Annyeong chingu. Kangen sama kalian semua mmuuaacchh!!! hehehe. Mianhae ya karena lama saya tak update blog ini. Jongmal mianhaeyo 정말 미안 해요.
Jadi kali ini saya mau ngelanjutin sinopsis drama The Third Hospital yang sempat tertunda. Checkidot!!!
Episode sebelumnya
Ayah Hye in belum sadarkan diri walaupun telah menerima operasi dari RS. Jadi dia setuju pada penawaran Seung hyun yang ingin mengobati ayahnya. Sayangnya persetujuan itu tanpa sepengetahun Doo hyun. Alhasil, saat Doo hyun tahu, dia marah besar. Hye in lalu berjanji tidak akan lagi membiarkan Seung hyun mengobati ayahnya.
Tapi si Seung hyun, tanpa seizin Hye in dan Doo hyun, mengobati ayah Hye in. Saat Doo hyun memergokinya, dia mengira kalau Hye in lah yang mengizinkannya. Seung hyun lalu meminta mereka agar bicara di atap RS, hanya berdua.
Di atas atap, Doo hyun memukul Seung hyun. Tiba-tiba Hye in muncul.
Episode 9.
“Ayahku, Pasien Jin Yeong woo, aku meminta kerjasama. Kerjasama dengan pengobatan Oriental,” ucap Hye in. Seung hyun kaget mendengarnya tapi Doo hyun terlihat terpukul dengan perkataan Hye in.
“Aku minta maaf, Profesor,” ucap Hye in sambil menundukkan kepalanya kepada Doo hyun. Tanpa berkata apa-apa Doo hyun meninggalkan mereka.
Doo hyun berjalan ke ruangannya dan tanpa sengaja dia menabrak Eui jin yang sedang membawa kopi panas dan sekotak kue. Eui jin langsung melap pakaian Doo hyun yang kotor terkena kopi tapi Doo hyun tidak mempedulikannya. Kembali tanpa berkata apa-apa, dia berlalu meninggalkan Eui jin.
Ketika Doo hyun sudah pergi, Eui jin membuka kotak kuenya. Hah! Kuenya sudah hancur berantakan heheh…
Seung hyun mendatangi ruangan Doo hyun untuk meminta agar Doo hyun bersikap lebih lunak kepada Hye in. Doo hyun menyindir Seung hyun yang sepertinya sangat mengkhawatirkan Hye in.
Hye in menangis di samping ayahnya. Dalam hati dia menyesali perkataannya kepada Doo hyun saat berada di atap RS.
Seung hyun sedang menunggu lift ketika dr. Min menghampirinya. Saat melihat bibir Seung hyun yang terluka, dia pun langsung menegurnya.
“Kau kenapa? Apa kau baru saja berkelahi? Ah tidak. Sepertinya kau kena pukul. Padahal taid kau baik-baik saja,” canda dr. Min. Seung hyun yang sedang malas meladeni candaan dr. Min langsung menyolot, “Iya, aku memukul diriku sendiri. Puas?” balasnya lalu memasuki lift tanpa menoleh lagi kepada dr. Min.
Saat berjalan ke ruangannya Seung hyun berpapasan dengan ayahnya dan dr. Cho.Seung hyun reflex menutup bibirnya yang terluka akibat pukulan Doo hyun dan segera berjalan menjauh. Tapi ayahnya terlanjur melihatnya.
Dr. Jeong menaiki lift yang sama dengan dr. Min. Saat lift tersebut tiba di lantai tujuannya, dr. jeong keluar yang kemudian disusul oleh dr, Min.
Dr. Min berusaha mengajak dr. Jeong untuk minum the bersama tapi dr. jeong dengan tegas menjawab bahwa dia sama sekali tidak berminat.
Dr. Yang, dr. Choi, dr. Kim Hayoon, dan dr. Cho berkumpul bersama untuk membicarakan mengenai penelitian yang harus tim proyek kerja sama lakukan untuk mendapat dukungan pemerintah. Dr. Yang dan dr. Choi setuju jika tim proyek kerjasama melakukan penelitian anti-kanker dengan pengobatan herbal.
Tapi dr. Kim dan dr. Cho tidak terlalu suka dengan ide itu. Menurut dr. Kim, penelitian tersebut akan sulit dilakukan dalam waktu yang singkat. Jadi dia menyarankan agar mereka melanjutkan penelitian yang sedangs Doo hyun lakukan di Univeristas Korea (BBB – Blood Brain Barrier, red).
Kali ini, giliran dr. Choi yang terlihat tidak senang. Dia bertanya apa hubungannya penelitian BBB tersebut dengan proyek kerja sama mereka, dengan pengobatan Oriental. Dr. Kim menanyakan hal yang serupa tentang penelitian anti-kanker dengan pengobatan herbal.
Eui jin sedang menunggu Seung hyun sambil mendengar lagu Twinkle-Twinkle nya TaeTiSeo ^^
Saat Seung hyun datang, Eui jin bertanya apa yang terjadi dengan bibir Seung hyun. Dengan malas Seung hyun menjawab bahwa dia kenal pukul alien ckckckck. Seung hyun lalu bertanya kenapa Eui jin ingin menemuinya.
Eui jin mengulurkan tangannya dan berkata bahwa ada yang aneh dengan tangannya itu. jadi dia meminta Seung hyun memeriksanya. Saat Seung hyun akan memeriksa nadi Eui jin, dia mendapat panggilan dari dr. Choi. Dr. Choi memberitahu Seung hyun bahwa proposal mereka tentang penelitian anti-kanker denga pengobatan herbal telah ditolak.
Kaget mendengar hal itu, Seung hyun pun memutuskan untuk menemui dr. Choi saat itu juga. Eui jin terkejut dan terlihat keberatan, karena mereka baru saja bertemu. Seung hyun menyalahkan Eui jin karena datang tanpa meneleponnya lebih dulu. Dia juga meminta Eui jin untuk membuat janji terlebih dahulu agar dia bisa memeriksa tangannya.
Seung hyun menemui dr. CHoi di ruangannya dan tanpa basa basi langsung bertanya kenapa proposal mereka ditolak. Dr. Choi menjelaskan bahwa awalnya dr. Yang sudah ada di pihak mereka tapi tiba-tiba dr. Kim Hayoon menyodorkan penelitian Doo hyun tentang BBB dan juga tentang transplantasi sel yang mana jika mereka berhasil maka mereka bisa memenangkan Nobel. Karena itu dr. Yang pun tidak bisa menolak usulan tersebut.
Mendengar bahwa orang yang menggagalkan proposal mereka adalah ayahnya sendiri, Seung hyun terlihat marah dan kecewa. Dia pun langsung bergegas meninggalkan ruangan dr. Choi.
Dr. Park menemui Hye in. dia memberitahu Hye in bahwa sepertinya mereka akan melakukan kerjasama dengan Universitas Korea untuk melakukan penelitian BBB. Dan karena Hye in sebelumnya masuk ke dalam tim penelitian Doo hyun, dia meminta Hye in agar kali ini dia bisa membantunya bisa masuk ke dalam tim.
Hye in hanya diam dan tidak menggubris ucapan dr. Park.
Dr. Park yang mengerti arti jawaban Hye in langsung mengalihkan topik pembicaraan dengan menyuruhnya membawa sebuah amplop untuk diberikan kepada Doo hyun. Dengan terpaksa Hye in menyanggupinya.
Seung hyun tiba di ruangan ayahnya. Dia meminta agar ayahnya menarik kembali keputusannya dan menyetujui penelitian anti-kanker dengan menggunakan obat herbal. Tapi dr. Kim Hayoon malah memarahi Seung hyun yang masih belum bisa lepas dari kematian kekasihnya, Jeong Eui jin. Dia mengingatkan Seung hyun bahwa walaupun dia adalah ayahnya, Seung hyun tetap akan mendapat perlakuan yang sama dengan yang lain.
“Ayah? Apakah Anda benar ayahku” tanya Seung hyun lalu meninggalkan ruangan ayahnya.
Dr. Kim Hayoon yang tidak terima dengan perkataan Seung hyun menyusulnya. Di luar ruangannya dia berkata kepada Seung hyun dia juga lebih senang kalau Doo hyun lah yang menjadi anak kandungnya.
“Aku juga tidak yakin kau adalah anakku. Bahkan aku sangat ingin menemui ibumu yang sudah meninggal untuk menanyakan kebenarannya,” ucap dr. Kim kepada Seung hyun yang tidak mau menghadapi ayahnya.
Seung hyun berusaha sekuat tenaga menahan amarahnya sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu.
Dan ternyata Hye in mendengar semuanya.
“Jadi dr. Seung hyun itu anak dokter Kim Hayoon dan dr. Doo hyun itu bukan anak kandungnya?” kata Hye in pada dirinya sendiri.
Seung hyun tiba di dalam ruangannya dan langsung melampiaskan amarahnya pada tempat sampah yang ada di dekat kakinya. Dia juga melemparkan kartu identitas yang dia pakai.
Hye in tiba di ruangan Doo hyun. Dia menyapanya tapi Doo hyun tidak membalasnya. Dengan takut-takut dia menyerahkan amlpop yang dia bawa. Sepertinya Hye in ingin menyerahkan sesuatu kepada Doo hyun tapi untuk sejenak dia ragu. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari ruangan Doo hyun tanpa memberikan benda itu.
Tapi sedetik kemudian Hye in kembali ke ruangan Doo hyun dan mengeluarkan sebuah apel dari dalam kantongnya yang kemudian dia letakkan di meja Doo hyun. Doo hyun bertanya apa maksud apel itu. Hye in menjelaskan bahwa itu adalah ucapan permintaan maafnya. Tanpa berkata lebih lanjut lagi, dia pergi. Doo hyun hanya menatap apel itu lalu menghela nafas.
Seseorang kemudian menelepon Doo hyun dan berkata bahwa operasi sudah siap dilakukan.
Ketika operasi telah selesai Doo hyun memberitahu dr. Park untuk menyerahkan pasien Jin (ayah Hye in, red) ke bagian pengobatan Oriental. Hye in yang terkejut mendengar ucapan Doo hyun langsung berlari mengejarnya.
Tapi Doo hyun berkata bahwa dia sudah melakukan apa yang Hye in inginkan jadi dia meminta Hye in agar berhenti mengganggunya. Hye in menjawab bahwa yang dia inginkan adalah kerjasama, bukan pergantian metode pengobatan.
Doo hyun langsung berbalik dan membentak Doo hyun. Dia menyuruh Hye in mencari dokter lain karena dia tidak akan pernah mau melakukannya. Dia lalu kembali memunggungi Hye in dan berjalan menjauh.
“Dasar Jahat!” ucap Hye in.
Doo hyun yang mendengar ucapan Hye in itu sekali lagi berbalik dan berjalan mendekatinya.
Hye in kemudian berceloteh tentang bagaimana jahatnya seorang dokter yang tega tidak bersedia memberikan sebuah obat kepada seorang penderita AIDS hanya karena dokter tersebut tidak yakin apakah obat itu akan berhasil karena kelayakannya belum terbukti. Si pasien bahkan sampai harus membelinya dengan cara illegal agar bisa bertahan hidup.
“Apa Anda bisa mengerti perasaan si pasien dan keluarganya?” tanya Hye in ketika Doo hyun sudah tiba di hadapannya.
“Seorang dokter tidak boleh harus menghindari segala macam hal yang bisa membahayakan jiwa pasien, termasuk menggunakan obat yang belum teruji. Pasien itu bukan tikus percobaan. Apa kau mengerti?” bentak Doo hyun.
“Kau juga bahkan membenarkan pembelian obat ilegal? Bagaimana bisa kau mengatakan hal ceroboh seperti itu padahal kau tahu bahaya dari obat yang belum teruji? Kalau kau pada akhirnya memilih cara tersebut, sebaiknya kau berhenti saja jadi seorang dokter,” tambah Doo hyun.
Tapi secara mengejutkan Hye in berkata bahwa dia sanggup melakukannya, bahkan lebih dari itu, agar ayahnya bisa sadar. Dia sadar kalau sekarang Doo hyun sangat marah karena merasa dikhianati. Namun begitu, selama ini dia percaya kalau Doo hyun akan memaafkannya.
Saat Doo hyun tiba di ruangannya, dia selalu teringat perkataan Hye in.
Malamnya tim proyek kerjasama makan malam bersama. Dr. Cho berkata bahwa setelah melihat kehebatan dr. Kim Hayoon dan anaknya, dia juga jadi ingin anaknya melanjutkan kuliahnya di kedokteran. Dr. Yang menambahkan bahwa gen yang baik akan menghasilkan gen yang baik pula, bahkan mungkin lebihj. Karena menurutnya, Doo hyun itu lebih hebat dari ayahnya. Dr. Kim dan Doo hyun tertawa kecil mendengar candaan kolega mereka.
Seung hyun hanya terdiam mendengar perkataan kedua dokter senior itu. Sementara Hye in, yang sudah tahu kalau Seung hyun lah yang anak kandung dr. Kim Hayoon, sesekali melirik ke arahnya.
Tapi kemudian dr. Yang mengatakan sesuatu yang dr. Kim kehilangan senyumnya. Dr. Yang menyebutkan bahwa sebenarnya dr. Kim masih memiliki satu orang anak lagi yang tidak kalah cerdasnya dari Doo hyun. Hanya saja, dia tidak ingin memberitahukannya kepada mereka. Dr. Choi sangat penasaran mendengar ucapan dr. Yang. Dia terus bertanya siapa yang dr. Yang maksud.
“Kau akan pingsan kalau tahu,” ucap dr. Yang kepada dr. Choi sambil tersenyum melirik dr. Kim.
“Wow, benarkah dia sangat hebat?” tanya dr. Choi.
“Ya, bahkan semua orang disini mengenalnya,” ucap dr. Yang lagi, kali ini kepada semua yang ikut makan bersama. Dr. Choi semakin penasaran.
“Dr. Kim Seung hyun,” panggil dr. Yang. Kini semua mata mengarah kepada Seung hyun. “dr. Kim, kau saja yang jawab. dr. Choi sangat ingin mengetahuinya,” lanjut dr. Yang.
Seung hyun melirik sekilas ayahnya yang tidak bisa berkata apa-apa tapi juga tidak mau menatapnya.
“Aku, aku tidak mungkin tahu siapa anak dokter kepala (dr. Kim Ha yoon, red),” jawab Seung hyun.
Dr. Choi tertawa karena dia hampir mengira kalau Seung hyun benar-benar adalah anak dr. Kim Hayoon (Well, it’s actually the truth dr. Choi).
Sementara itu, di ujung meja dr. Park, dr. Ahn, dan dr. Jeong menggosipi Seung hyun. Menurut rumor, Seung hyun itu dulunya belajar di jurusan hematology (yang mempelajari tentang darah dan penyakit, red) serta jurusan Oncology (yang mempelajari tentang tumor dan pengobatannya, red). Karena itu Seung hyun bisa melakukan pembedahan saat hari pembukaan RS. Hanya saja yang menjadi pertanyaan dr. Ahn dan dr. Jeong adalah kenapa kemudian Seung hyun beralih ke pengobatan tradisional. Dr. Park menjawab bahwa dia juga tidak tau mengenai kebenaran rumor itu.
Hye in keluar ruangan menelepon RS untuk menanyakan keadaan ayahnya. Dia lalu melihat Seung hyun yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Hye in mendekatinya dan bertanya kenapa Seung hyun meninggalkan makan malam mereka. Seung hyun menjawab dengan singkat bahwa di dalam membosankan.
Tiba-tiba dia mengajak Hye in untuk pergi ke Sungai Han bersama. Tentu saja Hye in kaget mendengar ajakan itu tapi akhirnya dia setuju.
Hye in lalu kembali untuk mengambil tasnya secara sembunyi-sembunyi agar tidak menarik perhatian. Tapi dr. Ahn yang melihatnya bertanya kemana Hye in mau pergi. Hye in berbohong dan menjawab bahwa ada yang terjadi di RS. Tapi karena tidak terlalu serius, dia hanya perlu pergi sendiri. Dr. Park lalu berpesan agar Hye in menghubunginya jika memang ada hal darurat.
Sebelum pergi, Hye in melirik Doo hyun. Dia merasa bersalah karena kembali harus berbohong.
Acara makan malam dilanjutkan dengan karaoke bersama.
Dr. Min keluar ruangan untuk menghubungi Seung hyun.
Tapi Seung hyun tidak menjawab teleponnya karena sekarang dia sedang bersama Hye in yang sedang memboncengnya.
Hye in bertanya kenapa Seung hyun beralih ke pengobatan Oriental padahal awalnya dia belajar tentang pengobatan Modern. Seung hyun yang tidak mau menjawab pertanyaan itu mencoba mengalihkan pembicaraan dengan berkata bahwa sepertinya dia akan muntah karena terlalu banyak minum. Hye in langsung menjerit.
Balik ke tempat karaoke.
Dr. Jeong sedang berusaha menarik perhatian Doo hyun. Tapi Doo hyun sama sekali tidak memperhatikannya.
Dia malah keluar ruangan karena mendapat panggilan dari RS. Dokter. muda yang paling junior dalam tim Doo hyun. Dia memberitahu Doo hyun bahwa suami Park Jina datang dan ingin complain dengan laporan RS atas penyebab kematian istrinya.
Doo hyun lalu meminta si dokter muda untuk menyerahkan teleponnya kepada Hye in. tapi dia memberitahu Doo hyun bahwa Hye in tidak ada di RS.
“Bukankah dia makan malam bersama Anda?” tanyanya kepada Doo hyun (ou ou…)
Sekarang Hye in dan Seung hyun sedang menikmati pemandangan malam di samping sungai Han.
Seung hyun lalu menyerahkan sebuah obat kepada Hye in sebagai ucapan terima kasih atas tumpangan Hye in. Dia berkata bahwa obat itu akan membuatnya segar esok pagi. Hye in tanpa ragu langsung mengambil dan memakannya. Saat itu Seung hyun pun langsung tertawa lepas.
Hye in menyadari sesuatu.
“Obat ini bukan obat yang waktu itu kan?” tanya Hye in.
“Bagaimana rasa bekas kakimu sendiri?” tanya Seung hyun sambil terus tertawa LOL
Doo hyun tiba di RS dan langsung menemui Tuan Park. Tuan Park menyuruh Doo hyun untuk mengubah laporannya karena dia tidak punya bukti kalau dia latau ibunya yang telah menganiaya istrinya.
Dengan tenang Doo hyun menjawab bahwa memar di tubuh istrinya sudah cukup menjadi bukti. Tapi menurutnya dia tidak pernah sedikit pun menyebutkan kalau pria itu atau ibunya lah yang menganiaya almarhumah. Doo hyun balik menyuruh si Tuan Park untuk meninggalkan RS, terlebih karena Tuan Park sedang dalam keadaan mabuk.
Tapi bukannya pergi si Tuan Park malah balik menuduh Doo hyun. Menurutnya, bukan dia atau ibunya yang membunuh istrinya, melainkan Doo hyun. Itu karena istrinya meninggal padahal dia sudah menerima operasi dari Doo hyun. Doo hyun pun langsung meneriaki perawat yang ada di dekatnya untuk menelepon polisi.
Hye in dan Seung hyun tiba kembali di RS. Seung hyun menyuruhnya agar segera masuk ke dalam gedung RS sebelum yang lain pulang dari karaokean.
Hye in dengan santai berjalan masuk. Tapi dia kemudian langsung bersembunyi ketika melihat Doo hyun yang sedang berjalan menunduk, mendekat ke arahnya.
Hye in bersembunyi di dekat tangga RS dan menatap Doo hyun. Dia juga melihat Tuan Park yang berjalan dengan marah di belakang Doo hyun.
Tapi kemudian Tuan Park mengambil gunting dari tempat peralatan yang ditinggalkan suster.
Reflex, Hye in langsung berlari untuk melindungi Doo hyun. Alhasil, tangan Hye in lah yang terkena tusukan.
Doo hyun yang kaget saat melihat darah di lengan Hye in langsung memukul Tuan Park.
Setelah itu dia mendekati Hye in untuk melihat keadaannya. Dia lalu memanggil suster dan meminta mereka membawa Hye in ke UGD.
Sebelum Tuan Park pergi dengan dibawa oleh petugas keamanan RS, Doo hyun mendekatinya dan mengancam tidak akan melepaskan Tuan Park kalau sampai ada masalah dengan tangan Hye in.
Doo hyun mengobati tangan Hye in yang meringis kesakitan. Gara-gara itu Doo hyun malah memarahi Hye in karena nekad melindunginya.
“Apa kau marah karena aku tidak berterima kasih?” tanya Doo hyun sambil terus menjahit luka Hye in.
“Ya. Jadi Anda tidak mau berterima kasih? Tadi itu sangat berbahaya,” ucap Hye in dengan mata melotot.
“Karena itu berbahaya tapi kau malah nekad,” balas Doo hyun yang langsung membuat Hye in terdiam.
Doo hyun kembali bertanya apa dia harus berterima kasih. Hye in menjawab bahwa dia melakukannya bukan karena mengharap balasan.
Akhirnya Doo hyun selesai dengan tugasnya. Sebelum pergi dia menarik nafas dan berkata, “Ah kau ini bukan cuma wajah tapi sekarang tanganmu pun jadi jelek. Kau tidak akan pernah menikah.” Hahahah ucapan Doo hyun membuat Hye in melotot kepadanya.
“Aku tidak akan meminta Anda bertanggung jawab. Jadi jangan khawatir,” jawab Hye in sewot. Dia lalu menoleh kea rah lain dan berkata pada dirinya sendiri, “Dia sendiri juga tidak tampan.” LOL
Sayang ucapannya itu masih kedengaran oleh Doo hyun yang masih ada di dekatnya. Dia pun membalas, “Kau itu adalah seorang pembohong yang bilang ada hal darurat di RS.”
Hye in kaget karena sadar kalau dirinya kembali ketahuan.
Doo hyun tiba di apartemennya dan kaget mendapati dr. Jeong yang sedang menunggu di depan pintunya. Dia bertanya apa ada hal yang penting sampai-sampai dr. Jeong menunggunya. Dr. Jeong mengiyakan.
Dia lalu bertanya apa dia boleh masuk ke dalam untuk membicarakan hal penting tersebut. Doo hyun langsung menjawab tidak boleh. Hah!
“Apa kau tidak takut masuk ke apartemen pria seorang diri?” tanya Doo hyun.
“Anda sedikitpun tidak menakutkan,” jawab dr. Jeong sambil tersenyum genit.
“Bagiku, kau lah yang menakutkan,” balas Doo hyun :D
Dooh yun lalu masuk ke apartemennya disusul oleh dr. Jeong. Dia langsung meminta dr. Jeong untuk mengatakan tujuannya lalu pergi karena dia sangat lelah.
Dr. Jeong berkata bahwa seharusnya seorang tamu setidaknya ditawari segelas teh.
“Kau mau aku usir?” tanya Doo hyun. Dr. Jeong langusng terdiam.
Tapi toh Doo hyun tetap menawarinya minuman sambil kembali bertanya mengenai hal penting yang ingin dibicarakan oleh dr. Jeong.
Dr. Jeong berkata bahwa dia sudah tidak tahan berada di bagian Bedah Saraf. Jadi dia berpikir untuk berhenti saja tapi mengingat RS hanya memiliki sedikit dokter, dia jadi agak ragu mengundurkan diri. Tanpa diduga Doo hyun malah menyuruh dr. jeong untuk melakukan niatnya karena menurutnya tidak ada pasien yang mau dioperasi oleh dokter seperti dr. Jeong. Dr. jeong membalas bahwa dia bisa menjadi dokter yang lebih baik dari sekarang, terlebih nilainya selalu bagus. Tapi Doo hyun tidak menggubrisnya.
Sementara Doo hyun menyiapkan minuman, Dr. Jeong memilih untuk duduk menunggu. Dia dengan sengaja duduk dengan pose yang sedikit menggoda, tapi ketika dia melihat foto yang ada di atas buffet Doo hyun, ekspresi wajahnya langsung berubah. Ya, itu adalah foto saat Doo hyun bersama Hye in saat Hye in wisuda.
Di kamarnya Hye in sedang membuat sketsa wajah Seung hyun sambil senyum-senyum. Dia mengingat saat mereka tertawa bersama di atas motor. Tapi senyum itu langsung hilang ketika dia teringat ucapan Doo hyun yang tahu kalau dia sudah berbohong.
Dr. Jeong datang dengan wajah muram. Hye in bertanya apa dia punya masalah. Dr. Jeong tidak menjawab dan balik bertanya.
“Apa ada orang yang kau sukai?” Hye in tidak menjawab.
“Apa orang itu adalah dokter di RS ini?” tanya nya lagi dan kali ini Hye in lebih terkejut dari sebelumnya.
“Aku rasa dugaanku benar. Dengarkan aku. Aku juga punya perasaan yang sama kepada orang itu. Jadi aku ingin kita bersaing dengan adil. Hanya karena kau bertemu dengannya lebih dahulu, aku harap kau tidak menganggap aku merebut kekasihmu,” ucap dr. Jeong.
Hye in hanya menatap tidak mengerti atas semua ucapan dr. Jeong.
Esok paginya Hye in kembali bertugas di RS. Suster Kim yang mencarinya memberitahu bahwa ayahnya sudah siuman. Dia langsung berlari ke ayahnya begitu mendengar kabar itu.
Di sana Seung hyun sudah menunggu. Hye in langsung memeluk ayahnya saking senangnya. Dia juga menghubungi ibunya dan memintanya untuk segera datang.
Tidak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Seung hyun atas bantuannya selama ini. Dia berjanji tidak akan melupakan jasa Seung hyunn
Sambil tersenyum Seung hyun mengingatkan Hye in bahwa Doo hyun akan sangat marah mendengar ucapannya itu.
Doo hyun akhirnya tahu tentang kabar ayah Hye in. Dia lalu menuju ke sana. Tapi di tengah jalan dia bertemu dengan Seung hyun yang memberitahukannya bahwa sekarang ayah Hye in menjadi tanggung jawab timnya (departemen Oriental, red).
Doo hyun tiba di tempat ayah Hye in. Dia memeriksanya terlebih dahulu. Dia kemudian meminta ayah Hye in untuk menggenggam tangannya. Tapi dia kesulitan untuk melakukannya. Ibu Hye in kembali khawatir melihatnya.
Doo hyun menenangkannya bahwa mereka tidak bisa terburu-buru dan harus melihat kemajuannya terlebih dahulu. Hanya saja, sekarang ayah Hye in sudah bukan tanggung jawabnya lagi karena sekarang dia akan dirawat oleh tim dokter Oriental, sesuai permintaan Hye in. Tapi dia yakin, Hye in bisa mengurus semuanya.
Hye in lalu menyusul Doo hyun. Dia memberitahu Doo hyun bahwa yang dia inginkan adalah kerja sama antara dokter Eastern dan Western, bukan penyerahan total kepada tim dokter Eastern. Tapi Doo hyun tidak mau peduli. Dia pun berbalik untuk melangkah pergi.
“Aku sudah menyelamatkan nyawa Anda. Apa Anda lupa? Tanganku seperti ini karena Anda. Kalau saja sarafnya terluka parah, aku bisa saja tidak lagi menjadi seorang ahli bedah,” ucap Hye in sambil memperlihatnya tangannya yang masih diperban.
“Thank you,” jawab Doo hyun singkat. “Kau puas? Aku sendiri tidak pernah meminta mu untuk menyelamatkanku.”
Doo hyun kemudian mengungkit tentang janji Hye in yang harus memenuhi permintaannya saat dia berhasil menyelamatkan ayahnya.
“Aku hampir lupa akan hal itu karena kau selalu marah-marah. tapi karena sekarang aku mengingatnya, aku akan mengatakannya sebelum aku lupa lagi. Sebagai balasan karena telah menyelamatkanmu (ayah Hye in, red), kau harus mememuhi permintaanku. Mengerti?” ucap Doo hyun.
Episode 9 끝
Note:
Episode berakhir dengan memberikan pertanyaan kepada penonton tentang permintaan apa yang kira-kira akan dikatakan oleh Doo hyun kepada Hye in.
Mengenai Euijin, di episode ini dia memang dapat jatah muncul sedikiiiiit sekali. Jadi para chingu SONE, sabar ya. Akan ada episode dimana kalian malah menangis melihatnya T_T