25 March 2011
[Sinopsis] Speedy Scandal
Year: 2008
Director: Kang Hyeong-cheol
Cast: Cha Tae-hyeon, Park Bo-yeong, Hwang Seok-hyeon
Genre: •Comedy •Drama •Family
Language: Korean
Cerita ini diawali dengan kemunculan seorang penyiar yang selalu merasa kalau dirinya terkenal Nam Soo Hyun. Dia membawakan Program Afternoon di sebuah stasiun radio yang boleh dibilang merupakan tempat curhat dan kemudian sang penyiar memberikan saran dan sebagianya. Dalam program itu mereka punya pendengar speasial. Namanya Hwang Jeong-nam. Dia seorang single mother yang sedang berusaha mencari ayahnya. Tiga bulan sebelumnya, Jeong-nam mengirim surat ke stasiun radio itu dan saat Hyun-soo memberikan saran kepadanya agar dia pergi mencari ayahnya . Kali ini, dia menelepon untuk memberitahu kalau dia sedang dalam perjalanan menuju rumah ayahnya.
Tapi seperti yang sudah diduga, ternyata si penelepon adalah anak kandung Hyun-soo. Saat dia masih kelas SMP, dia pernah ‘melakukan’ dengan gadis tetangga yang 5 tahun lebih tua darinya. Saat anaknya lahir, dia masih kelas 3 SMP. Dan ternyata putrinya itu juga punya seorang anak saat dia masih kelas 1 SMP (keluarga yang aneh). Namanya Hwang Gi Dong (anaknya lucuu banget…). Jadi dengan kata lain, si Nam Hyun-soo sudah menjadi seorang kakek saat dia masih berumur 30-an (alamak….!).
Dia dengan terpaksa menerima mereka untuk tinggal di apartemennya karena tidak ingin karirnya hancur seperti aktor Kim Joon Young yang terlibat skandal gara-gara pemberitaan seorang reporter Bong Pil-joong yang (masih bisa ditebak) pada akhirnya juga akan menjadi boomerang buat dirinya sendiri. Kehadiran dua anggota baru di apartemennya membuat hidup Hyun-soo kacau. Mereka mengacak-acak rumahnya. Saat malam hari dia juga selalu terkaget-kaget karena Gi Dong ternyata punya kebiasaan berjalan sambil tidur. Dia harus mengantri untuk memakai kamar mandi dan juga berbagi TV. Namun, setelah sekian hari bersama, mereka pun bisa kompak dan melakukan semuanya bersama-sama.
Jeong-nam memiliki suara yang bagus dan dia juga ikut serta dalam kontes nyanyi yang diselenggarakan oleh stasiun radio tempat Hyun-soo bekerja. Awalnya Hyun-soo meremehkannya. Apalagi lagu yang akan dia bawakan merupakan lagu tempo dulu. Hyun-soo dan semua orang yang ada di ruangan kemudian terkejut saat mendengar suaranya. Sayangnya, saat mereka di rumah Hyun-soo marah dan melarangnya ikut serta. Dia takut dengan karirnya kalau sampai hubungan mereka ketahuan. Tapi Jeong-nam berkeras untuk ikut. Hyun-soo jengkel karena Jeong-nam berani membantahnya. Dia mengatakan kalau dia itu tidak sopan padahal sudah dewasa. Jeong-nam pun menjawab kalau mungkin dia jadi seperti itu karena dia tumbuh tanpa seorang ayah. Dia juga berkata dengan ekspresi datar kalau seorang single mother pun ingin melakukan banyak hal. Hyun-soo tercengang mendengarnya.
Adapun Gi Dong, dia dimasukkan ke TK karena tidak ada yang menjaganya saat ibu atau kakeknya lagi keluar. Tetapi, sebelum masuk, Hyun-soo mengajari Gi Dong silsilah keluarga palsu buatannya dan melarang Goi Dong untuk memanggilnya ‘Kakek’. Di depan orang lain, dia harus berkata kalau Hyun-soo adalah putra dari anak kedua Kakek ayahnya (huft…) atau dengan kata lain, Hyun-soo adalah pamannya (Hal ini penting karena Gi Dong terbiasa menyapa Hyun-soo dengan Kakek). Siapa sangka kalau ternyata di sekolah itu, Gi Dong dan Hyun-soo menemukan gadis idaman mereka. Adegan pandangan pertama Gi Dong lucu sekali :D
Di stasiun radio, Hyun-soo mendengar rekan-rekannya membicarakan Jeong-nam. Mereka bilang kalau style Jeong-nam itu kampungan. Terlihat kalau dia berasal dari desa. Gi Dong juga mengalami hal serupa. Anak perempuan yang dia sukai tidak ingin bermain dengannya karena dia terlihat lusuh. Hyun-soo lalu membawa mereka ke toko pakaian dan membelikan pakaian mahal. Gi Dong yang culun pun bertransformasi menjadi anak keren (tapi tetap saja lucu ^ ^) sedangkan Jeong-nam terlihat dewasa dan feminim, dan tentu saja cantik dengan style barunya. Hyun-soo senyum-senyum sendiri saat melihat rekan-rekannya terperangah melihat perubahan Jeong-nam.
Seorang pria melihat video Jeong-nam. Dia lalu menemui Jeong-nam di depan stasiun radio saat dia selesai menyanyi (Sepertinya kalian sudah bisa menebak dia siapa). Jeong-nam terkejut saat melihatnya dan itu membuat dirinya jadi tidak fokus. Bahkan saat menemani Gi Dong bermain kartu (sambil taruhan a.k.a judi), dia dengan cepat menyerah. Sat Jeong-nam pergi, Hyun-soo meladeni Gi Dong. Tapi apes, dia juga dipecundangi sama anak kecil hehe…
Jeong-nam makan malam bersama pria yang ditemuinya di depan stasiun radio. Pria yang bernama Park Sang-yoon bilang kalau dia tidak pernah bosan menonton video Jeong-nam. Sepertinya pria itu adalah orang yang Jeong-nam sukai karena ternyata salah satu alasan kenapa dia tampil di acara itu adalah agar Sang-yoon bisa melihatnya dan berharap agar mereka bisa kembali bertemu.
Sementara itu Hyun-soo memanfaatkan Gi Dong untuk mencarikan informasi tentang wali kelasnya karena dia menyukai wali kelas Gi Dong. Gi Dong yang ternyata pandai bermain piano dia suruh utuk les di rumah wali kelasnya itu. Tapi tentu saja Hyun-soo harus memenuhi semua keinginan Gi Dong. Sayangnya semua informasi yang diberikan Gi Dong itu salah dan parahnya ternyata si ibu guru cantik tahu kalau Hyun-soo menyuruh Gi Dong untuk memata-matainya ^ ^
Sementara itu, Jeong-nam juga mulai berkencan dengan Sang-yoon. sayangnya, saat mereka berpisah di dekat tempat tinggal Jeong-nam, Sang-yoon yang awalnya berniat untuk mengambil gambar Jeong-nam dari jauh memergoki Jeong-nam dan Hyun-soo dan mendengarkan mereka membicarakan hal yang akhirnya membuatnya salah paham.
Di tempat kerjanya, Sang-yoon kembali melihat rekaman Jeong-nam bersama Hyun-soo lalu pergi lagi untuk menemui Jeong-nam tanpa mematikan komputernya. Saat itulah si reporter Bong Pil Choong melihatnya. Saat bertemu dengan Jeong-nam, dia berusaha memberitahu Jeong-nam kalau Hyun-soo bukanlah orang baik. Dia lalu memperlihatkan foto yang di ambilnya dan meminta penjelasan kalau apa yang dilakukan Jeong-nam bersama Hyun-soo tidaklah seperti yang dia pikirkan. Tapi Jeong-nam hanya berkata kalau dia akan menjelaskannya lain kali. Hal ini membuat Sang-yoon merasa kalau dugaannya memang benar. Dia semakin marah karena Jeong-nam balik membela Hyun-soo dan berkata kalau dia sangat menyukai Hyun-soo. Mendengar itu Sang-yoon berjanji kalau dia akan membuat hidup Hyun-soo hancur. Hal itu justru menyulut kemarahan Jeong-nam. Jeong-nam lalu merampas kamera Sang-yoon dan menghancurkannya lalu merebut memory cardnya.
Hyun-soo sendiri dipanggil oleh si bos yang memberitahukannya kalau ada gosip yang beredar antara dirinya dan Jeong-nam si peserta lomba nyanyi (Jeong-nam memakai nama aslinya saat mendaftar di lomba nyanyi, yaitu Jae-in). Si reporter Bong lah penyebarnya. Dia lalu meminta agar Jeong-nam tidak lagi ikut dalam lomba itu karena jika skandal itu beredar luas, akan ada masalah besar.
Saat pulang, Hyun So lalu memberitahu Jeong-nam agar tidak perlu lagi melanjutkan lombanya. Mereka berbicara dari balik pintu karena saat itu Jeong-nam ada di dalam kamar mandi, meringkuk sambil memegang memory card yang tadi direbutnya. Sayangnya, lagi-lagi alasan yang Hyun-soo ungkapkan adalah demi menjaga nama baiknya, demi hidupnya.
Hyun-soo dan Jeong-nam kemudian bertengkar hebat saat Sang-yoon kembali menemui Jeong-nam di depan gedung apartemen Hyun-soo. Sang-yoon berkata kalau dia akan menolong Jeong-nam agar bisa lepas dari Hyun-soo dan Hyun-soo yang sejak di kantor menjadi bahan gossip mendengarnya saat. Tapi dia tidak menghiraukannya. Baru ketika Jeong-nam tiba, Hyun-soo menumpahkan semua kekesalannya. Senyum Gi Dong saat mengucapkan salam pun langsung hilang saat melihat mereka. Akhir dari pertengkaran adalah kepergian Jeong-nam dan Gi Dong.
Kita semua tahu lah kalau film keluarga seperti ini umumnya sang Ayah akan merasa menyesal dan kehilangan. Tapi kemudian, bagaimana cara Hyun-soo meminta Jeong-nam agar kembali? Bagaimana Jeong-nam menghidupi dirinya dan Gi Dong? Bagaimana dengan kontes menyanyi yang diikutinya? Bagaimana pula penyelesaian gossip skandal Hyun-soo dan Jeong-nam? Dan bagaimana mereka bisa menemukan Gi Dong yang kemudian menghilang pada akhir-akhir cerita? Tonton sajalah biar lebih puas.
Komentar:
Konfliknya biasa saja sih. Maklum sudah banyak film-film lain yang mengangkat tema serupa. Yang berbeda adalah di fil ini pemeran utama prianya adalah seorang ayah sekaligus kakek. Jadi yang kecil itu bukan anaknya, tapi cucunya. Unsur lucunya tentu saja berasal dari tingkah dan ekspresi si kecil G Dong. Makanya gambar yang saya upload hanya gambar-gambar Gi Dong. Lucu sih. Di film ini kita bisa mendapat gambaran bagaimana pergaulan di Korea sana. Hanya saja yang itu sih, jangan ditiru, ya?!
Labels:
Film Korea,
Referensi Film,
sinopsis
23 March 2011
Siapakah yang Lebih Baik?
Gerah saya melihat iklan 2 operator telepon. Secara terang-terangan saling sindir di media, di depan semua rakyat Indoensia. Entah apa yang dia dapat dari beriklan dengan gaya seperti itu. Pelanggan? Perhatian agar semua orang melihat iklannya?
Saya pribadi tidak suka dengan hal yang seperti itu. Menjatuhkan orang/pihak lain dan memperlihatkan seolah-olah mereka lebih baik dibandibngkan mereka. Kenapa mereka tidak membuat iklan yang memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki produk mereka saja tanpa perlu menyindir atau menjatuhkan pihak lain? Apa memang seperti ini pola pikir manusia Indonesia zaman sekarang? Agar terlihat baik maka orang/pihak lain harus terlihat atau menjadi jelek? What a pathehtic, you know.
Saya rasa kita yang menjadi sasaran iklan juga bukan orang bodoh-bodoh amat. Bodoh karena langsung terbius oleh janji-janji dalam iklan mereka. Ada banyak sumber lain yang bisa memberikan informasi yang lebih akurat dan terpercaya dibandingkan iklan. Katanya tanpa syarat. Tau-tau harus pake segini baru dapat bonus. Katnya telepon murah segini rupiah per menit, ternyata hanya sampai jam segini. Mana janji ‘tanpa syarat’nya? Muluk-muluk amat. Saya sih nyadar, mana ada zaman sekarang yang kasih gratisan tanpa syarat. Zaman lagi susah. Tapi kan tidak perlu mengumbar janji…..
Menurut kalian?
Saya pribadi tidak suka dengan hal yang seperti itu. Menjatuhkan orang/pihak lain dan memperlihatkan seolah-olah mereka lebih baik dibandibngkan mereka. Kenapa mereka tidak membuat iklan yang memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki produk mereka saja tanpa perlu menyindir atau menjatuhkan pihak lain? Apa memang seperti ini pola pikir manusia Indonesia zaman sekarang? Agar terlihat baik maka orang/pihak lain harus terlihat atau menjadi jelek? What a pathehtic, you know.
Saya rasa kita yang menjadi sasaran iklan juga bukan orang bodoh-bodoh amat. Bodoh karena langsung terbius oleh janji-janji dalam iklan mereka. Ada banyak sumber lain yang bisa memberikan informasi yang lebih akurat dan terpercaya dibandingkan iklan. Katanya tanpa syarat. Tau-tau harus pake segini baru dapat bonus. Katnya telepon murah segini rupiah per menit, ternyata hanya sampai jam segini. Mana janji ‘tanpa syarat’nya? Muluk-muluk amat. Saya sih nyadar, mana ada zaman sekarang yang kasih gratisan tanpa syarat. Zaman lagi susah. Tapi kan tidak perlu mengumbar janji…..
Menurut kalian?
Labels:
Berbagi Pengalaman,
Indonesia-ku,
The life goes...
Subscribe to:
Posts (Atom)