18 September 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 2 - part 1

Episode 1 part 1
Episode 1 part 2



Jae hee meneriaki Ma roo agar berhenti.





“Kang Ma roo, berhenti. Kau bahkan bukan seorang dokter,” ucapnya. Ma roo menatapnya tajam. Tapi jarum suntik sudah menembus dada Eun gi. Kemudian Ma roo mengecek tekanan darah dan detak jantung Eun gi. Semuanya mulai normal. Tapi dia berpesan agar mereka terus mengawasi Eun gi. Pramugari berterima kasih pada Ma roo yang kemudian meninggalkan kelas bisnis tersebut. Jae hee hanya bisa menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.





Saat berjalan, langkah kaki Ma roo goyah. Dia hampir jatuh. Badannya juga penuh keringat.



Di dalam ambulance, dokter berkata bahwa pertolongan yang diberikan kepada Eun gi di pesawat sudah benar. Dia memuji orang yang telah menolong Eun gi. Jae hee hanya terdiam.





Sementara itu Jae gil merongrong Ma roo dengan pertanyaan.

“Apa benar wanita itu Jae hee Noona? Ternyata dugaanku selama ini benar. Sudah kubilang kalau Jae hee Noona adalah istri pemilik Grup Tae San. Kau saja yang tidak percaya.” Ma roo hanya diam sambil menyetir. “Sejujurnya, aku sudah menduga hal ini akan terjadi. 6 tahun yang lalu, saat kau dipenjara, Noona menjengukmu tiap hari. Lalu berkurang menjadi seminggu sekali, lalu sebulan sekali dan akhirnya dia tidak datang lagi. Cintaku sudah pergi,” lanjut Jae gil. Ma roo tetap no comment.

Jae gil masih mengoceh. “Tapi ada satu hal yang tidak aku mengerti. Mengapa kau membunuh pria itu? Kang Ma roo yang aku kenal bercita-cita menjadi seorang dokter untuk menyelamatkan orang. Walaupun kau mudah naik pitam, tapi kau bukan tipe orang yang akan dengan mudahnya membunuh orang. Pasti ada alasan kenapa kau melakukannya. Choco memberitahuku kalau malam itu kau meninggalkannya karena ingin bertemu dengan Jae hee Noona. Katanya ada urusan yang sangat penting sampai-sampai kau tega meninggalkan dirinya yang sedang sakit. Apa alasanmu malam itu?” 


Ma roo tidak tahan mendengar ocehan Jae gil. Dia langsung menepikan mobil.



“Yaa!”

“Apa kau pikir aku ini supirmu?” Tanya Ma roo dan keluar meninggalkan Jae gil sendiri.





Sambil berjalan, Ma roo kembali teringat pertemuannya pertama kali dengan Jae hee.

Saat itu dia sedang mencuci pakaian Choco ketika Jae hee yang mukanya lebam datang untuk bersembunyi.

Tidak lama seorang pria datang mencari gadis itu. Dia bertanya pada Ma roo tapi Ma roo menggeleng. Pria itu kemudian pergi.

Ma roo kemudian mengobati luka di badan dan wajah Jae hee. Saat itulah mereka berkenalan. Sebenarnya Ma roo sudah mengenal gadis itu sebagai gadis tercantik di lingkungan tempat tinggal mereka.




Ma roo juga teringat masa kuliah mereka, saat dia dan Jae hee belajar bersama di halaman kampus. Jae hee terus mengeluh karena ujiannya sangat susah sementara Ma roo selalu menjadi yang terbaik di kelasnya. Selain itu, Jae hee juga menganggap Ma roo sangat sulit untuk didapatkan karena dia bahkan menolak putri pemilik grup ternama. Sambil terus membolak balikkan halaman bukunya Ma roo kemudian berkata, “Apa Noona tidak ingin memiliki pria itu? Aku pribadi berharap Noona mendapatkan pria itu.”

“Heh?”

“Kalau tidak mau, aku tidak masalah,” ucap Ma roo.


“Aku mau,” jawab Jae hee segera. “Aaah sekarang kau milikku,” tambahnya tersenyum lebar. (jadi ingat adegan di 49 hari)



Ma roo juga teringat saat dia dan Jae hee sering singgah di padagang kaki lima-nya Korea ^^. Saat itu mereka terlihat sangat bahagia.


Ma roo berucap pada dirinya sendiri, “Cukup sampai disini. Hal yang sama tidak akan terulang lagi. Dia sudah berubah. Apa yang bisa kau akukan? Aku pun sudah bukan aku yang dulu. Skarang semuanya sudah berakhir.” Dia menangis.


Joon ha mengunjungi Eun gi di RS. Dia menghela nafas saat melihat Eun gi sudah duduk di depan komputernya sambil memakan ayam goreng.



Eun gi menanyakan orang yang sudah menyelamatkannya di atas pesawat. Tapi bukannya berterima kasih, Eun gi malah marah karena orang itu ternyata bukanlah seorang dokter. Eun gi marah pada Jae hee karena berani mempertaruhkan nyawanya pada seorang amatir. Dia juga beranggapan bahwa dia hamper saja mati karena dokter gadungan itu. (ckckck Eun gi emang tak berperasaan euy). Joon ha berkata bahwa justru karena orang itulah maka Eun gi sekarang masih hidup. Tapi Eun gi tetap tidak terima hal itu.


Eun gi juga menanyakan kebenaran kabar bahwa Jae hee dan orang yang menyelamatkannya itu saling mengenal. Joon ha tidak mengerti kemana arah pertanyaan Eun gi. Kemudian Eun gi mendapat telepon dari seseorang yang melaporkan bahwa Jae hee baru saja menarik uang dalam jumlah yang sangat besar (100 juta Won). Eun gi memerintahkan agar si penelepon menyelidiki lebih lanjut untuk apa Jae hee menarik uang sebanyak itu.


Jae hee berjalan sambil membawa beberapa bungkusan. Dia menuju rumah Ma roo. Seseorang mengikutinya.


Di rumah Ma roo ada sebuah keributan kecil. Seorang pria ingin memukul Jae gil. Istrinya mencoba melerai. Pria itu mencari Ma rook arena telah merusak keluarganya. Jae gil terkejut (atau pura-pura terkejut). Dia tidak menyangka kalau wanita itu sudah menikah. Menurutnya, kawannya Ma roo mungkin seorang playboy. Tapi dia tidak akan mengganggu wanita yang sudah menikah. Itu adalah atiran utamanya. Jadi Jae gil menebak kalau wanita itu berkata kepada Ma roo bahwa dia sudah bercerai. Si wanita menggeleng lalu menangis dan berkata kalau suaminya itu salah paham. Ternyata si suami tidak mendapati istrinya selingkuh. Dia hanya mendapati foto Ma roo di hp istrinya dan istrinya itu sering sekali memandangi foto itu (Aduuuh…). Dengan bangganya Jae gil berkata bahwa Maroo kawannya itu punya banyak penggemar, bukan hanya wanita itu. itu karena Ma roo memang tampan (Setujuuuuuuuu!!! ^,^)

Si wanita tiba-tiba bertanya. “Apa kawan mu itu akan menerima ku kalau aku bercerai?” (hahahahah masalah jadi tambah ruwet)…

Setelah suami istri itu pergi, Jae hee masuk dan bertanya kepada Jae gil. Jae gil terkejut.

“Jae hee Noona..”

“Apa yang mereka bicarakan itu Ma roo? Memangnya apa pekerjaan Ma roo sekarang?” Tanya Jae hee.


Ma roo sedang menemani Choco memeriksakan dirinya ke dokter. Dokter berkata bahwa selama Choco melakukan apa yang diberitahukan kepadanya, keadaannya baik-baik saja. Tapi Choco bersikeras kalau dia itu sakit. Ma roo hanya menjawa setiap keluhan Choco, “Ye..” ^^


“Aku ingin ke club,” ucap Choco.

“Bulan depan,” balas Ma roo.

“Aku ingin minum,” ucap Choco lagi.

“Itu…bulan depan juga,” jawab Ma roo.



Choco langsung menarik tangannya dari genggaman Ma roo. Dia mengeluhkan hidupnya yang seperti itu. Harusnya malam itu (saat Ma roo meninggalkannya untuk bertemu Jae hee) dia mati saja.

“Choco-ah!”

“Kalau Jae gil oppa malam itu terlambat sedikit saja, pasti aku sudah mati.”

“Kang Choco!”

“Berhentilah bersikap seolah-olah kau ini pria yang baik. Kau lah yang meninggalkanku. Karena tergila-gila pada Jae hee eonni, kau bahkan tega meninggalkanku yang saat itu kesakitan. Aku jadi seperti ini juga karena kesalah Oppa. Kalau aku mati, itu juga karena kesalahan Oppa,” Choco menumpahkan kekesalannya. Dia lalu meninggalkan Ma roo yang hanya tunduk terdiam.


Tapi setelah beberapa langkah, Choco menyadari kesalahannya.



Dia berbalik dan berkata, “Aku jadi lelah karena sudah marah-marah. Gendong aku pulang.” Hiks…scene ini bikin air mata menggenang.



Jae gil menceritakan kehidupan Ma roo kepada Jae hee.

“Setiap kali Choco pingsan, Ma roo harus mengeluarkan banyak uang untuk mengobatinya. Ayahnya meninggal karena serangan jantung dan meninggalkan banyak hutang. Jika mengetahui anaknya yang pandai harus masuk penjara, orang tua siapa yang bisa menahan beban itu? Ma roo mencoba menjual organnya. Tapi itu pun,tidak bisa menutupi kebutuhannya.” Jae hee terdiam.

Jae gil menambahkan bahwa di Korea, seorang mantan napi akan sangat sulit mendapatkan pekerjaan yang layak walau sepintar apa pun dirinya. Kalau bukan karena Choco, mungkin Ma roo sudah bunuh diri sejak lama.


Terlihat Ma roo menggendong Choco menaiki tangga menuju ke rumah mereka.



“Mengapa Tuhan sangat kejam terhadapnya? Apa dia sudah melakukan sebuah kesalahan?” ucapa Jae gil. Jae hee menoleh ke arah Jae gil. Mungkin dia teringat perkataannya pada saat Ma roo menggantikan posisinya sebagai pembunuh.

Jae hee lalu bertanya mengapa mereka belum pindah dari rumah itu. Jae gil menjawab karena mereka takut kalau Jae hee tidak akan bisa menemukan mereka. Selama ini Ma roo percaya kalau Jae hee akan kembali. Jae gil menambahkan kalau dia sudah berkali-kali menasehati Ma roo bahwa Jae hee pasti sudah tidak mencintainya lagi. Tapi Ma roo tidak mau mendengarkannya.



Ma roo akhirnya tiba tapi Jae hee sudah pulang. Jae gil lalu menyerahkan sebuah amplop pemberian Jae hee kepada Ma roo. Dia menyampaikan pesan Jae hee kepada Ma roo. Katanya uang itu adalah pembayaran utang Jae hee kepada Ma roo. Jae hee juga ingin mereka pindah dari lingkungan itu dan Ma roo berhenti dari pekerjaannya yang sekarang. Dan juga (untuk pesan yang terakhir, Jae gil agak tidak nyaman untuk menyampaikan) agar Ma roo melupakan Jae hee.


Jae gil lalu mengambil amplop dari tangan Ma roo. Dia terkejut melihat isinya adalah uang (atau cek ya?) senilai 100 juta Won. Itu pun bukan cuma selembar, tapi beberap lembar.



Tiba-tiba Ma roo merebut amplop itu dari tangan Jae gil dan berlari ke luar rumah.

Tapi Ma roo tidak dapat menemukan Jae hee. Dia meremas amplop pemberian Jae hee.



Sementara itu, Jae hee yang sedang mengendarai mobilnya kembali teringat pada malam Ma roo menggantikan posisinya dan dia berjanji tidak akan melupakan utangnya itu, seumur hidupnya.



Saat tiba di rumahnya, Jae hee melihat Eun gi. Eun gi lalu mengajaknya minum teh bersama. Eun gi (pura-pura) berterima kasih atas pertolongan Jae hee saat di pesawat.

Jae hee menjawab bahwa dokterlah yang menyelamatkan Eun gi, bukan dirinya.


“Dokter?” Tanya Eun gi (Ok, it starts).

Jae hee membenarkan bahwa orang itu bukanlah dokter tapi dia pernah belajar di fakultas kedokteran.





“Apa sore ini kau menemui orang itu?” Tanya Eun gi memotong penjelasan Jae hee. "Kenapa kau memberikan pria itu uang 100 juta Won?” (Ekspresi Eun gi dingin) Jae hee terkejut.

“Aku selalu menyuruh orang untuk mengikutimu. Sejak ibuku keluar dari rumah ini dan mengalami kecelakaan lalu meninggal. Sejak saat itu, aku ingin membalas mu,” ucap Eun gi sambil tersenyum. “Aku ingin menemukan kelemahan yang bisa membuatmu terusir dari rumah ini seperti apa yang dialami ibuku,” tambah Eun gi.

Eun gi berkata kalau dia tidak suka melihat wajah malaikat Jae hee. Baginya cukup menakutkan karena dia tidak tahu apa yang ada di kepala Jae hee dan orang seperti apa dia sebenarnya.

Eun gi terus mendesak Jae hee tentang uang 100 juta Won yang dia tarik dari bank. Jae hee berkata kalau dia memberikan itu sebagai ucapan terima kasih karena sudah menyelamatkan Eun gi. Eun gi tersenyum geli mendengar jawaban tidak masuk akal Jae hee. Bagi Eun gi, apa yang terjadi di pesawat adalah usaha Jae hee untuk membunuh dirinya dan uang 100 juta Won itu adalah upah yang Jae hee berikan jika pria itu berhasil membunuhnya. Jae hee menyuruh Eun gi untuk tidak berpikir terlalu jauh.



“Ada yang memerasku,” kata Jae hee saat Eun gi sudah akan pergi.

Ternyata tujuh tahun yang lalu, Eun gi pernah dipenjara karena kepemilikan obat dan menurut Jae hee orang itu mengetahui hal tersebut. Jadi sebagai biaya tutup mulut, Jae hee harus memberikan sejumlah uang kepada orang itu.



Eun gi lalu teringat kejadian tujuh tahun yang lalu. Saat itu pacarnya, Kim Jong Eun, memohon agar Eun gi untuk mengakui bahwa narkoba miliknya adalah milik Eun gi. Dia dan ayahnya bersedia membantu keuangan Tae San Group (perusahaan ayah Eun gi) yang saat itu sedang krisis. (Ooo jadi gitu toh ceritanya).



Eun gi lalu menelepon mantan pacarnya itu (ternyata dia sudah punya anak). Ekspresi Eun gi sedikit berubah saat mendengar Jong eun memanggil anaknya. Sepertinya ini adalah pertama kalinya mereka berhubungan setelah peristiwa itu. Eun gi memberitahukan Jong eun bahwa seharusnya dia tidak membuat kesepakatan 7 tahun yang lalu 
itu. Setahu Jong eun, Eun gi setuju dengan kesepakatan itu karena Eun gi ingin menolong perusahaan ayahnya.

“Kalau saat itu aku bilang bahwa aku mau melakukannya karena Seo Eun gi mencintaimu, apakah kau kau akan percaya?” Tanya Eun gi pada Jong eun. Jong eun belum menjawab tapi Eun gi langsung menutup teleponnya. Jong eun menelepon balik. Bukannya menjawab telepon itu, Eun gi malah membuangnya ke dalam akuarium lalu menangis. (Hah, dia sama saja dengan Ma roo).



Ma roo mengawasi tempat tinggal Jae hee. Saat itu hujan.



Sementara di dalamnya, keluarga Seo sedang menikmati makanan. Presdir Seo dan Pengacara Ahn meninggalkan meja makan lebih dulu. Eun gi lalu bertanya kepada Joon ha apa dia sudah menelepon polisi. Ternyata itu tentang kasus pemerasanyang dialami Jae hee. Joon ha berkata kepada Jae hee bahwa polisi perlu mendapatkan keterangan dari Jae hee sebagai korban.



“Aku yang melaporkan pria yang memeras Eun seok eomoni kepada polisi karena akhir-akhir ini Eun seok eomoni terlihat sangat sibuk,” ucap Eun gi sambil tersenyum. Jae hee sangat kaget mendengarnya. “Sebenarnya aku yang ingin menuntutnya langsung, tapi karena korbannya bukan aku, jadi Eun seok eomoni lah yang harus langsung menuntut orang itu.” (Wah gawat! Artinya Ma roo akan ditahan lagi?)


“Kita tidak boleh takut dengan orang seperti itu. Kita harus berbalik menyerang dan kalau perlu menghancurkannya.Walau ada yang harus dibayar, keadilan tetap harus ditegakkan,” tambah Eun gi.

Episode 2 part 2
*tunggu 5 detik lalu klik 'skip ad'

0 comments:

Post a Comment