Apa jadinya kalau kalian memiliki kekasih yang wajahnya berubah setiap hari? Yang setiap bangun tidur maka dia akan berubah menjadi orang lain? Pria, wanita, muda, tua, Ahjussi, Ahjumma? Itulah yang dirasakan Yi soo. Seorang pegawai di sebuah toko furniture.
Adalah Kim Woo jin, pria yang sejak SMA terkena ‘penyakit’ aneh ini. Di hari uang tahunnya yang ke 18, saat pertama kali melihat wajah orang lain di cermin ketika dia akan berangkat sekolah, kehidupannya berubah. Dia menjadi anti-sosial karena penyakit anehnya itu. Dia tak pernah lagi berhubugan dengan orang lain dan tidak menampakkan dirinya dalam kegiatan social apapun.
Ibunya bahkan mulai tidak mengenalinya. Karena itu dia meninggalkannya.
Hanya ada satu orang yang tahu – selain ibunya – tentang penyakitnya ini. Seorang sahabat baiknya, Sang baek.
Sang baek juga awalnya terkejut dan tidak percaya. Dia malah mengira Woo jin adalah ibunya karena saat itu Woo jin berwajah seorang Ahjumma. Dia berkata bahwa Ibu Woo jin jadi lebih gemuk. Mungkin karena lama tidak bertemu. Tapi ketika Ibu Woo jin dating, barulah dia sadar kalau dia salah orang. Woo jin pun meyakinkan dirinya tentang penyakit yang dia miliki.
Sejak saat itu, kehidupan Woo jin jadi lebih cerah karena dia sudah bisa mulai tertawa.
Woo jin juga punya kebiasaan melaporkan apa yang terjadi hari itu di laptopnya. Sebelum wajahnya berubah lagi esok hari.
Kemudian suatu hari Woo jin mendapat ide untuk membuat kursi yang sesuai dengan ukuran tubuh pembelinya. Karena semua orang memiliki gaya duduk yang berbeda. Maka mereka berdua pun menciptakan sebuah merk, ALX. Woo jin yang merancang dan Sang baek yang menjual. Sebuah profesi aman untuk orang yang berganti rupa setiap hari karena hanya bekerja di balik layar.
Suatu hari Woo jin pergi ke sebuah toko furniture, Mamastudio, untuk melakukan observasi. Di sana dia melihat seorang pegawai wanita yang menjelaskan secara detail tentang sebuah produk kepada seorang pelanggan. Dialah Yi soo. Well, love at the first sight.
Woo jin pun mendekatinya untuk bertanya.
Woo jin berkata bahwa gaya duduknya agak aneh. Dia menggambarkan dengan detail kepada Yi soo kursi seperti apa yang dia inginkan. Yi soo pun secara diam-diam menyarankan agar memesan kursi seperti yang dia inginkan di ALX furniture. Mungkin agak lama, tapi hasilnya memuaskan.
Woo jin bertanya, “Bolehkah kau menyarankan seperti itu?”
Yi soo menjawab, “Tentu saja tidak boleh.” Lalu tersenyum.
Sejak saat itulah, Woo jin sering mendatangi took tempat kerja Yi soo. Sayangnya, bagi Yi soo dia hanya pelanggan baru yang baru pertama dia temui.
Lama dia berpikir untuk mengungkapkan perasaannya. Tapi dia sadar kalau wajah saat dia menyampaikan perasaannya itu sangat penting. Karena itu dia menunggu sampai hari dimana dia bangun dengan wajah yang tampan.
Park Seo jun.
Dengan kebuatan tekad, dia mendatangi Mamastudio untuk membeli sesuatu. Yi soo membantunya. Dan saat Yi soo pamit karena tugasnya sudah selesai, Woo jin berusaha menahannya. Dia bertekad mengajak Yi soo makan malam karena dia hanya punya hari itu. Besok, jika bangun pagi, maka dia akan menjadi orang lain lagi. Dan entah kapan dia baru akan mendapatkan wajah yang lumayan lagi untuk menemui Yi soo.
Awalnya Yi soo menolak, tapi Woo jin memohon. Dan akhirnya Yi soo mau menemaninya membeli makan malam.
Setelah itu, Yi soo pamit pulang tapi Woo jin kembali menahannya. Melihat ekspresi Yi soo yang penuh keraguan, Woo jin pun menyebutkan nomor KTP dan alamat rumahnya. Yi soo boleh mengeceknya kalau dia tidak percaya.
Woo jin mengajaknya ke gudang tempat dia membuat perabot. Yi soo kagum. Dia melihat kursi buatan Woo jin. Di sana mereka pun makan malam bersama.
Setelah itu, dia mengantar Yi soo pulang.
Yi soo terlihat senang. Begitupun Woo jin. Dia mengajak Yi soo untuk bertemu lagi esok. Yi soo setuju. Maka jadilah malam itu Woo jin begadang.
Dia memasang banyak alarm agar dia tidak terlelap. Terus bekerja dan minum sesuatu untuk mengusir kantuknya.
Berhasilkah?
[bersambung ke part 2]