Episode 17 diawali dengan pengulangan scene dimana Eun gi mengakui ke-hilangan ingatannya kepada dewan direksi.
Setelah pertemuan dengan dewan direksi, Eun gi menunggu Sekertaris Hyun di sebuah café. Dia memasukkan banyak gula ke dalam minumannya padahal aslinya dia tidak suka minuman yang terlalu manis. Itu menunjukkan kalau pikirannya lagi tidak ada di tempat itu.
Sekertaris Hyun datang dan bertanya kenapa Eun gi mengakui penyakitnya di depan dewan direksi, apa Eun gi ingin mengakhiri semua usaha mereka. Eun gi, dengan wajah lugunya yang masih hilang ingatan, berkata bahwa dia ingin menyerahkan semua urusan kepada Ma roo. Eun gi juga bertanya apa ada hal lain (warisan, red) yang ditinggalkan oleh ayahnya untuknya. Sekertaris Hyun bertanya mengapa Eun gi menanyakan hal tersebut. Eun gi masih dengan polosnya menjawab bahwa dia ingin memberikan semuanya kepada Ma roo.
Sekertaris Hyun bertanya apa yang akan Eun gi lakukan seandainya Ma roo meninggalkan dirinya setealh dia menyerahkan semua yang dimilikinya kepada Ma roo. Eun gi tersenyum dan berkata bahwa dia percaya Ma roo bukan orang seperti itu, bahwa Ma roo tidak akan pernah membohonginya. Sekertaris Hyun kembali bertanya mengapa Eun gi bisa seyakin itu. eun gi masih tersenyum dan berkata bahwa itulah yang dia yakini.
Sekertaris Hyun merasa apa yang diucapkan Eun gi tidak masuk akal. Dia bahkan seolah-olah berbicara kepada Presdir Seo (ayah Eun gi, red) apa yang harus dia lakukan untuk Eun gi yang polos ini, yang sangat mudah percaya kepada orang lain.
Tatapan Eun gi langsung berubah. Dia berkata bahwa Sekertaris Hyun sendiri sudah membohonginya. Sekertaris Hyun telah berbohong mengenai korban yang mengalami kecelakaan bersamanya. Eun gi mengakui bahwa dia sudah tahu kalau orang itu adalah Ma roo. sekertaris Hyun kaget mendengar ucapan Eun gi. dia tidak tahu harus berkata apa untuk menjelaskan kepada Eun gi.
“Apa kau bersama mereka? Kang Ma roo, Pengacara Park, dan kau. Apa kalian bekerja sama untuk membohongiku?” tanya Eun gi. Tatapannya menusuk *jleb
Ma roo sedang mencari cincin untuk dirinya dan Eun gi. raut kebahagiaan jelas tampak di wajahnya.
“Ingatan Anda…apakah ingatan Anda sudah kembali?” tanya Sekertaris Hyun.
Eun gi meminta Sekertaris Hyun agar tidak berkata apa-apa kepada Pengacara Park dan juga Ma roo mengenai ingatannya yang sudah kembali. Sekertaris Hyun terisak bahagia. Tanpa sadar dia langsung menggenggam tangan Eun gi dan berterima kasih karena Eun gi berhasil mengembalikan ingatannya. Tapi ketika dia melihat tatapan dingin Eun gi, Sekertaris Hyun langsung melepaskan genggamannya.
Sekertaris Hyun berkata kalau sekarang dia meninggal, akhirnya dia bisa menemui Presdir Seo dengan tenang. Karena dia akhirnya bisa menepati janjinya kepada Presdir Seo padahal awalnya dia ragu apakah dia akan mampu melakukannya. Sekertaris Hyun sempat menyinggu sedikit tentang kematian Presdir Seo yang tidak wajar. Eun gi bertanya apa maksud ucapan Sekertaris Hyun, apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya.
Eun gi pergi menemui (abu) ayahnya dan menangis penuh penyesalan.
Eun gi lalu pergi ke taman dimana Ma roo dan hadiahnya sudah menunggu lama. Well, kalian sudah tahu apa yang terjadi di sini. Jadi saya tidak akan panjang lebar menceritakannya.
Di kamarnya, Eun gi melihat-lihat tulisan di buku tulisnya sewaktu dia masih belajar menulis. Dia kemudian mendapati sebuah halaman dimana ada lukisan wajah Ma rood an tulisan, “Kang Ma roo adalah satu-satunya pria baik yang ada di dunia ini.”
Eun gi akan meremas kertas di halaman itu tapi tiba-tiba Choco memanggilnya. Choco meminta Eun gi agar tersenyum karena dia ingin mengambil foto Eun gi. Eun gi langsung tersenyum manis (hebat sekali Eun gi bersandiwara).
Eun gi keluar dari kamarnya menuju dapur. Dia melihat Ma roo sedang memasak untuk sarapan mereka. Eun gi menatap Ma roo sesaat lalu tersenyum, “Good morning!” sapanya. Ma roo berbalik dan membalas sapaan Eun gi juga sambil tersenyum.
Eun gi berkata bahwa aroma masakan Ma roo sangat harum. Eun gi mengakui bahwa sebenarnya selama ini masakan buatan Jae gil dan Choco tidak begitu enak untuk dimakan. Ma roo tersenyum setuju. Dia kembali melanjutkan memasaknya.
Eun gi perlahan mendekati Ma roo dan memeluknya dari belakang. Ma roo tersenyum.
Eun gi bercerita bahwa kemarin dia bermimpi sedang berada di antara banyak orang. Orang-orang itu berkata bahwa mereka adalah ayah, teman dan kekasihnya. Mereka juga berkata bahwa mereka selalu mendukung dirinya. Tapi hanya Ma roo yang diam, tak berkata apa-apa.
“Kau tidak mengatakan bahwa kau peduli padaku, menyayangiku…Orang yang aku cintai hanyalah kau. Aku bahkan berteriak untuk mengatakannya, walaupun itu hanya sebuah kebohongan. Sampai akhir, Ma roo-shi tidak mengatakan apa-apa. ‘Eun gi-ah, aku selalu ada di pihakmu’, setidaknya kau harus mengatakan itu. dengan begitu aku bisa percaya semuanya. Seandainya saja kau mengatakan sesuatu,” ucap Eun gi. Ma roo mulai merasa aneh.
“Eun gi-ah, bagaimana kalau kita pergi ke tempat dimana tidak ada orang yang mengenal kita? Hanya kita berdua. Kutub utara, Selatan, atau Afrika sekalipun, aku tidak peduli, asal hanya ada kita berdua. Haruskah kita pergi dan tinggal di sana?” tanya Ma roo.
Eun gi menjawab bahwa dia bersedia pergi kemana pun.
Jae hee kembali berada di rumah Ma roo. Dia duduk di dipan yang ada di halaman rumah Ma roo. si ahjumma yang datang untuk membersihkan halaman terkejut melihat Jae hee. Dia bertanya mengapa Jae hee ada di tempat itu. jae hee tersenyum dan menjawab bahwa di rumahnya sangat dingin. Ahjumma tertawa mendengar jawaban konyol Jae hee. Menurutnya, kalau kedinginan Jae hee tinggal menyalakan pemanas, atau mungkin pemanas di rumah Jae hee sedang rusak. Jae hee mengiyakan.
Ahjumma kembali tertawa. Menurutnya Jae hee seharusnya pergi ke hotel saja atau sauna bukannya ke rumah kosong dimana tidak ada penghuni yang akan menyalakan api untuknya. Jae hee tersenyum. Baginya, dia selalu merasa kalau rumah itu terasa sangat hangat. Di dunia ini, rumah itu adalah satu-satunya tempat yang bisa memberinya kehangatan.
Setelah mengatakan itu Jae hee pamit.
Ahjumma bertanya apa Jae hee ke rumah itu karena menunggu Ma roo pulang.
“Kalau aku menunggunya, apa dia akan pulang?” tanya Jae hee.
Karena Ma roo pergi diam-diam, jadi menurut ahjumma, Ma roo tidak akan kembali lagi.
“Kalau begitu, aku akan membuatnya kembali ke rumah ini,” ucap jae hee (Maksudnya apa tuh?)
Di luar pagar Jae hee melihat Pengacara Ahn sedang menunggunya. Dia tidak suka dengan apa yang telah dilakukan oleh Pengacara Ahn karena selalu membuntuti kemana pun dia pergi. Dia minta agar Pengacara Ahn sadar akan posisinya dan tidak besar kepala karena dia selalu memujinya.
Jae hee berjalan meninggalkan Pengacara Ahn tapi Pengacara Ahn menahannya. Dia berkata bahwa ada yang aneh dengan sikap Eun gi yang dengan mudahnya mengekspos bahwa dirinya hilang ingatan. Dia yakin ada yang sedang Eun gi rencanakan. Jadi harusnya Jae hee tidak merasa senang dan tenang secepat itu.
“Kalau terus pergi tanpa penjagaan seperti ini, seseorang mungkin saja akan menusukmua dari belakang dan tidak ada yang akan tahu siapa dia,” ucap Pengacara Ahn. Jae hee menatapnya tajam.
Pengacara Ahn memakaikan scarf yang dia pakai ke leher Jae hee. Dia menarik scarfnya sehingga Jae hee jadi agak mendekat kepadanya (entah apa artinya. Koalasplayground bilang kalau Pengacara Ahn ingin menunjukkan bahwa Jae hee adalah miliknya)
“Kau bisa kena flu,” ucap Pengacara Ahn.
Ma roo masuk ke kamar Eun gi sambil membawa kotak cincin yang dia beli. Dia tersenyum lalu meletakkan kotak itu di atas meja, dekat fotonya dan Eun gi.
Sebelum keluar dari kamar itu, Ma roo membereskan sampah kertas yang berserakandi lantai dan saat itulah Ma roo melihat kertas yang bertuliskan “Kang Ma roo adalah satu-satunya pria baik yang ada di dunia ini” sudah robek dan kusut karena diremas.
Ma roo teringat saat dia meletakkan laporan hasil kecelakaan ke meja Eun gi (Nah kan? Kubilang juga apa? Ma roo ternyata pelakunya).
“Eun gi sudah kembali,” ucap Ma roo pada dirinya sendiri.
Eun gi sedang membereskan meja kerjanya bersama Sekertaris Hyun. Pengacara Park datang menemuinya. Pengacara Park memberikan undangan pernikahan Eun gi dan Ma roo yang sudah jadi. Pernikahannya akan diadakan 3 minggu lagi. Dan karena banyak orang yang meragukan kebenaran berita pernikahan Eun gi dan Ma roo, jadi mereka harus segera menyebarkan undangan itu. eun gi mengangguk menyetujui. Pengacara Park juga meminta agar Eun gi sendiri yang memberitahukan hal tersebut kepada Ma roo.
Setelah Pengacara Park pergi, Sekertaris hyun bertanya apa benar Eun gi akan melangsungkan pernikahannya dalam waktu dekat. Dia agak tidak setuju dengan ide itu.
“Aku tidak akan melakukannya,” respon Eun gi atas ucapan Sekertasi Hyun.
“Lalu kenapa?” tanya Sekertaris Hyun.
Eun gi tidak menjawab dan malah menghubungi Ma roo. dia bertanya apa Ma roo sudah melihat undangan pernikahan mereka. Eun gi berbicara dengan nada senang dan berkata bahwa dia serasa bermimpi saat melihat undangannya.
“Eun gi sedang berbohong. Itu berarti dia tidak mempercayaiku. Itu berarti dia marah padaku. Dan itu berarti dia tidak bisa memaafkanku,” monologue Ma roo.
Eun gi datang menemui Jae hee masih dengan wajah lugunya. Dia memberitahu Jae hee bahwa dia akan beristirahat sejenak karena selama ini berpura-pura bahwa dia baik-baik saja cukup melelahkan. Jae hee meraih tangan Eun gi dan menyampaikan persetujuannya. Menurutnya Eun gi memang harus banyak istirahat dan tidak perlu memaksakan diri bekerja.
Eun gi kemudian meminta sesuatu pada Jae hee. Dia ingin Jae hee melakukan sesuatu sebagai ibunya. Jae hee menyanggupi lalu bertanya apa yang harus dia lakukan untuk Eun gi.
“Tolong bantu aku untuk mempersiapkan pernikahanku,” jawab Eun gi. Jae hee langsung melepaskan tangan Eun gi. Eun gi berkata kalau saat ini Ma roo sedang sibuk karena mengambil alih tugasnya. Jadi dia meminta bantuan Jae hee.
Eun gi yang bersemangat pergi bersama Jae hee yang dalam keadaan sebaliknya.
"Arah yang sedang ditempuh Eun gi, aku tidak tahu. Bagaimana dia menempuhnya dan apa yang akan dia lakukan selama perjalanan, aku tidak tahu. Apa dia pikirkan, apa yang ada di pikirannya saat menempuh jalan ini, bahkan jika aku bertanya pun, dia tidak akan menjawabnya." Ma roo kembali ber-monolog.
Eun gi mencoba gaun pernikahannya. Dia menanyakan pendapat Jae hee. Ma roo datang menemuinya. Eun gi menyambutnya dengan senyuman. Ma roo menatap sebentar Jae hee yang kaget melihat kedatangannya lalu menoleh sambil tersenyum kepada Eun gi.
“Satu-satunya hal yang aku tahu adalah aku walaupun berada di sampingnya, aku tidak akan bisa menemaninya menempuh jalan yang dia pilih.” Lanjut monolog Ma roo.
Eun gi sedang mencuci tangannya. Dia seperti sengaja meninggalkan Jae hee dan Ma roo berdua.
Di meja makan Jae hee menuduh Ma roo sengaja melakukan ini. Dia sengaja menyuruh Eun gi untuk mengajaknya agar menemani Eun gi memilih semua hal yang berkaitan dengan pernikahan mereka. Dia tidak curiga kalau itu adalah rencana Eun gi karena Jae hee belum tahu kalau ingatan Eun gi sudah kembali.
Ma roo berniat mengambil botol minuman tapi tangan Jae hee menahannya. Jadinya terlihat seperti Jae hee sedang menggenggam tangan Ma roo.
Jae hee bertanya apa Ma roo sengaja melakukannya untuk membuat dirinya cemburu. Jae hee mengakui bahwa itu bisa membuatnya salah paham. Terlebih, dia yakin kalau Ma roo masih punya perasaan kepadanya.
Jae hee mengancam Ma roo bahwa dia akan memberi tahu semuanya pada Eun gi tentang hubungan mereka di masa lalu begitu Eun gi datang. Dia menantang Jae hee untuk melakukannya karena menurutnya diantara mereka bertiga, yang akan paling sakit adalah Jae hee sendiri.
Jae hee langsung menarik tangannya dari Ma roo saat mendengar suara pintu dibuka. Sayang Eun gi sempat melihatnya. Tapi Eun gi berpura-pura tidak melihatnya.
Dia masuk dan bertanya apa Choco dan Jae gil sudah datang. Ma roo cukup kaget mengetahui Eun gi mengundang mereka berdua. Eun gi beralasan bahwa mereka sudah lama tidak makan di luar bersama. Karena itu dia memanggil mereka.
Eun gi berata kepada Jae hee bahwa dia berharap Jae hee tidak keberatan kalau Jae gil dan Choco ikut makan bersama mereka.
Choco datang sambil tersenyum lebar. Tapi dia kemudian kaget saat melihat Jae hee juga sudah ada di sana. Choco bertanya mengapa Jae hee juga ada di sana (Choco belum menyebut nama Jae hee. Dia hanya mengatakan unni). Jae gil mencubitnya. Choco bertanya mengapa Jae gil mencubitnya padahal dia hanya bertanya mengapa Jae hee (kali ini Choco mengatakan Jae hee unni) juga ada di sana. Jae gil langsung membekap mulut Choco.
Eun gi langsung bertanya apa Choco mengenal Jae hee. Ma roo hanya diam. Dia hanya mengkuti permainan Eun gi.
“Tent…” Choco tidak menyelesaikan ucapannya karena langsung menyadari kesalahannya.
Eun gi berbalik kepada Jae hee dan bertanya apa Jae hee mengenal Choco. Ma roo menatap Jae hee ingin tahu apa yang akan Jae hee katakan. Jae hee berkata bahwa dia pernah bertemu Choco di suatu tempat.
Choco melepaskan bekapan Jae gil di mulutnya dan berkata bahwa ini adalah pertama kalinya dia bertemu Jae hee. Tapi Jae gil dengan gagap berkata Jae hee pernah beberapa kali datang ke rumah untuk bertemu Eun gi. Jadi mereka bertemu pada saat itu. Choco dengan takut-takut langsung membenarkan ucapan Jae gil. Jae hee juga demikian.
Setelah Jae gil dan Choco duduk, Eun gi kembali bertanya kepada Jae hee bagaimana dia tahu kalau Choco sering menangis dalam tidurnya sedangkan Jae gil memiliki tachopobia – ketakutan pada kendaraan berkecepatan tinggi (kemarin-kemarin saya nulisnya Jae gil takut pada ruangan tertutup. Maaf ya chingu, entah sub mana yang benar).
Ma roo kenali menatap Jae hee (mungkin artinya, jadi kau pernah mengatakannya kepada Eun gi? Jadi sebenarnya kau pernah memancing ingatan nya tentang hubungan kita?)
Jae hee hanya berkata bahwa Eun gi sepertinya mendengar hal itu dari orang lain tapi dia salah mengingat karena dia tidak merasa pernah berkata demikian.
(Suasana di meja makan itu benar-benar canggung)
Dalam perjalanan pulang, semuanya terdiam terdiam di dalam mobil. Choco masih merasa bersalah karena tadi hampir keceplosan.
“Eun gi sudah kembali. Eun gi yang aku lihat sekarang bukanlah Eun gi yang aku kenal sebelumnya. Apa yang dia ingat dan apa yang dia lupa? Apa yang dia lepaskan dan apa yang sedang dia cari? Walaupun Eun gi telah kembali, aku masih menunggu Eun gi yang dulu (Eun gi yang dia kenal, yang baik hati dan mencintainya, red). Aku tidak akan lelah,takut, dan kehilangan kesabaranku,” monologue Ma roo.
Semuanya duduk sendiri dalam kamarnya masing-masing.
Esoknya Jae gil datang meminta maaf di kuburan ayahnya. Dia meminta maaf dan memohon agar ayahnya yang ada di surge bisa menyelematkan Ma roo. dia tidak rela kalau hidup Ma roo sangat singkat (Ketulusan Jae gil membuat saya terharu).
Ma roo memandangi cincin yang dia beli untuk dirinya dan Eun gi dan meningat kembali hari dimana dia mendapati sobekan tulisan Eun gi. hari itu dia berniat memberikan cincin tersebut kepadanya tapi kemudian dia mengurungkan niatnya itu. ma roo terlihat sedih. Kebahagiaan yang sudah di depan mata langsung menghilang seperti asap. Ma roo menyimpan cincin itu di laci mejanya.
Choco sedang berlatih lagu yang akan dia bawakan di hari pernikahan kakaknya dan Eun gi. choco berkta karena dia tidak punya uang untuk membelikan Eun gi hadiah, jadi dia berjanji akan memberikan penampilannya yang terbaik di hari pernikahan Eun gi nanti. Eun gi tersenyum dan berterima kasih.
“Unni dan oppa harus sling mencintai selamanya dan berbahagia bersama selamanya,” pesan Choco kepada Eun gi. Eun gi mengangguk dan tersenyum.
Eun gi menemui Ma roo yang akan berangkat kerja. Dia memberitahu Ma roo bahwa Choco baru saja latihan untuk penampilannya pada hari pernikahan mereka. Dia memuji suara Choco.
“Apa kau bahagia?” tanya Eun gi pada Ma roo.
“ya, aku bahagia,” jawab Ma roo sambil tersenyum.
Eun gi lalu memeluk Ma roo.
“Aku juga. Seperti pesan Choco, kita harus saling mencintai selamanya dan hidup bahagia selamanya setelah kita menikah nanti,” ucap Eun gi.
“Kojimal (pembohong!),” balas Ma roo di dalam hatinya.
Ma roo mempererat pelukannya. “Ya, setelah menikah kita akan bersama, saling menghibur satu sama lain, selamanya…selamanya…berbahagia,” ucap Ma roo.
“Kojimal (pembohong!),” balas Eun gi di dalam hatinya.
“Eun gi sudah kembali. Tapi aku masih menunggu Eun gi yang dulu (Eun gi yang dia kenal, yang baik hati dan mencintainya, red). Aku tidak akan lelah,takut, dan terus bersabar,” monologue Ma roo.
Baca kelanjutannya di sini
lanjutannya dong say.., itu endingnya yg nyebarin berita soal maru dan jae hee tu si eun gi bukan si?
ReplyDeleteklo si eun gi, knp maru g dateng ke acara nikahannya? apa maru udah tahu sebelumnya klo bakalan ada berita itu y...??
makin penasaran aja.. he8
semangatttttt...... ^_^
Saya tidak tahu juga tapi sepertinya MR sudah sadar kalau tidak akan ada pernikahan, kalau EG akan melakukan sesuatu untuk membatalkan pernikahan itu (tapi dia belum tahu dengan cara apa) Mungkin karena itu dia memutuskan untuk tidak datang...
DeletePart 2 nya on going ^_^
makin penasaran am crita'ny, kira" kapan tayang y d indonesia?
ReplyDeleteEntahlah. Kalau banyak yang minta, mungkin pihal Indos akan membeli hak siarnya.
Deleteaiyo donk. .lanjutannya. . . .
ReplyDeleteDuch. .penazaran bget. . .
Aiyo. . .semangat. .semangat. . . .semangat. .semangat. . .semangat. .semangat. . .
**cuma bs ngasi semangat cz udah kecanduan bgt ma ne drama
Yoai ^_^
Deletewaahhh... ternyata beneran maru yang nyimpan dokumen kecelakaannya eun gi... baguslah... aku juga lebih suka kalo yang nyimpan ternyata maru dan bukan orang lain... satu harapanku terkabul, semoga harapan terbesarku bahwa drama ini happy ending juga bisa terkabul... amiiiinnn
ReplyDeletesemangat yah nulisnya...
Iya saya juga lebih setuju kalau itu dia. Hanya saja dia belum tahu kalau ingatan Eun gi sudah kembali smapai dia menemukan kertas yang sudah diremas Eun gi.
DeleteAamiin...semoga akhirnya bahagia.
saya senang karna maru yang membuat ingatan eun gi kembali, dia yang menyimpan dokumen kecelakaan itu diatas meja eun gi.
ReplyDeletesemangat maru, jangan lelah, takut, dan sabarlah untuk menunggu eun gi kembali menjadi eun gi yang kamu kenal, yang baik hati dan mencintaimu dengan tulus.
mungkin saat ini eun gi marah sama maru tapi semoga di suatu saat nanti di 2 eps terakhir eun gi bisa menyadari ketulusan maru. semoga maru bisa tetap sehat.
semoga ceritanya bisa berakhir dengan happy and.
*maaf klo kepanjangan komentarnya:)
semangat yeah,,,, mbak nulis sinopnya.
terima kasih:)
It's ok walaupun panjang karena saya juga mau tahu bagaimana pendapat chingu tentang drama ini.
DeleteTerima kasih... ^_^
andweeeeee,, bikin penasaran aja lnjutannya
ReplyDeletemakin penasaran
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya ya :D
Mereka bingung dengan perasaan mereka masing-masing. hikz,..hikz.hikz.,T_T
ReplyDelete