30 September 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 6


Episode ini dimulai dengan kenangan-kenangan Ma roo bersama Jae hee.



Sebenarnya, semua mimpiku menjadi kenyataan pada hari itu (hari Jae hee datang minta tolong kepada Ma roo agar dapat bersembunyi). Jae hee noona, nama nya saja sudah membuat hatiku berbunga-bunga, ada dihadapanku, tersenyum kepadaku.

Dan aku semakin rakus dan mulai bermimpi. Aku masih belum percaya, Jae hee noona, kini adalah milikku. Aku sangat bersyukur dia ada di sisiku. Aku yakin, walaupun aku tidak bisa memberikanmu harta yang melimpah, aku akan memberikan segalanya yang kumiliki untuk menjaga dan mencintaimu.

Aku tidak akan membuat dirimu kesepian. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskan tanganmu.

Aku akan selalu berada di tempat dimana Noona bisa menemukanku. Hidupku bermula bersama Jae hee Noona dan aku berjanji akan mengakhirinya bersamamu.

Aku harap Jae hee noona juga merasakan hal yang sama..

30 Juni 2003
Love, Kang Ma roo


Begitulah tulisan Ma roo





Eun gi dan Ma roo melihat pawai bersama-sama. Ma roo menggenggam tangan Eun gi erat-erat. Eun gi sangat senang karenanya.



Tiba-tiba Ma roo menghilang. Eun gi seperti orang gila berlari ketakutan mencari Ma roo. Ma roo sendiri ternyata berada di seberang jalan, melihat Eun gi yang berlari bahkan terjatuh dengan tatapan dingin (Wuiiiih Ma roo tega).



Saat Eun gi melihat Ma roo, Ma roo langsung tersenyum sambil memperlihatkan dua kaleng minuman yang ada di tangannya. Eun gi langsung berlari menghampirinya dan memeluknya.



Selama perjalanan dari bandara menuju ke rumahnya Eun gi selalu tersenyum. Sekertaris Hyun yang menjemput Eun gi merasa aneh dengan tingkah Eun gi yang beda dari biasanya. Eun gi menyadari arti dari tatapan Sekertaris Hyun.

Eun gi menjelaskan bahwa sekarang dia sedang jatuh cinta. Karena itu dia seperti bukan dirinya. Sekertaris Hyun bengong mendengarnya. Eun gi sendiri juga kaget begitu menyadari apa yang telah diperbuat oleh cinta kepada dirinya heheh.



Sekertaris Hyun bertanya apakah pria yang membuat Eun gi jatuh cinta adalah pria yang telah membuat marah Presdir. Eun gi tidak menjawab. Dia malah meminta saran mengenai cara berbusananya. Eun gi merasa perlu mengubah penampilannya dengan memakai rok atau gaun. Sesuatu yang feminism, seksi, dan lembut. Sekertaris Hyun terbatuk mendengarnya ^o^

Eun gi juga bertanya siapa yang bisa mengajarkannya cara ber make-up. Sekertaris Hyun masih terbatuk. Eun gi menepuk-nepuk punggunya dan berkata, “Sudah kubilang jangan terlalu terkejut. Aku sudah memperingatkanmu bahwa aku ini bukan orang normal.” Eun gi tersenyum menatap keluar jendela.


Eun gi tiba. Dia meminta Sekertaris Hyun agar merahasiakan apa yang baru saja dia ceritakan dari Presdir. Karena Presdir bisa saja mengirimnya ke RS jiwa kalau sampai dia tahu.

Sebelum turun, sekertaris Hyun memberikan sesuatu. Dia menyebutnya obat anti-axiolytic.Dia mengkhawatirkan Eun gi. Tapi Eun gi menolaknya dan berkata kalau dia adalah Seo Eun gi.


Eun gi memasuki rumahnya. Dia sudah ditunggu oleh beberapa koper begitu juga Pengacara Park. Eun gi tahu apa yang akan dia terima. Tapi karena sejak tadi belum makan, dengan santainya dia meminta pelayan menyediakan makanan untuknya terlebih dahulu. Presdir Seo langsung membentaknya.



Dia keluar dari kamarnya diikuti Jae hee yang mendorong kursi rodanya. Dia marah besar karena Eun gi masih terlihat santai setelah menyebabkan perusahaan mereka rugi besar.


Jae hee memilih meninggalkan mereka dengan alasan akan memandikan Eun seok.



Presdir Seo menyuruh Eun gi segera angkat kaki dari rumah itu karena tidak ada makanan untuknya. Eun gi bertanya apa hanya pergi dari rumah hukuman yang akan dia terima.

“Kartu kredit, hotel, mobil, dan semua pelayana dari Grup Tae San tidak akan kau dapatkan lagi,” ucap Presdir Seo menjawab pertanyaan Eun gi. Dia menyuruh Pengacara Park agar segera mengambil kartu kredit dan kunci mobil Eun gi. Selain itu, dia juga harus menghubungi hotel agar memblack list nama Eun gi dari daftar tamu mereka.
Presdir Seo juga memperingatkan Eun gi agar tidak meminta tolong (termasuk uang, red) kepada pegawai Tae San, termasuk Pengacara Park dan Sekertaris Hyun.

“Masih ada lagi?” Tanya Eun gi.

“Kau juga tidak perlu lagi datang ke kantor. Jika orang sepertimu masih ada di perusahaan, aku takur perusahaan akan bangkrut,” jawab Presdir Seo.




“Aku berharap aku mendapatkan ucapan ‘Kerjamu hebat, Eun gi. Kau telah berhasil menyelamatkan resort. Resort itu hampir saja diambil oleh orang yang justru ingin merusaknya. Resort itu adalah kenangan terakhir yang ditinggalkan istriku untukku. Aku sangat bangga karena anakku berhasil mempertahankannya.’ Apakah aku tidak bisa sekalipun mendengarmu memujiku?” pinta Eun gi kepada ayahnya.

“Apa kau pikir kerugian yang diderita perusahaan akibat ulahmu itu nilainya kecil? Aku bahkan berniat melaporkan perbuatanmu sebagai tindak kriminal. Kau beruntung ibu Eun seok melarangku melakukannya,” ucap Presdir Seo.


Jae hee sedang memandikan Eun seok sambil bermain bersamanya.



Pengacara Park mencoba membujuk Presdir Seo agar kali ini memaafkan Eun gi, mengingat tujuan Eun gi mempertahankan resort. Tapi Presdir Seo menolak karena Eun gi tidak menunjukkan rasa bersalah atau keinginan untuk meminta maaf. Itu berarti dia belum mengetahui dimana kesalahannya. Pengacara Park juga mencoba membujuk Eun gi. Tapi Eun gi berkeras bahwa apa yang dilakukannya untuk resort Aori adalah tindakan yang benar. Jadi kalau hal sama terulang kembali, dia akan bertindak seperti yang dia lakukan kemarin.

“KELUAR!” bentak Presdir Seo.



Eun gi berbalik dan mengangkat koper yang tadi dia bawa. Tapi dia meletakkannya kembali karena menganggap isi koper itu berasal dari Grup Tae San. Presdir Seo tidak mau menatap Eun gi.

“Pakaian ini,” ucap Eun gi sambil memegang pakaian yang dia pakai, “aku sebenarnya tidak ingin membawanya. Tapi aku tidak mungkin keluar dari sini tanpa busana kan? Jaga kesehatan Anda, Presdir.” Eun gi menunduk member hormat lalu keluar dari rumah itu. Pengacara Park menyusulnya.

Presdir Seo menahan air matanya. Dadanya tiba-tiba sakit (aduuhhh rasa sedih yang ditahan kayak gitu emang menyakitkan Presdir..)


Pengacara Park memberikan sebuah kartu kreditnya kepada Eun gi. Eun gi menolak karena tidak mau melanggar aturan yang sudah ditetapkan oelh Presdir Seo. Pengacara Park berkata kalau dia memberikan kartu itu bukan sebagai pengacara yang bekerja di Grup Tae San, melainkan sebagai sahabat yang tumbuh bersama Eun gi sejak dia masih kecil. Tapi Eun gi tetap menolak.

Eun gi mengambil uang dari dalam dompetnya lalu menyerahkan dompetnya itu kepada Pengacara Park. Sebelum pergi, Eun gi meminta Pengacara Park agar menjaga ayahnya. Dia juga bertanya dimana halte bis.


Jae hee selesai memandikan Eun seok. Dia memuji Eun seok dengan berkata kalau Eun seok sangat mirip dengan Presdir Seo.


Eun gi datang ke rumah Ma roo. Dia agak ragu untuk menekan bel rumah Ma roo.



Di dalam rumah, Jae gil menyetel radio keras-keras dan nge-dance. Choco mematikan radio dan bertanya mengapa Jae gil telrihat sangat bersemangat. Jae gil menjawab kalau dia memang orang yang selalu bersemangat.

Choco menebak kalau sebenarnya Jae gil sedang merindukan Yoo ra. Jae gil tertawa dan berkata kalau dia hanya kenal Yoo ri SNSD. “Siapa itu Yoo ra?” tanyanya sambil melanjutkan dance nya. Hahah Jae gil menyesal sendiri.



Bel pintu akhirnya berbunyi. Choco keluar untuk melihat tamu yang datang. Dia terkejut saat melihat Eun gi.

“Oh. Anda yang datang ke Joo Mun Jin waktu itu,” ucap Choco saat melihat Eun gi. Eun gi tersenyum dan memberi salam. Dia mencari Ma roo. Choco memberitahu Eun gi bahwa kakaknya sudah berangkat kerja. Eun gi lalu meminta alamat tempat kerja Ma roo.


Jae hee ternyata telah menyewa bar tempat Ma roo bekerja. Jadinya sekarang hanya ada Ma rood an Jae hee di tempat itu, berdua saja (aish…).

“Tidak peduli apa yang kau lakukan atau dimana kau melakukannya, kau selalu berhasil,” puji jae hee kepada Ma roo yang berhasil meluluhkan Eun gi, si hati es. “Kenapa kau tidak berhenti memanfaatkan gadis itu dan membiarkannya kembali ke tempatnya? Dia gadis yang kurang beruntung. Sudah cukup aku yang menghancurkannya. Aku tidak butuh bantuanmu. Dia selalu bersikap seolah-plah dia itu kuat dan tabah, dia tidak sepadan denganku.” Jae hee berbcara panjang lebar sementara Ma roo sibuk menyiapkan minuman yang Jae hee pesan (minuman yang membuat Van Gough memotong telinganya sendiri)

“Bagaimana mungkin orang yang sudah kehilangan banyak hal bisa mengalahkan orang yang tidak kehilangan apa-apa?” lanjut Jae hee.

Ma roo meminta Jae hee agar pulang saja dan mabuk di rumahnya.



“Aku serius saat berkata akan kembali kepadamu. Aku masih punya perasaan kepadamu, Kang Ma roo,” ucap Jae hee. Ma roo menatapnya (aduuh nih tatapan apa sih? Luluh lagi?) lalu menghela nafas.



Ada sms tiba di hpnya. Dari Jae gil. “Gadis bernama Seo Eun gi sedang menuju ke sana. Jika kau sedang bersama wanita lain, usir dia sekarang. Gadis itu akan tiba dalam 10 menit.”

Jae gil mengantar Eun gi ke tempat kerja Ma roo. eun gi ingin tahu mengapa Jae gil harus repot-repot mengantarnya. Jae gil berkata kalau dia juga mau ke sana. Dia memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi di bar tempat Ma roo bekerja. “Kau mau tanda tanganku?” Tanya Jae gil. Eun gi hanya tersenyum hahaha




Hp Eun gi berbunyi. Ternyata Ma roo yang menghubunginya. Jae gil sangat terkejut.
“Aku dengar kau sedang menuju kemari?” Tanya Ma roo. Dia mengaktifkan loudspeaker di hp nya agar Jae hee juga mendengarnya.

“Baguslah. Aku sudah sangat merindukanmu,” ucap Ma roo sambil tersenyum tapi dia menatap Jae hee. Jae hee terkejut mendengarnya.

“Aku diusir dari rumahku,” cerita Eun gi.

“Aku sudah menduga itu akan terjadi jadi aku sudah menyiapkan kamar untukmu. Kau bisa tinggal di kamarku, bersamaku,” hibur Ma roo. Dia terlihat puas melihat ekspresi di wajah Jae hee. Eun gi yang tidak tahu apa-apa terus tersenyum.

Eun gi berkata kalau dia belum makan. Ma roo bertanya makanan apa yang ingin dia makan. Kalau dia bisa, dia akan membuatkannya untuk Eun gi. Dia lalu menyuruh Eun gi agar segera tiba.




“Saranghaeyo,” ucap Eun gi. Ma roo terdiam sambil terus menatap Jae hee. “Saranghaeyo,” ulang Eun gi. Ma roo masih belum menjawab.

“Aku juga. Saranghaeyo….Seo Eun gi-shi,” ucap Ma roo sambil tersenyum. Jae hee sangat terkejut (mungkin lebih tepatnya terpukul) mendengar jawaban Ma roo. Sementara Eun gi tersenyum senang.


Ma roo mempersilahkan Jae hee agar pulang karena kekasihnya akan datang.

“Kau akan sampai sejauh mana? Gadis itu sepertinya 100% tulus padamu,” tanya Jae hee kepada Ma roo. “Bagaimana kau bisa tega memanfaatkan gadis tidak bersalah seperti dirinya?”

“Apa kau pikir aku ini berpura-pura tertarik padanya? Aku masih muda dan sehat sedan dia juga gadis muda yang cantik, kaya, pintar, dan punya latar belakang keluarga yang hebat. Bagaimana mungkin aku berpura-pura?”



Eun gi masih tersenyum. Dia lalu bertanya kepada Jae gil berapa lama lagi mereka akan sampai. Jae gil berkata kalau tidak lama lagi mereka akan tiba.

“Apa kau mau tanda tanganku?” Tanya Jae gil, tidak menyerah. Eun gi akhirnya menjawab ‘iya’



Ma roo kembali meminta Jae hee agar segera pergi. Jae hee berdiri dan menghalagi langkah Ma roo.

“Dia akan tiba sebentar lagi. apa tidak apa-apa kalau kau bertemu dengannya?”
“Bagaimana denganmu?” Tanya jae hee balik. “Akankah kita mengakuinya bersama-sama?” Jae hee langsung mencium Ma roo yang terkejut.

“Dengan posis seperti ini (berciuman tadi, red), itu sudah cukup kan? Saat Eun gi masuk dan melihatnya, dia akan sadar apa yang sebenarnya terjadi. Siapa, bagaimana, dan mengapa kau memanfaatkannya. Dengan begitu aku tidak perlu menjelaskan kepadanya. Baiklah, kita akan tunggu waktu yang tepat dan melakukannya saat dia datang. Ayo kita akui bersama-sama, Kang Ma roo” Ucap Jae hee. Ma roo mengelap bibirnya dengan tangannya.



“Berhentilah bermain-main,” ucapnya lalu mencium paksa Jae hee. Saat iu juga, dia mengambil gambar mereka yang sedang berciuman dengan hp nya.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Jae hee begitu Ma roo melepaskannya.

“Bukankah kau dulu adalah seorang reporter? Sepertinya kau tidak begitu mengerti bagaimana cara pengakuan yang benar. Beginilah cara yang sebenarnya,” ucap Ma roo sambil memperlihatkan foto saat mereka berciuman. Jae hee menepis tangan Ma roo yang memegang hp hingga hp itu terlempar.


Taxi yang ditumpangi Eun gi tiba (tegang dan tegang menanti apa yang akan terjadi). Eun gi menerima pesandi hp nya. Dia membukanya.


“Apa kau gila Kang Ma roo?” Tanya Jae hee. Dia marah sekali. Ma roo hanya tersenyum sinis.



Eun gi sangat terkejut melihat foto yang dikirim oleh Pengacara Park untuknya. Ya,foto itu adalah foto sewaktu Jae hee mencium Pengacara Ahn. Dia langsung menghubungi Pengacara Park.



Ma roo memungut hp nya. Dia mengatakan sesuatu yang balik menyerang Jae hee.

Jae hee kemudian menantang Ma roo. Dulu Ma roo pernah berkata kalau dia akan menurunkan dirinya dari tempatnya sekarang. Dia bertanya apa Ma roo tahu sehina apa pekerjaan yang harus lakukan untuk sampai ke tempatny. Ma roo berkata kalau dia tidak peduli.

“Baiklah. Aku tidak akan turun ataupun menghalangimu. Kita lihat saja, sampai sejauh mana permainan ini akan berakhir,” ucap Jae hee. Dia berbalik dan mengambil tasnya. D



Jae hee sempat meringis kesakitan. Jalannya pun agak kesusahan. Ma roo melihatnya.
Jae gil bertemu Jae hee di pintu depan tapi Eun gi tidak bersamanya. Jae hee berjalan sambil memegang pinggangnya yang sakit.


Pengacara Ahn datang menjemput Jae hee. Jae hee agak terkejut melihat kedatangannya.

Jae hee terlihat lelah. Pengacara Ahn menanyakan keadaannya. Jae hee berkata kalau dia baik-baik saja. Hanya belakangnya yang sakit dan itu biasa terjadi.

Jae hee berkata kalau dia tahu Pengacara Ahn juga punya ambisi yang ingin dia capai. Jadi dia rela dirinya dimanfaatkan untuk mendapatkan ambisi itu.



“Hanya itu. Manfaatkan aku, tapi jangan menyukaiku. Aku lebih suka begitu,” pinta Jae hee.


Jae gil masuk dan mendapati Ma roo sedang duduk sendiri. Dia heran mengapa bar tutup. Dia juga bertanya mengapa Jae hee datang menemui Ma roo. Ma roo tidak menjawab.

“Kang Ma roo!” panggil Jae gil sambil mengayunkan tangannya di depan wajah Ma roo. baru Ma roo tersadar. Jae gil kembali bertanya apa yang diinginkan Jae hee sampai dia menemui Ma roo.

“Apa dia mau mulai dari awal lagi denganmu? Apa dia mau kembali lagi padamu setelah bercerai? Apa kau gila?” Jae gil memberondingi Ma roo dengan pertanyaan. Ma roo menganggap pertanyaan Jae gil berlebihan.

Ma roo kemudian bertanya dimana Eun gi, mengapa Jae datang sendirian. Jae gil memberitahu bahwa Eun gi pergi lagi karena ada urusan yang sangat penting. Dia sendiri tidak tahu itu urusan apa.

Jae gil meminta Ma roo minum bersamanya. Jae gil curhat bahwa dia baru saja putus dengan Yoo ra. Di rumah dia tidak bisa memperlihatkan perasaan sedihnya karena ada Choco. Jadi dia meminta Ma roo agar menghiburnya.


Eun gi menemui Pengacara Park dan bertanya foto apa yang baru saja dia kirimkan untuknya. Eun gi tidak percaya dengan foto itu karena bisa saja itu hasil rekayasa. Pengacara Park berkata bahwa foto itu berasal dari kamera cctv di rumah Eun gi. Dia menyodorkan tabletnya kepada Eun gi. Eun gi shock. Pengacara Park memintanya duduk.



Pengacara park memberitahu Eun gi bahwa sebelumnya Presdir sudah mempertimbangkan kembalinya Eun gi ke perusahaan. Tapi dengan syarat Eun gi bisa menyelesaikan urusan dengan serikatburuh dalam dua hari.

Eun gi marah karena Pengacara park membicarakan hal yang seharusnya tidak mereka bicarakan. (Bagi Eun gi foto yang dia lihat adalah hal yang lebih penting dari pada pekerjaannya).

“Aku tahu kau akan bereaksi seperti ini. Aku mengirimkan foto itu agar kau kembali. Kau harus kembali ke perusahaan, apa pun yang terjadi. Kesehatan Presdir tidak baik dan Nyonya Han akan terlibat dalam manajemen perusahaan mulai bulan depan. Mereka punya kemampuan dan akan melakukan apapun. Jika kau pergi begitu saja, kau tidak akan bisa kembali bekerja di perusahaan,” ucap Pengacara Park.

“Apa Presdir tahu hal ini?” Tanya Eun gi.

“Tidak. Kesehatan Presdir sedang tidak baik dan aku takut berita ini malah akan memperburuk kesehatannya,” jawab Pengacara Park. Eun gi menyetujui tindakan Pengacara park.



Pengacara Park lalu bertanya apa yang akan Eun gi lakukan. Eun gi tidak menjawab dan malah memegang kepalanya. Pengacara park memanggilnya. Eun gi memintanya untuk diam. Pengacara Park kembali memanggilnya. Emosi Eun gi meluap. Dia berkata kalau dia tidak bisa berpikir karena kepalanya sendiri seperti akan meledak. Jadi dia meminta Pengacara Park agar tidak bertanya lagi.



Jae hee tertidur saat mereka tiba di depan rumah Presdir Seo. Pengacara Ahn baru akan keluar dari mobil untuk membangunkan Jae hee ketika teleponnya berdering. Presdir Seo meneleponnya. Dia bertanya apa mereka bisa melacak telepon Jae hee. Dia ingin tahu dimana keberadaan Jae hee. Pengacara Ahn melirik Jae hee yang tertidur di jok belakang dan bertanya kepada Presdir Seo apa Jae hee tidak ada di rumah. Presdir Seo memberitahu bahwa Jae hee pergi untuk menemui guru Eun seok. Dia meringis kesakitan tapi kemudian melanjutkan ucapannya.

“Tapi pertemuannya dibatalkan,” ucap Presdir Seo.

“Mungkin dia sedang bersama teman-temannya,” Pengacara Ahn mencoba memberi alasan.

“Aku sudah bilang ‘kan kalau aku ini tidak bisa mempercayai wanita lebih dari 30%. Sekarang pun demikian,” Presdir Seo menoleh ke samping, ke tempat tidur Jae hee yang masih kosong. Pengacara Ahn berkata kalau dia akan mencari tahu dimana Jae hee sekarang. Pengacara Ahn menutup teleponnya dan Jae hee membuka matanya.




Jae gil dan Ma roo minum bersama tapi jae gil seperti sudah mabuk. Ma roo teringat kembali saat Jae hee terlihat kesakitan dan seperti tidak mampu berjalan. Dia juga teringat kenangan saat kakak jae hee memukuli Jae hee. Saat itu kakak Jae hee ingin mengambil tas Jae hee tapi Jae hee mati-matian mempertahanknnya karena tas itu adalah pemberian Ma roo dari uang beasiswanya. Jae hee memohon-mohon agar kakaknya tidak mengambil tas itu. Ma roo yang melihatnya langsung membantu Jae hee.



Eun gi menelepon Ma roo tapi dia tidak menjawabnya.


Eun gi sedang berada di sebuah warung makan dan bertemu dengan perwakilan serikat pekerja. Saat perwakilan itu tiba, dia segera memutuskan panggilannya dan menyambut mereka.

Eun gi menantang perwakilan serikat untuk minum bersamanya. Jika mereka menang, makan Eun gi akan memenuhi permintaan mereka. Tapi jika Eun gi menang, mereka yang harus menuruti keinginan Eun gi. Pengacara Park kaget mendengar ucapan Eun gi karena cara itu terdengar sangat ceroboh. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.



Ma roo dan Jae gil sudah mabuk tapi Jae gil lebih parah karena dia sampai terkapar di lantai. Choco meneleponnya. Choco tiba dan hanya bisa menghela nafas melihat kondisi keduanya. Dia mendekati Jae gil yang mengigau memanggil nama Yoo ra. Jae gil menangis. Choco sempat-sempatnya memuji ketampanan Jae gil LOL

Choco membangunkan Jae gil lalu minta maaf karena Jae gil jadi seperti sekarang itu karena dia. Choco lalu bertanya apa yang Jae gil inginkan. Jae gil menggumamkan sesuatu. Choco mendekatkan telinganya. “Jam tangan?” Tanya Choco. “Jam tangan Ma roo?” tanyanya lagi setelah kedua kalinya dia mendekatkan telinganya.

Choco mendekati Ma roo yang juga sedang tertidur lalu mengambil jam tangannya. Choco kemudian memasang jam tangan itu di pergelangan Jae gild an berkata kalau jam tangan itu lebih keren dipakai oleh Jae gil daripada kakaknya *ngeek…


Choco menarik Jae gil dan menggendonya di punggunya (lebih tepatnya menyeretnya kali karena kaki Jae gil yang panjang hehehe). Dia meninggalkan Ma roo karena yakin kakaknya bisa pulang sendiri.



Tantangan minum pun dimulai. Pengacara park melihat cemas kea rah Eun gi. Wajah Eun gi mulai memerah. Pada akhirnya Eun gi meminta izin untuk ke kamar mandi. Pengacara Park menyusulnya.


Di luar Eun gi hampir terjatuh karena oleng. Pengacara Park menahannya. Dia akhirnya buka mulut dan bertanya apa yang ada di pikiran Eun gi sampai membuat perjanjian dengan cara seperti itu.

Eun gi menjawab bahwa hanya ada dua cara yang bisa dilakukan kalau harus menyelesaikan urusan dengan serikat pekerja dalam dua hari. Salah satunya adalah dengan cara kekerasan.

Eun gi menggeleng-gelengkan kepalanya yang mulai pusing dan berkata, “Aku sudah memikirkannya dan cara yang terbaik saat ini adalah…lari.”

“Apa?” Pengacara Park bingung dengan saran Eun gi.

Eun gi meminta Pengacara Park agar segera mengambil mobilnya sebelum para perwakilan serikat itu melihat mereka.


Ma roo terbangun dan melirik tangannya untuk melihat jam. Tapi jamnya sudah menghilang. Dia melihat sekeliling.



Pengacara Park sudah tiba dengan mobilnya tapi Eun gi sudah menghilang.



Ma roo berjalan pulang. Teleponnya berdering. Dari Eun gi. Eun gi meminta maaf karena tadi tidak jadi menemui Ma roo. Ma roo bertanya apa Eun gi sudah minum. Eun gi menjawab kalau dia hanya minum sedikit soju.

“Ada yang ingin aku tanyakan,” ucap Eun gi. “Apa yang sudah kau lakukan padaku? Sepanjang hari, mengapa kau terus muncul di dalam kepalaku? Bagaiman caramu melakukannya, Kang Ma roo,” tanya Eun gi.


“Aku betul-betul tergila-gila padamu,” Eun gi mengungkapkan perasaannya. Ma roo berhenti karena dia bisa mendengar suara Eun gi walaupun bukan dari telepon. Dia mencari-cari dan berjalan mundur beberapa langkah. Dia melihat Eun gi sedang duduk di tangga.

Eun gi melanjutkan pengakuannya tanpa menyadari kedatangan Ma roo (maklum, lagi mabuk). “Aku tidak bisa bekerja dan konsentrasi karenamu. Kau (Eun gi mengucapkan Ahjussi) terus muncul di kepalaku dan aku merindukanmu.”


Ma roo mendekati Eun gi. “Heh, aku bukan orang seperti ini. Aku bukan Seo Eun gi yang orang kenal,” ucap Eun gi. Ma roo tiba di hadapan Eun gi lalu duduk dan menatap Eun gi.

Eun gi yang akhirnya melihat Ma roo bertanya apa yang ada di hadapannya ini hanya khayalannya saja. Ma roo bertanya seberapa banyak minuman yang Eun gi sudah minum.
“Woah, bena-benar seperti manusia,” Eun gi menyentuh pipi Ma roo. “Seperti bayangan tiga dimensi,” Eun gi menyentuh hidung Ma roo.



“Aku merasa kasihan padamu jika teringat bagaimana kehidupanmu,” ucap Ma roo. “Tapi anggaplah itu hanya sebuah mimpi buruk di dalam hidupmu yang panjang.

“Bayangannya juga bisa bicara,” ucap Eun gi yang masih terkagum-kagum dengan bayangan di depannya heheh.

“Kau bisa segera bangun dari mimpi buruk itu,” lanjut Ma roo. “Setelah beberapa saat kau bahkan tidak akan ingat mimpi itu.”

Eun gi menepuk-nepuk bibir Ma roo. “Woaah…ini benar-benar mengagumkan. Bayangan yang berbicara.”

Eun gi merasa mual dan muntah.



Ma roo membaringkan Eun gi dan membersihkan wajahnya dengan kain basah. Untuk sesaat Ma roo menatap Eun gi (entah apa yang ada di pikiran Ma roo saat itu. Kasihankah?)



Pengacara Park kemudian menghubungi Eun gi. Karena Eun gi sudah tertidur, Ma roo lah yang menjawabnya.

“Siapa ini? Apa Nona ada di dekat Anda?” Tanya pengacara park.

“Dia tertidur karena mabuk. Aku khawatir Anda akan cemas kalau tidak ada yang menjawab teleponnya. Aku Kang Ma roo,” ucap Ma roo.

“Apa mungkin…Anda adalah orang yang Nona panggiil sebagai kekasihnya?” Tanya Pengacara park berhati-hati. Ma roo terdiam sesaat dan melirik Eun gi.

“Ya,” jawab Ma roo. pengacara park merasa lega karenanya. Dia memberitahu Ma roo kalau dia merasa cemas karena Eun gi tiba-tiba saja menghilang. (Kasihan Pengacara Park)



Hari semakin pagi. Eun gi yang sudah terbangun lebih dulu tersenyum menatap Ma roo yang sedang tidur di hadapannya. Dia terlihat sangat bahagia.


Sementara itu, Jae hee telrihat gelisah di tempat tidurnya.



Pengacara Park berpapasan dengan Pengacara Ahn saat sedang berolahraga. Dia hanya tunduk memberikan hormat lalu pergi. Pengacara Ahn heran melihat sikap Pengacara Park.



Pengacara Park tiba di ruangannya. Dia kembali mengecek rekaman kamera CCTV rumah Presdir Seo. Rekaman berlanjut ke kamera 4 dan dia melihat saat Ma roo mengantarkan Eun gi pulang. Dia mengeluarkan foto Ma roo yang ada di agendanya.

Dia kemudian menelepon seseorang dan bertanya apa dia bisa mendapatkan gambar close-up dari wajah yang ada di kamera CCTV yang dia ambil.



Ma roo akhirnya bangun. Eun gi menyapanya dengan senyuman. Dia lalu bertanya bagaimana dia bisa sampai di tempat itu. Ma roo menjawab kalau Eun gi datang sendiri tapi dialah yang mengangkat Eun gi sampai ke kamarnya.

Eun gi kembali bertanya apa dia mengucapkan hal-hal memalukan selama dia mabuk. Ma roo mengangguk.

“Apa aku mengatakan bahwa aku hampir gila karena mnyukaimua?” tanya Eun gi. Ma roo membenarkan. Eun gi bertanya apa lagi yang dia ucapkan tapi Ma roo menjawab bahwa Eun gi tidak akan mau mendengarnya.

“Selama pengakuan memalukan itu, apa kau tidak memberikan jawaban?” tanya Eun gi lagi.

“Ada,” jawab Ma roo.

Eun gi ingin tahu jawaban Ma roo tapi Ma roo mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apa Eun gi mau sarapan. Eun gi sangat penasaran dengan jawaban Ma roo karena itu dia meminta Ma roo mengulangi jawabannya.

“Ayo makan,” Ma roo kembali menolak. Tapi Eun gi berkeras ingin tahu jawaban Ma roo.


Pengacara Park keluar dari ruangan CCTV dengan kening berkerut. Dia lalu menelepon sekertaris Hyun dan menanyakan nama kekasih Eun gi.

Eun gi terus bertanya apa yang Maroo katakana selama dia mabuk. Ma roo menatap tajam eun gi. Eun gi menunggu dengan wajah penasaran.



“Seo Eun gi, kau sedang sial. Kau tidak beruntung karena telah masjk ke dalam perangkap Ma roo,” ucap M aroo. Raut wajah Eun gi berubah.

“Apa sekarang kau mau lari? Bangunlah dan pakai sepatumu. Berlarilah menjauh dariku sekuat tenagamu. Aku hanya akan memberikanmu satu kesempatan,” lanjut Maroo. Eun gi tersenyum dan bertanya apa benar itu yang dikatakan Ma roo. Ma roo mengangguk. Tatapannya melunak.

“Bagaimana jawabanku saat itu?” tanya Eun gi.

“Kau belum memberikan jawaban,” jawab Ma roo.

“Boleh aku jawab sekarang?” tanya Eun gi lagi. Ma roo diam.

Entah apakah Eun gi mengira Ma roo hanya bercanda atau tidak. Soalnya dia memberikan jawaban atas pertanyaan Ma roo dengan ciuman. Ma roo terkejut dengan jawaban Eun gi.


Jae hee sedang melakukan photoshoot untuk gaun pengantinnya ketika teleponnya bordering. Nama Ma roo muncul di hp nya. Dia menjawab dengan enggan.



“Jae hee-ah. Ini oppa. Sudah cukup lama ya kita tidak bertemu, adik kecilku. Dimana kau sekarang?,” tanya seorang pria. Jae hee tidak menjawab. Dia terlihat sangat ketakutan. Pengacara Ahn melihatnya.



Ma roo pulang dan kaget melihat rumah berantakan. Wajah Jae gil juga penuh luka. Ma roo bertanya apa yang terjadi. Choco memberitahu bahwa kakak jae hee baru saja datang dan memukul jae gil sampai babak belur. Jae gil berusaha melarang Choco melaporkan apa yang terjadi. Choco menolak.

“Jae sik hyung tadi ke sini?” tanya Ma roo. Choco memberitahu bahwa Jae sik datang untuk mencari Jae hee.



“Pria itu sangat menakutkan. Dia seperti akan membunuh Jae hee kalau dia bertemu dengannya. Kau jangan ikut campur. Kalau dia datang lagi, aku yang akan mengurusnya karena kau tidak tahu apa-apa tentang Jae hee noona. Jadi tolong, kau jangan ikut campur!” Jae gil memperingatkan Ma roo.



Tapi sayangnya kakak Jae hee menggeledah kamar Ma rood untuk mencari nomor jae hee yang bisa dia hubungi dan mengambil hp Ma roo. Ma roo sangat terkejut (Aduuhhh foto dia yang berciuman dengan Jae hee ka nada di hp itu?)


Eun gi bertemu kembali dengan perwakilan serikat pekerja. Karena semalam dia kalah, maka dia harus mau mengikuti semua permintaan yang serikat pekerja ajukan. Eun gi membacanya satu per satu. Ada beberapa poin yang bisa langsung dia setujui dan ada beberapa yang harus membuatnya berpikir. Namun pada akhirnya Eun gi menyetujui semuanya. Pengacara Park hanya bisa menyaksikan tanpa berkata apa-apa.



Saat menunggu bis, Pengacara park datang dan memberikan sebuah amplop kepada Eun gi. Dia meminta Eun gi membukanya kalau ada waktu.

Eun gi baru akan membukanya tapi bis sudah datang.


Eun gi pulang ke rumah Ma roo. Di dekat rumah Ma roo dia bertemu dengan seorang ibu-ibu yang memberikan sebuah foto kepadanya. katanya studi foto yang ada di dekat situ memitanya untuk memberikan foto itu kepada Ma roo. Dan karena Eun gi akan ke rumah Ma roo, maka dia menitipkan foto itu padanya.



Eun gi kembali berjalan tapi karena penasaran dengan foto itu, dia melihatnya. Dan jeng jeng…itu adalah foto sewaktu Jae hee wisuda. Di foto itu dia dan Ma roo tersenyum lebar. Eun gi shock melihat foto itu.


Tidak jauh dari Eun gi, terlihat Sekertaris Jo yang sedang mengawasi Eun gi (hmm…ternyata ibu-ibu tadi adalah suruhan Sekertaris Jo).



Ma roo keluar dari rumah dan melihat Eun gi. Eun gi buru-buru menyembunyikan foto itu. Ma roo tersenyum manis kepada Eun gi. Eun gi menatap Ma roo.

Komentar:

Nih drama benar-benar tidak berhenti memberikan kejutan di tiap akhir episodenya. Ini nih yang bikin penonton jadi tidak sabar nunggu hari Rabu lagi :(

Saya jadi penasaran dengan apa yang akan dilakukan Eun gi. Akankah dia langsung menanyakan perihal hubungan Ma roo dan Jae hee atau dia menyembunyikannya dan ikut dalam permainan Ma roo?

Episode 7 part 1