09 February 2013

[Sinopsis] The 3rd (Third) Hospital Episode 12


Seung hyun dan dr. Min sedang jalan bersama tapi Seung hyun terlihat tidak bersemangat. Menurut dr. Min, Seung hyun seperti itu karena telah dicampakkan oleh seorang wanita misterius.





Tidak lama mereka melihat dr. Lee dan dr. Jang lewat di depan mereka. Mereka terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Dr. Min berkata bahwa seandainya dia berhasil menemukan obat anti-kanker, maka orang pertama yang akan dia sembuhkan adalah anak dr. Lee.





Di ruang pertemuan, Doo hyun menyampaikan presentasi mengenai perkembangan penelitiannya (BBB, red) terhadap tikus yang terlihat berhasil karena tikus tersebut semakin hari semakin membaik. Semua orang bertepuk tangan ketika dia selesai dengan presentasinya.





Dr. Yang kemudian bertanya kepada dokter Eastern mengenai perkembangan obat herbal anti-kanker mereka. Dr. Lee terlihat agak antusias ingin mengetahui hasilnya tapi Seung hyun terlihat enggan menjawab pertanyaan tersebut karena hasilnya tidak bagus.





Dan begitulah, ketika Seung hyun menyampaikan laporannya, para dokter Western tersenyum merendahkan.


Dr. Kim Hayoon berkata bahwa ini sudah mereka perkirakan karena yang namanya obat anti-kanker tidak akan mudah ditemukan.



Seung hyun kembali ke ruangannya. Dia menatap selca Eui jin yang tertempel di dindingnya.



Dia lalu menghubungi Tabib Choi, ayah Eui jin, untuk menanyakan kabar Eui jin. Tabib Choi memberitahu bahwa Eui jin sudah tiba dengan selamat. Tabib Choi kemudian bertanya apa benar Eui jin dikeluarkan dari orchestra. Dia khawatir karena sejak datang Eui jin susah tidur dan jarang makan.



Di kamarnya Eui jin berkali-kali berusaha untuk memainkan biolanya tapi dia tetap tidak bisa dikarenakan tangannya yang tidak mampu menekan dawai biola. Karena kesal, dia pun melemparkan biolanya ke atas tempat tidur dan keluar mengambil sepedanya.


Tabib Choi yang melihat tingkah aneh Eui jin berkata bahwa Seung hyun kalau anak nya itu akan membaik seiring waktu. Seung hyun hanya bisa meng-iya-kan.


Ternyata Eui jin pergi ke RS di kota untuk memeriksa ulang dirinya. Dia berharap kalau RS Seohan salah mendiagnosa penyakitnya. Tapi dokter di RS tersebut memiliki analisa yang sama dengan sokter di RS Seohan. Eui jin pun pergi sambil menahan tangisnya.


Eui jin menumpahkan air matanya saat dia bersepeda pulang ke rumahnya. Sambil mengayun sepedanya dia berteriak, “Mereka itu bodoh. Iya benar. Aku akan mati. Kalian tidak perlu mengatakannya. Aku tahu itu hal itu..”



Dari depan ada traktor yang menuju ke arahnya. Entah apa yang ada di pikiran Eui jin, dia malah mempercepat kayuhan sepedanya. Dia mencoba menabrakkan dirinya ke traktor tersebut. Si pengemudi terkejut dan berusaha menghindar. Tapi toh Eui jin yang lah yang lebih dulu menghindar karena dia sendiri masih tidak cukup berani untuk bunuh diri. Sepedanya oleng dan dia jatuh ke atas tumpukan jerami.



Eui jin tiba di rumahnya ketika hari sudah gelap. Dia pulang dengan pakaian kotor. Tabib Choi sudah sedari tadi menunggunya. Dia ingin memrahi Eui jin tapi tidak jadi melihat ekspresi Eui jin dan pakaiannya.

Tabib Choi lalu mengobati kaki Eui jin yang terluka. Dia bertanya apa yang sebenarnya terjadi.


“Aku…sakit,” ucap Eui jin. Ayahnya awalnya menganggap keluah Eui jin itu berhubungan dengan luka di kakinya. Tapi ketika melihat ekspresi Eui jin, Tabib Choi kemudian bertanya Eui jin sakit apa. Eui jin dia, tidak berani menatap ayahnya.

Tabib Choi lalu meraih tangan Eui jin untuk memeriksa nadinya tapi Eui jin menarik tangannya.

“Hatiku...Yang sakit itu hatiku,” ucap Eui jin.

“Apa karena kau dikeluarkan dari orchestra? Yah, jangan khawatir. Kau masih bisa audisi di tempat lain. Bahkan kalau
pun kau tidak diterima di orchestra mana pun, ayah tidak akan marah atau kecewa. Ayah membiarkanmu bermain biola, karena ayah berpikir kau menyukainya dan merasa bahagia saat memainkannya,” hibur Tabib Choi.



“Ayah seharusnya tidak membesarkanku. Seharusnya kau biarkan saja aku besar dip anti asuhan,” uca Eui jin, mulai terisak.

“Kau ini. Jangan ucapkan itu lagi,” tegus Tabib Choi.



“Karena aku merasa bersalah. Aku sangat bersalah pada ayah,” Eui jin pun akhirnya menangis lalu memeluk ayahnya.



Esok harinya Tabib Choi menghubungi Seung hyun untuk bertanya apa tidak masalah lain selain karena dikeluarkan dari orchestra yang membuat Eui jin sangat sedih. Dia khawatir karena dia merasa Eui jin bersikap aneh. Seung hyun menjawab bahwa dia juga tidak tahu. Tapi dia berjanji akan berbicara langsung kepada Eui jin.



Setelah menutup telepon, Seung hyun mengeluarkan foto Jeong Eui jin dari dompetnya dan bertanya pada dirinya sendiri apa yang sebenarnya terjadi pada Lee Eui jin.



Hye in sedang menghibur para suster yang sedang bertugas dengan menirukan gawa Doo hyun. Mereka semua tertawa.


Tapi kemudian para suster segera berdiri dari tempatnya karena melihat Doo hyun yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.



Hye in yang tidak melihat kedatangan Doo hyun heran dengan tingkah para suster. Dia pun membalikkan badannya dan, “Eomma,” ucap Hye in yang kaget melihat Doo hyun.

Diam-diam dia mencoba kabur dari tempat itu tapi Doo hyun langsung buka mulut.



“Jadi kau sering menjelek-jelekkan aku saat aku tidak ada?” tanya Doo hyun tanpa mengalihakn perhatiannya dari berkas yang sedang dia tanda tangani. Dr. Ahn yang juga ada di situ hanya bisa geleng-geleng kepala.

Hye in mencoba mengeles bahwa dia tidak sedang menjelek-jelekkan Doo hyun. Tapi Doo hyun kembali membalas, “Kalau begitu bahan bercandaan?”



Doo hyun berkata bahwa Hye in harus dihukum karena kelakuannya itu. Hye in meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya. Tapi kali ini Doo hyun tidak mau melepaskan Eui jin begitu saja. Sebagai hukumannya Hye in harus menjahit nadi dari 30 sayap ayam untuk kemudian diserahkan kepadanya dalam waktu satu minggu.


Hye in yang kaget mendengarnya langsung berlari menyusul Doo hyun untuk mendapatkan keringanan. Dia beralasan bahwa dia masih butuh 1 jam untuk menjahit satu sayap ayam dan bertugas merawat lebih dari 30 pasien.



“Tapi kau punya waktu untuk menjelek-jelekkan aku,” potong Doo hyun. Hye in langsung speechless (hahaha!) dan tidak lagi pergi untuk menyusul Doo hyun.


Hye in lalu mendekati dr. Ahn yang bertanya apa yang sedang bertanya. Hye in tidak menjawab dan malah meminta bantuan. Terjadi tawar menawar dan akhirnya dr. Ahn berjanji akan membantu menjahitkan 3 sayap ayam.



“Bagaiman kalau 5? Sebagai bayarannya aku akan mengulangi apa yang tadi aku lakukan di depan para suster itu. bahkan aku bisa menirukan dr. Doo hyun…” Hye in terus mengoceh tanpa menyadari bahwa Doo hyun kembali muncul dari belakangnya.

Dr. Ahn yang sudah lebih dulu melihat Doo hyun langsung mengubah ekspresinya dan menundukkan kepalanya.


“OMO!” jerit Hye in saat melihat Doo hyun melintas di sampingnya. Ternyata Doo hyun kembali untuk mengambil pulpennya yang ketinggalan (LOL...Scene ini lucu banget loh)


Malamnya, Hye in sedang menjalani hukumannya.



Di tempat lain Doo hyun sedang melakukan operasi bersama tim dokternya. Ketika selesai Doo hyun bertanya kenapa Hye in tidak ikut dalam operasi tadi. Dr. Jeong Seo hee menjawab bahwa Hye in izin karena harus menyelesaikan tugas yang Doo hyun berikan.

Bukannya kasihan Doo hyun malah marah dan meminta dr. Jeong untuk memberitahu Hye in bahwa tugas itu harus dia kerjakan di lain waktu, bukan saat ada operasi atau saat jam pemeriksaan pasien.


Hye in sudah tertidur di ruang Anatomi, di samping sayap ayamnya heheh.


Dan ternyata Doo hyun datang membantu mengerjakan tugas Hye in.


Hye in terbangun karena alarm nya berbunyi tapi saat itu Doo hyun udah tidak ada. Saat akan membereskan ayam-ayamnya, dia kaget karena ternyata bagian yang belum dia kerjakan saat sebelum tidur kini telah selesai.

Awalnya Hye in berpikiran aneh (horror gitu) taoi kemudian dia berpendapat bahwa itu pekerjaan dr. Ahn. Maka dia pun pergi menemui dr. Ahn.


Dan saat dr. Ahn melihat hasil jahitan di sayap ayam yang Hye in perlihatkan kepadanya, dia dengan yakin menjawab bahwa itu adalah pekerjaan hantu (wkwkwkwk…)

Hye in bertanya sekali lagi apa benar bukan dr. Ahn yang melakukannya. Dr. Ahn menjawab bahwa kalau dia bisa menjahit serapih itu, maka dia pasti sudah melakukan operasi sendiri.

Tepat saat itu Doo hyun muncul.


Hye in membawa 10 sayap ayam yang telah selesai dia jahit ke hadapan Doo hyun untuk diperiksa. Doo hyun meminta Hye in menghadap kepadanya ketika ke30 sayap ayamnya telah selesai.



Hye in langsung menolak karena dia tidak ingin memasukkan sayap ayam itu ke kulkas. Dia takut kalau sayap ayam tersebut akan membawa nasib buruk karena roh jahat yang telah menyentuhnya. Doo hyun langsung tersinggung mendengarnya (hahahah…ya iyalah. Masa dirinya dianggap roh jahat)

Hye in menambahkan bahwa begitu Doo hyun selesai memeriksanya, dia akan segera membuang sayap-sayap tersebut.


Doo hyun lalu memeriksa hasil jahitan di sayap tersebut dan langsung memberikan pujian. Dia mengatakan bahwa jahitan itu sempurnya (sebenarnya lebih kepada puji diri sendiri hahah)

Hye in tersenyum ragu tapi berusaha meyakinkan Doo hyun bahwa itu adalah hasil pekerjaannya. Doo hyun "memuji" hasil kerja Hye in dengan berkata bahwa sepertinya Hye in sudah bisa melakukan operasinya sendiri.

Sebelum pergi Doo hyun hanya berkata bahwa dia menunggu 20 sisanya.



Ketika Doo hyun pergi, dr. Ahn kembali meyakinkan Hye in bahwa roh penunggu lab Anatomi lah yang telah melakukannya. Karena bahkan seorang Doo hyun sampai mengakui kesempurnannya. Hye in semakin ketakutan.



Saat akan kembali ke lab Hye in melihat Seung hyun. Dia pun langsung bersembunyi dan menatap Seung hyun diam-diam, dari belakang.



Tapi tiba-tiba Seung hyu menghilang dari penglihatan Hye in. Dia jadi bingung Seung hyun hilang ke mana. Dan ternyata Seung hyun ada di belakangnya.

Seung hyun mengikuti arah pandangan Hye in karena pensaran Hye in sedang melihat apa. Saat Hye in berbalik, Hye in langsung menjatuhkan baki tempat sayap ayam yang tadi dia pegang saking kagetnya.



Malu-malu Hye in bertanya apa dia melakukan sesuatu pada malam dia mabuk. Dia kemudian memonyongkan mulutnya sedikit untuk memberi isyarat apa dia sudah mencium Seung hyun.

Seung hyun salah paham (tapi di mata saya dia cuma mau ngerjain Hye in, red) dan mengira kalau yang Hye in tanyakan adalah apakah malam itu dia muntah atau tidak. Jadi dengan santai Seung hyun menjawab bahwa malam itu Hye muntah lamaaa sekali. Hye in langsung membekap mulutnya dengan tangan yang bau sehabis memegang sayap ayam.

Seung hyun melanjutkan bahwa Hye in seperti mengeluarkan isi perutnya. Dia sampai merasa jijik.



“Hanya itu?” tanya Hye in.

“Kenapa? Apa kau kira kita berciuman?” tanya Seung hyun balik.



Hye in langsung mengelak dan bergegas meninggalkan Seung hyun (takut ketahuan ya? Heheh). Seung hyun meneriaki Hye in bahwa bau ayam yang Hye in bawa lebih baik dari pada muntah Hye in.

Dr. Min melihat mereka Seung hyun yang meneriaki Hye in. Dia bertanya kepada Seung hyun apa yang terjadi.



Seung hyun dan dr. Min lalu pergi minum bersama. Dr. Min menjawab bahwa dia senang karena akhirnya Seung hyun menemukan pengganti Jeong Eui jin. Seung hyun memberitahu kalau dr. Min salah paham. Dr. Min kemudian menasehati Seung hyun bahwa sudah saatnya bagi dia untuk melepaskan Jeong Eui jin.



Ketika tiba di rumahnya, Seung hyun menghubungi telepon rumah Eui jin. Eui jin tidak tahu kalau Seung hyun yang menelepon jadi dia menjawabnya.

Seung hyun bertanya apa Eui jin marah kepadanya dan karena itu dia tidak mau menerima teleponnya. Eui jin hanya menjawab singkat bahwa Seung hyun tidak memiliki kesalah apa pun. Setelah itu dia langsung menutup teleponnya.

Esok harinya di RS Seohan.



Ayah Hye in sedang terapi berjalan. Pasien Lee juga ada di sana. Sambil membimbing ayahnya berjalan ayah Hye in berkata bahwa dia menyetujui hubungan Hye in dan Seung hyun. Dia berjanji akan sembuh sebelum hari pernikahan Hye in tiba.

Hye in berusaha meyakinkan ayahnya bahwa dia salah paham. Tapi di lain sisi, terlihat kalau Hye in sedikit senang mendengar ucapan ayahnya.


Di kamarnya, Hye in bertanya kepada dr. Jeong mengenai pendapatnya terhadap kasus seorang temannya (sebenarnya Hye in curhat tentang dirinya. tapi karena takut ketahuan, dia berbohong kalau itu adalah kasus temannya, red).

Hye in bercerita bahwa temannya itu menyukai teman kerjanya yang sangat baik kepadanya. Jadi dia ingin tahu apa sebaiknya temannya itu mengungkapkan perasaannya kepada teman kerjanya itu sementara dia tidak begitu mengenal orang itu.



Dr. Jeong mendengar cerita Hye in sambil bercermin di meja. Tapi tanpa sengaja dia mendapati sketsa wajah Seung hyun yang dibuat Hye in. Dia tersenyum senang melihatnya.

Hye in sangat terkejut saat melihat benda yang dr. Jeong pegang.



Dr. Jeong bertanya apakah teman kerja yang Hye in ceritakan tadi adalah pria yang ada di gambar tersebut. Awalnya Hye in berusaha mengelak, tapi akhirnya dia mengaku.


Maka dr. Jeong pun dengan senang hati memberikan nasehat kepada Hye in (Saya bilang senang karena chingu tahu sendiri kan kalau kalau dia punya rasa sama Doo hyun yang ternyata menyukai Hye in, red). Dia meyakinan Hye in agar tidak perlu ragu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Seung hyun.



Untuk sesaat dia berpikir bagaimana cara yang bagus untuk Hye in menembak Seung hyun. Tidak lama dia mendapat ide dari gambar yang ada di tangan Hye in.

Di gunung Ji Rin.


Tapi ternyata Eui jin ada di dalam kamarnya, merenung. Dia khawatir dengan apa yang akan terjadi pada ayahnya jika dia meninggal.


Adik Tabib Choi datang dan menanyakan keadaan Eui jin. Tabib Choi menjawab bahwa Eui jin sedang tidak bersemangat jadi dia melarang adiknya itu untuk mengganggunya. Tapi adik tabib Choi beranggapan bahwa Eui jin berlebihan. Hanya karena dikeluarkan dari orchestra dia jadi malas seperti itu.


Tepat saat itu Eui jin keluar dari kamarnya. Dia hanya memberi hormat kepada pamannya dan pergi sambil membawa biolanya tanpa berkata apa-apa.



Setelah Eui jin pergi, adik Tabib Choi kembali bertanya kenapa kakaknya itu sangat sayang kepada Eui jin padahal dia bukan anak kandungnya. Dia bahkan sampai mengirim Eui jin sekolah ke Jerman. Tapi ketika kembali dia hanya bermalas-malasan di kamarnya.

Tabib Choi memarahi adiknya. Eui jin adalah anaknya, jadi dia tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.


Seung hyun sedang berada di depan meja suster. Doo hyun dan dr. Park pun tiba. Mereka sedang mendiskusikan tentang Eui jin yang merupakan pasien dari ayahnya.

Sebenarnya Seung hyun mendengar nama Eui jin disebut oleh mereka berdua. Tapi karena nama Eui jin itu bisa siapa saja, Seung hyun belum ‘ngeh’ kalau dia adalah Eui jin yang dia kenal.



Dr. Park memberitahu Doo hyun bahwa sebenarnya dia ingin Eui jin dirawat oleh dokter muda tapi sepertinya dr. Kim tidak akan setuju. Doo hyun menjawab bahwa dr. Park tidak perlu mengkhawatirkan Eui jin. Eui jin tidak akan kembali ke RS mereka karena dia sudah kembali ke Gunung Ji Rin, tempat tinggal ayahnya.

Saat itulah Seung hyun langsung menoleh kepada mereka dengan wajah terkejut.


Dia lalu mendekati dr. Park dan langsung merebut laporan kesehatan Eui jin yang ada di tangan dr. Park. Dia melihat nama Eui jin dan penyakit yang dia derita.

Dr. Park dan Doo hyun kaget dengan sikap Seung hyun. Tapi kemudian Doo hyun mengambil kembali laporan itu dari tangan Seung hyun (Ingat kan Chingu kalau Doo hyun belum tahu kalau Seung hyun dan Eui jin itu saling kenal?).



Seung hyun bertanya apa Doo hyun yang memeriksa Eui jin. Doo hyun menjawab bahwa dia adalah pasien dari dr. Kim Hayoon. Dia lanjut bertanya kenapa Seung hyun bertanya demikian.



Seung hyun tidak menjawab dan kembali mengambil laporan kesehatan Eui jin dari tangan Doo hyun. Kali ini dia ingin meyakinkan dirinya bahwa Eui jin yang Doo hyun dan dr. Park sebut memang adalah Eui jin yang dia kenal. Dia melihat nama wali yang tercantum di laporan tersebut. Terulis: Choi Hyeon wook – ayah.

Doo hyun menatap Seung hyun dengan penuh tanda tanya.


Seung hyun meletakkan laporan itu ke atas meja dan tanpa berkata apa-apa dia berjalan meninggalkan dr. Park serta Doo hyun yang masih keheranan denga sikapnya.



Buru-buru Seung hyun kembali ke ruangannya. Dia baru akan menghubungi Eui jin ketika dia melihat gambar tanda panah di ruangannnya. Dia lalu menatap selca Eui jin di ruangannya dan mengira kalau tanda panah itu adalah buatan Eui jin. Jadi dia pun mengikutinya.


Tanda panah itu mengarahkannya ke atas atap RS. Sesampainya di sana dia melihat ada banyak sketsa dirinya yang tergantung di tali (seperti jemuran, red). Di sana dia juga melihat seikat bunga yang ada di dalam vas.



Tiba-tiba seseorang datang dari belakang dan menutup matanya. Dia Hye in.



“Lee Eui jin?” ucap Seung hyun.

Ekspresi wajah Hye in yang awalnya terlihat bahagia langsung terlihat kecewa (Ouch...)


Seung hyun berjalan di sepanjang koridor. Dia mengingat saat dia Eui jin liburan. Dia kemudian sadar bahwa sebenarnya sudah lama Eui jin ingin memeriksakan dirinya kepada Seung hyun. Hanya saja Seung hyun tidak pernah sempat melakukannya karena dia terlalu sibuk dengan proyek kerjasama di RS.

Dia juga ingat saat Eui jin menangis keras dan juga saat dia mendapati Eui jin meminum obat yang kemudian dia katakan sebagai vitamin.

“Tidak mungkin...Tidaaakk!!!!” teriak Seung hyun yang langsung berlari.


Di atas atap, Hye in tinggal seorang diri. Dia memegang dadanya yang terasa sakit sambil berusaha menahan air matanya.



Eui jin pergi ke sebuah padang rumput. Di sana dia mengingat saat dia ayahnya membuang abu ibunya.



“Eomma, mianhae. Kalau saja Eui jin bisa makan dan mandi sendiri, Eomma tidak akan sakit,” ucap Eui jin kecil.

Tabib Choi menghibur Eui jin dan berkata bahwa ibu Eui jin sakit bukan karena dia.


Eui jin pun mulai memainkan biolanya. Angin yang bertiup menerbangkan partitur miliknya. Seseorang memungut selembar diantaranya.

Seung hyun wassoyo.



“Ayo pulang. Aku tahu kau sakit. Kenapa kau merahasiakannya? Apa ayahmu tahu?” tanya Seung hyun kepada Eui jin yang tidak mau melihat dan menjawabnya.

Tapi kemudian Eui jin berbalik dan menyuruh Seung hyun untuk pulang saja karena dia tidak akan mau ikut dengannya.

Seung hyun memarahinya. “Kau akan mati kalau terus seperti ini. Ikutlah denganku,” ucapnya.



“Semua dokter memberitahu kalau aku tidak akan hidup sampai setahun. Tapi, kau…apa kau sanggup menyembuhkanku?” tanya Eui jin. Seung hyun tidak menjawab. Tatapannya terlihat ragu.

“Karena itu. Lebih baik kau pulang saja,” lanjut Eui jin. “Aku bukan kekasih mu. Aku bukan Jeong Eui jin.”

“Aku tidak peduli kau Jeong Eui jin atau Lee Eui jin. Aku tidak akan membiarkannya terjadi untuk kedua kalinya. Jadi dengarkan aku. Aku…akan menyembuhkanmu. Aku pasti akan menyembuhkanmu,” ucap Seung hyun.



Eui jin mulai menangis mendengarnya. Tapi dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan tetap menyuruh Seung hyun agar pulang saja.

Seung hyun mendekatinya lalu memeluknya.


Seung hyun memberitahu Tabib Choi bahwa dia ingin membawa Eui jin ikut bersamanya ke Seoul. Tabib Choi bertanya alasan Seung hyun.

Tiba-tiba Eui jin keluar dari kamarnya dan meminta Seung hyun untuk berbicara dengannya terlebih dahulu.


Di dalam kamar Eui jin, dia memberitahu Seung hyun bahwa dia berkeras tidak ingin ikut dengan Seung hyun. Seung hyun kemudian meminta Eui jin untuk memberitahu ayahnya. Dia berjanji akan menuruti apa pun yang dikatakan Tabib Choi.

Eui jin melarang Seung hyun memberitahu ayahnya karena dia khawatir kalau ayahnya lah yang akan lebih dulu meninggal setelah mengetahuinya. Mengingat dia juga punya penyakit.

Jadi Seung hyun bertanya apa yang akan Eui jin lakukan dengan penyakitnya itu. Eui jin menjawab bahwa dia akan ke Jerman dan di sana dia akan berusaha bertahan. Seung hyun langsung memarahinya.

Tabib Choi yang sedang menunggu di ruang tamu sampe kaget mendengar suara Seung hyun.

Seung hyun menyuruh Eui jin memilih. Ikut dengannya ke Seoul atau memberitahu ayahnya.



Eui jin kemudian meminta Seung hyun untuk berjanji kepadanya agar tidak berhenti sebagai dokter Eastern jika pada akhirnya dia gagal menyelamatkan dirinya. Seung hyun menyanggupi.


Keesokan harinya, mereka berdua pun pergi ke stasiun kereta diantar oleh Tabib Choi.



Dari atas kereta Eui jin menatap ayahnya dari jendela dan berkata, “Appa mianhae. Jaga kesehatanmu.” Tabib Choi yang tidak tahu apa yang Eui jin katakan menunjukkan ekspresi agar Eui jin memperkeras suaranya. Tapi Eui jin hanya tersenyum, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.



Saat kereta pergi, Tabi Choi berkata dalam hati bahwa saat ini dia merasa lebih khawatir daripada saat mengantar Eui jin ke Jerman.


Selama perjalanan Eui jin tertidur di pundak Seung hyun. Seung hyun kemudian mengecek teleponnya.



Di RS Seohan, semua dokter dalam tim proyek kerja sama sudah berkumpul. Dr. Min memberitahu dr. Kim Hayoon bahwa Seung hyun meminta izin untuk tidak hadir karena ada anggota keluarganya yang sakit. Dr. Kim langsung melirik Doo hyun yang sama tidak tahunya.


Mereka pun memutuskan untuk memulai tanpa Seung hyun. Tapi di tengan jalan mereka bertemu dengan Seung hyun dan Eui jin.



Episode 12 끝

9 comments:

  1. kenapa critanya tambahhh bikin mewek2 kyk ginieee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya ini sudah masuk ke dalam klimaks dari ceritanya T_T

      Delete
  2. nangis² baca sinopnya mba, padahal lagi di warnet ampe malu mo pulangnya :D
    terharu liat scinenya seung hyun dan eui jin... knp g mereka aja yg jadian..? :)
    semangat lanjutinnya mba.. he8 ^_^

    ReplyDelete
  3. ayo mba episode 13 nya dilanjut yah ;)

    ReplyDelete
  4. bagus banget ini drama, apalagi ad sooyoung..makin cakep dhh..
    ayo mba dilanjut episode 13 nya..! FIGHTING :-)

    ReplyDelete
  5. bagus banget dramanya, terharu deh liatnya. jadi kyk ngrasain sndiri :"D

    ReplyDelete