Jin hee berjalan sambil menelepon dan melewati koridor kamar VIP. Dia berhenti dan menatap pintu kamar ibu Chang min. Dia mengakhiri panggilannya dan berjalan mendekati kamar tersebut.
Jin hee mengintip dengan cepat ke dalam kamar ibu Chang min, takut kalau-kalau si pasien kembali mengamuk saat melihatnya. Tapi kamar tenang-tenang saja. Jin hee akhirnya kembali menongolkan kepalanya. Ternyata ibu Chang min sedang tidur.
Jin hee akhirnya berani memasuki kamar tersebut dengan langkah pelan. Dia menatap ibu Chang min dan juga mengatur ulang infusnya. Setelah itu dia berjalan ke pintu bermaksud meninggalkan kamar tersebut.
Tapi ketika dia akan keluar dari kamar itu, di koridor dia melihat Sung ja dan Sung mi, adik ibu Chang min. OMO! Kalau dia keluar sekarang, dia akan bertemu mereka. Tidak! Tidak boleh.
Jin hee jadi panik. Dia bingung harus sembunyi dimana. Kamar mandi! Ya, itu adalah tempat terbaik untuk bersembunyi. Maka segera dia berlari ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Di dalam Jin hee mengomel sendiri. Kenapa mereka harus datang sekarang???
Bibi Chang min masuk dan memanggil pelan kakak mereka. Ibu Chang min membuka matanya. Kedua adiknya perlahan membantunya duduk diiringi erangan sakitnya.
Dr. Gook berjalan pulang setelah menemui Direktur. Dr. Shim menghampirinya dan menanyakan hasilnya. Dr. Gook menjawab bahwa mereka hanya bisa menunggu. Dr. Shim menghela nafas. Mereka tidak berbuat apa-apa kalau itu memang nasib Jin hee. Tapi Dr. Gook tidak sependapat. Jin hee tidak sepantasnya dipecat. Dia sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia malah merasa bahwa dirinyalah yang membuat Jin hee berada dalam kondisi sekarang.
Dr. Shim tidak suka melihat dr. Gook menyalahkan dirinya sendiri padahal dia sudah melakukan semua yang dia bisa. “Karena aku tidak punya kekuasaan,” jawab Dr. Gook singkat.
Jin hee menggigit jarinya di dalam kamar mandi. Bingung bagaimana agar dia bisa keluar dari sana. Dia dengan sangat pelan dan hati-hati membuka sedikit pintu kamar mandi agar bisa mendengar pembicaraan mereka. Dan saat berhasil membukanya, yang dia dengar adalah ekspresi ketidakpercayaan kedua bibi Chang min atas dirinya. Ya, seperti ibu Chang mi, keduanya juga terkejut mengetahui kalau Jin hee bekerja di RS tersebut, sebagai seorang dokter.
“Jadi Chang min, gadis itu, dan Jessica bekerja di UGD bersama-sama?” tanya Sung ja. Mendengar nama Jessica, Jin hee ikut penasaran. Siapa intern yang bekerja di UGD yang bernama Jessica?
Sung mi kemudian bergurau bahwa Chang min pasti sangat senang karenanya. Ibu Chang min langsung menoleh kepadanya dan menyuruhnya untuk menjaga ucapannya. Tapi Sung mi tidak berhenti. Menurutnya kakaknya harusnya senang. Kan dari dulu dia ingin menantu seorang dokter? Dan dengan begini, Chang min dan Jin hee bisa kembali bersama. Ibu Chang min langsung mengeluh kesakitan mendengar ucapan adiknya itu.
Sung ja menyuruh Sung mi untuk diam. Dia lalu mengambilkan air untuk kakaknya yang bertanya kepadanya kenapa dia mengajak saudaranya yag satu itu ikut bersamanya.
Di kamar mandi, Jin hee merasakan perutnya mulas.
Sung mi kembali berkata bahwa dulu mereka merendahkan Jin hee sebagai kelas kedua. Tapi sekarang, siapa yang akan tahu, Jin hee bahkan berada di level yang sama dengan mereka. Ibu Chang min langsung memotongnya. Itu tidak mungkin terjadi. Toh, Jin hee sebentar lagi akan dipecat. Kedua adiknya melongo, “Apa?” “Kenapa?” Tanya mereka bergantian.
“Apa kau pikir siapapun bisa menjadi dokter?” tanya Ibu Chang min enteng.
“Benar juga. Kau adalah salah satu contohnya. Kau tidak akan bisa menjadi dokter bahkan jika dilahirkn kembali,” Sung mi kembali mengolok kakakny.
“Yaaa!!!” bentak Ibu Chang min sambil mengangkat gelas yang dipegangnya sementara Sung mi hanya tertawa lepas.
Perut Jin hee semakin sakit.
Sung ja mengganti topik dan bertanya tentang Jessica. Ibu Chang min langsung memujinya. Karena Jessica adalah putir menteri, tentu dia berbeda dari yang lain. ‘Putir Menteri?’ tanya Jin hee kepada dirinya sendiri setelah mendengar ucapan Ibu Chang min.
“Han Ah reum. Bahkan namanya begitu cantik,” puji Ibu Chang min.
“Han Ah reum? Han Ah reum yang itu?” tanya Jin hee. “kalau begitu mereka...”
Jin hee kelepasan. Dia kentut dan mengeluarkan bunyi yang cukup keras untuk didengar oleh ketiga orang yang berada di luar kamar mandi.
Ketiganya saling tatap dan saling curiga. Tapi ketiganya menyangkal. Maka mereka kemudian bertanya-tanya apa ada orang di kamar itu selain mereka. Ibu Chang min lalu berbisik. “Kamar mandi,” ucapnya. Sung mi menyuruh Sung ja untuk mengeceknya.
Sementara itu, di dalam kamar mandi, Jin hee berusaha keras menguatkan dirinya untuk bertahan.
Sung ja memutar gagang pintu kamar mandi. Terkunci. Dan itu berarti benar ada seseorang di dalam. Ketiganya langsung menjerit.
Pada saat yang sama Jin hee memutuskan untuk menggunakan toilet kamar mandi. Liat saja ekspresi lega Jin hee hahaha
Sung ja memukul-mukul pintu menyuruh orang yang ada di dalam keluar. Dia mengancam akan memanggil sekuriti kalau dia tidak keluar.
Tiba-tiba gagang pintu terputar dan pintu terbuka. Seorang dengan wajah tertutup baju putih berjalan keluar dari kamar mandi diikuti jeritan Ibu Chang min dan kedua adiknya.
Namun Sung ja cepat mengendalikan dirinya dan menyadari bahwa orang itu Jin hee. “Kau Oh Jin hee kan?” Langkah Jin hee langsung terhenti.
Terpaksa dia menurunkan jas yang menutupi wajahnya dan menoleh sedikit ke belakang untuk mengucapkan salam dan meminta maaf. Setelah itu dia langsung berlari meninggalkan kamar itu.
“Kau lihat kan? itu Oh Jin hee?” Tanya Ibu Chang min kepada kedua adiknya. Ketiganya masih menatap tidak percaya ke pintu dimana tadi Jin hee berlari keluar. Ibu Chang min terkejut begitu menyadari bahwa sedari tadi Jin hee berada di kamar mandi. Dia berharap Jin hee tidak mendengar semua percakapan mereka tentang Chang min.
Jin hee akhirnya berhenti berlari ketika tiba di koridor utama RS. Dia mencerna kembali apa yang tadi dia dengar. Teman kencan buta Chang min ternyata adalah Han Ah reum yang tidak lain adalah putri menteri. Ddaebak!!!
Dr. Kim sedang meletakkan sesuatu ke setiap meja intern. Saat tiba di meja Ah reum, dia melihat catatan yang ditinggalkan Young gyu pada bunga yang dia letakkan di atas meja Ah reum. Dia pun membacanya.
Di surat itu Young gyu menyatakan perasaannya kepada Ah reum dan dia meminta Ah reum untuk mengikatkan pita kuning pada pot bunga jika dia menerima pernyataan Young gyu.
Dr. Kim yang dasarnya emang jahil memutuskan untuk mengerjai Young gyu. Dia mengikat pita kuning tersebut ke pot bunga. Dia segera meninggalkan meja Ah reum begitu mendengar sesuatu. Kertas surat yang Young gyu tulis pun terjatuh ke bawah meja. Lenyap.
Jin hee sedang berjalan meninggalkan RS saat menerima telepon dari ibunya yang menyuruhnya agar pulang secepat mungkinkalau tidak ingin melihatnya menghembuskan nafas terakhir. Ada sesuatu yang terjadi di rumah mereka. Mendengar ancaman ibunya, Jin hee langsung bersegera.
Ternyata di rumah Jin hee, ibunya kedatangan dua orang tamu. Seorang pria dan seorang dede kecil (yang lucuuuuuuu banget. Gemeeesss).
Pria itu adalah suami Jin-ae dan si dede bayi adalah anak Jin-ae. Mendengar dan melihat hal yang tidak masuk akal membuat kepala ibu Jin hee sakit. Dia benci mendengar si pria memanggilnya ibu mertua.
Dia bertanya dimana Jin-ae. Si pria menjawab bahwa dia tidak akan ke rumah itu kalau dia tahu dimana Jin-ae. Ibu Jin hee mengusap dadanya yang sakit saking terkejutnya.
Di tempat lain, Ibu Chang min diseret oleh kedua adiknya meninggalkan RS. Walau meronta-ronta, tapi kedua adiknya masih lebih kuat untuk menyeretnya. Dia bahkan sempat berniat kabur, tapi mereka berhasil menangkapnya. Sung mi mengingatkan kakaknya itu bahwa suaminya tidak akan datang bahkan jika dia mnunggunya seumur hidup.
Setelah Ibu Chang min pergi Sung ja menelepon Sung gil bahwa mereka berhasil mengeluarkan ibu Chang min dari RS.
Sung gil menutup teleponnya dan memberitahu Chang min yang ternyata sedang berada di hadapannya tentang hal itu. Tapi tunggu dulu. Untuk apa Chang min ke sana? Dia kan paling anti bertemu dengan om dan tante-tantenya?
Ternyata Chang min datang untuk membahas tentang masalah yang dia dan Jin hee hadapi. Menurut pamannya, mereka tidak bersalah sama sekali. Jadi Jin hee seharusnya tidak peru dikeluarkan.
Dan Chang min pun mengatakan tujuan sebenarnya dari kedatangannya. Dia datang untuk meminta bantuan pamannya agar Jin hee tidak dikeuarkan. Pamannya terkejut dengan apa yang Chang min minta. Mengingat selama ini Chang min selalu berkata bahwa dia tidak akan pernah membutuhkan bantuan dari keluarganya.
Karena itu, Pamannya meminta mereka barter. Dia bertanya apa yang akan Chang min lakukan kalau dia bersedia membantu. Chang min menjawab bahwa jika itu sesuatu yang hisa dia lakukan, maka dia akan melakukannya.
Pamannya kembali bertanya bahwa apa Chang min melakukan ini untuk memperbaiki hubungannya dengan Jin hee? Chang min menjawab bukan. Dia Selama ini dia belum bisa melakukan apapun karena dia adalah pecundang. Tapi kali ini, dia ingin mengurusnya apapun yang terjadi. Setidaknya dia punya keluarga yang baik.
Di RS, Young gyu bertemu dengan Ah reum di pintu ruangan mereka. Dia jadi sedikit salah tingkah. “Kerja bagus hari ini Young gyu. Aku pulang duluan ya,” ucap Ah reum dengan senyum lebar. Itu membuat Young gyu meleleh hahah
Young gyu memasuki ruangan dengan persaan senang. Dia bahagia karena telah dipuji oleh Ah reum. Dia kemudian mengintip ke meja Ah reum dan bisa tebak. Dia langsung tersenyum lebar saat melihat pita kuning terikat di pot bunga. Dia mengucek matanya dan mencubit pipinya untuk meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi.
“Yeahh....Kerja bagus hari ini Youg gyu!!!” soraknya sambl mengangkat kedua tangannya, saking bahagianya. Sang hyuk dan Young-ae yang tadinya bertengkar langsung sepakat bahwa Young gyu lagi sepertinya sudah gila. Kasihan Young gyu. Gara-gara ulah dr. Kim heheh
Jin hee akhirnya tiba di rumahnya. Dia berdiri mematung saat melihat dede bayi di atas kursi. Suami Jin-ae berlari menghampirinya. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Kim Kwang soo (Mwo? Kwang soo??? Hahahah Kenapa g sekalian saja Lee Kwang soo beneran yang main ya? Pasti seru lol)
Jin hee menarik nafas dan menyuruh Kwang soo keluar. Kwang soo terkejut. Dia bertanya kemana dia dan anaknya yang masih kecil akan tinggal kalau harus pergi malam-malam begini. Jin hee mengulangi kalimatnya dengan nada tinggi. Dede bayi langsung menoleh kepadanya. Jin hee menyuruh Kwang soo keluar untuk mencari Jin-ae.
Ibunya yang sedari tadi hanya diam karena masih shock meminta Jin hee tidak meninggikan suaranya. Dia takut dede bayinya kaget. Jin hee sedikit kesal karena dia sudah siap meledak tapi ibunya malah melarangnya.
Jin hee kemudian memberikan sebuah kartu nama kepadaKwang soo dan menyuruhnya untuk mencari Jin-ae di bar itu karena semalam dia melihatnya di sana. Ibunya terkejut mendengar kata bar. Dia dengan panik bertanya bahwa Jin-ae tidak mungkin kan bekerja di bar? Kwang soo menenangkan ibu mertuanya. Jin-ae hanya bermain musik di sana.
Jin hee meliriknya dan kembai meneriakinya agar segera pergi. Kwang soo pun segera mengambil perlengkapannya. Tapi sebelum pergi dia memberitahu Jin hee dan ibu mertuanya tentang anaknya dan Jin-ae. Nama si dede bayi adalah Kim Gook (Aigoo kenapa saya jadi teringat Kiim Jong kook heheh). Umurnya baru 6 bulan. Dan karena dia adalah cucuk pertama di keluarga Jin hee, dia berharap Gook bisa mendapatkan banyak kasih sayang dari mereka.
Kwang soo akhirnya pergi. Tapi belum sempat Jin hee menenangkan dirinya, sebuah panggilan masuk ke hpnya. Dari suami Emma. Dia meminta Jin hee agar segera ke rumahnya. Terjadi sesuatu kepada Emma. Jin hee pun memintanya untuk mengirimkan sms alamat rumah mereka.
Jin hee menutup teleponnya dan meminta maaf kepada ibunya karena dia kembali harus keluar. Ada hal urgent. Dia meminta ibunya agar membiarkan Kwang soo dan anaknya tinggal di rumah mereka malam ini. Dia percaya kalau Kwang soo adalah suami Jin-ae. Setelah itu dia pergi meninggalkan ibunya yang mengomel sendirian.
Jin hee akhirnya tiba di rumah Emma setelah mencari beberapa waktu. Tapi Emma sudah tidak sadarkan diri. Suaminya menjelaskan bahwa istrinya sudah seperti itu sejak semalam. Namun kali ini mereka tidak bisa kembali ke RS.
Jin hee kemudian melihat bungkusan yang berisi pil. Bungkusan yang banyak. Dia kaget dan bertanya apa selama ini Emma meminum obat itu? Suaminya membenarkan. Dia meminum itu setelah operasi. Obat itu Emma bawa dari pabriknya. Jin hee kehilangan kata-kata.
Dia kemudian mengeluarkan hpnya. Suami Emma kembali memohon agar Jin hee tidak menelepon RS. Mereka tidak mau ke sana. Jin hee menenangkannya. Dia tidak akan menghubungi RS. Dia meminta suami Emma menunggu sebentar. Dia akan menghubungi seseorang. Tebak siapa?
Dr. Gook sedang mengetik proposal permintaan dana untuk UGD. Dr. Shim masuk dan menanyakan perkembangannya. Dia juga mengambilkan air minum untuk dr. Gook. Hmm perhatian sekali dokter yang satu ini.
Tidak lama hp-nya berbunyi. Saya yakin chingu sudah tahu itu dari siapa.
Yup, Chang tul alias Jin hee heheh.
Jin hee meminta dr. Gook agar segera datang ke rumah Emma, pasien yang membuatnya mencuri mesin ultrasound. Sepertinya dia overdosis obat pengilang rasa sakit. Dan karena latar belakangnya, dia berharap dr. Gook mengerti bahwa dia tidak akan bisa dibawa ke RS. Dia memohon agar dr. Gook segera datang. Dr. Gook memarahinya karena sepertinya Jin hee seperti bersikap seenaknya. Menyuruhnya datang ke tempat itu sesukanya. Tapi Jin hee tidak mempedulikannya. Dia memberitahu dr. Gook bahwa dia akan mengirimkan SMS alamat rumah Emma lalu menutup teleponnya.
Jin hee menenangkan suami Emma dan berkata kalau dr. Gook akan segera datang.
Dr. Gook meletakkan hpnya dan kembali ke pekerjaannya. Sebuah SMS masuk ke hpnya. Alamat rumah Emma. Tapi dr. Gook mengacuhkannya dan kembai mengetik.
Dr. Shim bertanya pasien seperti apa yang membuat Jin hee meminta dr. Gook untuk datang. Dr. Gook tidak ingin peduli dan hanya menjawab tidak tahu. Tapi pada akhirnya dia tidak bisa berkonsentrasi. Beberapa kali dia melirik hp-nya. Dan akhirnya meraih gagang telepon dan menelepon perawat untuk menyiapkan kotak darurat. Dr. Shim menghela nafas.
Dr. Shim bertanya apa dr. Gook benar-benar akan pergi? dr. Gook hanya menjawab dengan meminta bantuannya mengetikkan sisa email dan mengirimkannya. Dr. Shim tidak sempat berkat apa-apa lagi karena dr. Gook sudah meninggalkan RS.
Jin hee dan suami Emma sedang mengompres Emma ketika terdengar suara dr. Gook. Jin hee langsung berlari menyambutnya.
Saat melihat peralatan yang dr. Gook bawa Jin hee bertanya kenapa dr. Gook membawa banyak alat. Dr. Gook menjawab bahwa dia tidak bisa percaya sepenuhnya kepada Jin hee. Bagaimana kalau dia salah diagnosa? Tapi itu bukan masalah sekarang. Yang terpenting adalah memeriksa Emma dan menyembuhkannya.
Dengan cekatan dr. Gook dibantu Jin hee mengobati Emma. Tidak lama Emma berhasil membuka matanya dan bisa mengenali mereka berdua. Jin hee dan suami Emma tersenyum senang.
Dr. Gook dan Jin hee akhirnya meninggalkan rumah Emma. Sebelum pergi, suami Emma mengucapkan terima kasihnya yang tak terkira kepada mereka, utamanya dr. Gook. Jin hee menenangkannya dan berpesan agar tidak meminumkan Emma sembarang pil.
Saat berjalan pulang, Jin hee menawarkan bantuannya untuk membawa kotak yang dr. Gook bawa. Tapi dr. Gook menolak. Dia berniat memarahi Jin hee tapi diurungkannya. Dia kembali berjalan dan tiba-tiba Jin hee memeluknya dari belakang dan mengucapkan terima kasih karena telah bersedia datang. dr. Gook hanya menampakkan ekspresi datarnya. Tidak lama dia melepaskan tangannya dan kembali berjalan.
Sementara itu Chang min sedang mengendarai mobilnya dan kembali teringat percakapannya dengan pamannya, saat dia mengakui bahwa selama ini dia hanya pecundang yang tidak bisa menyelesaika masalah. Kecuali yang satu ini. Dia berniat untuk menyelesaikannya. Pamannya kemudian memujinya karena sudah dewasa dan mampu memanfaatkan keluarganya.
Dia juga teringat bagaimana Jin hee terampil merawat pasien dan membantu dokter Shim.
Dia kemudian menghubungi Jin hee. Tapi panggilannya tidak terjawab karena hp Jin hee lowbat saat sedang online.
Jin hee dan dr. Gook pulang dengan bis. Jin hee menguap karena mulai mengantuk tapi di sampingnya, dr. Gook sudah ketiduran. Dan tanpa dia saadari, dia menyandarkan kepalanya di pundak Jin hee.
Jin hee agak kaget tapi dia membiarkannya. Dia juga mengingat semua kenangannya bersama dr. Gook. Saat dia kena marah atau saat dr. Gook memujinya.
Kepala dr. Gook kembali ke arah yang lain. Perlahan Jin hee meraih kepala dr. Gook dan meletakkannya kembali ke pundaknya.
Chang min kembali menghubungi Jin hee tapi masih sama. Tidak ada jawaban. Dia dialihkan ke pesan suara. ‘Apa yang dia lakukan?” tanya Chang min. Hah! penasaran dengan reaksi Chang min kalau tahu dr. Gook sedang tidur di pundak Jin hee :D
Chang min galau sementara Jin hee tersenyum bahagia.
NOTE:
Waahhh apa mungkin Jin hee mulai suka kepada dr. Gook? Andwe...Saya adalah Chang min dan Jin hee shipper heheh
Oh iya, maaf kalau update nya agak lama. Alhamdulillah saya lulus CPNS, jd sekarang lagi sibuk urus-urus berkas. Tapi insyaAllah tetap dilanjutkan sampai akhir :)
All Episodes: [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8]
Waaa. SMa Mb aq Shipper Chang Min Jin hee . And Slamat y Mb Dah Lulus .. Tpi Kanapa jin hee Skaa Ma d Gook .. Gumawo Sinopnya ..^^
ReplyDeleteNe. sama-sama. Terimakasih teta setia membaca.
DeleteGomawo, mba sinopsisnya.. selamat jg ya mba udah lulus.. mdh2an sinopnya bisa dilanjutin ya mba.. ^^,
ReplyDeleteOh iya mba, kl mau download drama ini dmn ya mba?
-ica-
Sama-sama. Terima kasih tetap setia membaca. Terima kasih juga atas ucapannya. Semoga saya bisa amanah ya :)
DeleteSaya mendownload dramanya di idws. Buka saja di forum.indowebster.com. Tapi harus register dulu. Setelah itu cari tritnya. Kalau mau yang cepat tapi sub engish dan ber part-part, bisa di cari di gooddrama.net. Asal ada idm, beres ^___^
Gomawo Mba Diana infonya.. ^^,
Delete- ica -
Slamat y mba,
ReplyDeletewahhh... lanjutin terus ya sinopsisnya... Dan selamat....
ReplyDelete