26 March 2012

Sinopsis Hatchimitsu to Clover Episode 3



Musim panas tiba dengan narasi...

"Yang bisa dilakukan mahasiswa bokek selama musim panas adalah menunggunya berlalu" ^_^

Scene nya dibuat seperti scene fatamorgana di padang pasir sebagai simbol ‘panas’nya hari itu. Tapi itu belum sepanas cuaca di Indonesia 




Takemoto melihat selebaran tentang perayaan kembang api yang diadakan setiap musim panas. Tapi dia malah meremas dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di samping mejanya. Saying meleset dan mendarat di atas meja, di samping cincing Hagumi yang hilang sewaktu di pantai. Langsung saja ingatan waktu Morita mencium Hagumi langsung datang di pikirannya. Takemoto balik badan dan memukul bantal.


Kemudian HP Takemoto bordering. Panggilan dari telepon umum. Dengan malas-malasan dia mengankatnya. Ternyata Hagumi. Langsung saja Takemoto bangun dengan panik (seolah-olah Hagumi akan melihatnya hehe). Hagumi menelepon untuk member tahu kalau dia baru saja tiba dari kampungnya.

“Selamat datang,” ucap Takemoto.

“Terima kasih,” balas Hagumi.

Diam.... ‘Tidak boleh diam. Katakan sesuatu...Katakan,’ ucap Takemoto pada dirinya sendiri. Maka...

“Selamat Datang,” ucap Takemoto lagi.

“Terima kasih,” balas Hagumi :D

Kemudian Hagumi melanjutkan, “Mau makan bersama? Aku bawa makanan lezat. Kita bertemu di kampus.”

“Baik. Sampai bertemu di sana,” jawab Takemoto bersemangat dan langsung lari keluar dari kamarnya setelah menutup telepon. Scene dari dalam kamar Takemoto belum berganti ketika kemudian dia kembali lagi untuk mengambil selebaran perayaan kembang api yang tadi di remas.

Hagumi juga melihat selebaran yang sama di tempat dia tadi menelepon.





Ketika tiba di kampus Hagumi melihat seseorang yang sedang bekerja di balkon kampus. Saat mengetahui kalau orang itu adalah Morita, Hagumi langusung balik badan untuk pergi. Sayangnya dia terjatuh bersama barang-barang yang dibawanya. Dengan terburu-buru dia memungut semua kantongan bawaannya dan terakhir selebaran perayaan kembang api. Tapi belum sempat dia menyentuhnya, Morita sudah mengambilnya lebih dulu.

Morita berkata kalau tahun lalu dia menemukan hal menarik tanpa sengaja. Dari tempat mereka sekarang, mereka bisa melihat pesta kembang api dengan sempurna. “Datanglah, aku akan menunggumu,” kata Morita. Hagumi terkejut. “Aku kerja di sini. Jadi aku akan menunjukkannya padamu. OK?” lanjut Morita.

Hagumi hanya merebut selebaran itu dari tangan Morita dan langsung pergi tanpa member jawaban. Morita memanggilnya, tidak mengerti apa-apa.

Ayumi duduk sendiri di teras rumahnya sambil merendam kakinya. Dia juga teringat akan pengakuan cintanya sewaktu dia mabuk. Kemudian teleponnya bordering.


Takemoto berlari sampai di kampus tapi saat dia membuka pintu ruangan tempat dimana dia dan yang lain ngumpul, jjeng...

Yamada menyapanya. Takemoto kaget dan langsung menyembunyikan selebaran yang tadi di bawanya. Ekspresi kekecewaan jelas di wajahnya. Sepertinya Takemoto mengira kalau Hagumi hanya mengundang dirinya *geleng-geleng.


Mayama dan Morita juga datang. Saat keduanya datang ekspresi di wajah Ayumi dan Hagumi sedikit berubah.


Karena mengira kalau ada diantara mereka berlima yang tidak bisa datang, Hagumi hanya membeli empat buah kakiage. Jadi mereka akan menentukan siapa yang tidak dapat dengan game. Siapa yang menghentikan stopwatch setelah sepuluh detik dengan mata tertutup, maka dia kalah. Dengan percaya diri Takemoto mengatakan kalau dia pasti bisa melakukannya karena itu adalah kebiasaannya saat bosan. Yang lain merasa aneh (saya juga hehe..).


Takemoto berhasil. Dia berhasil menghentikan stopwatchnya di waktu 99:99 detik. Dengan bangganya Takemoto ingin memamerkan keberhasilannya. Tapi tenyata..


“Lezat..”

Ternyata di saat dia berjuang dengan stopwatch, yang lain sudah menikmati kakiage tersebut. Poor Takemoto hehe..

Hagumi lalu menawarkan setengah bagiannya. Takemoto sangat senang mendengarnya. Mayama berkata kalau mereka tidak berkumpul dan yang terakhir adalah saat mereka bersama-sama ke pantai. Ekspresi wajah Hagumi dan Ayumi kembali berubah. Hagumi seperti melamun. Morita lalu mengibaskan tangannya di depan wajah Hagumi.


“Hey, kalau tidak memperhatikan, aku akan memberimu lagi...” kata Morita. Hagumi sangat terkejut mendengarnya.

“Lagi?” Ayumi dan Mayama penasaran. Takemoto berusaha sebisa mungkin mengalihkan jawaban Morita ke sesuatu yang lain. Tapi Mayama mengethuinya. Dia bertanya apa Morita benar telah mencium Hagumi. Takemoto kembali melarangnya menyinggung hal itu tapi Morita malah mengambil sebelah kakiage yang tadi diberikan Hagumi padanya.


Bunyi air mendidih kemudian terdengar. Hagumi terburu-buru berdiri untuk mengangkatnya tapi kakinya tersangkut dan terjatuh bersama semua makanan di atas meja karena ujung taplak meja terkiat dengan rambutnya. Kembali jatuhnya persis dengan gaya komik yang mukanya langsung menghadap ke lantai. Ayumi dengan cemas bertanya apa dia baik-baik saja. Hagumi tidak menjawab. Dia langsung poergi meninggalkan ruangan itu.


Takemoto melihatnya dengan cemas. Morita langsung muncul dari belakangnya dan berkata, “Jadi kamu menyukai Hagumi.” Tentu saja Takemoto terkejut. Dia berusaha mengelak. Tapi Mayama malah menambahkan, “Jadi Morita sudah tahu.” Morita lalu berteriak memanggil Hagumi, sepertinya ingin memberitahukan hal itu. Tapi Takemoto langsung menjatuhkannya dan menutup mulutnya.

Hagumi mencuci piring dan kembali teringat saat Morita menciumnya. Dia berusaha mengusir bayangan itu pergi.


Takemoto kembali melihat selebaran kembang api ketika mendengar sesuatu. Dengan merangkak dia melihat siapa yang datang. Siapa sangka kalau sang tamu menginjak tangannya dengan hak sepatunya yang tinggi. Ouch....

Sambil meringis kesakitan Takemoto memberitahu sang tamu untuk melepas sapatunya di pintu masuk. Orang itu adalah wanita yang bekerja di firma Fujiwara - Miwako Teshigawara.


Dia memanggil Takemoto dan berkata kalau hubungannya dengan Hagumi tidak akan berjalan lancer. Takemoto kaget karena itu adalah pertama kalinya dia bertemu dengan wanita itu tapi dia tahu tentang Hagumi. Dengan santai Miwako menunjuk ke atas pintunya. Ternyata Morita sudah menempel sesuatu di sana hehe. Wanita itu juga berkata kalau lorong kamarnya harus dibersihkan agar roh baik mau datang ke kamarnya. Takemoto langsung saja mendengarkannya. Dia juga menyarankan Morita agar memasang gorden pink agar keberuntungannya bertambah (ada-ada saja). Untuk yang satu ini, Takemoto sedikit keberatan karena menurutnya agak aneh jika pria memakai gorden pink.


Miwako mengetuk pintu kamar Mayama. Mayama sangat terkejut ketika membuka pintu kamarnya. Miwako ingin bicara karena Mayama tidak pernah menjawab teleponnya. Mayama lalu menyuruh Takemoto untuk membuat teh. Takemoto menjawab kalau mereka tidak punya teh.


Tapi kemudian dia menemukan teh dalam paket kiriman ibunya (back sound khusus scene paket dari ibu Takemoto kembali terdengar). Dia berterima kasih sekaligus minta maaf karena tidak bisa pulang. Ketika hendak pergi untuk membuat teh, Takemoto kembali membongkar paket kirimannya karena melihat sesuatu. Ternyata gorden pink :D Betapa senangnya Takemoto mendapatkan barang tesebut.

Miwako datang untuk mengajak Mayama bekerja di firma tempatnya bekerja. Tiba-tiba Morita nyeletuk, “Apa itu baik buat Mayama?” Miwako terkejut dan bertanya siapa dirinya. Tapi Takemoto menjawab sambil meletakkan tehnya di atas meja, “Jangan pedulikan dia.”


Mayama langsung berdiri dan meminta maaf karena harus menolak tawaran yang wanita itu berikan. Saat Miwako sudah pergi, Takemoto bertanya mengapa Mayama menolaknya padahal itu adalah tawaran yang sangat bagus. Mayama hanya menjawab kalau ada banyak hal yang juga dia pikirkan.


HP Takemoto berdering. Hagumi menelepon. Takemoto terkejut dan langsung meninggalkan Morita sendirian untuk menuju ke kamarnya. Di dalam kamar, dia terdiam sebentar. Lalu kembali melihat selebaran yang ada di lanta kamarnya. Dengan memberanikan diri dia bertanya apa Hagumi ada waktu hari Sabtu depan. Orang di seberang telepon menjawab kalau dia sudah punya rencana hari itu. Takemoto terkejut karena yang menjawab adalah seorang pria. Ternyata itu adalah Pak Hakamoto hehe..

Dia mencari orang yang bebas pada hari Sabtu dan satu-satunya orang yang ada di pikirannya adalah Takemoto. Jadi dia meminta Hagumi untuk menghubunginya. Takemoto tidak terima dikatakan sebagai satu-satunya  Pak Hakamoto berkata kalau dia ingin Takemoto membantunya, dengan gaji. Pak Hakomot menutup teleponnya sebelum Takemoto sempat meminta dia agar memberikan teleponnya pada Hagumi.


Di Fujiwara Design, Nomiya bertanya apa Mayama menolak tawaran mereka. Miwako mengiyakan. Dengan santai Nomiya berkata untuk tidak terlalu memaksakan diri. Miwako lalu memperlihatkan sketsa buatan Mayama dan berkata kalau Mayama itu hebat, tidak seperti yang Nomiya duga.


Saat menyiram bunga di teras rumahnya, Ayumi melihat kalau salah satu dari tanamannya patah. Ayahnya lalu menyarankan untuk memotong bagian yang patah. Tapi Ayumi berkata kalau tanaman itu belum mati. Sayang jika dipotong. Tapi ayahnya beralasan bahwa dengan memotongnya maka, tunas yang baru bisa tumbuh. Ayumi merasa dia memiliki kemiripan dengan tanaman itu.


Mayama meilhat papan pengumuman. Ayumi menghampirinya dan berkata kalau Mayama pasti gagal lagi. Jika tidak serius, maka dia tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan. Mayama bertanya apa benar Ayumi akan lanjut kuliah lagi. Ayumi mengiyakan. Menurutnya sulit mendapatkan pekerjaan untuk lulusan fakultasnya. Jadi dia memutuskan untuk belajar lebih banyak lagi. Mayama berharap agar dia bisa membuat keputusan dengan cepat seperti Ayumi.

“Kuputuskan untuk berhenti mengejar apa yang tidak bisa kuperoleh. Termasuk untuk cinta. Jika membuang-buang waktu, maka banyak peluang yang akan terlewat. Aku tak bisa mengejarmu selamanya,” kata Ayumi. Dia berbalik dan meninggalkan Mayama, sambil menangis.


Peralatan lukis Hagumi habis jadi dia berniat untuk pergi membelinya. Tapi saat keluar dia bertemu dengan Morita yang mengeluh kelaparan. Dia meminta Hagumi mentraktirnya dan sebagai gantinya dia akan menunjukkan tempat jualan yang bagus untuk perlengkapan melukis.

Tugas yang diberikan oleh Pak Hakamoto untuk Takemoto adalah mengangkat dan mengantarkan barang. Saat barang tersebut diantarkan, tanpa sengaja dia melihat Morita menarik tangan Hagumi. Takemoto berteriak dan meminta Pak Hakamoto menghentikan mobilnya. Saying, Pak Hakamoto tidak mendengarkannya.


Barang tersebut ternyata di antarkan ke apartemen Rika. Dengan cepat Takemoto ingin menyelesaikan pekerjaannya. Pasti karena yang tadi dilihatnya hehe. Saat selesai dia mendengar Pak Hakamoto berbicara tentang Mayama kepada Rika. Dia membujuk Rika agar membiarkan Mayama tetap bekerja di tempatnya. Itu karena Mayama tidak berniat untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Baru Takemoto sadar siapa wanita itu.


Hagumi mentraktir Morita seperti janjinya. Tapi dia dia tidak berkata apa-apa. Hagumi yang polos merasa canggung di dekat Morita sementara Morita bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Hagumi akhirnya pergi meniggalkan Morita tanpa membayar terlebih dulu makanan yang Morita pesan haha.


Saat tiba di kampus Hagumi melihat Ayumi berlatih mengayunkan tongkat pemukul softball. Kata Ayumi, saat stress hal ini sangat membantu. Hagumi juga ahirnya berminat untuk bergabung.


Di kos, Morita ingin meminjam uang dari Mayama untuk membayar Takoyaki yang tadi dimakannya. Sambil memgang kerah baju Mayama, dia terus meminta. Kemudian Takemoto datang dan bertanya kalau Morita tidak melakukan apa-apa kan terhadap hagumi. Morita dengan santai balik bertanya apakah sebuah ciuman itu apa-apa. Takemoto terkejut dan ikut mecengkram kerah baju Morita. Morita tidak peduli dan tetap ingin meminjam uang dari Mayama. Kemudian Takemoto memberitahu Mayama kalau tadi dia bertemu dengan Rika di tempatnya bekerja. Dia juga ikut mencengkram baju Takemoto. Maka jadilah mereka bertiga saling mencengkram baju satu sama lain :D


Lohmeyer-senpai datang. Mereka menyambutnya dengan senang. Di kamar Takemoto kemudian mereka bermain Suikawari. Menghancurkan benda dengan mata tertutup. Mayama berkomentar mengenai gorden Takemoto yang berwarna pink tapi Takemoto tidak ingin menanggapi. Morita lalu memaksa Takemoto untuk bermain Suikawari. Takemoto menolak karena dia pasti tidak bisa. Morita lalu berkata bahwa orang yang tidak bisa memainkan games ini, makan kehidupan cintanya tidak akan lancer. Lohmeyer-senpai menambhakan bahwa Suikawari dan jatuh cinta itu serup (dengan hikmat mereka bertiga mendengarkan ^_^). Suikawari adalah latihan untuk cinta. Mendengarkan ucapan orang lain, adalah pilihan hati. Dan ini adalah bagian tersulit dari permainan Suikawari dan jatuh cinta. Setelah mendengar perncerahan tersebut, Takemoto langsung bersemangat.


Morita dan Mayama memberi petunjuk untuk jalan terus ke depan. Takemoto mngikutinya. Dan saat siap memukul, Takemoto merasa ada yang salah. Betul, karena yang ada di hadapannya adalah radio miliknya sendiri hehe.

Morita dan Mayama kecewa. Takemoto lalu berbalik. Tapi Morita dan Mayama berteriak dan melarang ke arah tersebut. Takemoto justru merasa sebaliknya. Dia merasa itu adalah arah yang benar karena tadi dia hampir tertipu dengan mereka berdua. Dan saat mengayunkan tongkatnya, dengan sigap Lohmeyer-senpai menangkapnya. Takemoto meminta maaf. Tapi dengan bijaksana, Lohmeyer-senpai berkata, “Jika takut berbuat salah, maka kau juga tidak akan bisa mendapatkan cinta.” Woaaah...


Tapi tidak lama, Morita langsung beraksi. Dia berhasil memukul semua semangka yang ada. Alhasil, kamar Takemoto jadi kotor. Takemoto berteriak frustasi, “Morita saaaaaaaan...”


Hagumi makan malam di rumah Ayumi bersama ayah Ayumi dan beberapa pegawainya. Ayah Ayumi berkata kalau hari ini Hagumi makannya banyak. Hagumi menjawab kalau dia punya selera makan yang bagus hari ini. Ayumi lalu menambahkan kalau hari ini Hagumi meninggalkan Morita sewaktu berbelanja. Hagumi lalu berkata kalau saat di dekat Morita dia selalu merasa aneh dan tidak tenang. Ayah Ayumi lalu tertawa dan berkata kalau Hagumi jatuh cinta pada Morita. Itu juga yang dia rasakan saat kencan pertama dengan ibu Ayumi. Ayumi dan Hagumi tidak percaya.

Ayah Ayumi lalu mengundang Hagumi untuk membantunya pada malam pesta kembang api. Dia berkata kalau kembang api tidak akan indah jika hanya dilihat seorang diri.

“Kembang api mudah lenyap karena itu pantas untuk dilihat bersama teman-temanmu. Walau pada akhirnya kau akan lupa pada warna dan bentuknya, kau akan terus mengingat wajah kawan-kawan yang ada di sampingmu saat itu,” kata Ayah Ayumi. Ucapannya membuat Hagumi berpikir.


Takemoto, Morita, dan Mayama berkumpul untuk makan semangka yang tadi Morita hancurkan. Takemoto masih marah karena Morita mengotori kamarnya dengan semangka. Dengan cuek Morita bertanya apa yang akan Takemoto lakukan pada malam kembang api. Takemoto mengacuhkannya dan beranjak pergi ketika Morita berkata, “Bukankah kau ingin pergi melihatnya bersama Hagumi?” Takemoto kaget sedang Mayama berkata, “Kena deh.”

Morita lalu menawarkan bantuannya pada Takemoto. Tapi Takemoto menolaknya karena menurutnya Morita hanya mempermainkannya. Namun, begitu Morita berkata, “Baiklah. Kalau begitu biar aku saja yang pergi dan menci...” (You know lah apa yang akan dia katakan) Takemoto langsung memotong kalimatnya dan menyanggupinya. Dia bertanya pada Morita kalau Hagumi benar-benar akan datang kan? Morita dengan yakin mengiyakan. Tapi Mayama lalu berkata kalau Takemoto seharusnya mengkhawatirkan cuacanya. Karena katanya besok (pada hari perayaan) akan hujan.


Keesokan harinya Takemoto bangun dang senang karena hari cerah. Ternyata kamarnya sudah dipenuhi oleh boneka penangkal hujan yang menggantung.

Mayama bertemu Pak Hakamoto dan bertanya mengapa dia menyuruh Takemoto yang bekerja. Dia berkata kalau dia lah yang akan melindungi Rika. Tapi kemudian Pak Hakamoto bertanya apa Mayama tahu mengapa Rika tidak ingin Mayama ada di sisinya? Pak Hakamoto lalu menceritakan kejadian bagaimana suami Rika, Harada Hideyuki, meninggal.




Hari itu Harada harus berangkan ke Los Angeles. Tapi kemudian lengan Rika tersiram air panas. Harada lalu menemani Rika ke dokter dan karenanya dia ketinggalan pesawat. Dia kemudian mengambil penerbangan selanjutnya. Sayangnya, pesawat tesebut gagal mendarat dan Harada menjadi salah satu korban yang tewas. Sampai saat ini Rika masih menyalahkan dirinya atas kematian Harada.


Takemoto mencari Yukata untuk dipakai di malam pesta kembang api. Dengan senangnya Takemoto berjalan dengan memakai Yukata biru yang baru dibelinya. Siapa sangka ternyata Yukata itu persis dengan Yukata yang dipakai oleh salah satu dosennya di kampus :D

Mayama berjalan dan tiba di depan rumah Rika. Dia kemudian teringat perkataan Pak Hakamoto. “Caramu untuk mendukungnya saat ini percuma.”


Dia kemudian berbalik dan menuju ke kantor Fujiwara Design. Di sana dia berharap agar tawaran yang diberikan kepadanya beberapa hari yang lalu masih berlalu. Namun, Nomiya berkata kalau dia sudah menolak tawaran mereka jadi kenapa mereka harus menerimanya kembali. Namun Miwako langsung menyuruhnya untuk mulai bekerja pekan depan. Dengan syarat, jika pekerjaan Mayama tidak bagus maka dia akan langsung dipecat. Mayama menyanggupinya.


Pesta kembang api. Mayama, Takemoto, dan Rika menyaksikannya sendirian dari tempat yang berbeda. Hagumi berkumpul bersama keluarga Ayumi karena hari itu dia membantu ayah Ayumi. Hari itu mereka berdua memakai yukata.

Takemoto bernarasi. “Dulu dia tidak mengerti mengapa banyak orang yang ingin menyaksikan pesat kembang api. Tapi kemudian dia mengerti bahwa dia selalu bisa mengingat wajah orang-orang yang ada bersamanya saat menyaksikan pesta kembang api. Itu karena saat itu sangat spesial dimana kau seharusnya bersama dengan orang penting bagimu. Dan itu membuat hari tersebut menjadi hari yang tak terlupakan. Dan tahun ini aku ingin melihat kembang api dengan seseorang.”

Takemoto lalu berlari.



Ayumi dan Hagumi pergi membeli takoyaki untuk dinikmati bersama keluarga Ayumi. Mereka membelinya pada Lohmeyer-senpai yang kemudia berkata bahwa menghidangkan takoyaki yang dingin juga akan mendinginkan sebuah hubungan. Karena itu takoyaki harus dihidangkan hangat-hangat. Kalimat tersebut mengingatkan Hagumi pada Morita. Dan bukannya mengikuti Ayumi kembali ke rumahnya, Hagumi malah berbalik dan berlari. Hagu berlari menuju balkon tempat Morita menjanjikan pemandangan kembang api yang indah.


Di jalan Ayumi bertemu dengan Mayama. Mayama berkata kalau Ayumi terlihat cantik dengan yukata yang dipakainya.



Ayumi tiba di balkon dan berjalan menuju Morita yang menunggunya. Tapi kemudian Morita memanggil Takemoto. Dengan segera Hagumi menyembunyikan takoyaki yang dibawanya. Morita berkata kalau dia bisa membuktikan ucapannya. Dia juga memberi selamat pada Takemoto dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua. Hagumi memandang kepergian Morita dan tidak mempedulikan Takemoto yang ada di belakangnya. Bahkan saat Takemoto memanggilnya, dia masih terus memandangi Morita yang berjalan. Takemoto juga melihat takoyaki yang tadi disembunyikan Hagumi. Dan saat itu Takemoto sadar akan perasaan Hagumi.


Sementara itu Ayumi kembali menangis di rumahnya padahal saat itu semuanya masih bekumpul. Saat ayahnya menegurnya, kalau dia tidak bisa menyerah. Dia tidak bisa berhenti untuk melakukannya.


“Yang diinginkan Hagumi bukanlah aku. Suara ku dan juga bunyi kembang api bahkan tidak sampai di telinganya. Akan lebih baik jika pesta ini berlangsung selamanya. Sampai saat hatiku sembuh dan bisa tersenyum waktu mengingat saat ini.”

Hatchimitsu to Clover ep 1
Hatchimitsu to Clover ep 2

0 comments:

Post a Comment