30 June 2012

SNSD Fashion


Beberapa hari yang lalu tangan ku gatal buat ngedit fashion ala Sooyoung SNSD dan beberapa member SNSD yang lain. Jadi kali ini mau posting tentang mereka saja. Rugi kalau dah capek ngedit tapi tidak dipublish heheh.

Berikut adalah penampilan/fashion member SNSD saat menghadiri special event. Saya mulai dari yang tinggi dulu ya heheh

Sooyoung 
(Nih yang fotonya paling banyak aku dapat ^^)




Seohyun


Yuri


Yoona


Tiffany


Jessica


Taeyeon


Hyoyeon


Sunny


29 June 2012

[Sinopsis] Chilling Romance / Spellbound (Part 2-Selesai)

Cerita Sebelumnya:

Jo goo memperkenalkan temannya yang bernama Koo yo kepada Yeo ri. Koo yo sepertinya juga menyukai Yeo ri. Tapi setelah mendapat teror dari Chu hee, dia mundur.

[Baca cerita selengkapnya di sini]

Part 2



Jo goo lalu mengajak Yeo ri pergi ke tempat yang bisa menghibur Yeo ri. Saat duduk berdua, tiba-tiba Jo goo tertawa sendiri menyadari apa yang ada di pikirannya.



Yeo ri bercerita kepada teman-temannya bahwa dia ingin sekali mencium pria yang dia ceritakan, Jo goo. Kedua temannya lalu menceritakan berbagai tips berciuman (ada aja...)





Jo goo kemudian menghubungi Yeo ri dan mengajaknya makan malam bersama. Jadinya mereka sama-sama mabuk. Yeo ri dalam mabuknya bertanya apakah dia sudah menyebabakn masalah dalah hidup jo goo. Dan seperti yang terjadi sebelumnya, kali ini kemeja Jo goo pun sobek di tangan Yeo ri hahah. Untung dia sudah mempersiapkan baju ganti.



Jo goo kemudian membawa Yeo ri yang mabuk ke rumahnya. Mereka lalu tidur seranjang dan di tengah malam Jo goo merasa ada air yang menetesi wajahnya. Jo goo membuka matanya dan melihat sosok hitam melayang di atasnya. Yeo ri langsung menutup mata Jo goo yang sedang ketakutan dengan tangannya. “Bertahanlah,” bisik Yeo ri.


Yeo ri berusaha menghibur Jo goo yang shock dengan cara mengajarkan berbagai metode untuk mengatasi rasa takut. Dia memberikan pelukan agar Jo goo kembali tenang tapi saat Jo goo mulai membalas pelukannya, Yeo ri mundur. Jo goo kemudian berkata kalau tidur lelap sepertinya juga bisa menjadi metode yang ampuh.



Mereka kemudian mendirikan tenda seperti di rumah Yeo ri dan tidur berdua di dalamnya. Sayangnya, kekasih Jo goo mendapati mereka.


Kekasih Jo goo berkata kalau dia tidak mencurigai mereka. Terlebih Jo goo telah menceritakan berbagai hal tentang Yeo ri kepadanya saat dia masih di Paris. Yeo ri terlihat tidak nyaman begitu juga dengan Jo goo. Dia menambahkan kalau hidup Yeo ri sepertinya tidak mudah. Selain itu, dia tidak perlu khawatir karena walaupun mereka berdua saling mencintai, Jo goo tidak akan sanggup menanggung beban jika bersama Yeo ri. Karena menurutnya, Jo goo itu orang biasa sedangkan yang dibutuhkan Yeo ri adalah orang yang istimewa. Yeo ri terlihat sedih.




Kekasih Jo goo berusaha menunjukkan perhatiannya kepada Yeo ri dengan berkata kalau dia sebenarnya khawatir kepada Yeo ri. Tapi dia terus menerus menyinggung kalau kehidupan Yeo ri itu sangat berat. Tidak punya teman, pacar, bahkan keluarga. Juga hantu yang selalu mendatangi Yeori jika sedang sendiri. Kalau dia adalah Yeo ri, dia pasti sudah gila sejak dulu, bahkan mungkin bunuh diri. Jo goo menyuruhnya diam.

Yeo ri berkata kalau dia baik-baik saja. Hidup sendiri tidak seberat yang orang lain pikirkan. Keuntungannya, dia tidak perlu memikirkan masalah orang lain. Selain itu, dia juga setiap hari berhubungan dengan orang tua dan temannya. Jadi dia tidak perlu yang namanya bunuh diri.




Yeo ri kembali curhat dengan teman-temannya. Dia selalu berusaha meyakinkan teman-temannya (termasuk dirinya sendiri) bahwa dia baik-baik saja.

Salah seorang temannya berkata adalah menjadi gadis yang kuat, bukannya terlihat kuat.

Yang satu bertanya mengapa Yeo ri terdengar sedih, yeo ri berkata kalau dia tidak sedih, tidak sedikitpun. Tapi teman itu terus memintanya untuk bersikap jujur, setidaknya pada dirinya sendiri.

“Apa kau yakin sangat bahagia di rumah itu seorang diri?”

“Aku bahagia,” jawab Yeo ri.

“Bahkan dengan hantu yang terus menerormu setiap hari, kau masih bahagia?”

“Aku bahagia,” jawab Yeo ri lagi lagi tapi suaranya sudah bergetar.

“Kalau begitu kenapa kau menangis?”

“Aku tidak tahu,” kali ini air matanya sudah jatuh.

“Aku lelah, aku tidak bahagia, tidak sedikitpun. Aku harus hidup seperti ini sepanjang hidupku dan bahkan jika aku mati, mungkin tidak seorang pun akan tahu. Wanita itu (kekasih Jo goo, red) benar. Pria seperti apa yang akan mencintaku? Kalian berdua sedari tadi bertanya apakah aku kesepian. Aku bilang tidak. Aku bahagia. Tapi bagaimana mungkin aku tidak merasa kesepian? Ada hari dimana aku bahkan tidak berkata sepatah katapun. Tapi kenapa aku selalu berkata bahwa aku bahagia, bahwa aku baik-baik saja? Karena kalau tidak, aku mungkin sudah gila. Merasa aku akan mati. Aku benar-benar ingin bahagia, ingin bisa tertawa,” Yeo ri mengeluarkan semua uneg-unegnya. Kedua temannya bahkan ikut menangis.



Jo goo sedang bersama dengan kekasihnya. Kekasihnya berkata kalau Jo goo jadi peduli pada Yeo ri itu hanya karena dia merasa kasihan. Tapi Jo goo menjawab kalau tidak demikian. Kekasihnya kembali berkata bahwa untuk pasangan yang masih mencintai, jika mereka baru bertemu setelah berpisah maka akan ada banyak hal yang bisa mereka bicarakan. Begitu juga sebaliknya. Dan dia berkesimpulan bahwa mereka adalah golongan yang kedua.

Sebelum pergi, dia meminta Jo goo agar jujur pada dirinya sendiri. Aga jika akhirnya dia menghindar dari Yeo ri, maka dia ingin Jo goo tidak menjadikan dirinya sebagai alasan. Karena bisa jadi, itu karena Jo goo sendiri juga merasa ketakutan bersama Yeo ri. Jo goo tidka menjawab.



Pada saat latihan, terlihat bahwa peran Yeo ri sudah digantikan oleh orang lain. Manajer Jo goo lalu bertanya mengapa Yeo ri pergi begitu saja dari tim mereka tanpa mengucapkan selamat tinggal. Karena Jo goo tidak seceria biasanya, si manajer mencoba menghibur Jo goo, “Yang lalu biarlah berlalu.”


Yeo ri sedang membersihkan saat ada yang mendatangi rumahnya. “Nuguseyo?”

Yeo ri membuka gerbang rumahnya dan kaget mendapati kedua temannya berdiri di hadapannya. Langsung saja dia memeluk teman-temannya itu (ternyata mereka tidak prenah bertemu sejak 10 tahun yang lalu). Yeo ri lalu mengajak mereka masuk ke rumahnya. Walau terlihat agak takut, tapi mereka masuk juga. Terlebih mereka sudah membawa daging untuk barbecue.

Si manajer mencari Jo goo yang tiba-tiba menghilang. Ternyata dia berada di tempat dimana biasa Yeo ri bersembunyi pada saat pertunjukan. “Apa ini karena Yeo ri?” tanyanya. Jo goo tidak menjawab tapi meminta si manajer agar pergi lebih dulu lalu kembali menutup lubang tersebut.


Si manajer akhirnya duduk didekat lubang persembunyian itu dan berusaha meyakinkan Jo goo bahwa Yeo ri tidak lah secantik yang dia lihat. Tapi kemudian Jo goo berkata, “Bogosippeo (I miss her, ouchh..)”.

Tapi si manajer berkata kalau itu hanya karena masalah hormon, bukan sesuatu yangs serius. Dia menyarankan beberapa hal agar Jo goo bisa melupakan Yeo ri. Tiba-tiba Jo goo membuka pentup lubang dan mengeluarkan hp nya. Si manajer bertanya apa Jo goo yakin bisa melalui semuanya. Jo goo menghela nafas dan kembali ke dalam lubang.”Pikirkan baik-baik,” saran si manajer.


Yeo ri mengadakan pesta makan di halaman rumahnya. Tiba-tiba salah seorang temannya bertanya, “Kau merindukannya?” walau tidak menjawab, tapi mereka tahu kalau Yeo ri sangat merindukan Jo goo. Katanya itu terihat di wajah Yeo ri.



Tiba-tiba si tengah diskusi mereka Jo goo menelepon Yeo ri (Jo goo menelepon dari dalam lubang persembunyian heheh). Jo goo mengakui kalau dia merindukan Yeo ri dan ingin ebrtemu dengan Yeo ri. Yeo ri dengan polosnya berkata kalau temannya ada di rumah. Jo goo langsung bertanya kepada manajernya apa maksud jawaban Yeo ri. Si manajer menjawab kalau itu berarti Yeo ri tidka ingin bertemu dengannya.

Saat kembali berbicara di telepon, teman Yeo ri langsung mengambl alih. Dia berkata (berpura-pura menjadi Yeo ri), “Aku akan segera ke sana” dan langsung menutup telepon. Si manajer bertanya apa yang Yeo ri katakan. Jo goo menirukan kalimat terakhir yang dia dengar. Si manajer menjelaskan kalau itu berarti Yeo ri sangat menyukainya.



Yeo ri menunggu di tempat dimana dulu Jo goo melakukan pertujukan jalanannya. Dia ikut bertepuk tangan saat penonton bertepuk tangan tapi tiba-tiba dia melihat arwah Chu hee diantara penonton. Ketakutan, Yeo ri mencoba meninggalkan tempat itu tapi saat membalikkan badan ternyata Chu hee sudah menunggunya. Alhasil, Yeo ri berjalan mundur dan menabrak sebuah papan lalu terjatuh.



Si pesulap mencoba menolongnya tapi kemudian melepaskan tangannya dan menjauhi Yeo ri. Penonton juga ketakutan karena tubuh Yeo ri dipenuhi tangan yang muncul dari punggung Yeo ri. Yeo ri gemetar ketakutan



Tiba-tiba Jo goo muncul dan memainkan trik sulap kartunya. Tangan yang tadi mengerubungi tubuh Yeo ri perlahan-lahan menghilang. Semua penonton bertepuk tangan karena mengira itu adalah bagian pertunjukan. Jo goo tersenyum dan berusaha menyembunyikan tangannya yang gemetar (hahah perjuangan yang keras untuk bersama Yeo ri).

Yeo ri menasehati Jo goo agar segera mengasuransikan dirinya jika ingin bersamanya. Selain itu, Jo goo tidak boleh mengeluh atau menyalahkannya atas nasib sial yang akan menimpa dirinya. Dia juga mengizinkan Jo goo untuk meninggalkan dirinya jika Jo goo sudah tidak tahan berada di dekatnya. Jo goo mengerti.


Yeo ri lalu mengajak Jo goo ke ruang bawah tanah milik ayahnya yang ada di rumahnya. Dari dulu dia ingin ke sana karena sering mendengar suara aneh tapi dia takut pergi sendiri. Jo goo mengeluh bahwa normalnya pasangan pergi ke tempat menyenangkan, bukan ke tempat yang seperti ini heheh...


Jo goo menemukan sebuah pemutar musik yang masih berfungsi dan mereka pun berdansa dan tertawa bersama di dalam ruangan itu. Tiba-tiba lampu mati dan terlihat cahaya kecil dari dalam lemari yang pintunya terbuka sendiri BANG!!! Ternyata Cuma kelelawar heheh....

Yah saya tidak akan menjelaskan panjang lebar adegan ini. Intinya, mereka menghabiskan malam bersama tanpa ada gangguan.



Paginya, Jo goo meninggalkan rumah Yeo ri dengan perasaan yang sangat senang. Tapi ternyata Chu hee masih mengawasi mereka.

Di dalam taxi, Jo goo menelepon manajernya. Dia terlihat sangat ceria. Tiba-tiba....



Untungnya, Jo goo berhasil lolos dari maut.



Saat keluar dia menyadari bahwa mobil besar yang menabrak taxi yang dia tumpangi tidak ada yang menjalankan.



Dan kembali nyawa Jo goo hampir melayang. Papan nama baja dari sebuah gedung jatuh dan hampir menimpanya. Jo goo betul-betul punya pelindung karena bisa lolos dari kejadian pagi itu.



Sementara itu, Yeo ri mulai membongkar tendanya yang ada di ruang tamu dan membersihkan rumahnya. Saat menyimpan tenda itu di lemari, dia melihat sebuah kotak biru (sebenarnya bentuknya bundar heheh) yang juga ada di lemari itu. Yeo ri mengeluarkannya. Di dalamnya, Ye ori mendapati sebuah kalung yang seperti berkilau saat terkena cahaya. Yeo ri seperti tersadar akan sesuatu.

Jo goo menceritakan kejadian yang dia alami pagi tadi kepada manajernya. Sementara itu, Yeo ri berlari ke gedung pertunjukan tempat Jo goo tampil. Dia mengambil tempat duduk paling depan.




Pertunjukan sulap Jo goo dimulai. Seperti sebelumnya ada sosok berjubah hitam keluar dari lemari dan menunjuk siapa yang membunuhnya. Tapi anehnya, sosok itu tidak menunjuk kru Jo goo seperti sebelumnya. Dia malah mengarahkan telunjuknya ke Yeo ri. Tentu saja Yeo ri sangat terkejut.


Sosok itu mendatangi Yeo ri dan membawanya masuk ke dalam lemari. Ini di luar skenario. Semua jadi panik termasuk Jo goo. Tapi para kru berkata kalau bukan mereka yang melakukannya.



Saat membuka pintu lemari, Jo goo sangat terkejut karena Yeo ri seperti berada di dalam air. Jo goo berusaha memukul sesuatu yang seperti kaca transparan yang menghalagi dirinya dan Yeo ri. Tapi tidak berhasil. Dia lalu berlari mengambil kapak dan berniat memukul kaca tersebut. Tapi saat mengayunkan kapak tiba-tiba tubuh Jo goo tertarik dan kini melayang di atas panggung.




Jo goo menatap sedih ke arah Yeo ri, “Yeo ri sshi,” ucapnya. Tak lama kemudian badan Jo goo terhempas ke lantai panggung. Dia tidak sadarkan diri. Dan Yeo ri menyaksikan semuanya.



Saat pintu lemari tertutup, Yeo ri seperti berada di bawah sungai dan dia melihat sosok Chu hee. Yeo ri kemudian memperlihatkan kalung yang tadi dia temukan.





Yeo ri yang masih sma melihat kalung yang Chu hee pakai. Dia ingin meminjamnya walau hanya sebentar, hanya untuk foto, tapi Chu hee menolak karena neneknya melarang dirinya melepaskan kalung itu. Tapi yeo ri terus membujuk Chu hee. Chu hee akhirnya mengalah tapi dia meminta Yeo ri untuk berjanji mengembalikan kalung itu segera setelah dia selesai foto. Dan tepat saat Yeo ri memakai kalung itu di lehernya, kecelakaan itu terjadi.




Terlihat seorang petugas yang bingung mau menyelamatkan siapa dulu. Tiba-tiba dia melihat kalung yang dipakai Yeo ri berkilau, karena itulah dia memutuskan untuk menyelamatkan Yeo ri terlebih dulu. Dan Chu hee menyaksikan itu semua dengan mata terbuka (mungkin saat itu dia memang sudah meninggal)


Tubuh Chu hee mendekat kepada Yeo ri dan Yeo ri mengalungkan kalung itu ke leher Chu hee dan memeluk sahabatnya itu.



Yeo ri terlepas dari lemari akuarium itu dan melihat Jo goo yang masih belum sadarkan diri. Dia pun pingsan.



Yeo ri sadar terlebih dahulu. Dia langsung menuju ruang perawatan Jo goo (ICU). Si manajer menjelaskan bahwa tidak ada luka atau patah tulang. Dia hanya tidak sadarkan diri. Dia menasehati Yeo ri untuk kembali bersama keluarganya agar Jo goo tidak perlu lagi mengkhawatirkan dirinya (ucapan halus agar mereka putus saja).

Di rumahnya, Yeo ri membereskan pakaiannya. Dia menelepon ibunya yang ada di Oslo. Dia berkata kalau dia akan mampir sebentar sampai dia menemukan tempat tinggal baru.


Jo goo akhirnya sadar. Dia langsung menanyakan kabar Yeo ri. Si manajer menjawab tidak tahu. Jo goo tanpa pikir panjang langsung meninggalkan rumah sakit sambil terus menghubungi Yeo ri.


Jo goo berlari di dalam bandara mencari Yeo ri. Akhirnya dia menemukannya. Jo goo bertanya kenapa Yeo ri pergi begitu saja dan kapan dia akan kembali. “Aku tidak akan kembali,” jawab Yeo ri. Jo goo terkejut. Selain itu, Yeo ri juga meminta mereka putus. Jo goo tidak percaya mendengarkan perkataan Yeo ri.

Yeo ri berdiri dan bersiap untuk pergi.

“Mianhae,” kata Yeo ri.

“Maaf untuk apa? Untuk apa yang sudah kau lakukan padaku?” Yeo ri diam. Jo goo melanjutkan, “Baik. Pergilah. Semoga perjalananmu menyenangkan dan hidupmu bahagia.”


Yeo ri pergi dan Jo goo hanya menatapnya, tanpa berusaha mencegahnya.



Jo goo kemudian menelepon Yeo ri. Dia berkata bahwa suatu keajaiban setelah kejadian itu dia tidak terluka sama sekali. Dia tidak ingin Yeo ri kembali ke kehidupannya yang dulu, kesepian dan ketakutan bahkan saat tidur. Dia tidak tahan memikirkan hal tersebut. Yeo ri diam saja.

“Apa ini yang kau inginkan? Katakan sesuatu. Aku...aku bersedia, dengan senang hati akan ikut menanggung beban yang kau bawa. Semakin memikirkan dirimu yang hidup sendiri dalam ketakutan, hatiku terasa sakit. Aku mencintaimu. Jadi, kumohon kembalilah.” Jo goo memohon. Yeo ri menangis mendengar pengakuan Jo goo. Tapi dia langsung menutup teleponnya tanpa berkata apa-apa.



Yeo ri sudah di atas pesawat. Pramugari mendatangi penumpang dan menawarkan makanan. Si pramugari tiba ke bagian belakang tempat duduk penumpang. Ada Chu hee..... Si pramugari menawarkan makanan tapi Chu hee tidak menjawab. Si pramugari kembali bertanya. Saat Chu hee menoleh, sesuatu terjadi.

Jo goo lemas karena Yeo ri meninggalkannya. Tapi dia mendengar sebuah pengumuman dan langsung meninggalkan manajernya.



Yeo ri ingin keluar diam-diam dari bandara tapi kedapatan Jo goo heheh (sepertinya penerbangannya dibatalkan karena kejadian yang disebabkan oleh Chu hee)




Jo goo menggoda Yeo ri. “Kau menangis kan?”

“Tidak,” jawab Yeo ri.

“Ayolah, tidak perlu disembunyikan.”

“Baiklah, aku tahu kau mencintaiku. Aku juga mencintaimu. Tapi itu tidak cukup,” ucap Yeo ri sambil menatap sesuatu di balik punggung Jo goo. Ternyata Chu hee mengawasi masih mengawasi mereka.

“Apa dia masih akan mengikutimu?”

“Sepanjang hidupku,” jawab Yeo ri.



“Memang sangat sulit untuk bersama denganmu,” ujar Jo goo.

“Tapi kamu akan bertahan?”

“Tentu saja,” jawab Jo goo.

T A M A T