Annyeong...*muncul dengan deep bow
Saya lanjutin ya cerita episode 14 nya setelah menghilang sekian lama dari dunia recap :)
Episode ini dimulai dengan menunjukkan keanehan pada sikap dr. Seong Suk joo.
Dia mendapat telepon dari ibunya.
“Bukan Suk joo melainkan dirimu yang ada di sana. Tapi kau bahkan bukan lulusan sekolah kedokteran,” itulah ucapan ibunya.
Dr. Kim Hayoon datang dan berkata bahwa dia bersedia membantu jalannya operasi
Tidak sanggup saya melihat adegan berikutnya. Saya orang yang takut darah chingu.
Tabib Choi masuk ke kamar Eui jin. Saat melihat foto Eui jin, dia merasa ada yang aneh. Dia pun menghubungi Eui jin. Tapi karena sekarang Eui jin sedang diopeasi, maka teleponnya tidak dijawab. Dia berusaha menenangkan dirinya sambil kembali menatap foto Eui jin.
Dengan bantuan dari dr. Kim Hayoon, Doo hyun berhasil mengangkat tumor dari otak Eui jin.
Doo hyun dan Hye in langsung menengadah untuk menatap Seung hyun yang terlihat senang. Tapi Hye in menatap Seung hyun lebih lama dari Doo hyun dan dr. Kim sempat melihat tatapannya itu.
Di luar kamar operasi Seung hyun menunggui ayahnya. Saat dr. Kim Hayoon muncul, dia mengucapkan terima kasih karena telah membantu mengoperasi Eui jin. Tapi dr. Kim menyuruhnya untuk tidak perlu berterima kasih karena dia melakukan itu bukan demi Eui jin atau Seung hyun, melainkan demi Doo hyun. Dia melakukannya karena ingin meringankan beban yang ada di pundak Doo hyun karena operasi tersebut.
Tidak lama Hye in datang untuk melihat keadaan Eui jin. Keduanya jadi bersikap canggung satu sama lain
Dia dan Seung hyun kemudian berbincang berdua. Hye in dengan jujur mengungkapkan bahwa dia merasa salah paham dengan perhatian yang diberikan oleh Seung hyun kepada Eui jin padahal Seung hyun pernah mengatakan bahwa Eui jin bukan adik atau kekasihnya. Menurutnya, dia akan merasa lebih nyaman seandainya Eui jin itu adalah kekasih Seung hyun.
Saat sadar bahwa dia sudah blak-blakan mengatakan perasaannya, Hye in merasa malu. Dia ingin pamit tapi Seung hyun menahannya. Seung hyun berkata bahwa dia tidak perlu izin dari Hye in untuk melakukan hal yang dia ingin lakukan. Dia lalu meminta maaf karena meninggalkan Hye in di atap RS waktu itu. Tapi dia berharap agar Hye in tidak lagi marah padanya.
Tidak lama Doo hyun muncul bersama Kepala Perawat Han.
Doo hyun menanyakan kondisi Eui jin kepada Hye in. dia kemudian memanggil nama Eui jin. Eui jin yang masih menutup matanya mendengar suara panggilan ayahnya. Tidak lama dia pun membuka matanya.
Doo hyun bertanya apa Eui jin mengenalinya. Eui jin dengan pelan menjawab, “Pemilik mobil yang jahat.” Doo hyun pun memberitahu Hye in dan Seung hyun bahwa Eui jin sudah sepenuhnya sadar.
Dia lalu meminta Eui jin menggenggan tangannya dan mengikuti arah telunjuknya. Untuk yang terakhir Eui jin bertanya apa Doo hyun sedang melatih seekor anjing (heheh Eui jin masih sempatnya bercanda)
Doo hyun tidak kehilangan akal. Dia lalu menyuruh Seung hyun untuk pindah ke sisi lain dari tempat tidur Eui jin. Dan seperti yang diduga, Eui jin terus menatap Seung hyun. Doo hyun pun memberitahu bahwa pergerakan mata Eui jin normal :D
Sebelum pergi, Doo hyun lalu memberikan instruksi kepada Hye in agar mengembalikan Eui jin ke kamarnya jika tidak ada masalah.
Dr. Park dan 2 dokter lainnya sedang berdiskusi tentang operasi Eui jin. Dr. Jang memuji Doo hyun yang bersedia melakukan operasi padahal dia belum pernah melakukannya sebelumnya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan Hye in muncul. Dia agak terkejut melihat mereka bertiga. Jadi buru-buru dia pamit.
Tapi di tengah jalan Hye in teringat sesuatu. Jadi dia pun kembali ke ruangan tadi. Dan tepat saat itu, dr. Park dan ketiga rekannya sedang membicarakan dirinya. Mereka menyebut Hye in sebagai Hulk. Terdengar suara Dr. Park yang mengatakan bahwa itu sebabnya Hye in sampai sekarang tidak memiliki kekasih.
Hye in sedih mendengar hal tersebut. Jadi dia pun duduk menyendiri di tangga darurat lalu menatap wajahnya sendiri di hp nya.
“Aku merasa lelah,” ucap Hye in lalu menyandarkan kepalanya ke tembok dan tidur.
Tidak lama salah seorang anggota mafia yang dirawat di RS muncul. Dia ingin merokok. Tapi ketika dia melihat tanda dilarang merokok, dia pun mengeluh. Katanya dia seharusnya menculik saja si bos agar keluar dari RS karena dia sudah tidak tahan di sana.
Kemudian dia melihat Hye in yang sedang tertidur. Karena kasihan pada Hye in yang terlihat kelelahan, dia pun menyelipkan selembar uang ke bagian belakang kerah baju Hye in.
Hye in terbangun saat dr. Jang membangunkannya karena teleponnya berbunyi. Hye in pun langsung berlari tanpa menyadari uang yang ada di kerah bajunya.
Ternyata panggilan itu agar Hye in memeriksa keadaan si bos mafia.
Si anak buah mencoba menenangkan bosnya sambil berbisik, “Hyungnim, tenanglah. Dia itu gadisku.” Hye in yang ada di dekat mereka bisa mendengar kalimat itu (liat saja ekrepsinya heheh) tapi dia memutuskan untuk tidak membalasnya.
Si abang mafia mengikuti Hye in saat dia selesai memeriksa bosnya. Dia ingin mengambil kembali uang yang dia taruh di kerah baju Hye in karena kasihan melihat Hye in ditertawai orang. Tapi tiba-tiba Hye in berhenti dan terlihat sedih saat mengingat ucapan dr. Park tentang dirinya. Dan tepat saat itu si abang mafia menarik uang yang ada di kerah baju Hye in. hye in yang kaget langsung berbalik dan menatap curiga si mafia yang berusaha menjelaskan agar Hye in tidak salah paham.
Pada saat yang sama, Seung hyun menghampiri Hye in. Dia menawarkan sekaleng minuman kepada Hye in. Hye in kemudian menanyakan pendapat Seung hyun tentang keadaan seorang pasien. Hanya tekanan darah si pasien yang tinggi tapi dia selalu merasa pusing dan kakinya tidak bisa bergerak. Hye in memperlihatkan catatan kesehatan si pasien kepada Seung hyun.
Si abang mafia yang melihat mereka berdua dari jauh memegang dadanya yang terasa sakit karena pemandangan itu. Untuk sesaat dia bingung sendiri dengan dirinya.
“Apa mungkin ini cinta?” tanyanya tiba-tiba pada dirinya sendiri.
Seung hyun dan Hye in menemui pasien yang tadi Hye in tanyakan kondisinya. Ternyata dia adalah si bos mafia.
Seung hyun memeriksa denyut nadi si bos dan berkata bahwa tekanan darahnya tinggi. Si bos mulai mengoceh dan berkata adalah orang seumurannya memiliki tekanan darah yang tinggi. Hal itu bisa Seun ghyun tanyakan langsung kepadanya tanpa peru memeriksa nadinya. Dia mengucapkan hal tersebut dengan nada mencibir. Seung hyun tidak terpancing. Dia kembali menjelaskan dengan tenang bahwa energy Yin si bos lemah sementara energy Yang nya sangat kuat. Itulah yang membuat si bos mudah marah. Si bos langsung marah mendengar ucapan Seung hyun dan meneriakinya. Tapi dengan santai Seung hyun kembali membalas, “Ucapan Anda membuktikan kalau diagnosa saya benar.”
Si bos langsung terdiam. Hah!
Seung hyun lalu mengecek lidah si bos. Dia berkesimpulan bahwa lidahnya menunjukkan kalau energy ginjalnya lemah. Dan itu dikarenakan si bos terlalu banyak melakukan hubungan badan LOL Si abang mafia tidak bisa menahan tawanya sementara si bos langsung terdiam.
Seung hyun lalu memberikan nasehat berapa kali seharusnya si pasien melakukan hal tersebut di tiap musim. Karena kalau masih 'over', maka dia akan KO.
“Lalu tekanan darahnya…” ucap Seung hyun. Si bos mafia kembali terlihat ingin tahu saran Seung hyun. “…Anda sebaiknya segera mengubah kepribadian Anda. Itu adalah metode pengobatan yang tercepat,” lanjut Seung hyun hahah.
Seung hyun kembali bertanya apa si bos masih ada keluhan lain. Tapi si bos pura-pura sakit leher dan menyuruh mereka untuk pergi saja. Dengan senang hati Seung hyun dan Hye in meninggalkan mereka. Setelah mereka pergi si abang mafia berkata bahwa mereka kalah telak.
Seung hyun membawa Eui jin yang sudah dioperasi kembali ke kamarnya. Min joon yang sedang bersama ibunya menyambutnya dengan senang. Dia bahagia karena ternyata Tuhan mendengar doanya. Ibunya lalu memberitahu Eui jin kalau Min Joon, walau badannya sangat lemah, tapi saat Eui jin dioperasi dia terus-menerus mendoakan Eui jin agar operasinya berhasil. Eui jin terharu mendengarnya.
Seung hyun kemudian memperlihatkan Eui jin biola nya. Eui jin terlihat sangat senang saat melihat biolanya itu.
Eui jin pun memainkan biolanya untuk Min joon.
Min joon bertepuk tangan setekah Eui jin berhenti memainkan biolanya. Dia bertanya dimana Eui jin belajar bermain biola. Eui jin menjawab bahwa dia pernah ke Jerman untuk belajar. Min joon mengajak Eui jin ke sana begitu mereka berdua bisa sembuh dari penyakit mereka. Eui jin tersenyum mengiyakan ajakannya.
Seung hyun kembali keruangannya. Untuk sesaat dia menatap semua obat yang ada di mejanya lalu mengambil hp nya dan menghubungi dr. Min.
Dr. Min menemui Seung hyun di ruangannya. Dia bertanya kenapa Seung hyun terlihat lesu. “Apa karena obat anti kanker?” tebaknya.
Seung hyun menjawab bahwa dia benar-benar putus asa sekarang padahal dia sudah berjanji pada Eui jin akan menyelamatkannya. Dr. Min mencoba menghibur Seung hyun. Menyelamatkan orang memang tidak mudah, tapi mereka harus tetap berusaha, berusaha yang terbaik.
Seung hyun mulai berkata yang tidak-tidak. Dia berpikir akan mengikuti Eui jin kalau sampai dia tidak bisa menyelamatkannya. Karena, baginya, setelah Tabib Choi, Eui jin adalah satu-satunya keluarganya yang tertinggal. Kalau Eui jin sampai meninggal…
Dr. Min langsung menegurnya. Dia melarang Seung hyun berpikiran seperti itu.
“Kalau begitu bantu aku memikirkan cara untuk menemukan obat itu. Apapun caranya. Kalau aku meninggal, bukankah kau akan kehilagan satu-satunya teman yang sangat berharga?” balas Seung hyun.
“Satu-satunya kepalamu!” jawab dr. Min.
Dr. Seong melihat foto keluarganya, orang tuanya serta kembarannya. Teman sekamarnya tiba-tiba muncul. Dr. Seong langsung menyembunyikan foto yang ia lihat tadi. Tapi terlambat, teman kamarnya sudah melihatnya lebih dulu. Dia pun memaksa dr. Seong untuk memperlihatkan foto yang tadi dia lihat. Dia penasaran, mengira kalau itu adalah foto gadis yang dr. Seong sukai.
Dengan terpaksa, dr. Seong menyerahkan foto itu. Teman kamarnya terkejut melihat dia dan kembarannya yang tidak bisa dibedakan. Dia bertanya apa kembaran dr. Seong juga seorang dokter. Dr. Seong mengangguk.
“Woah hebat. Kalian ini bisa bertukar RS tanpa ada yang akan menyadari,” ucap teman kamar dr. Seong.
Ibu Min joon mau pulang. Dia menitipkan Min joon yang sedang tidur kepada Eui jin. Dia berjanji akan kembali sebelum jam pemeriksaan.
Dr. Seong datang. Dia berniat melepaskan kateter Min joon. Eui jin heran karena setahunya Min joon akan cuci darah jam 3 sore nanti.
Dr. Seong melirik papan nama di ranjang Min joon (tulisannya Lee Min Joon) lalu menghubungi suster Kim untuk bertanya mengenai hal itu. Suster Kim memberitahu dr. Seong bahwa yang akan dilepas kateternya adalah Lee Min Kyoon. Tapi si dr. Seong salah mendengar. Dia mengira kalau suster Kim berkata Lee Min joon. Jadi dia tetap melepas kateter Min joon.
Eui jin yakin kalau dia tidak salah mengingat. Dia lalu meraih hp nya yang ada di samping lemari. Tapi karena cukup jauh dari jangkauannya, hp itu terjatuh.
Eui jin bangun dari tempat tidurnya lalu mengambil hp nya di lantai. Saat itu dr. Seong sudah selesai mencabut kateter Min joon. Min joon yang juga sudah bangun bertanya kepada Eui jin dimana ibunya. Eui jin memberitahu Min joon kalau ibunya pulang dulu tapi tidak lama dia akan kembali. Dia lalu mencoba menghubungi ibu Min joon agar Min joon bisa bicara dengannya. Saying hp nya tidak diangkat. Sepertinya dia sedang dalam perjalanan.
Tidak lama dr. Jang yang merupakan asisten dr. Lee (ayah Min joon, red) datang. Dia kaget melihat kateter Min joon sudah tidak ada padahal dia akan cuci darah. Eui jin memberitahu bahwa dia sudah mengatakan hal yang sama kepada dokter yang tadi (dr. Seong, red) tapi si dokter menjawab bahwa laporan kesehatan Min joon menunjukkan kalau Min joon sudah baikan. Jadi dia melepasnya.
Mendengar itu, dr. Jang langsung berlari. Eui jin mulai cemas.
Tiba-tiba suster Kim muncul. Dia meminta dr. Jang untuk segera melihat pasien di kamar 201 yang sedang sesak nafas.
Dia lalu menyuruh dr. Seong untuk memindahkan Min joon ke ruang perawatan dan tidak beranjak dari sana sedikit pun. Kalau sampai dr. Lee sampai tahu hal ini, maka tamatlah riwayat dr. Seong.
“Saya?” Tanya dr. Seong mulai ketakutan.
“Memangnya di sini ada dokter lain selain Anda?” suster Han balik bertanya.
“dr. Jang yang akan memasangnya,” ucap dr. Seong.
“dr. Jang sedang ada panggilan darurat dan sekarang waktunya sudah lewat. Apa Anda mau membiarkan pasien begitu saja?” desak suster Han yang mulai kesal. Dia lalu memberikan alat untuk memasang kateter kepada dr. Seong.
Dr. Seong menarik nafas dan mulai mencari tempat dimana dia bisa menusukkan alat itu ke tubuh Min joon.
“Mungkin aku bisa menusukkannya di sini,” ucap dr. Seong dalam hati.
Dia lalu menusukkannya lalu mulai memasukkan selang.
Dr. Jang datang. Dia menegur dr. Seong yang sedang melakukan tindakan sementara dia sudah menyuruhnya untuk menunggu. Tapi saat dia sadar dengan apa yang sedang dr. Seong lakukan…
“YA!! Kau memasukkannya ke dalam arteri-nya bodoh!” teriak dr. Jang.
“Apa?” dr. Seong kaget mendengarnya. Namun begitu dia mencabut selangnya darah muncrat keluar dan mengenai baju dr. Seong.
Dr. Jang langsung menyumbat darah itu dengan tangannya. Suster Han mulai panik sementara dr. Seong terlihat pucat dan gemetaran.
Dr. Jang lalu menyuruh dr. Seong untuk menyiapkan monitor untuk melihat denyut jantung Min joon. Tapi dr. Seong yang sedang ketakutan tidak menyadari kalau perintah itu ditujukan untuknya. Dr. Jang sampai harus kembali meneriakinya.
Panik. Hanya itu lah yang bisa saya tuliskan untuk menggambarkan situasi dalam ruang perawatan.
Dr. Jang kembali menyuruh dr. Seong untuk mengambil darah. Tapi dr. Seong kembali terlihat bengong.
“Apa kau juga tidak mengerti? Darah! Pergi lah ambil darah!” dr. Jang kembali meneriaki dr. Seong.
“Apa kau juga tidak mengerti? Darah! Pergi lah ambil darah!” dr. Jang kembali meneriaki dr. Seong.
Dr. Seong lalu berlari keluar melewati Eui jin yang kaget melihat noda darah di baju dr. Seong.
Suster Han mendorong Eui jin keluar dan menutup pintu. Tapi tiba-tiba seseorang menahan pintu. Dr. Lee.
Dia bertanya apa yang sedang terjadi. Saat mendengar bunyi monitor, dr. Lee langsung melepas jasnya dan mengambil alih tugas dr. Jang.
“100 Joule…” perintah dr. Lee
Tidak ada reaksi
“150 joule…”
Masih sama
Tidak ada reaksi
“150 joule…”
Masih sama
Ibu Min joon muncul dan bertanya kepada Eui jin apa yang terjadi. Eui jin tidak sanggup menjawab dan hanya meminta maaf sambil menangis.
Ibu Min joon langsung masuk ke dalam ruang perawatan. Dr. Lee meminta suster Han membawa istrinya keluar.
Ibu Min joon hanya bisa menjerit dari luar kamar perawatan.
Tidak ada denyut.
“200 Joule…”
“Jantungnya mulai berdetak,” ucap dr. Jang. Akhirnya...
Min joon kini kembali ke kamarnya karena keadaannya mulai stabil. Dr. Lee yang sudah tahu tentang ulah dr. Seong langsung berlari mencari dr. Seong. Tapi dia tidak berhasil menemukannya.
Dr. Seong membereskan pakaiannya dengan buru-buru. Noda darah di wajahnya bahkan belum dibersihkan.
Buru-buru dia berjalan meninggalkan RS. Saat bertemu dengan teman kamarnya, temannya itu memberi dia tahu bahwa dr. Lee mencarinya. Dia yakin kalau dr. Seong sudah buat salah. Tapi dr. Seong tidak berbalik dan terus berjalan.
Suster Kim muncul sambil berlari. Dia mencari kepala perawat. Saat melihatnya, dia memberitahu bahwa perban dr. Oh (istrinya, red) sudah bisa dilepas.
Min joon membuka matanya dan berkata kalau dia akan ke Jerman. Eui jin mengangguk.
“Ya, kita akan ke Jerman. Bersama-sama,” ucapnya.
Eui jin keluar dari ruang pemeriksaan. Dia menanyakan hasilnya kepada Seung hyun. Seung hyun berkata bahwa dia akan memberitahu Eui jin sambil berjalan ke kamarnya. Eui jin menoleh kepada Doo hyun dan Hye in. Keduanya tidak berani menatap Eui jin.
Sambil berjalan Eui jin bertanya kepada Seung hyun apa penyakitnya kambuh lagi. Dengan berat Seung hyun meng-iya kan. Eui jin cukup kaget mendengarnya.
“Wah, cepat sekali. Tidakkah ini terlalu kejam? Aku baru menyadarinya sekarang,” ucap Eui jin.
“Tapi ini baru satu setengah bulan setelah operasi. Dan sekarang? Kau bilang kau bisa menyelamatkanku. Seharusnya kau biarkan saja aku mati. Aku mau pulang,” ucap Eui jin.
“Aku mau kembali ke Gunung Jiri. Aku mau bertemu Appa,” jerit Eui jin.
Seung hyun kembali menarik Eui jin yang masih melawan kedalam pelukannya. Eui jin kini tidak sanggup lagi menahan tangisannya.
“Ini sangat berat. AKu mau pulang saja,” ucap Eui jin dalam tangisnya.
Dr. Kim Hayoon, Doo hyun, dan Hye in muncul dan melihat mereka. Ketiganya juga mendengar ucapan Eui jin. Hye in terlihat prihatin dengan keadaan Eui jin.
halo, salam kenal mba diana.ini pertama kalinya sy koment biasanya hy jd pembaca. ceritanya tambah seruuuuu, semangat ya mba nulisnya ditunggu lanjutan sinopsisnya
ReplyDeleteNe :)
DeleteTerima kasih ya. Akhirnya nulis komen juga
siang mba... walaupun udah nonton sampe akhir, tetep aja masih penasaran sama ceritanya :D
ReplyDeleteterharu liat perjuangan seung hyun untuk eui jin, seneng bgt aku klo punya kakak kyk seung hyun #mimpi ^_^
pokoknya tetep semangan bt ngelanjutin sinopnya y mba he8
oke ;)
DeleteSama tuh. Saya juga tidak punya kakak. Seandainya punya, pengen yg baik+cakep kayak Seung hyun hehehe