31 December 2017

[Sinopsis] Tunnel [Korean Movie] [part 2]



Berita runtuhnya Terowongan Hado jadi headline di Korea.





Istri Junsu yang kebetulan berada di pusat perbelanjaan juga melihat berita itu. Awalnya dia tidak begitu peduli, tetapi begitu si penyiar menyebutkan nama korban yang masih berada di dalam reruntuhan, dia langsung melupakan belanjaannya.



Junsu berusaha menyingkirkan kabel mentah yang sempat menyengatnya. Dan tak lama hpnya yang dia biarkan di jok belakang agar tetap mendapatkan sinyal berbunyi.



Saat akan berusaha mengambilnya, hp itu jatuh karena besi yang menyangga tempat duduknya patah. Hp nya sempat terjepit di antara puing tapi untungnya selamat. Fiuh...

Puluhan sms dari nomor tak dikenal masuk ke hpnya dan satu nomor tak dikenal meneleponnya. Ternyata itu dari stasiun tv SNC. Dia memberitahu Junsu kalau dia akan mendapatkan uang yang besar kalau mau menjawab pertanyaanya. Junsu hanya diam. Tak menolak tapi juga tak menerima. Si reporter menganggap diamnya Junsu adalah persetujuan.



SNC pun saat itu juga menyiarkan wawancara langsungnya dengan Junsu ke seluruh Korea.


Si wartawan, Jo Yang chul, memberitahu bahwa penyelematannya mungkin butuh waktu yang lama. Karena itu dia ingin tahu apakah Junsu punya cukup air dan makanan.

“Butuh waktu lama? Apa maksud Anda?”

“Petugas belum menjelaskannya kepada Anda mengenai detail penyelamatan?”

“Apa maksudnya? Mereka belum bisa datang menolongku?”

Wartawan Jo pun menjelaskan kondisi terowongan kepada Junsu. Dia lalu bertanya, “Bagaimana perasaan Anda sekarang?” Tidak ada rasa khawatir atau iba dalam nada suaranya (Ish, nih wartawan keterlaluan banget ya. Cara penyampaian informasi dan pertanyaannya sangat acuh dan tidak mempedulikan keadaan korban).


Di luar ketua Tim, Kim Dae kyung, (let’s call him Ketua Kim) marah-marah dan bertanya kepada anggotanya siapa yang sedang menelepon Junsu. Salah satu anggotanya menjawab bahwa sepertinya van yang ada di luar pelakunya.

“YA! Harusnya kalian melarangnya. Bagaimana kalau baterei hpnya habis?”


Dia pun mendatangi van SNC dan memarahi petugas serta wartawannya. Mereka sempat beradu mulut sampai kemudian Timjang-nim mengungkapkan apa yang bisa saja terjadi kepada Junsu akibat panggilannya itu. “Kalau baterei hpnya habis karena teleponmu itu dan dia terisolasi tanpa bisa menghubungi siapapun, maka itu akan meningkatkan detak jantungnya, nafasnya jadi pendek, arterinya menyempit, dan kalau dia kena serangan jantung, saat itu, apa kau mau bertanggun jawab?” Wartawan Jo tak bisa membalasnya.

Dia menghapus nomor Junsu dari hp Wartawan Jo sambil mengancamnya bahwa dia akan melaporkannya karena melanggar aturan jika si wartawan kembali menghubungi Junsu.



Di dalam tenda Junsu menelepon mereka. Di telepon dia marah-marah meminta penjelasan keadaannya. Ketua Kim meminta dirinya tenang agar mereka bisa berdialog. Junsu mencoba mengatur nafasnya dan berkata kalau dia sudah tenang.

Pertama-tama dia menanyakan beterai hpnya. “78%. Tapi kenapa kau bertanya?”

“Begini. Aku akan jujur padamu. Kondisinya sekarang tidak mudah. Tapi kami akan meyelamatkanmu. Hanya akan butuh waktu.”


Seorang petugas masuk dan berbisik kepada Kapten Kang bahwa Ibu Menteri datang. Mereka semua, selain Ketua Kim, pergi menghadap.



“Apa ada makanan dan minuman di mobil?”

Junsu yang shock mendengar keadaannya tidak menjawab pertanyaan Ketua Kim. Ketua Kim memanggil-manggil namanya, meminta Junsu agar tetap sadar.


“Ada 2 botol air ukuran 500 ml dan sekotak kue krim.”

Ketua Kim lalu memberitahukan apa yang perlu Junsu lakukan. Junsu harus menghemat airnya hingga 7 hari ke depan. Jangan menyentuh botol dengan bibirnya karena bakteri bisa mengotori air. Dan kuenya, sebaiknya segera dimakan karena kue tidak akan bertahan lama.

Junsu sambil menahan dirinya dari shock yang masih menderanya kembali bertanya. Apa benar dia harus bertahan seminggu di tempat itu?

“Jangan khawatir. Kami akan menyelematkanmu sebelum airnya habis.”

Ketua Kim kemudian menanyakan lokasinya sekarang. Ini adalah informasi yang sangat penting.

“Aku sudah berkendara cukup jauh. Ada kipas dari langit-langit di hadapanku sekarang.”




Ketua Tim langsug meminta peta. Anggotanya sepertinya masih baru karena dia panik dan merobek petanya. Untung masih bisa direkatkan dengan selotip.

“Jalan keluar. Apa kau melihatnya?”

“Tidak. Aku berada setelah tikungan. Ah aku tidak tahu.”

“Ini sudah cukup. Junsu-ssi, aku akan menghubungimu setiap jam 12 siang. Matikan hp mu sekarang untuk menghemat baterei.”

“Tadi siapa namamu?”

“Kim Dae kyun.”



“Jawab dengan jujur. Apa kau bisa menyelamatkanku?”

“Kami adalah tim penyelamat terhandal di Korea. Kami akan segera mengeluarkanmu dari sana. Sampai jumpa di luar terowongan.”


Ketua Kim menutup teleponnya. Petugas yang tadi membuat peta sobek, mengangkat telepon dengan maksud memindahkannya dari meja. Tapi petanya malang tergulung kembali karena penahannya tidak ada. Ketua Kim hampir memarahinya :D Lucu juga si petugas ini


Ketua Kim melingkari 5 kipas dan bergumam bahwa Junsu berada di bawah salah satu kipas ini.


Di terowongan, Junsu terisak :(



Hpnya berdering. Panggilan dari istrinya.

Dia mencoba tenang agar istrinya tidak panik. Dia lalu bicara dengan anaknya, Sujin, yang kembali meminta dibelikan anak anjing. Junsu menyanggupinya. Sujin terdengar sangat senang. Istrinya sebenarnya sangat ingin berbicara lebih lama. Tapi dia tahu kalau suaminya harus menghemat baterei teleponnya. Jadi dia hanya memberitahu Junsu kalau dia akan menitipkan Sujin pada neneknya agar dia bisa ke sana. Junsu melarangnya tapi istrinya berkeras.


Junsu seperti menemukan kembali harapan hidupnya setelah berbicara dengan istri dan anaknya. Dia menyimpan dua botol airnya dengan baik. Menegakkan kembali kursi kemudinya. Menyingkirkan satu persatu batu yang ada di jok belakang agar dia bisa leluasa duduk.



Dia mencoba mematikan lampu mobil tapi kembali menyalakannya karena dia mendengar suara batu yang bergulir jatuh. Dia pun menyelimuti dirinya dengan jasnya dan tidur dengan lampu mobil yang tetap menyala.



Di luar, ketua Kim sedang menjelaskan kondisi lapangan kepada Ibu PM. Singkatnya dia memberitahu bahwa besok mereka akan melihat keadaan di dalam terowongan menggunakan drone. Dia juga meminta Ibu PM untuk menghentikan sementara pekerjaan di Terowongan Hado No. 2. Hal ini mulai menimbulkan benih perselisihan di antara Tim Penyelamat dan para anggota Dewan. Menurut mereka, penghentian sementara tidak diperlukan karena lokasinya tidaklah terlalu dekat. Selain itu terowongan itu harus selesai sebelum peresmian Hado New Town (entah ini mall atau apa) dilakukan. Ibu Menteri meminta mereka berunding yang terbaik untuk masalah itu. Dia berpesan agar Tim tetap berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan Junsu.



Keesokan harinya misi drone dilaksanakan. Para reporter juga ikut berkumpul ingin meliput. Drone milik tim berangkat dan ternyata di belakangnya, setiap stasiun tv juga memiliki drone yang sudah siap mengikuti drone Tim penyelamat. Kapten Kang mengingatkan agar mereka menjaga jarak.

Saat memasuki terowongan, beberap dari drone tersebut jatuh karena menabrak dinding terowongan.



Drone tim melaju di dalam terowongan untuk beberapa saat. Tapi tiba-tiba drone mereka dan drone milik stasiun tv semua berjatuhan. Semua terkejut karena mereka diinfokan kalau drone itu bisa berjaan sampai 5 km.


Petugas yang mengendalikan mengatakan bahwa sepertinya itu karena sinyalnya terhalang besi yang ada di tempat itu.

Kapten Kang bertanya apa tidak ada yang manual, yang memakai kabel agar tak membutuhkan sinyal. “Ada,” jawa si petugas. “Robot. Tapi dia ada di Ohio, Amerika.” Aish...



Ketua Kim menatap terowongan dan memikirkan sebuah cara.



Ketua Kim dan seorang petugas memasuki terowongan menggunakan mobil. Mereka berkendara melewati dua panel besi yang bergantung sejajar di langit-langit terowongan. Jalanan juga mulai tak mulus. Dan tibalah mereka di batas reruntuhan.


Ketua Kim turun seorang diri memeriksa. Saat sedang menatap sebuah celah di mulut reruntuhan, petugas yang berjaga di mobil membunyikan klakson (bikin kaget saja).



Ketua Kim terkaget dan berbalik. Si petugas memberitahukan bahwa istri Ketua menelepon. Ketua Kim memintanya untuk memberitahukan istrinya kalau dia sedang bekerja. Dia juga mengingatkan agar tidak lagi membunyikan klakson.

Tapi baru saja Ketua Kim berbalik, klakson kembali berbunyi. Kali ini adalah sebuah ketidaksengajaan LOL


Junsu yang sedang tertidur, bangun.



Ketua Kim mendorong sebuah batuh agar celahnya semakin besar. Tiba-tiba si petugas memanggil lagi. Katanya Junsu menelepon. Ketua Kim langsung berlari untuk menjawab teleponnya.

Ternyata Junsu menelepon untuk memberitahu mereka bahwa dia mendengar suara klakson mobil. Secercah harapan muncul. Ketua Kim memberitahu Junsu bahwa sepertinya mereka bisa menyelematkannya lebih cepat dari dugaan.



Tapi saat menelepon, semakin banyak pasir dan kerikil kecil yang berjatuhan dari atas.

Lama mereka melihat ke atas, mencoba menerka apa yang sedang terjadi ketika tiba-tiba langit-langit di atas mereka perlahan telihat seperti dijatuhi sesuatu yang saaaaangat berat.


Ketua Kim sambil berlari ke dalam mobil memerintahkan Junsu agar berlindung serendah mungkin. Dan begitu dia masuk ke dalam mobil, sebuah reruntuhan besar jatuh menimpa kap mobil mereka dan membuat mobil terangkat. Untungnya mobil tidak terbalik dan berhasil mendarat kembali ke tanah.



Ketua Kim langsung tancap gas dan berjalan mundur. Mereka berpacu dengan terowongan yang kembali runtuh.


Panel besi yang tadi mereka lewati jatuh menimpa mobil begitu juga sebuah batu berhasil memecahkan kaca depan. Tapi itu tak menghentikan laju mobil.


Ketua Kim terus memacu mobilnya tanpa melihat arah karena tertutup debu. Dia sampai menabrak dinding terowongan. (Ayo terus ketua Kim). Yang terdengar hanya suara reruntuhan batu dan teriakan petugas yang menemani Ketua Kim (Saya nonton sambil tahan nafas)



Dan Braakk!!!!

Mobil Ketua Kim berhasil keluar dari terowongan dan menabrak batas jalanan. Papan nama terowongan ikut terjatuh. 다행히다, mereka selamat...

0 comments:

Post a Comment