24 January 2013

[Sinopsis] The 3rd (Third) Hospital Episode 10


Episode 10, action!



“Sekarang aku akan mengatakan keinginanku dan kau harus memenuhinya,” ucap Doo hyun. Hye in menunggu dengan peraasaan was-was.

“Setiap kali aku muncul dalam pikiranmu, kau harus membuat otakmu menghasilkan dopamine (zat yang dihasilkan oleh saraf yang bisa mempengaruhi sel lain, red) sebanyak mungkin,” ucap Doo hyun (Ada tag notenya. Katanya Neotransmitter itu berhubungan dengan perasaan senang atau cinta. Sepertinya secara tidak langsung Doo hyun memberi sinyal ke Hye in tentang perasaannya).

Setelah mengucapkan permintaannya, Doo hyun merasa sedikit kikuk. Karena itu dia memilih untuk meninggalkan Hye in yang bingung sendiri dengan perkataan Doo hyun.



“Apa maksudnya? Apa dia menyuruhku untuk menyukainya? Ah itu tidak mungkin”, ucap Hye in pada dirinya sendiri.



Kembali ada pertemuan antara tim proyek dimana Seung hyun mempresentasikan tentang obat Herbal anti-kanker yang ingin dia jadikan sebagai proyek kerjasama mereka.




Sayangnya, tantangan dari para dokter Western datang bertubi-tubi. Menurut mereka pengobatan tradisional tidak akan sanggup menyembuhkan penyakit modern (busyet deh. Penyakit pake istilah tradisional dan modern).



Terlebih menurut Doo hyun, mereka sudah memiliki perawatan yang lebih baik untuk penderita kanker, yaitu kemoterapi.

Tapi Seung hyun berpendapat sebaliknya. Kemoterapi tidaklah begitu efektif karena terbukti banyak pasien yang melakukannya tapi mereka tetap saja meninggal. Selain itu, cara tersebut hanya menyakiti si pasien. Seung hyun mengatakan ini karena teringat pada Eui jin yang terlihat lebih menderita saat menjalani kemoterapi.



“Karena inilah, dokter Kim Seung hyun mengundurkan diri dari RS-nya yang dulu,” bisik dr. Yang kepada dr. Kim Hayoon.

Jadi menurut Seung hyun, inilah yang dia ajukan kepada mereka. Perawatan Oriental yang berbeda dari sudut pandang para dokter Western.



Dr. Yang lalu bertanya apa ada lagi yang mau memberikan pendapatnya. Dan seperti biasa, dr. Lee berkata bahwa dia tetap tidak setuju dengan ide Seung hyun karena tidak ada bukti bahwa pengobatan tersebut efektif ataupun aman untuk pasien.

Doo hyun juga menjadi salah satu penentangnya mereka tidak punya cukup waktu untuk melakukan ide Seung hyun. Terlebih, menurutnya,ide Seung hyun itu hanya akan membuat mereka bekerja dari awal.


Dr. Yoon kemudian angkat bicara. Dia tidak sependapat dengan Doo hyun yang mengatakan bahwa jika menyetujui ide Seung hyun mereka harus memulai dari awal. Karena dia yakin Seung hyun tidak mengada-ada saat menyampaikan presentasinya. Dia setuju bahwa butuh waktu bertahun-tahun, bisa sampai 30 tahun, untuk membuktikan kemanan sebuah obat. Bahkan obat yang mereka hasilkan (dokter western, red) banyak yang terbukti berbahaya setelah mereka beredar di pasaran. Jadi menurutnya, pengobatan Oriental ini pastilah sesuatu yang sudah ‘diuji-coba’ selama berabad-abad (Ini nih dokter yang paling aku suka soalnya bijaksana banget deh. Doo hyun tidak bisa berkata apa-apa karena dr. Yoon tuh dokter senior hahaha).



Dr. Yang akhirnya meminta pemungutan suara. Dia bertanya siapa yang setuju dengan pengobatan herbal untuk anti-kanker. Semua dokter Eastern angkat tangan dan hanya satu dokter dari tim Western yang setuju. Dia itu dr, Yoon.



Dan ketika dr. Yang bertanya siapa yang menentang, tanpa ragu Doo hyun dan semua dokter Western mengangkat tangannya. Hanya Hye in yang terlihat agak ragu.


Tapi ternyata dr. Kim Hayoon tidak memberikan suaranya. Dr. Yang bertanya apa dia akan melewatkan kesempatannya begitu saja. Dr. Kim Hayoon tidak menjawabnya. Maka dr. Yang pun memutuskan bahwa pemilihan dimenangkan oleh suara terbanyak dan karena dokter Western jumlahnya lebih banyak, maka proposal Seung hyun pun ditolak.



Tapi tiba-tiba dr. Kim Hayoon buka suara. “Dalam system demokrasi, suara terbanyak tidak selalu berarti jawaban yang benar kan?”

Semua orang langsung menoleh kepadanya.

“Aku tidak yakin apa ini keputusan yang tepat, tapi aku rasa potensi dari pengobatan ini tidaklah terlalu buruk,” lanjut dr. Kim Hayoon.

Dan begitulah. Pertemuan itu pun berakhir dengan keputusan bahwa proyek kerjasama mereka adalah meneliti tentang pengobatan herbal sebagai obat anti-kanker.



Namun begitu, dr. Min masih mengeluh karena budget yang mereka dapatkan hanya sedikit, hanya bisa untuk satu bulan. Karena itu dia meminta Seung hyun untuk menjaga kesehatannya karena dialah yang akan menjadi kelinci percobaan mereka hahaha.


Dr. Lee mengambil sample darah anaknya. Dia menganggap kecemasan istrinya berlebihan karena menurutnya penyakit anaknya bukanlah sesuatu yang serius. Setelah darahnya diambil, dia lalu meminta mereka (anak dan istrinya, red) pulang karena dia harus lembur lagi di RS.


Hye in dan ibunya sedang berbincang-bincang. Hye in minta izin karena harus meninggalkan ibunya sendirian menjaga ayahkan. Ada seminar selama 2 hari yang harus dia ikuti. Hye in meminta ibunya untuk tidak mengkhawatirkannya.

Tiba-tiba dr. Lee melewati mereka sambil berlari.



Dia segera melihat hasil laporan kesehatan dari tes darah anaknya dengan tangan gemetar. Kanker getah bening.


Dr. Lee pergi menyendiri dan menangis. Dia tidak percaya atas apa yang baru saja dia ketahui.

Di tempat seminar…



Seung hyun sedang menyampaikan presentasinya. Tapi tidak terlihat dr. Lee. Dia memutuskan untuk tidak ikut karena penyakit anaknya.



Salah seorang peserta seminar terlihat memegang pinggangnya yang sakit.

Malam harinya adalah makan malam.


Hye in terpaksa meminjam baju dr. jeong yang super sexy karena dia salah bawa kostum.


Dengan langkah tidak PD dia memasuki hall.


Doo hyun mendekatinya dan bertanya mengapa Hye in memakai pakaiana seperti itu. mendengar pertanyaan itu, Hye in pamit kembali kekamar hotel saja karena dia merasa semakin tidak percaya diri dengan pakaiannya.



Tapi tanpa diduga Doo hyun malah berkata bahwa Hye in terlihat cantik dengan pakaian itu. Hye in terlihat tidak percaya sekaligus senang mendengar Doo hyun memujinya.

Doo hyun kemudian mengajak Hye in untuk makan sesuatu.


Seseorang mendekati dr. Jeong. Dokter dari China. Mereka bicara sejenak dalam bahasa Inggris (karena dr. jeong tidak tahu bahasa Mandarin, red) tapi kemudian dr. Min, tanpa diundang, ikut nimbrung. Dia berbahasa Cina kepada orang tersebut dan mengatakan bahwa dr. Jeong adalah calon istrinya dan sedang hamil (sambil memberikan isyarat tangan :D). Perlahan, orang itu pun menjauh dari dr. Jeong.

Saat dr. Jeong bertanya apa yang tadi mereka bicarakan, dr. Min menjawab bahwa dia memberitahu orang itu kalau dr. Jeong sedang sakit perut karena kekenyangan hahah...



Di meja lain, Doo hyun menyuruh Hye in untuk memberikannya minuman. Hye in dengan muka cemberut meletakkan piring makanan yang dia pegang dan menyodorkan segelas minuman kepada Doo hyun. Doo hyun apa Hye in tidak senang karena dia masih memperlakukannya seperti seorang asisten padahal mereka tidak berada di RS. Hye in menggeleng sambil berusaha tersenyum.



Doo hyun kemudian mengambil segelas minuman dan memberikannya kepada Hye in. Hye in tersenyum senang karenanya (hahaha dasar Hye in).


Tiba-tiba dr. Jeong muncul dan mengajak Doo hyun menemui orang lain yang katanya sudah menunggunya sedari tadi. Dengan enggan Doo hyun mengikuti dr. Jeong.


Hye in kemudian menghampiri Seung hyun yang sedang mencari sesuatu yang berhubungan dengan proyek penelitian mereka. Dia kemudian menawarkan bantuannya kepada Seung hyun.



Dr. jeong yang melihat Hye in dan Seung hyun dari jauh langsung memprovokasi Doo hyun. Dia berkata bahwa mereka terlihat sangat dekat dan berani bertaruh kalau sebenarnya mereka sudah jadian. Tapi Doo hyun hanya menanggapinya dengan ekspresi datar.


Tiba-tiba seseorang menjerit kesakitan lalu terjatuh. Dia merasakan sakit di punggungnya sampai tidak bisa berjalan. Dia adalah pria yang sebelumnya mengeluhkan pinggangnya ketika Seung hyun melakukan presentasi.



Seung hyun datang menawarkan bantuan. Hanya saja orang itu berkata bahwa dia tidak percaya dengan pengobatan Oriental dan lebih memilih untuk dibawa ke RS. Tapi Seung hyun berhasil meyakinkan orang itu besok dia akan mampu berjalan dan menyampaikan presentasinya.



Seung hyun kemudian melakukan pengobatannya. Dia menekan perut dan punggung orang tersebut lalu memijit lehernya dan menusukkan jarum akupuntur di beberapa titik (Jadi ingat Jang geum ^_^) Orang-orang yang melihat terlihat meragukan apa yang Seung hyun lakukan.



Tidak lama dia menyuruh orang tersebut untuk melangkahkan kakinya. Awalnya dia dipapah oleh dr. Min dan dr. Jung Tae suk.


Tapi kemudian dia berhasil berjalan dengan sendirinya. Semua orang bertepuk tangan karenanya.



Orang tersebut pun mengucapkan terima kasihnya pada Seung hyun. Katanya, sekarang dia memiliki pandangan yang berbeda dari sebelumnya tentang pengobatan Oriental.



Seung hyun kemudian menghampiri Hye in dan menanyakan pendapatnya. Hye in mengacungkan dua jempolnya sambil tersenyum senang. Doo hyun yang melihat memilih untuk meninggalkan ruangan itu.



Hye in sedang menatap dua orang yang sedang berdansa. Seung hyun yang menghampirinya bertanya apa yang sedang Hye in lihat. Hye in menjawab bahwa dia iri dengan kedua orang yang sedang berdansa itu. walau sudah tua, mereka tetap romantic. Sedangkan dirinya, berdansa pun belum pernah dia lakukan.




Seung hyun mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Seperti tiket. “Kalau begitu ayo kita…,” ucap Seung hyun yang langsung dipotong oleh Hye in.

“Ayo? Berdansa di tempat ini sedikit memalukan,” ucap Hye in sambil melirik ke sekelilingnya.


Seung hyun langsung membatalkan niatnya. Dia kembali menyimpan tiket tersebut dan malah mengajak Hye in untuk berdansa bersama. Walau malu-malu, Hye in akhirnya mau juga.



Tapi karena dia tidak pandai berdansa, jadinya dia menginjak kaki Seung hyun hanya beberapa saat setelah mereka mulai. Hye in langsung meminta maaf dan merasa bersalah.


Seung hyun akhirnya menyudahi dansa mereka dengan berkata bahwa Hye in harus melanjutkan dansa tersebut dengan calon suaminya. Tapi sebelum pergi dia menyerahkan tiket yang ada di kantongnya. Dia meminta Hye in datang jika dia ada waktu, Sabtu depan.



Hye in berjalan sambil menatap tiket tersebut dan tanpa sengaja dia melihat Doo hyun yang sedang berdiri menatap laut seorang diri. Hye in ingin menghindar tapi Doo hyun sudah terlanjur melihatnya. Dia memanggil Hye in karena ada yang ingin dia tanyakan.


“Apa ada orang yang kau sukai?” tanya Doo hyun (Cemburu nih yeeee hahahah)
Hye in menjawab bahwa dia tidak harus menjawab pertanyaan Doo hyun karena itu adalah urusan pribadinya. Doo hyun tidak perlu ikut campur.



“Aku sudah membimbingmu selama 5 tahun. Aku yang menjaga dan membesarkanmu. Jadi, kau adalah anakku (hahaha perumpamaan yang salah LOL). Karena itu, aku punya hak untuk mengetahui urusan pribadimu. Iya kan?” lanjut Doo hyun.

Hye in kembali mengelak bahwa bukanlah masalah besar jika dia menyukai seseorang. Tapi Doo hyun berpendapat sebaliknya karena akhir-akhir ini Hye in jadi tidak fokus dan hal itu mengecewakannya.



“Apa kau lupa pesan Profesor saat kau menyatakan keinginanmu untuk menjadi ahli bedah saraf? Kau sudah melaluinya selama 3 tahun dan sekarang bukan saatnya pikiranmu itu teralihkan. Selain itu…aku tidak menyetujui jika dia seorang dokter Oriental. Tidak akan pernah walaupun orang tuamu menyetujunya. Dan apa yang tidak aku setujui tidak boleh terjadi dalam hidupmu,” tegas Doo hyun (mwo? Hahah nih orang aneh deh)
Hye in jadi bingung sendiri mendengar ucapa Doo hyun.


Doo hyun berdehem kecil lalu melepaskan jasnya dan memakaikannya kepada Hye in karena khawatir Hye in kedinginan. Dia menyuruh Hye in untuk kembali ke hotel dan tidur.



Dari jauh dr. Jeong melihat mereka.


Hye in teringat semua perkataan Doo hyun. Dia kaget sendiri saat berkesimpulan kalau sepertinya Doo hyun menyukainya. Tapi ketika dia mengingat bagaimana Doo hyun sering membentaknya, Hye in langsung menggelengkan kepalanya dan meyakinkan dirinya kalau Doo hyun tidak mungkin menyukainya.



“Tidak mungkin. Ahh menjengkelkan. Haruskah aku menyakan langsung padanya?” tanya Hye in pada dirinya sendiri.

Dia kemudian melirik jas Doo hyun yang tergantung di dekatnya.



Seseorang mengetuk pintu kamar Doo hyun. Pas dibuka e…dr. Jeong.

Dr. Jeong Seo hee menemui Doo hyun sambil membawa sebotol anggur. Doo hyun memintanya untuk datang besok pagi saja tapi dasar Seo hee keganjenan, dia malah nekat masuk ke kamar Doo hyun. Alhasil Doo hyun langsung membentaknya dan mengusirnya keluar.



Sayang Hye in melihat mereka saat dia hampir sampai di kamar Doo hyun. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk mengembalikan jas Doo hyun dan bertanya padanya.



Doo hyun tidak konsentrasi belajar. Dia kemudian menatap keluar jendela untuk refresing sedikit. Saat itu dia melihat Hye in yang sedang duduk seorang diri.


Doo hyun menghampiri Hye in dan bertanya apa yang sedang dia lakukan di tempat itu seorang diri. Hye in menjawab bahwa dia ingin mengembalikan jas Doo hyun.

“Kenapa tidak langsung ke kamar ku saja?” tanya Doo hyun. Hye in tidak menjawab.



“Duduklah,” pinta Doo hyun kepada Hye in. “Tadi…apa kau…,” kalimat Doo hyun terpotong oleh bunyi telepon Hye in. Telepon dari ibunya.

Ibu Hye in menelepon hanya untuk menanyakan kabarnya. Jadi ketika dia menutup teleponnya, Hye in kembali bertanya kepada Doo hyun apa yang tadi hendak dia katakan. Tapi Doo hyun menjawab bahwa tidak ada hal penting. Hye in pun pamit.



“Tunggu. Sabtu depan kau tidak bertugas kan?” tanya Doo hyun.

“Ya,” jawab hye in.

“Kau ada rencana?” tanya Doo hyun lagi.

“Ya,” jawab hye in tanpa pikir panjang (hahah kasihan Doo hyun).

“Kalau kau tidak bertugas, seharusnya kau belajar dan bukannya berkeliaran,” Doo hyun malah mengoceh.

Hye in yang tidak ingin membalas hanya pamit lalu pergi.

Kembali ke RS


Seung hyun dan dr. Min berdiskusi dengan seorang dokter mengenal penelitian mereka.



Sementara itu Eui jin sibuk menempelkan selca (self camera) nya di ruang kerja Seung hyun. Dia berlasan bahwa foto-foto itu akan membantu mengurangi stress Seung hyun saat bekerja. Seung hyun jadi speechless tapi bukan karena senang, melainkan karena jengkel hahaha.


Eui jin melihat kalau ada satu fotonya yang tidak melekat sempurna. Dia pun berniat memperbaiki posisinya tapi malah jatuh. Untung ada Seung hyun yang menangkapnya.


“Aku tidak tahu apa stressku akan berkurang atau malah bertambah karenan foto-fotomu,” ucap Seung hyun. “Tapi sepertinya wajahmu memerah. Sepertinya kau sudah dewasa. Apa kau malu karena aku menggendongmu?” tanya Seung hyun.

Eui jin langsung melompat turun dari pelukan Seung hyun. Dia kemudian pamit karena sudah malam. Seung hyun menyuruhnya untuk ke parkiran lebih dulu. Dia akan segera menyusul. Eui jin kemudian teringat dengan mobil yang beberapa hari yang lalu dia tabrak.


Di dalam lift Eui jin menghubungi si pemiliki mobil yang tidak lain adalah Doo hyun. Di lantai berikutnya, Doo hyun juga masuk di lift yang sama dengannya. Karena tidak tahu kalau pemilik mobil itu adalah Doo hyun, Eui jin terus meminta maaf dan membual kalau selama ini dia sangat sibuk jadi lupa menghubunginya.


Doo hyun pun menutup teleponnya dan berbicara langsung pada Eui jin. Eui jin sangat terkejut ketika melihatnya. Terlebih karena dia teringat pada insiden saat dia pertama kali tiba di RS,s epulangnya dari Jerman.



“Aku minta maaf,” Eui jin membungkuk.

“Setahuku kau masih berhutang maaf kepadaku,” ucap Doo hyun. Eui jin pun kembali membungkuk saat ingat kejadian saat dia salah mengagetkan orang. Dia kemudian bertanya berapa ongkos perbaikan yang perlu dia ganti.



“1 M,” jawab Doo hyun. Mendengar nominal itu mata Eui jin membelalak. Doo hyun beralasan bahwa kerugian yang disebabkan oleh Eui jin yang terus meneleponnya setiap hari jika diakumulasi dengan ongkos perbaikan mobilnya, maka segitulah harganya.
Eui jin mencoba membujuk agar Doo hyun memberikan diskon.

“Shiro,” jawab Doo hyun.

Eui jin memeriksa dompetnya yang hampir kosong. Dia pun tidak menyerah.



“Aku ini hanya seniman miskin. Tapi aku akan memberikan segala yang kupunya. Karena itu, terimalah ini,” ucap Eui jin sambil menyerahkan tiket konsernya ke tangan Doo hyun. Menurutnya sebuah seni tidak bisa dinilaui dengan uang. Dia berharap dengan begitu Doo hyun mau bermurah hati padanya.



“Aku tidak mau,” potong Doo hyun. Senyum ‘manis’ Eui jin langsung menghilang.

“Kalau kau memang tidak sanggup menggantinya, berhentilah menggangguku. Dan jangan pernah muncul di hadapanku,” lanjut Doo hyun. Dia lalu meninggalkan Eui jin.



Tapi kemudian Doo hyun kembali untuk mengambil sesuatu. Eui jin pun langsung menunduk dan mengangkat udangannya, seperti seseorang yang sedang memberikan persmebahan kepada Tuannya. Tapi ternyata Doo hyun kembali untuk mengambil minumannya yang tertinggal di meja hahah.

“Aish, ini melukai harga diriku!” keluh Eui jin.


Doo hyun kembali ke ruang kerjanya dan tidak berapa lama kemudian dia mendapat kejutan ulang tahun dari anggota timnya.

Semuanya memberikan hadiah kecuali Hye in.

Hye in tidak kehilangan akal. Dia berkata bahwa walaupun tidak membawa hadiah, tapi dia akan menggunakan seluruh tubuhnya untuk menghibur Doo hyun.

“Korean atau American-style?” tanya Hye in. Doo hyun memilih American-style. Semuanya jadi penasaran, termasuk Doo hyun.



Dan ternyata yang hiburan yang Hye in maksud adalah dia berjoget sambil menyanyikan lagu ulangtahun. Sontak semuanya tertawa melihatnya.

Hanya dr. Jeong yang terlihat cemberut. Dia tidak suka melihat Doo hyun terhibur dan tertawa karena hiburan Hye in.


Saat akan pulang, Seung hyun berpapasan dengan ayahnya di koridor. Dia hanya menunduk memberikan hormat tapi tanpa saling menyapa.



Ternyata dr. Kim Hayoon sedang menuju ke ruang kerja Doo hyun untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada 'satu-satunya anaknya' sebelum dia pulang.

Seung hyun yang masih ada di dekat situ terlihat sedih mendengar ucapan ayahnya.
Doo hyun dan anggota timnya antusias untuk melihat hadiah pemberian dr. Kim. Hanya Hye in yang terlihat tidak tertarik karena mengkhawatirkan Seung hyun.




Seung hyun tiba di lantai dasar. Dia menunggu Eui jin.

Eui jin yang sudah menunggu langsung mengagetkan Seung hyun dengan naik ke punggungnya.

Hye in melihat mereka yang terlihat sangat akrab. Begitu juga dr. Kim Hayoon.

Keesokan harinya adalah hari konser.


Instruktur datang untuk menagih surat keterangan dokter Eui jin tentang kesehatan tangannya. Eui jin kemudian menyerahkan surat yang dia minta. Di situ tertulis bahwa tangannya baik-baik saja.

Waktu konser tiba.



Sebelum dimulai Eui jin mencari-cari Seung hyun yang tidak tampak di kursi penonton. Malah Doo hyun lah yang datang untuk menonton (Sekedar info, musik orchestra adalah musik kesukaan Doo hyun. Dia bahkan memutar musik jenis ini saat melakukan operasi).



Konser dimulai dan Eui jin mulai memainkan biolanya.



Awalnya semuanya berjalan lancer. Musiknya terdengar bagus. Tapi kemudian penglihatan Eui jin menjadi kabur. Dan tiba-tiba biola yang ada di tangannya jatuh…


Episode 10 끝

Next Episode:

Eui jin akhirnya tahu bahwa ada masalah dengan kepalanya. Doo hyun lah yang memberitahukan hal itu. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa kepada Seung hyun.

11 comments:

  1. wah..makin seru..hhihii sbnernya aku udah liat sih cuman ga ad subtitlenya x) hhaha...trims udh d bwt sinopsisnya.....update soon ..yaa..fighting !! ^^

    ReplyDelete
  2. keren banget sinopsisnya
    semangat yah utk ngelanjutinnya karena episode ke sananya sedih banget jadi kalo ada sinopsisnya bisa lebih ngerti ceritanya dan lebih sedih pastinya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget. Eui jin akan membuat kita bersedih hiks

      Delete
  3. Seruuuuuu,,,,,
    Suka kalo hye in dan doo hyun jadian,,,,
    Semangat buat lanjutannya yah mbak,,,
    Fighting,,,,
    :-)

    ReplyDelete
  4. makasi udah buat sinopsisnya yaa..
    aku suka banged sama peran sooyoung dsini..
    cantik bangedd..

    ^____^

    ReplyDelete
  5. penasaran nunggu lanjutannya mba... semangat ya.. he8 ~^^

    ReplyDelete
  6. Baru ikutan baca..keren.slalu suka sm drama dokter2an versi korea&pemeran dr.Doo Hyun.pertama liat di Hotelier tp blakangan jd second lead aktor yg menyedihkan.aktingnya slalu keren,cool2 gmn gt bikin gemes.hahaha.maaaap numpang cuap2ga jelas.

    ReplyDelete