31 March 2012
Satu...dua...tiga...
Hanya dalam tiga detik aku langsung jatuh cinta...
Itulah narasi pembuka drama ini. Di awali dengan pertemuan Seo In Ha dan Kim Yoon Hee saat mereka berpapasan di jalan.
Lee Dong Wook dan Kim Chang Mo sedang berada di sebuah (boleh dikata) café. Chang Mo sedang menunjukkan kebolehannya menyanyi (Suaranya keren...). Dong Wook, boleh dikata, adalah DJ di café itu. Mereka juga punya seorang teman perempuan. Namanya Baek Hye jung.
In ha sedang berada di studio lukis. Karena merasa lelah, dia membuka jendela studio. Dan tara...bisa ditebak siapa yang dia lihat. Kim Yoon-hee....
In ha langsung mengambil kertas gambarnya (kagak tau namanya apa) dan membuat sketsa wajah Yoon-hee di atasnya.
Di cafe, Dong Wook bertanya tentang In ha pada Chang Mo. Hye jung berkata kalau In ha pasti ada di studio karena akhir-akhir ini dia sering berada di tempat itu. Dong Wook memberitahu mereka kalau sekarang In ha sedang jatuh cinta (heran juga saya kok Dong wook langsung tahu kalau In ha jatuh cinta. Padahal saat itu settingnya masih pada hari yang sama saat In ha bertemu Yoon hee).
Chang mo dan Hye jung kaget serta tidak percaya. Hye jung bahkan berkata kalau jika In ha dan seorang gadis ditinggalkan berdua di sebuah padang pasir, dia yakin kalau In ha tidak akan berbicara kepada gadis itu.
Tapi Dong wook berkata kalau dia tidak bercanda. In ha benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu membuat ekspresi wajah Hye jung sedikit berubah.
In ha masih membuat sketsa wajah Yoon hee. Sudah hampir selesai. Tapi ketika dia berbalik, Yoon hee sudah menghilang.
In ha langsung berlari keluar dari studio untuk mencari Yoon hee. Dia ke tempat dimana tadi Yoon hee duduk, tapi juga tidak menemukannya. Dan saat berbelok In ha malah menabrak seseorang. Yoon hee. Tas dan buku yang dibawa Yoon hee jatuh.
In ha baru sadar kalau gadis yang ditabraknya adalah Yoon hee setelah beberapa saat. Saat mengetahui bahwa yang ditabraknya adalah Yoon hee.
In ha : Seketika hatiku berdetak kencang ^^
Yoon hee menoleh dan mendapati In ha sedang menatapnya. In ha jadi salah tingkah. Keduanya langsung berdiri bersamaan dan (kembali) kepala mereka tertumbuk (aigooo).
In ha meminta maaf (karena telah menabrak Yoon hee) dan Yoon hee berterima kasih (karena telah memabantu memungutkan bukunya). Saat berbalik pergi, In ha tanpa sadar menahan tangan Yoon hee. Keduanya sama-sama terkejut. Saat Yoon hee bertanya ada apa, In ha hanya berkata 'tidak apa-apa'.
Tiba-tiba terdengar perintah untuk member hormat kepada sang Bendera (hampir nulis kepada Sang Saka Merah Putih hehe). Semua orang yang ada di sekitar langsung berdiri dan meletakkan tangan di dada mereka sebagai tanda penghormatan. Termasuk In ha dan Yoon hee.
In ha yang berdiri agak di depan berjalan mundur sedikit demi sedikit agar dapat tetap melihat Yoon hee (ampun deh).
"Aku berjanji pada bendera Korea, bahwa aku akan mengabdikan diriku demi kejayaan bangsa dan rakyat."
Mendengar kalimat di atas, In ha berkata pada dirinya sendiri: Hal lucu yang terpikirkan oleh ku adalah alasan aku terlahir adalah untuk mengabdikan diriku untuk mencintainya (Yoon hee, red).
Yoon hee dapat merasakan kalau In ha sedang menatapnya. Begitu bendera selesai diturunkan, Yoon hee langsung pergi tanpa berkata apa-apa. In ha hanya bisa melihtnya pergi sambil menghela nafas.
Sebelum beranjak, In ha sadar kalau saat keluar dari studio untuk mencari Yoon hee dia membawa pensil gambarnya. Dia menemukannya di dekat tempatnya berdiri. Selain itu, dia juga melihat buku kuning milik Yoon hee yang tertinggal. Saat membukanya, akhirnya In ha tahu nama gadis itu (cihuyyy). Dia membuka lembaran lain dan sadar kalau ternyata buku itu adalah sebuah diary. Begitu dia akan pergi untuk mencari Yoon hee, Dong Wook memanggilnya.
Dong wook membawa sebuah gitar (sepertinya sebuah gitar kesayangan) karena untuk memastikan siapa yang bisa memainkannya, mereka bertaruh dengan bermain tenis.
Mereka memang popular. Saat keduanya bermain, banyak gadis-gadis yang menonton dan menyoraki mereka dari pinggir lapangan. Hye jung sendiri memilih untuk menyemangati In ha. Chang mo bertanya kenapa dia selalu memihak In ha. Hye jung menjawab, “Karena Dong wook selalu mencoba mengambil milik In ha.”
“Tapi mereka melihat benda itu bersama-sama,” ucap Chang mo.
“Tidak. Dong wook selalu menyukai apa yang disukai In ha,” bantah Hye jung (jjeng jjeng...)
Yoon hee berjalan melewati lapangan tennis. Temannya, Hwang In sook, berlari sambil melewatinya lalu menyapanya. Ternyata dia berlari menuju kerumunan gadis yang berteriak menyoraki Dong wook dan In ha. Saat Yoon hee melihat In sook. berteriak memanggil nama In ha, dia pun akhirnya tahu nama pria itu.
Yoon hee terlihat senang saat In ha bermain baik. Hampir saja dia teriak. Tapi kemudian memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Tapi saat berbalik, dia menabrak dua orang yang lewat. Kembali, barang-barangnya berhamburan. Dia memarahi dirinya sendiri karena ini untuk kedua kalinya dia menabrak orang. Saat memungut barang-barangnya, dia baru menyadari kalau diary nya raib. In ha melihatnya.
In ha: Hari dimana aku merindukannya berkali-kali adalah hari dimana aku jatuh cinta
, In ha kembali melihat diary milik Yoon hee. Dia membuka dan membacanya. Lembaran yang pertama dia baca berjudul, “Love Story”
Dalam cinta, kau tidak perlu meminta maaf
Ini adalah kalimat yang dikutip Yonn hee dari novel cinta terkenal karya Erich Segal.
Yoon hee menulis,
“Kalimat ini adalah kutipan dari film Love Story yang sangat disukai oleh orang tuaku sebelum mereka meninggal. Tapi aku masih belum mengeri maknanya."
In ha kemudian tahu 1 hal tentang Yoon hee. Orang tuanya sudah meninggal.
Esoknya In ha menunggu di tempat Yoon he manjatuhkan diarinya. Dia berniat untuk mengembalikannya.tapi sepertinya dia sudah lama menunggu. In ha kemudian memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Tapi kemudian Yoon hee memanggilnya.
Yoon hee bertanya tentang duku kuning miliknya. In ha baru akan membuka tasnya ketika dia mendengar Yoon hee berkata, “Semoga tidak ada orang yang membacanya.” Kena deh hehe.,..
Yoon hee minta maaf karena sudah mengganggu In ha lalu pergi. In ha belum mengembalikan diary Yoon hee jadi dia berusaha untuk memanggilnya.
Tapi In ha kemudian melihat seorang pria mendekati Yoon hee. Pria itu berusaha membujuk Yoon hee agar mau berbicara dengannya sementara Yoon hee berusaha menghindar.
Dong wook memanggil In ha dan bertanya apa yang dia lihat. Chang mo dan Hye jung juga ada. Hye jung juga melihat Yoon heed dan berkata dengan sinis tentang Yoon hee. Dong wook bertanya apa Hye jung mengenalnya. Hye jung berkata Yoon hee teman sekelasnya tapi tidak begitu mengenalnya. Dia tidak begitu suka dengan gadis seperti Yoon hee. Chang mo nyeletuk, “Bukankah dia Madonna di kelas mu?”
“Madonna?” Dong wook dan In ha terkejut.
Hye jung tersenyum sinis. “Tidak mungkin.” Tapi Chang mo tertawa karena jika Hye jung sangat membenci Yoon hee itu berarti Yoon hee lebih terkenal dibanding dirinya.
Chang mo mati-matian membela Yoon hee sementara Hye jung membantahnya. Sedangkan Dong wook terpesona.
“Tiga detik,” ucap Dong wook. In ha berbalik karena medengarnya. Tapi Dong wook hanya berkata kalau tidak ada apa-apa.
Dalam kelas, In ha hanya sibuk membaca diary Yoon hee.
“Kalimat ini adalah kutipan dari film Love Story yang sangat disukai oleh orang tuaku sebelum mereka meninggal. Tapi aku masih belum mengeri maknanya. Setelah 10 tahun, saya kembali mendengar tentang “Love Story” diputar di bioskop. Kali ini, saya benar-benar ingin menontonnya.”
Bangku di sekolah seni tepat sebelum musim gugur adalah tempat favoritku. Hari ini, tempat ini membuat hatiku berdebar-debar tanpa tahu kenapa.”
Ini adalah catatan yang dibuat oleh Yoon hee pada hari dimana In ha melukisnya dari dalam studionya.
Pada hari itu, In ha juga melihat Yoon hee menggosokkan salivanya ke kakinya (agak kurang enak tulis bahasa Indonesianya). In ha tahu alasannya saat membaca diary Yoon hee.
“Nenek selalu menggosokkan salivanya ke badanku yang terluka. Anehnya, cara itu berkhasiat. Sekarang aku tahu, kalau itu adalah cinta nenenkku. Nenek pernah berkata alasan seseorang memiliki dua lengan adalah agar dia bisa memeluk orang yang dicintainya. Suatu hari nanti, aku ingin jatuh cinta seperti pemain di film Love Story dan juga seperti orang tuaku.
In ha : “Aku membaca diary itu lagi dan lagi pada malam itu.”
Cerita kesukaan ayah ku adalah The Little Prince. Dalam cerita itu, kutipan kesukaanku adalah TO TAME (menjadi jinak – di gambarnya ada seorag pria dan seekor anjing). Mungkin begitulah cinta adalah bagaimana kau terbiasa dengan pasanganmu.
In ha : Aku ingin tahu lebih banyak tentangnya.
In ha membeli tiket film Love Story.
Dia juga ke perpustakaan mencari buku the Little Prince. Tanpa sengaja, dia melihat Yoon hee. Mata mereka bertemu.In ha jadi salah tingkah lalu bergegas pergi.
Sayangnya, dia menabrak pegawai perpustakaan yang sedang membereskan buku di rak sebelahnya. Yoon hee datang membantu untuk membereskan buku yang jatuh.
Si petugas kemudian bertanya pada In ha sambil menunjukkan novel the Little Prince. “Kau mau meminjam ini?”
Yoon hee terkejut melihat novel itu. Ternyata dia juga sedang mencari novel itu. In ha yang melihat reaksi Yoon hee berkata kalau dia tidak meminjam buku itu lalu dia beranjak pergi. In sook yang melihat Yoon heed an In ha kemudian bertanya kepada Yoon hee apa dia mengenal In ha.
Yoon hee dan In sook berbicara di kantin. In sook tidak percaya kalau Yoon hee tidak tahu tentang C’est La Vie. Dia pun dengan semangat menceritakan siapa itu C’est La Vie.
1. Lee Dong Wook. Panggilannya adalah Cassanova. Orang tuanya punya rumah sakit besar. Tampan, pintar, dan baik hati. Dia selalu dikelilingi oleh gadis-gadis.
2. Kim Chang Mo = Giant Leech. Pemuda kampong dengan jumlah saudara yang sangat banyak. Dia juga suka berkeliling agar mendapatkan makanan gratis. Tapi begitu dia bernyanyi, semua orang memaafkannya hehe.
3. Suh In Ha. Mahasiswa Seni yang misterius dan memiliki karisma lembut. Dia juga pandai menulis lagu. Dia juga pelukis yang sudah memenangkan beberapa penghargaan. Dia juga kaya. Katanya, hampir semua tanah di tempat asalnya adalah milik keluarganya. Tapi keluarganya keras. Bahkan katanya In ha punya tunangan.
“Benarkah? Dia benar-benar sudah bertuangan?” Yoon hee terkejut.
“Tidak benar. Aku tidak punya tunangan,” tiba-tiba In ha menjawab pertanyaan Yoon hee. Tentu saja keduanya terkejut karena kedapatan lagi ngegosipin orang hehe.
Hujan turun. Saat akan pulang, In ha melihat Yoon hee di depan pintu perpustakaan. Karena tidak membawa payung, Yoon hee tidak bisa pulang. Silent momentnya lumayan lama *sigh
In ha memulai pembicaraan. “Tunggulah sebentar,” ucapnya kepada Yoon hee lalu dia berlari kembali ke dalam perpustakaan.
Ternyata In ha pergi mencari pinjaman payung. Sayangnya, tidak ada yang bisa meminjamkannya. Dia lalu ke gudang. DAPAT. Sayangnya lagi, RUSAK hahay!
Tapi In ha tidak menyerah. Semangat cinta memang mengagumkan :D
Tapi itu membuat In ha jadi basah kuyup. Yoon hee berkata agar In ha lebih merapat. Tapi (karena setting zaman dulu) In ha merasa tidak nyaman karena lengannya menyentuh tangan Yoon hee. Dia pun rela basah.
Yoon hee juga meminta maaf tentang apa yang didengar In ha di kantin perpustakaan. Yoon berkata kalau dia tidak mengatakan apa-apa. In ha percaya kalau Yoon hee bukan orang seperti itu.
Yoon hee lalu bertanya apa In ha suka hujan. In ha berkata dia suka hujan karena saat melihat hujan dia bisa merasa bahagia atau sedih. Yoon hee setuju. Di novel the Little Prince ada baris dalam puisinya yang berbunyi Cinta memiliki dua wajah, bahagia dan sedih. Aku rasa cinta dan hujan serupa.
In ha juga melindungi Yoon hee dari cipratan air saat sebuah mobil lewat (ouch... hehe).
In ha lalu menyerahkan payung itu pada Yoon hee dan beralasan kalau dia harus pergi ke suatu tempat. Yoon hee bertanya kapan dia harus mengembalikan payung itu. In ha langsung bertanya apa yang akan dilakukan Yoon hee pada hari Minggu. Yoon hee sedikit terkejut.
“Umm...bioskop..”
“Bioskop?”
“Love Story..”
“Aku sangat ingin menonton film itu.” Ucap tanpa sadar Yoon hee. Dia terlihat senang.
“Kalau begitu apa kau ingin menontonnya?”
Yoon hee mengangguk dan tersenyum. Bisa dibayangkan senangnya In ha. Sebelum pergi terlalu jauh, In ha berbalik dan mengatakan kalau dia memungut payung itu dari perpustakaan. Jadi Yoon hee tidak perlu mengembalikannya.
Di dekat halte bis Yoon hee melihat poster Love Story. Dong wook melihatnya dan berkata kalau Yoon hee akan basah kuyup. Dia juga menawarkan payungnya untuk Yoon hee. Tapi Yoon hee. Tidak menyerah, Dong wook kembali menawarkan sapu tangannya. Tapi Yoon hee (kembali) menolak.
Dong wook lalu bertanya apa Yoon hee tidak mengenalnya. Yoon hee berpikir dan teringat kalau Dong wook adalah orang yang bermain tennis bersama In ha tempo hari (hahah...bukan jawaban yang diinginkan Dong wook).
Dong wook memperlihatkan jari telunjuknya tapi Yoon hee tidak mengerti.
Dong wook terus berusaha PDKT. Dia bertanya apa Yoon hee suka film karena dia melihat Yoon hee sedang memandangi poster film Love Story. Dia bahkan langsung mengajak Yoon hee untuk menonton film itu bersama. Tentu saja Yoon hee terkejut (omo....untung ni orang cakep. Kalau tidak, jauh-jauh deh hehe).
Dong wook berkata kalau mereka bertemu lagi di lain waktu, maka dia harus mau menonotn bersamanya. Belum sempat Yoon hee memberikan tanggapan, Dong wook langsung memotongnya dan berkata kalau bis Yoon hee sudah datang. Di atas bis, Yoon hee sedikit pun tidak berbalik melihat Dong wook yang senyum-senyum sendiri.
Sementara itu, In ha langsung dengan semangat kembali ke studio dan menyelesaikan lukisan Yoon hee dalam keadaan masih basah kuyub.
Di lain tempat, Dong wook mempersembahkan lagu buat mereka yang sedang jatuh cinta di hari yang hujan. Chang mo yang mendengarnya terkejut tapi tidak dengan Hye jung. Menurutnya Dong wok sudah sering seperti itu.
Malamnya, In ha duduk di halaman sambil menciptakan sebuah lagu. Dia juga mengeringkan tiket nontonnya yang basah karena hujan.
Dong wook datang dan mengajaknya minum. Dong wook melihat lagu yang In ha buat. Dong wook menyuruh In ha untuk segera menyelesaikannya agar bisa di mainkan on-air di cafenya.
Dong wook kemudian bertanya pada In ha tentang gadis tiga detik yang ditakdirkan untuknya. Dong wook menebak kalau In ha sudah bertemu dengan gadis itu. Itulah alasan In ha menciptakan lagu. In ha tersenyum. Dong wook sangat bahagia mengetahuinya. Dia kemudian berkata kalau dirinya dan in ha memang berteman. Karena dia juga sudah menemukan kekasih idamannya.
Dong wook teringat saat dia sedang menunggu bis. Yoon hee juga berada di tempat yang sama. Yoon hee melihat jari telunjuk Dong wook terluka. Dia lalu memberikan plaster ke luka Dong wook.
Dong wook berkata, “Selain ibuku, dia satu-satunya orang yang merawat lukaku.” Dong wook lalu melihat benda yang dikeringkan oleh In ha.
“Love Story? Apa kau akan pergi menontonnya bersama gadis itu? Wahh aku sangat iri karena ajakanku baru saja ditolak. Tapi aku sudah berkata kalau nanti kami bisa bertemu lagi maka kami akan pergi menontonnya bersama. Jadi bagaimana pun caranya aku harus bisa bertemu lagi dengannya.”
In ha merasa aneh karena film yang ingin mereka nonton itu sama
Dong wook bertanya mengapa para gadis sangat menyukai kutipan dari film itu. Dalam cinta, kau tidak perlu meminta maaf.
“Mungkin karena cinta datang dari hatimu. Kalian saling mengenal hati satu sama lain. Karena itu, kau tidak perlu mengatakannya,” ujar In ha.
“Kalau aku perempuan, aku sudah jatuh cinta padamu In ha,” ucap Dong wook sambl tersenyum.
“Kalau aku perempuan, aku tidak akan pernah menyukaimu,” balas In ha (bagus,,, ^^)
to be continued ke part 2...
NOTE
1. Ternyata membuat recaps drama itu sangat melelahkan dan menyita waktu. Salut deh sama blogger yang dari dulu selalu setia memberikan up date recaps drama-drama korea
2. Maaf karena recaps nya harus bersambung. Soalnya kemarin belum sempat capture gambar-gambar di videonya. Gak enak kalau tulisannya tidak pake gambar hehe
3. Rating awal tayang perdananya lumayan rendah. Tapi itu mungkin karena penonton sudah tahu akhir dari kisah In ha dan Yoon he. Saya sendiri lebih penasaran pada kehidupan modern mereka. Mudah-mudahan rating episode setelahnya bisa naik.
Labels:
Drama Korea,
Jang Geun-suk,
Love Rain,
sinopsis,
SNSD
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment