Well, 2 episode terkahir. Here we go...
Eun gi berjalan mengikuti Ma roo tapi Ma roo tidak menyadarinya. Eun gi terus mengikutinya dan menatapnya dari jauh.
Dalam hatinya Eun gi berkata bahwa dia sangat ingin berlari memeluk Ma roo dan kembali mengungkapkan perasaannya.
Ma roo duduk di sebuah bangku, Eun gi pun duduk di bangku yang tidak jauh dari situ. Eun gi terus menatap Ma roo.
Sakit kepala Ma roo kambuh. Dia memegang kepalanya. Eun gi sebenarnya melihatnya tapi mungkin dia hanya mengira kalau itu adalah sakit kepala biasa.
Ma roo berdiri meninggakan bangkunya. Eun gi juga. Eun gi masih terus mengikuti Ma roo tapi Ma roo mulai merasa kalau ada yang membuntutinya. Dia segera berbalik. Eun gi yang menyadari kecurigaan Ma roo juga langsung berbalik. Jadinya Ma roo tidak melihat siapa-siapa (kalau saya sih akan curiga sama orang yang hanya berdiri membelakangi saya sementara orang lain sibuk lalu-lalang). Ma roo kembali berjalan.
“Tidak bisakah aku kembali padanya? Tidak. Karena aku yakin orang-orang akan mencegahku…” ucap Eun gi pada dirinya sendiri.
Kembali ke scene dimana Pengacara Park menceritakan tentang kematian Presdir Seo kepada Eun gi.
“Katakan semuanya padaku. Katakan semuanya!” perintah Eun gi.
Pengacara Park dan Ma roo sama-sama mendengarkan rekaman percakapan Jae hee dan Pengacara Ahn pada malam kematian Presdir Seo. Ma roo tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia lalu mematikan rekaman itu dan bertanya kenapa Pengacara Park memperdengarkan rekaman itu padanya.
Pengacara Park meralat pertanyaan Ma roo. Harusnya Ma roo bertanya kenapa baru sekarang dirinya memperdengarkan rekaman itu dan kenapa selama ini dirinya menyembunyikannya. Pengacara Park berkata bahwa bukti itu adalah cara yang bisa menghancurkan Jae hee dan Pengacara Ahn dengan sekali tepukan.
Pengacara Park kembali memutar rekaman itu setelah men-skip beberapa bagian. Dan bagian yang dia putar adalah percakapan dimana Pengacara Ahn mengancam akan membeberkan tentang peran ayah Pengacara Park pada kematian ibu Eun gi jika Pengacara Park membawa rekaman itu ke polisi.
Lagi-lagi Ma roo terkejut mendengarnya. Pengacara Park hanya tertunduk.
Pengacara Park bercerita bahwa sebenarnya dia sudah berjanji akan menceritakan semuanya kepada Eun gi. Tapi pada akhirnya dia tidak tega menceritakan hal tersebut kepadanya (bahwa ayahnya ikut menyebabkan kematian ibu Eun gi, red). Dia takut. Bukan takut Eun gi akan membencinya atau takut pada hukuman yang menantinya. Tapi dia takut kalau Eun gi akan kembali terluka. Mengetahui fakta bahwa ayahnya meninggal karena dibunuh dan bukan karena sakit saja sudah menyakitkan bagi Eun gi.
“Balas dendam adalah sesuatu yang tidak hanya akan menyakiti orang yang dibenci, tapi juga semua orang, termasuk dirimu sendiri. Dan aku tidak mau melihatnya terluka lagi,” ucap Pengacara Park (ooo Jun Ha, nan saranghae.. *e????)
Pengacara Park menemui Pengacara Ahn. Dia membawa surat pengunduran diri dan juga rekaman percakapan mereka pada malam kematian Presdir Seo (mulai sekarang saya akan bilang rekaman saja ya, red). Dia memberi tahu Pengacara Ahn bahwa sebenarnya dia belum memusnahkan rekaman itu seperti dia katakan sebelumnya. Dia bahkan sudah membuat copy-annya. Tapi dia yakin kalau sebenarnya Pengacara Ahn sudah tahu hal itu.
Pengacara Ahn langsung berdiri dari tempatnya setelah mendengar ucapan Pengacara Park. Dia bertanya apa sekarang saatnya mereka harus membuka semuanya? (Well duel pengacara dimulai)
Pengacara Park mengakui kesalahannya pada Pengacara Ahn. Dia sadar kalau selama ini dia adalah seorang yang menyedihkan, berbohong bahwa cinta tidak harus selalu memilki. Dia memang tidak mau Eun gi bersatu dengan Ma roo. Dia percaya bahwa jika ingatan Eun gi kembali, hanya masalah waktu lah yang akan membuat Eun gi datang kepadanya. Dan selama ini, dia menunggu itu dan juga berkeinginan untuk menghapus rekaman itu selamanya.
Tapi, ternyata melepaskan orang yang dicintai juga adalah cinta, yang bahkan lebih besar daripada keinginan untuk bersamanya. Pengacara Park berkata bahwa dia baru menyadari hal itu dan Ma ro lah yang mengajarinya (Mata Jun Ha memerah hiks..)
“Ayo kita menyerahkan diri bersama. Atas apa yang sudah kita lakukan pada Eun gi, ayo kita menyerahkan diri bersama,” ajak Pengacara Park.
Ma roo kembali mendengarkan rekaman itu. dia mendengar bagian dimana Pengacara Ahn mengingatkan Jae hee bahwa dia lah yang meminta dirinya untuk membantunya. Ma roo tertunduk dan semakin bertambahlah beban pikirannya.
Ma roo mengingat kejadian pada malam Jae hee membunuh seseorang. Dia sudah meminta Jae hee untuk menyerahkan diri tapi Jae hee terus berkata bahwa dia tidak mau masuk ke penjara dan kembali ke kehidupannya yang miskin.
Jae Hee memegang kepalanya yang penat. Sekretarisnya datang membawakan laporan dari Eun gi. Dia menyuruh si sekretaris membacanya. Si sekretaris agak enggan membacanya karena laporan itu berisi permintaan Eun gi untuk menghentikan semntara Jae hee sebagai CEO dan memecat Kang Ma roo dari posisinya sebagai ketua Tim. Jae hee mengerutkan alisnya tapi tidak berkata apa-apa. Pada saat yang bersamaan Ma roo masuk ke ruangannya.
Di depan sekertaris, Ma roo buka-bukaan memanggi Jae hee 'Noona' dan mengajaknya berkencan setelah jam kerja nanti. Tempatnya di taman depan kantor mereka (Mwo???)
Eun gi sedang duduk sendiri di café. Entah apa yang dipikirkan. Dia kemudian memutuskan untuk pulang. Saat akan keluar dari pintu café, dia melihat Ma roo yang melintas di depannya. Dan Eun gi pun kembali mengikutinya.
Ma roo menemui Jae hee yang sudah menunggunya di bangku taman. Jae hee menanyakan apa yang mau Ma roo bicarakan dengannya. Ma roo berkata bahwa dia hanya ingin mengajak Jae hee kencan. Ah, dia ingat bahwa seharusnya dia membawakan minuman untuk Jae hee. Dia hendak pergi membeli tapi Jae hee menahannya.
Pengacara Park mengakui kesalahannya pada Pengacara Ahn. Dia sadar kalau selama ini dia adalah seorang yang menyedihkan, berbohong bahwa cinta tidak harus selalu memilki. Dia memang tidak mau Eun gi bersatu dengan Ma roo. Dia percaya bahwa jika ingatan Eun gi kembali, hanya masalah waktu lah yang akan membuat Eun gi datang kepadanya. Dan selama ini, dia menunggu itu dan juga berkeinginan untuk menghapus rekaman itu selamanya.
Tapi, ternyata melepaskan orang yang dicintai juga adalah cinta, yang bahkan lebih besar daripada keinginan untuk bersamanya. Pengacara Park berkata bahwa dia baru menyadari hal itu dan Ma ro lah yang mengajarinya (Mata Jun Ha memerah hiks..)
“Ayo kita menyerahkan diri bersama. Atas apa yang sudah kita lakukan pada Eun gi, ayo kita menyerahkan diri bersama,” ajak Pengacara Park.
Ma roo kembali mendengarkan rekaman itu. dia mendengar bagian dimana Pengacara Ahn mengingatkan Jae hee bahwa dia lah yang meminta dirinya untuk membantunya. Ma roo tertunduk dan semakin bertambahlah beban pikirannya.
Ma roo mengingat kejadian pada malam Jae hee membunuh seseorang. Dia sudah meminta Jae hee untuk menyerahkan diri tapi Jae hee terus berkata bahwa dia tidak mau masuk ke penjara dan kembali ke kehidupannya yang miskin.
Jae Hee memegang kepalanya yang penat. Sekretarisnya datang membawakan laporan dari Eun gi. Dia menyuruh si sekretaris membacanya. Si sekretaris agak enggan membacanya karena laporan itu berisi permintaan Eun gi untuk menghentikan semntara Jae hee sebagai CEO dan memecat Kang Ma roo dari posisinya sebagai ketua Tim. Jae hee mengerutkan alisnya tapi tidak berkata apa-apa. Pada saat yang bersamaan Ma roo masuk ke ruangannya.
Di depan sekertaris, Ma roo buka-bukaan memanggi Jae hee 'Noona' dan mengajaknya berkencan setelah jam kerja nanti. Tempatnya di taman depan kantor mereka (Mwo???)
Eun gi sedang duduk sendiri di café. Entah apa yang dipikirkan. Dia kemudian memutuskan untuk pulang. Saat akan keluar dari pintu café, dia melihat Ma roo yang melintas di depannya. Dan Eun gi pun kembali mengikutinya.
Ma roo menemui Jae hee yang sudah menunggunya di bangku taman. Jae hee menanyakan apa yang mau Ma roo bicarakan dengannya. Ma roo berkata bahwa dia hanya ingin mengajak Jae hee kencan. Ah, dia ingat bahwa seharusnya dia membawakan minuman untuk Jae hee. Dia hendak pergi membeli tapi Jae hee menahannya.
Ma roo pun kembali duduk. Dia meraih tangan Jae hee dan berkata kalau tangan Jae hee tetap tidak berubah, tetap dingin walaupun dia sudah menjadi seorang CEO, sebuah posisi yang diinginkan banyak orang. Ma roo lalu tersenyum menatap Jae hee dan kemudian meniup pelan tangannya untuk menghangatkannya (hadooooh….sudah deh!) Jae hee terkejut melihat tingkah Ma roo (saya juga kaget tahu! Kaget plus jengkel >.<)
Tapi ternyata Ma roo menangis, chingu. Dia menangis di hadapan Jae hee. Jae hee tidak mengerti kenapa Ma roo sampai menangis.
Ma roo berkata bahwa dia sudah merenungkan semuanya. Pada malam Jae hee membunuh seseorang bertahun-tahun yang lalu, seharusnya saat itu dia membiarkan Jae hee masuk penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dengan begitu, mereka tidak akan berpisah karena dia akan setia menunggu Jae hee, tidak peduli berapa lama pun hukumannya, lalu dia akan melamarnya begitu Jae hee bebas. Jae hee juga mulai menangis.
Ma roo mulai bercerita hal-hal bahagia yang mungkin bisa mereka lalui bersama kalau saja mereka tidak berpisah. Hidup mereka mungkin akan susah dan harus terus bekerja keras. Tapi setidaknya sekali setahun mereka bisa pergi bersama Choco dan Jae gil, membelikan Jae hee tas bermerk yang mahal dari uang tabungannya, juga berpesta barbeque bersama.
Ma roo berkata bahwa apa dia lakukan untuk menutupi kesalahan Jae hee adalah sebuah kesalahan. Karena sejak saat itu, dia merasa kalau Jae hee mulai kehilangan kendali
atas hidupnya dan tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang benar.
“Aku minta maaf, Noona. Aku lah yang membuatmu seperti ini. Dulu aku mengira kalau aku melakukannya karena cinta. Tapi sebenarnya itu karena keegoisan dan juga kebodohanku. Aku telah membuat Noona jadi monster yang mengerikan seperti sekarang. Aku yang salah. Aku yang membuat Noona seperti ini,” ucap Ma roo. Kini keduanya menangis.
Ma roo kembali meraih tangan Jae hee dan berkata bahwa dia akan kembali kepada Jae hee. Dia bersedia berada di sisi Jae hee selamanya. Ma roo berkata selama yang diinginkan Jae hee bukanlah cintanya (let’s say hatinya, red) maka dia akan memberikan semuanya. Dia berjanji akan memunggu Jae hee dengan sabar. Karena itu, dia meminta Jae hee agar bersedia menyerahkan dirinya dan menerima hukuman apa pun yang akan diberikan kepadanya.
“Aku akan menunggumu. Jadi maukah Noona kembali kepadaku?” pinta Ma roo. Tangisan Jae hee semakin keras. (Sepertinya Ma roo memutuskan hal demikian setelah dia mendengar rekaman percakapan Jae hee dan Pengacara Ahn pada malam Presdir Seo tewas)
Ma roo memeluk Jae hee dan itulah yang dilihat Eun gi.
Jae shik kembali datang ke rumah Ma roo. choco menyiapkan sup rumput laut untuknnya plus daging sapi. Tapi Jae shik masih belum memakannya. Pikirannya seperti lagi tidak fokus. Jae shik kemudian bertanya dimana Ma roo. Jae gil yang sedang membaca Koran langsung menoleh kepada Jae shik. Choco memberitahu Jae shik bahwa kakaknya ada di kamar mandi. Ja gil lalu bertanya kenapa Jae shik bertanya dimana Ma roo. Jae shik balik bertanya apa tidak boleh dia bertanya demikian (diposkan oleh diana di diananasta.blogspot.com)
Karena ini adalah hari ulang tahunnya, dia menyuruh Choco dan Jae gil untuk pergi membelikan kue ulang tahun untuknya. Jae gil terlihat enggan untuk pergi.
Di luar rumah Choco mengomel. Jae gil bertanya kalau memang Choco tidak suka kenapa dia sering mengundang Jae shik ke rumah mereka dan memberinya makan. Choco menjawab bahwa dia merasa kasihan sama Jae shik karena Jae shik tidak pernah merasakan masakan rumah sejak dia lahir.
Jae shik menemui Ma roo di kamar mandi. Jae shik bertanya apa yang Ma roo pikirkan saat dia mengajak dirinya menemui Jae hee sewaktu rapat tempo hari. Apa Ma roo tidak khawatir kalau Jae shik akan balik menyerangnya dan berpihak pada Jae hee.
Jae shik juga memberitahu Ma roo bahwa di kantongnya ada pisau. Ekspresi Ma roo biasa saja. Jae shik kembali memberitahu Ma roo bahwa jika dia membunuh Ma roo maka dia akan mendapatkan apartemen yang luas. ‘Okay’, hanya itu yang Ma roo katakan. Jae shik heran dengan sikap Ma roo yang sama sekali tidak menunjukkan ketakutan.
“Hyung, kalau kau memang berniat membunuhku, lakukan saja. Kau tidak perlu berkata apa-apa lagi,” ucap Ma roo lalu kembali meneruskan aktifitasnya. Jae shik keluar dari kamar mandi.
Di luar dia melihat Jae gil yang sedang menunggunya. Dia heran kenapa Jae gil cepat sekali pulangnya. Tapi tanpa berbasa-basi, Jae gil langsung menarik Jae shik keluar rumah dan memukulnya (Woaaah…Jae gil memukul orang???)
Jae shik tidak terima dengan perlakuan Jae gil yang langsung saja memukulnya. Dia siap mengayunkan tangannya untuk memukulnya ketika Jae gil berkata, “Ma roo akan mati bahkan jika kau tidak membunuhnya. Bahkan jika Hyung tidak membunuhnya, Ma roo akan…Aku tidak tahu pasti apa dia akan mati atau tidak.” Amarah Jae shik langsung reda.
Jae gil berlutut di depan Jae shik. Dia tahu kalau Jae shik sangat gila harta tapi dia meminta agar Jae shik tidak membunuh Ma roo. Terlebih karena Ma roo adalah satu dari sedikit orang yang bersikap baik pada Jae shik.
Jae shik bertanya apa Ma roo sakit. Jae gil mulai menangis. “Ya,” jawabnya. Jae shik kembali bertanya apa sakitanya sangat parah dan membahayakan hidupnya. “Ya,” jawab Jae gil lagi. Tapi Jae shik malah memukul kepada Jae gil dan bertanya kenapa dia menangis padahal bukan dia yang sakit. Jae gil tidak mengerti dengan sikap Jae shik. Jae shik kembali masuk ke rumah dengan mengusap kepala Jae gil terlebih dahulu. (Sebenarnya karakternya Jae shik ini lumayan lucu heheh..)
Eun gi duduk sendiri di kamarnya dan mengingat kembali apa yang dia lihat di taman (saat Ma roo memeluk Jae hee, red).
Sementara itu Jae hee juga mengingat ucapan Ma roo yang meminta dirinya untuk kembali padanya.
Seseorang menghubungi Eun gi dan berita yang dia dengar membuatnya terkejut.
Ma roo juga menerima telepon dari Sekertaris Hyun yang memberitahukan kabar kecelakaan Pengacara Park. Lukanya parah dan dia masih koma. Ma roo ingat ucapan Ma roo sebelum mereka berpisah pada hari sebelumnya. Saat itu Pengacara Park berkata bahwa dia akan membujuk Pengacara Ahn agar mau menyerahkan diri bersama dengannya ke kantor polisi.
Dulu mereka sering bermain bersama dan memiliki mimpi yang sama. Karena itu, Pengacara Park ingin membujuk Pengacara Ahn terlebih dahulu. Namun, jika dia gagal dan sesuatu terjadi padanya, dia meminta Ma roo agar menyebarkan rekaman itu.
Ma roo pergi menjenguk Pengacara Park. Di dalam kamar Pengacara Park sudah ada Eun gi yang memintanya agar membuka matanya. Ma roo langsung menarik tangan Eun gi dan membawanya keluar dari kamar.
Eun gi memberitahu Ma roo bahwa dia sudah bisa menduga siapa yang mencoba membunuh Pengacara Park. Kemarin malam dia menelepon Pengacara Park dan memberitahunya bahwa dia sudah mengecek daftar telepon ayahnya pada malam dia tewas. Dan dia menemukan bahwa telepon Pengacara Park dan ayahnya terhubung hampir sejam lamanya. Jadi dia mengkronfontasi Pengacara Park dan bertanya apa yang sebenarnya dia sembunyikan dari dirinya, apa mungkin dia berada di pihak yang sama dengan Jae hee. Eun gi berkata bahwa dia terus bertanya kepada Pengacara Park apa dia ada kaitannya dengan kematian ayahnya. Tapi Pengacara Park hanya menangis dan tidak berkata apapun.
“Han Jae hee dan Ahn Min young…,” Eun gi meneriakkan nama mereka tapi Ma roo memintanya untuk mengecilkan suaranya.
“Han Jae hee dan Ahn Min young telah membunuh ayahku. Ayahku telah dibunuh,” ucap Eun gi tanpa mempedulikan permintaan Ma roo.
Ma roo bertanya denga nada sama kerasnya, “Apa kau punya bukti?”
Ma roo tidak suka melihat Eun gi menuduh orang sebagai pembunuh tanpa ada bukti. Dia bertanya apa yang akan Eun gi lakukan kalau mereka menyerang balik dirinya karena telah menyebarkan tuduhan palsu. “Kalau kau sendiri tidak yakin, kalau kau tidak punya bukti yang menunjukkan mereka bersalah, maka tutup mulutmu dan tetaplah diam,” pinta Ma roo.
Eun gi bertanya kepada Ma roo. Seandainya Ma roo ada di posisinya, apakah Ma roo akan diam saja seperti yang dia sarankan. Eun gi sangat berharap Pengacara Park bisa segera sadar. Dengan begitu, semua akan terjawab.
Eun gi meninggalkan Ma roo tapi sebelum dia kembali masuk ke kamar dia berbalik dan mengucapkan sesuatu kepada Ma roo.
“Lakukan apa yang kau mau, Ma roo-shi. Lindungi lah Han Jae hee. Lindungilah orang yang belum bisa kau lepaskan itu. Aku...aku akan melakukan apa saja untuk menangkapnya. Aku akan menangkapnya dengan tangan ku sendiri. Jadi lindungi dia baik-baik agar aku tidak berhasil menangkapnya,” ucap Eun gi.
Bersambung ke part 2. Silahkan baca di sini
dtggu klnjutannya.
ReplyDeletesmangat yaa...:)
ne... ^_^
Deleteƍäª sabar nunggu lanjutannya....gomawo kakak *figthing (ง'̀⌣'́)ง *
ReplyDeleteFighting!!!
Deletewah.. ga nyangka tinggal 2 episode terakhir.
ReplyDeletemba drama apa yg menggantikan drama nice guy ini?
Tidak tahu juga tapi mungkin yang ada kata 'woochi' gitu di judulnya (heheh mian tidak tahu judul lengkapnya). Soalnya setiap kali NG habis, seringnya iklah drama itu yang ditampilkan
Deletejeon woo chi
Deleteka dian mau nanya,,,, dimana ya aq bisa nonton episode 20nya,, tlong share linknya dong.......
ReplyDeletemakasih..
saya donlodnya di gooddrama.net Coba saja di situ. Tidak ada iklan, tidak seperti di dramacrazy
Deletenonton juga bisa di situs itu
Deletebaru baca sinopsisnya aja, udah bikin saya nangis gimana kalo nonton yah??
ReplyDeletekisah mereka berdua benar-benar menyedihkan... aku senang karena akhirnya mereka berdua bahagia bersama...
Coba deh nonton. Lebih seru loh :)
Delete