar dia saja yang melakukannya. Tapi dr. Gook menolak. Direktur memiliki anak yang masih harus dia biayai. Karena itu, dia meminta agar Direktur diam saja sampai anak-anaknya lulus.

Di tempat lain...


Chang min sedang memeriksa seorang kakek ditemani suster Heo (sekarang saya tahu namanya, heo Young ji, red). Sambil menunggu hasil tes gula si kakek, suster Heo bertanya kepada Chang min tentang surat pemberhentian yang sudah diterbitkan. Apa benar itu untuk dr. Oh Jin hee? Kalau benar, itu berarti dr. Oh tidak akan datang lagi ke RS. Chang min bertanya siapa yang mengatakan itu? Tapi suster Heo hanya memberitahu bahwa dr. Gook mau menemui Direktur RS karena hal tersebut.

Hasil tesnya sudah keluar. Selain itu, suster Heo juga memberitahu Chang min bahwa si kakek punya masalah pendengaran.


Chang min kemudian menanyakan bagian mana si kakek merasakan sakit dengan suara yang ditinggikan. Eh si kakek malah menjawab bahwa dia sudah makan. Suster Heo memalingkan wajahnya untuk tersenyum. Chang min menanyakan walinya. Suster Heo yang masih tersenyum geli menjawab bahwa si kakek datang seorang diri. Dia pun pamit setelah memberikan ‘selamat’ kepadanya.


Chang min kembali berbicara kepada si kakek. Dia memberitahukan bahwa kakek menderita diabetes. Tapi si kakek malah kesal karena sedari tadi hanya ditanyai sudah makan atau belum. Chang min garuk-garuk kepala.

Jin hee yang kebetulan lewat dan melihat kesulitan Chang min ikut bergabung bersamanya.



Jin hee mengeluarkan stetoskopnya dan meletakkan bagian eartips-nya di telinga kakek. Chang min bertanya apa yang Jin hee lakukan. Dia tidak menjawab dan malah mengangkat diaphragm stetoskopnya lalu menggunakannya sebagai pengeras suara. Si kakek terlonjak kaget mendengar suara Jin hee di telinganya. Katanya suara Jin hee bisa memecahkan gendang telinganya.

Jin hee tersenyum dan bertanya bagian mana tubuhnya yang terasa sakit. Si kakek merasa lega karena akhirnya ada yang menanyakan itu kepadanya. Mengingat sedari tadi Chang min hanya bertanya apa dia sudah makan atau belum. Chang min tersenyum kecil mendengarnya.


Tiba-tiba si kakek berdiri di atas ranjang dan membuka celana panjangnya. Jin hee refleks menutup matanya. Tapi si kakek hanya ingin memperlihatkan luka di pahanya. Chang min ingin menyentuhnya tapi si kakek melarangnya karena luka itu terasa sakit.


Jin hee melihat laporan kesehatan kakek dan ternyata dia juga terkena demam. Karena itu dia mendiagnosa kakek terkena selulitis (infeksi umum pada kulit dan jaringan lunak di bawah kulit yang menyebabkan kulit bengkak, kemerahan, nyeri, dan hangat, red) akibat dari diabetesnya. Chang min tersenyum geli karena Jin hee dengan mudahnya mengambil kesimpulan padahal tidak semua infeksi akibat diabetes adalah selulitis.


Jin hee berpikir sejenak. Dia kemudian mengambil stetoskop yang dipegang Chang min. Chang min melarangnya dan menyuruh Jin hee mengurus pasiennya sendiri. Tapi Jin hee berkeras. Dia merebut stetoskop itu dan bertanya kepada kakek sejak kapan luka itu muncul. Kakek menjawab bahwa sudah beberapa bulan.

Si kakek juga bertanya apa lukanya parah. Jin hee tersenyum dan menenangkannya. Mereka hanya perlu melakukan beberapa tes terlebih dahulu sebelum menentukan kakek terkena infeksi itu. Dia juga berpesan agar si kakek jangan minum terlalu banyak. Si kakek mengangguk.


Si kakek kemudian memuji Jin hee. Katanya Jin hee cantik dan baik hati. Dia ingin mengenalkan Jin hee kepada anaknya. Jin hee tetap tersenyum dan berkata bahwa setelah kakek sembuh, dia akan melakukannya. Jin hee kemudian melepaskan stetoskop dari telinga kakek dan menoleh kepada Chang min. Dia memberitahu Chang min apa yang perlu dilakukan lalu pergi.


Chang min menghela nafas, “Aku terdiam. Sepertinya dia melakuka dengan baik. Tapi surat pemberhentian itu...”


Ibu Chang min sedang makan. Ketika dia mendengar seseorang di pintu, dia pura-pura berbaring karena mengira suaminya lah yang datang.Ternyata orang itu adalah Chang min.

Dia mendekati ibunya dan bertanya apa dia menyukai makanannya. Ibunya komplain sedikit. Katanya makanan di sana berbeda dari RS kakaknya. Tapi Chang min langsung memperlihatkan piring makannya yang sudah kosong. Ibunya hanya tersenyum.


Ibunya kemudian menyuruh Chang min duduk karena dia ingin menginterogasinya tentang kencannya semalam bersama Ah reum. Chang min memberitahukan bahwa mereka tidak kencan sama sekali. Mereka hanya minum bersama rekan intern mereka. Ibunya langsung memarahi Chang min. Kalau seperti itu, Chang min bisa dicampakkan oleh Ah reum. Apa Chang min belum sadar kalau Ah reum itu adalah harta yang berharga? Chang min menjawab bahwa saat ini dia tidak punya perasaan apa-apa terhadap Ah reum.

Ibunya lalu mengganti topik. Dia bertanya apa benar Jin hee akan dikeluarkan? Chang min bertanya dari mana ibunya tahu hal itu. Ibunya menjawab dengan enteng bahwa Direktur RS yang memberitahukan kepadanya. Dia kemudian berkata bahwa hal itu memang seharusnya terjadi. Jin hee hanya beruntung sehingga bisa menjadi seorag intern.

Chang min mengingatkan ibunya bahwa Jin hee lah yang sudah menyelematkannya. Dia juga meminta ibunya untuk berhenti memikirkan Jin hee.


Tapi ibunya bukan orang seperti itu. Dia tidak bisa menghilangkan Jin hee dari kepalanya. Tapi berita pemberhentian itu membuatnya lega. Dia bersyukur karena Jin hee akhirnya akan dipecat dan akan segera menghilang dari pandangan Chang min.
Chang min tidak tahan lagi. Dia pergi meninggalkan ibunya karena dia tidak berhenti mengoceh tentang Jin hee. Ibunya terkejut dengan sikap Chang min yang benar-benar langsung pergi meninggalkannya.


Ah reum sedang memeriksa seorang pasien yang sesak nafas. Dia bertanya sejak kapan dia mengalaminya dan apa dia semakin sesak di malam hari. Si pasien mencoba menjawab dengan nafas tersengal. Tapi kemudian dia pingsan. Ah reum panik. Dia memanggil-manggil si pasien. Chang min, Jin hee, suster Heo, dan suster Sheom langsung datang membantu.

Ah reum meminta suster Sheom agar segera menghubungi dr. Shim.


Tidak lama dr. Shim, dr. Jang, dan dr. Kim datang. Ah reum menjelaskan bahwa pasien menderita sesak nafas dan terkena serangan jantung mendadak. Tapi tekanan darahnya tiba-tiba menurun. Dr. Shim segera memerintahkan Chang min agar melakukan pemijatan jantung.


dr. Shim juga memerintahkan suster Sheom untuk mempersiapkan ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation atau Oksigenasi Membran Ekstrakorporeal adalah teknik bantuan hidup sementara untuk membuat pasien hidup ketika jantung dan atau paru-paru berhenti berfungsi, red). Mendengar kata ECMO Jin hee bertanya bahwa bukankah seharus mereka melakukan intubasi terlebih dahulu? dr. Shim menggeleng. Itu tidak bisa dilakukan karena pasien menderita tumor bronkial (sejenis kanker paru, red).

dr. Shim pun meminta pasien dibawa ke dalam kamar tindakan.


Di dalam kamar, Chang min masih terus melakukan pemijatan jantung sementara Jin hee membantu dr. Shim melakukan ECMO. Sambil memperhatikan, Jin hee menanyakan beberapa hal. Dari pertanyaannya dr. Shim merasa kalau Jin hee tahu sesuatu. Dia pun menyuruh Jin hee untuk membantunya memasang alat. Ah reum langsung meliriknya.




Walau awal Jin hee sedikti ragu, tapi tangannya kemudian bergerak dengan terampil dan berhasil membantu dr. Shim. Dr. Shim bahkan sampai memujinya. Jin hee tersenyum sementara Ah reum menatapnya cemburu. Chang min pun yang belum berhenti memijat jantung pasien juga memperhatikan Jin hee.


Chang min memasuki ruang intern dan langsung duduk karena lelah setelah melakukan pemijatan jantung tadi. Ah reum langsung menghampirinya dan menyodorkan minuman kaleng kepadanya.

Mereka pun bercakap-cakap

Ah reum bercerita bagaimana tadi dia sangat terkejut saat pasien yang dia periksa tiba-tiba pingsan. Saat itu pikirannya langsung kosong. Dia juga mengungkapkan kecemburuannya kepada Jin hee karena tadi dr. Shim hanya meminta Jin hee untuk membantunya. Chang min hanya tersenyum.


Chang min kemudian bertanya kenapa Ah reum ingin menjadi dokter padahal ada banyak jalan lain yang bisa dia pilih. Ah reum pun bercerita bahwa dia sering sakit parah dan itu membuat keluarganya memiliki waktu yang sulit. Karena itu, dia bertekad untuk menjadi seorang dokter.

Chang min bergumam bahwa Ah reum memang berbeda dari seseorang (yang dia maksud pastilah Jin hee, red). Ah reum tidak mendengar dengan jelas apa yang Chang min ucapkan. Tapi Chang min menggeleng.

Tiba-tiba Ah reum menanyakan hubungan antara Chang min dan Jin hee. Chang min yang sedang minum langsung tersedak mendengar pertanyaan itu.


“Jika tidak ada yang terjadi, maukah kau keluar denganku?” tanya Ah reum. Chang min langsung terbatuk.

“Ke...keluar denganmu?” tanya Chang min. Ah reum mengangguk sambil tersenyum.