09 March 2014

[Sinopsis] Emergency Couple Episode 8 part 1


Episode Sebelumnya.

Jin hee dan ibunya kedatangan tamu seorang pria dan seorang dede bayi yang lucu. Mereka tidak lain adalah suami dan anak Jin-ae. Ibu Jin hee dibuat stress karenanya.

Chang min menemui pamannya untuk meminta bantuannya menyelesaikan masalah Jin hee, agar dia tidak diberhentikan dari RS.
Tengah malam, Jin hee menerima telepon dari suami Emma. Emma sekarat. Jin hee pun menghubungi dr. Gook dan memintanya datang ke rumah Emma.

Episode 8



Jin hee dan dr. Gook pulang berdua dari rumah Emma menggunakan bis. Di perjalanan, dr. Gook ketiduran dan tanpa sadar menyandarkan kepalanya ke pundak Jin hee. Walau terkejut, Jin hee membiarkannya. Dia bahkan dengan sukarela menyandarkan kepada dr.Gook kembali ke pundaknya sewaktu dr. Gook bergerak ke arah yang lain.

Sementara itu Chang min yang juga sedang dalam perjalanan menuju RS, menghubungi Jin hee. Sayang, Jin hee tidak menjawab panggilannya karena hp Jin hee mati karena lowbat sewaktu browsing di bis. Chang min jadi bertanya-tanya apa yang sekang Jin hee lakukan??


Jin hee tersenyum tapi Chang min galau. Hah! pemandangan yang kontras heheh.


Bis yang Jin hee tempat berhenti di lampu merah. Dan tepat di sampingnya, mobil Chang min juga berhenti. Tapi takdir belum mempertemukan mereka karena keduanya tidak saling melihat. Penasaran banget dengan reaksi Chang min kalau ngeliat dr. Gook tidur di pundak Jin hee lol

Saat mulai berjalan, dr. Gook tiba-tiba terbangun dengan kaget. Perlu beberapa saat baginya untuk sadar. Dan saat menoleh ke samping, Jin hee sudah berpura-pura tidur heheh.

dr. Gook membangunkan Jin hee karena mereka sudah hampir sampai dan menegurnya karena ketiduran di bis. Jin hee hanya pura-pura menguap dan tersenyum saat dr. Gook tidak melihatnya *tidak kebalik tuh dok?? :D


dr.Gook dan Jin hee mampir makan di sebuah tempat makan di dekat RS. Jin hee baru pertama kali ke sana. dr. Gook kemudian menatap Jin hee dan bertanya kenapa Jin hee tidak jadi relawan saja dan pergi ke berbagai pulau? Itu lebih cocok untuknya. Jin hee suka dengan ide itu. Tapi bagaimanapun, dia perlu menyelesaikan magangnya lebih dulu baru bisa melakukannya. Dia kemudian bertanya bagaimana dengannya sekarang? dr. Gook menjawab bahwa itu semua tergantung takdir Jin hee.




Pelayan datang membawakan makanan mereka. Dia tersenyum kepada dr. Gook yang datang bersama seorang gadis cantik. Dia meminta mereka agar sering-sering datang ke tempatnya. Keduanya jadi kikuk hahah. Ditambah lagi saat akan mengambil sumpit, tangan Jin hee dan dr. Gook bersentuhan 2 kali :D


Chang min tiba di RS. Suster Heo heran melihatnya karena seharusnya yang bertugas malam itu adalah Young gyu. Chang min berkata bahwa dia melakukannya untuk Young gyu karena kemarin-kemarin ibunya sedang sakit.

Suster Heo lalu bertanya kepada Chang min apakah dirinya adalah seorang konglomerat atau anak politisi? Mengingat ibunya adalah pasien VIP. Chang min mendekatkan wajahnya ke suster Heo dan berkata dia harus memeriksa pasien.


Setelah Chang min pergi, suster Heo langsung senyum-senyum sendiri. Dia memuji Chang min yang tidak hanya tampan, tapi latar belakang keluarganya juga hebat. Suster Sheom mendekatinya dan bertanya ada apa. Dengan singkat suster Heo menjawab, “Dokter Oh Chang min, mulai sekarang dia adalah milikku ha...ha...ha...” lalu melenggang pergi. Suster Sheom jadi bengong dibuatnya.

Kembali ke tempat makan.



Melihat Jin hee yang makan dengan lahap, dr. Gook memberikan nasinya kepadanya. Jin hee kaget dan berkata bahwa dia tidak apa-apa. dr. Gook menyuruhnya untuk makan saja. Bahkan yang dia berikan itu sepertinya belum cukup untuk Jin hee. Jin hee tidak membalas lagi dan mengangkat mangkuknya untuk meminum kuahnya. Saat itu dr. Gook menatapnya sambil tersenyum. Aigoo... Tapi begitu Jin hee selesai, dr. Gook langsung memasang kembali ekspresi datarnya dan pura-pura tidak melihat :D


Chang min merenggangkan badannya sejenak di luar RS. Dia kembali mencoba menghubungi Jin hee. Tapi jawabannya masih sama. Panggilannya disambungkan ke pesan suara. Chang min jadi khawatir kalau-kalau Jin hee pergi minum-minum karena stress dengan surat pemberhentian dirinya.


Tapi begitu terkejutnya Chang min saat dia menoleh ke arah lain dan melihat Jin hee sedang berjalan bersama dr. Gook sambil tersenyum dan tertawa bersama. Dia tidak suka melihatnya. Atau mungkin lebih tepatnya, cemburu?? ^o^


Jin hee dan dr. Gook akhirnya berpisah. Setelah Jin hee pergi, Chang minlangsung mendekati dr. Gook dan menyapanya. Dia juga bertanya dari mana dia malam-malam begini. Tapi dr. Gook tidak memberikan jawaban yang memuaskan dan berlalu.


Chang min tidak menyerah. Dia terus menyusul dr. Gook. Setelah berhasil menyusulnya, Chang min terang-terangan bertanya dr. Gook dan Jin hee habis dari mana? Kenapa mereka bersama? dr. Gook tidak menghiraukannya dan hanya menyuruhnya kembali bekerja.

“Ah kalian berdua dari mana tadi?” tanya Chang min, tidak tahan.

“Kenapa kau sangat ingin tahu?” tanya dr. Gook balik.

“Kenapa dia masih di RS di tengah malam begini?” tanya Chang min lagi.

“Kau tidak perlu tahu, bocah,” balas dr. Gook lalu berjalan pergi. Chang min menatap kesal punggu dr. Gook.


Jin hee kembali ke rumahnya. Semua orang sudah tidur. Saat melangkah masuk, tanpa sengaja dia menendang mainan Gook. Dia baru ingat kalau ternyata tadi sebelum bergegas ke rumah Emma, dia dan ibunya kedatangan tamu.

Dia kemudian ke kamar ibunya. Tapi kamar itu kosong. Maka dia ke kamarnya. Tapi alangkah terkejutnya dia saat menyalakan lampu kamar dan melihat Kwang soo dan Gook sedang tidur di sana.

Kwang soo terbangun karena cahaya terang. Jin hee dengan segera menyuruhnya keluar. Kwang soo menolak dengan alasan dia lelah seharian merawat Gook. Tapi Jin hee langsung membelalakkan matanya dan Kwang soo tidak menolak lagi.


Ternyata yang menyuruh Kwang soo tidur di kamar Jin hee adalah ibu Jin hee sendiri. Menurut Kwang soo, ibu mertuanya itu tahu kalau Gook adalah cucu yang berharga. Dia kan cucu pertama di keluarga itu. Jin hee hanya bisa menghela nafas sambil menahan emosinya.

Dia kemudian bertanya di mana ibunya dan Jin-ae. Kwang soo berkata bahwa seharusnya di ada di kamarnya. Dia tidak tahu kalau ternyata ibu mertuanya itu tidak ada di rumah. Sedangkan Jin-ae, dia sudah berhenti dari tempat kerjanya karena sebelumnya Jin hee datang membuat kekacauan di sana.


Jin hee lalu menyuruh Kwang soo agar kembali ke rumahnya esok pagi. Kwang soo pun bercerita bahwa dia tidak akan datang ke rumah Jin hee dan ibunya kalau dia punya rumah. Kontrak rumahnya habis hari ini tapi dia sudah memakai uang jaminan dan akhirnya diusir keluar. Jin hee jadi pusing dibuatnya.


Ternyata ibu Jin hee tidur di toko mereka. Jin hee menyesali tindakan ibunya yang membiarkan orang asing itu tidur di rumah mereka sendirian. Bagaimana kalau dia mencuri sesuatu dari rumah mereka. Ibunya menjawab bahwa dia tidak mau seatap dengan orang asing, hanya berdua. Lagipula tidak ada yang bisa dicuri dari mereka karena barang-barang penting sudah dia bawa bersamanya.

Kedua ibu dan anak ini benar-benar pusing gara-gara Jin-ae. Ibunya menyuruh Jin hee untuk mencari dan menemukan anak itu besok. Bah kan jika dia harus melibatkan polisi.


Di rumah Jin hee, Kwang soo menelepon Jin-ae dan memberitahukan bahwa dia dan Gook sekarang berada di rumah ibu Jin-ae. Jin hee bahkan memberikan kamarnya untuk mereka. Dia juga menyuruh Jin-ae pulang. Ibu dan kakakny mencari-cari dirinya. Jin-ae hanya berkata bahwa Kwang soo untuk sementara tinggal di sana dulu. Mereka kini tidak punya rumah dan uang. Jin-ae kemudian menanyakan keadaan Gook. Kwang soo menyuruhnya untuk tidak perlu khawatir. Ada di yang menjaganya.

Pembicaraan mereka berakhir saat teman band Jin-ae memanggilnya. Mereka akan tampil.


Jin hee akhirnya berhasil membujuk ibunya pulang ke rumah mereka. Setelah membersihkan diri, Jin hee masuk ke kamar ibunya dan melihat ibunya sudah tertidur. Dia lalu ke kamarnya dan melihat Gook serta Kwang soo yang tertidur lelap. Dia pun memutuskan untuk tidur di sofa.


“Kehidupan selalu berbeda setiap harinya. Kehidupan, benar-benar bervariasi. Oh My God,” ucap Jin hee sebelum tidur.
Hari sudah pagi.


Di RS, Chang min sedang tertidur di meja. Suster Heo perlahan meletakkan selimut di tubuh Chang min dan mengendap-endap pergi. Chang min membuka matanya dan melihat suster Heo. Dia langsung menanyakan keadan pasien gastroenteritis (peradangan pada lanmbung dan usus, red) yang tadi dia rawat. Suster Heo menjawab bahwa dia sudah membaik dan dr. Kim sudah menyuruhnya pulang setelah memberikan resep.


Chang min menanyakan pasien yang satu lagi, yang menelan peniti. Suster Heo menyerahkan hasil endoskopi yang Chang min minta.
Saat Chang min membacanya, Suster heo menyodorkan makanan yang dia pegang. Chang min dengan senang hati menerimanya dan langsung memakannya. Suster Heo ingin mengambilkan air untuk Chang min. Tapi Chang min berkata bahwa dia bisa mengambilnya sendiri. Dia juga berterima kasih atas makanannya. Seteah itu dia pergi meninggalkan suster Heo yang kesal karena tidak sekalian membawa makanan itu dengan airnya.


Tiba-tiba kepala Chang min nongol. Dia bertanya apa Jin hee sudah datang. Suster Heo menggeleng. Chang min pergi dengan ekspresi kesal. Suster Heo heran kenapa Chang min malah menanyakan orang yang akan dipecat?


dr. Gook masuk ke ruangannya dan terkejut melihat dr. Shim masih ada di sana. Dia bertanya kenapa dr. Shim tidak pulang saja saat semalam dia tidak kembali. Bagaimana kalau ada yang masuk ke ruangannya? Dr. Shim langsung memotongnya. Dia balik bertanya. Sebenarnya dr. Gook khawatir kalau dirinya tidak tidur dengan nyaman atau khawatir kalau ada yang masuk ke kantornya dan salah paham saat melihat dirinya ada di sana? dr. Gook diam sejenak lalu menjawab, keduanya.

dr. Shim berkata bahwa semalam dr. Gook tidak pulang jadi dia menduga kalau dr. Gook dan Jin hee pergi bersama ke suatu tempat. dr. Gook langsung membalas bahwa semalam dia tidur di ruang staff. Tapi dia balik bertanya kenapa dirinya harus membuat alasan atas apa yang semalam dia lakukan?

dr. Shim tidak menjawab. Dia malah kembali bertanya. Kali ini tentang pasien yang semalam dr. Gook temui. dr. Gook menjelaskan bahwa dia adalah pasien yang pernah dr. Shim operasi. Dia menjelaskan keadaannya dan bahwa sekarang dia baik-baik saja. dr. Shim lega mendengarnya.


dr. Gook bertanya lagi apa dr. Shim akan terus marah kepadanya karena hal sepele? dr. Shim lagi-lagi tidak menjawab dan menyodorkan sebuah kotak, hadiah. Kos kaki heheh. dr. Gook membalas bahwa kos kakinya baik-baik saja. dr. Shim langsung tersenyum. Dia memberitahu dr. Gook bahwa hari ini dr. Gook memakai kos kaki yang bagus. dr. Gook akhirnya tidak menolak.


dr. Shim juga melihat kemeja dr. Gook yang tidak terkancing dengan rapih. Dia langsung mendekati dr. Gook dan memperbaikinya. dr. Gook jelas terkejut atas apa yang dr. Shim lakukan. Dia menarik kemejanya dan memperbaikinya sendiri. “Aku akan melakukannya,” ucapnya kepada dr. Shim.

Di saat dia memperbaiki kemejanya, dr. Shim mulai mengomeli dr. Gook atas kelalaiannya dan akhirnya membuat dirinya bekerja di ruangan itu semalam sementara dr. Gook pergi tidur di ruang staf. Kalau bertingkap seperti itu, dia yakin kalau dr. Gook sedang kehilangan sesuatu atau terlau fokus atas sesuatu. dr. Gook hanya bisa meminta maaf *lucu ngeliat ketidakberdayaan dr. Gook di depan dr. Shim.

dr. Shim pun pamit karena dia juga harus segera bekerja. Setelah dia pergi, dr. Gook menatap kotak hadiad dari dr. Shim. Dia menghela nafas.

Kita ke ruangan intern.


Ah reum terkejut melihat sepot bunga di atas mejanya. Dia bertanya kepada Young-ae dan Sang hyuk siapa yang meletakkannya. tapi keduanya menggeleng. Young-ae hanya tahu kalau bunga itu berasal dari donasi kanker anak yang ada di lobi. Siapa yang meletakkannya di atas meja Ah reum, adalah misteri.


Di saat itu Young gyu muncul. Betapa bahagianya dia saat melihat Ah reum sedang menciumi dan merawat bunga yang dia berikan.


Dia kemudian mengambil tempat duduk di bagian lain mencoba mengambil foto dirinya dengan latar Ah reum yang sedang tersenyum senang sambil menatap bungan pemberiannya. Dia sudah mendapatkan posisi yang tepat dan siap menekan tombol capture. Tapi begitu dia menekannya, Sang hyuk muncul dan merusak semuanya hahah


Ibu Chang min mendatangi tempat tinggal suaminya. Dia seperti siap tempur.


Dia datang membawakan sura cerai yang sudah dia tandatangani lebih dulu. Walau ekspresinya sangat tenang dan datar, tetap terlihat kalau ayah Chang min sedikit terkejut melihatnya. Istrinya memberitahu bahwa dia tidak akan ragu lagi melakukannya. Ayah Chang min tidak menjawab dan hanya kembali duduk di tempatnya.


Amarah istrinya memuncak. Dia lalu mendorong semua barang-barang yang ada di atas meja suaminya dan berteriak. Dia bertanya kenapa suaminya bisa begitu tega tidak menjenguk atau bahkan menelepon saat dirinya, yang masih istrinya, berada di RS? Ibu Chang min menangis saking marahnya.

Ayah Chang min dengan tenang menasehati istirnya agar tidak lagi minul pil anti depresi dan labih baik pergi hiking atau bermain golf. Berolahraga.

Setelah bisa menenangkan dirinya, Ibu Chang min berkata, “Ayo kita bercerai saja.”

Di RS...


Chang min melihat Jin hee. Dengan segera dia menghampirinya dan bertanya semalam dia dari mana. Jin hee dengan santai menjawab bahwa dia pulang ke rumah. Chang min bertanya lebih detail. Dia ingin tahu Jin hee darimana sebelum dia pulang. Dia meneleponnya banyak kali tapi dia sama sekali tidak menjawab.


Jin hee tahu itu. Tapi dia mengira Chang min sedang mabuk lagi. Jadi buat apa dia menjawab kalau akhirnya Chang min akan lupa apa yang sudah dia katakan? Jin hee melenggang pergi tapi Chang min menahannya.

Jin hee melepaskan tangan Chang min. Mereka sedang di RS. Bagaimana kalau ada yang melihat? Chang min tidak menolak.


Jin hee pun kembali bertanya kenapa Chang min meneleponnya. Chang min menjawab bahwa itu tentang surat pemberhentian Jin hee. Dia meminta Jin hee tidak perlu khawatir. Dia hanya berkata itu dan tidak memperjelas ucapannya.


Young-ae tiba-tiba muncul dan memberitahu bahwa dr. Gook memanggil Jin hee karena pasien yang sebelumnya dia pulangkan kembali lagi ke UGD.


Mendengar itu, Jin hee langsung berlari meninggalkan Chang min yang mendongkol sendiri. Sedari tadi dicari, tapi begitu ketemu, Jin hee pergi lagi. Memangnya kesalahan apa lagi yang dia lakukan?


Jin hee tiba di UGD dan menjelaskan kepada dr. Gook diagnosa yang dia berikan kepada pasien. Awalnya pasien menderita nyeri di perut bagian atas tapi tes darahnya normal. Jadi dia mendiganosa pasien terkena gastroenteritis. Dia memulangkan pasien an memberitahunya untuk kembali jika sakitnya menjadi parah.

Jin hee kemudian bertanya apa yang terjadi. dr. jang memberitahu bahwa sakitnya semakin parah dan bagian yang sakit berpindah ke perut bagian atas sebelah kanan.


Jin hee kemudian bertanya apa itu bukan penyakit usus buntu? dr. Jang juga menduga hal yang sama. Tapi dr. Shim yang sedari tadi memeriksa pasien tidak sependapat. Jin hee menambahkan bahwa kemarin pasien datang dengan tangannya berada di samping. Bisa jadi itu karena iritasi perut. Jadi kemungkinan itu adalah kasus usus buntu.

Tapi dr. Shim langsung memarahinya. Apa semua orang yang berjalan dengan tangan di samping berarti menderita usus buntu? bagaimana kalau mereka membedah pasien dan ternyata bukan itu? Jin hee diam.



dr. Shim lalu bertanya kepada dr. Gook. Entah kenapa dr. Gook menjawab dengan sinis. Dia menyuruh agar dr. Shim lah yang membuat keputusan. Dia kan seorang sepsialis. Suasana di ruangan itu jadi tidak menyenangkan. Semua orang terkejut dengan perubahan sikap dr. Gook.

Menurut diagnosa dr. Shim, si pasien tidak menderita kerusakan usus atauun peradangan selaput perut. dr. Gook langsung merespon bahwa si pasien sudah menderita sakit perut selama lebih dari 24 jam. Kalau lebih dari 48 jam, itu akan menjadi bom di dalam tubuhnya.


Jin hee kembali buka mulut. Dia mencoba memberikan penjelasan yang bisa menguatkan diagnosa bahwa pasien menderita usus buntu.dr. Shim langsung membentaknya. Bagaimana bisa itu usus buntu kalau semua hasil tesnya tidak menunjukkan tanda-tanda itu? Jin hee menunduk.

Tapi dr. Gook malah balik memarahi dr. Shim yang hanya menyandarkan diagnosanya pada angka-angka yang ada di hasil tes. Dia bahkan sampai bertanya apa itu yang dr. Shim pelajari di Amerika? *Wah ada apa ini? Ada apa dengan dr. Gook?


Prof. Ahn muncul. Dia menyindir dr. Gook yang hanya seorang residen tapi berani membentak seorang spesialis. Dia kemudian mengambil alhi pasien.

Prof. Ahn meminta hasil CT scan dan bertanya kepada dr. Shim apa dia mungkin sedang hamil? dr. Shim membenarkan.


Jin hee terlihat terkejut. Begitu juga dengan dr. Gook yang saat itu sudah berniat meninggalkan ruangan. Dia bertanya kepada Jin hee apa Jin hee tidak memeriksa kemungkinan itu? Jin hee merasa bersalah tapi hanya bisa meminta maaf. dr. Gook tidak bisa berkata apa-apa.


Prof. Ahn juga berkesimpulan bahwa itu buka usus buntu. Karena itu mereka harus memanggil ahli kandungan. Dr. Shim setuju. Dia pun menyuruh dr. Jang untuk memanggil Prof. Park dari bagian kandungan.


Keempat intern kembali ke UGD dan saling bertanya keheranan kenapa dr. Gook terlihat sangat sensitif dan sangat keras kepada dr. Shim tadi?

Young gyu menyalahkan Jin hee yang tadi ikut memperkeruh suasana. Jin hee tidakmengerti kenapa Young gyu berkata begitu.


Tapi hal itu tidak dibahas panjang kali lebar karena dr. Kim muncul dan memitan emreka ke ruang staf untuk mengatur jadwal jaga malam untuk bulan depan.


dr. Shim menghampiri dr. Gook yang sedang berdiri di atas RS. Dia bertanya kenapa tadi dr. Gook bersikap seperti itu kepadanya di depan para intern? Kenapa dia memihak Jin hee yang hanya seorang pemula dibanding dirinya yang sudah ahli?

dr. Gook menjawab bahwa apa yang dr. Shim pikirkan itu tidak benar.

dr. Shim pun menuntut jawaban. “Kalau begitu kenapa? Apa itu?” dr. Gook masih diam. “Kalian berdua semalam bersama-sama. Apa terjadi sesuatu?” tanya dr. Shim. dr. Gook langsung menoleh. Dia tidak mengerti kemana arah pertanyaan dr. Shim.


Dr. Shim tidak ingin bicara lebih jauh lagi. Dia merasa kalau itu bukan urusannya jadi dia memilih pergi. Tapi dr. Gook menahannya.

“Itu sangat mirip...dengan situasiku saat itu. Bahkan kondisi pasiennya juga,” ucap dr. Gook. Wajahnya terlihat lusuh. dr. Shim paham apa yang dr. Gook maksudkan.

Kita me-rewind dulu scene saat dr. Gook dan dr. Shim masih menjadi seorang intern.


Saat itu mereka berdua sedang menghadapi pasien yang kondisinya mirip dengan pasien sebelumnya. dr. Gook memutuskan untuk melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawa pasien. dr. Shim berusaha mencegahnya karena mereka hanya intern. Tapi dr. Gook ngotot. dia meminta hp dr. Shim untuk menghubungi profesor.


dr. Gook berbicara kepada seorang profesor. Sepertinya si profesor akan tiba terlambat di RS karena itu dr. Gook berkata bahwa dia akan melakukan operasi seperti arahan profesor lewat telepon. Tapi si profesor malah memutuskan teleponnya.


dr. Gook memakai satung tangan dan memegang pisau bedah. dr. Shim kembali berusaha menahannya. Tapi niat dr. Gook sudah bulat.

Dia melepaskan tangan dr. Shim dan melakukan pembedahan seorang diri.

Kembali ke atap RS.


“Aku minta maaf,” ucap dr. Gook kepada dr. Shim. dr. Shim menggeleng. Dia tidak kepikiran sampai ke situ. Karena pasien itulah, dr. Gook sampai sekarang masih menjadi seorang residen (ou jadi itu sebabnya?)


Di rumah Jin hee, Kwang soo menghampiri ibu Jin hee dan menyodorkan surat nikahnya seperti yang dia janjkan semalam. Ibu Jin hee membacanya dengan rasa tidak percaya.

Dia kemudian menoleh dan melihat dede bayi. Dia meminta si dede dari ayahnya. Dia ingin menggendongnya. Dengan senang hati Kwang soo menyerahkan Gook.


Ibu Jin hee menggendong Gook di pangkuannya. Walau masih tidak percaya, yang namanya nenek tetaplah seorang nenek yang akan selalu senang melihat cucunya (apalagi kalau seimut Gook. Iihh gemess!!!!)


Tapi tiba-tiba si dede poop hahah. Kwang soo memuji Gook karenanya lol.


Dia pun meminta Gook dari mertuanya karena ingin mengganti popoknya. Tapi mertuanya melarangnya. Dia hanya menyuruh Kwang soo mengambil popok Gook. Walau kaget, Kwang soo bergegas ke kamar meninggalkan mertuanya yang langsung bermain bersama dede kecil...