24 May 2013

[Sinopsis] The 3rd (Third) Hospital Episode 18


Episode sebelumnya:


Seung hyun nekat meminum obat AC-7 dan saat Hye in menemukannya di kantornya, dia sudah tidak sadarkan diri.


Hye in yang kaget melihat keadaan Seung hyun mencoba memanggil dan menggerakkan badan Seung hyun. Seung hyun membuka matanya (Oalaahhh tidak pingsan ternyata heheh)

Seung hyun meminta Hye in berhenti untuk mencemaskannya. Dia meminta Hye in pergi karena dia ingin tidur. Jika dia tidak bangun, maka seperti yang dia tulis di pesannya, Hye in harus memberikannya Atrophine (obat penambah denyut jantung).



Hye in malah marah. Saking marahnya, dia sampai menangis. Dia bertanya apa Seung hyun benar-benar tidak lihat betapa khawatirnya dia setelah menerima SMS dari Seung hyun. Dia tidak mau tinggal di ruangan itu dan melihat Seung hyun mati.
Seung hyun berkata bahwa kali ini dia serius. Dia benar-benar membutuhkan bantuan Hye in. Tapi Hye in tetap menolak dan tetap pergi.

“Aku tidak punya pilihan. Aku harus melakukan ini untuk tahu batas dosis tertinggi yang obat ini dimiliki dan apa efek sampingnya. Walau terlihat ceroboh, tapi aku harus tetap mencobanya,” ucap Seung hyun sebelum Hye in keluar dari ruangannya.


“Aku tidak tahu apa Eui jin akan mampu bertahan sampai uji klinis dari obat ini diizinkan. Karena itu aku melakukannya,” lanjut Seung hyun kepada dirinya sendiri.



Hye in keluar dari ruangan Seung hyun. Doo hyun yang baru saja muncul melihat Hye in yang menghapus air matanya.



Hye in kembali ke kamarnya. Dia membuang semua sketsa wajah Seung hyun yang pernah dia buat ke tempat sampah yang ada di samping mejanya lalu kembali bertugas.


Saat berjalan sendiri Hye in menerima SMS dari Doo hyun yang menyuruhnya untuk berhenti menangis sambil berjalan di RS. Kalau tidak, dia akan mengusirnya keluar dari RS *sadis amat nih orang heheh

Hye in celingak celinguk mencari Doo hyun tapi tidak menemukannya.



Dr. Jeong datang ke kamarnya dan melihat sketsa yang tadi Hye in buang. Dia mengambilnya.


Seung hyun mengambil darahnya sendiri dan memberikan nama berdasarkan lamanya waktu setelah dia meminum obat AC-7. Tiba-tiba dia merasa mual.


Seung hyun pergi ke kamar mandi. Sambil menatap cermin, dia mencoba menyemangati dirinya agar bisa bertahan. Tapi tubuhnya tidak sanggup lagi. Dia pun pingsan.


Dr. Min yang saat itu masuk ke kamar mandi sangat terkejut saat melihat Seung hyun sudah terbaring di lantai tidak sadarkan diri.



Hye in kembali mengingat ucapan Seung hyun yang meminta bantuannya. Dia pun meminta Atropine kepada suster Han.



Dr. Min berlari sambil menggendong Seung hyun *Aigoo pasti berat tuh secara Seung hyun tinggi banget

Seorang dokter mendekati dr. Min dan bertanya apa yang terjadi. Dr. Min hanya menggeleng karena dia juga tidak tahu. Dia hanya bisa memperkirakan kalau Seung hyun kelelahan karena kerja berlebihan.



Atas perintah dokter, suster Han berniat mengambil darah Seung hyun untuk dibawa ke laboratorium tapi tiba-tiba tangannya dicegat oleh Seung hyun. Dr. Min dan suster Han terkejut melihat Seung hyun yang tiba-tiba sadar.

Seung hyun langsung melirik jam tangannya begitu dia sadar. Dan ternyata 1 jam telah berlalu sejak dia meminum AC-7.


Seung hyun akhirnya menceritakan yang sedang dia lakukan kepada dr. Min yang menganggap Seung hyun benar-benar sangat nekat. Seung hyun tidak menanggapinya dan hanya menyodorkan darahnya yang tadi diambil oleh suster Han. Dia juga meminta dr. Min mengambil sample darahnya yang diambil 30 menit yang lalu untuk dibawa ke lab.



Saat akan tiba di depan ruangannya, mereka melihat Hye in yang sedang berdiri di depan pintu ruangan Seung hyun. Seung hyun melihat kalau Hye in memegang sebuah jarum suntik. Dia yakin itu Atropine.

Tapi ketika melihat Seung hyun baik-baik saja, Hye in memutuskan untuk langsung pergi tanpa menyapa mereka lebih dulu.

Hye in berjalan sambil mengomeli dirinya sendiri yang terlalu mengkhawatirkan Seung hyun padahal orangnya baik-baik saja.

Beberapa saat kemudian...


Dr. Min masuk ke ruangan Seung hyun dengan membawa hasil tes dari sampel darah Seung hyun. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun Seung hyun sudah mengkonsumsi obat itu 10x melebihi dosis normal, ternyata kesehatan hati Seung hyun baik-baik saja. Seung hyun sedang saat membaca laporan itu.



Dr. Min bertanya kenapa Seung hyun terlihat sangat senang. Apa karena setelah ini maka giliran Eui jin untuk mengkonsumsi obat itu? Seung hyun membenarkan. Dr. Min langsung menolak keinginan Seung hyun karena walau bagaimanapun obat itu harus diuji dulu baru boleh diminum oleh pasien. Selain itu, kalau sampai ketahuan, karir Seung hyun akan habis.

Dengan santai Seung hyun menjawab bahwa asal dia bisa menyelematkan Eui jin lebih dulu, maka itu tidak masalah baginya. Dr. Min masih berusaha mengingatkan Seung hyun tapi Seung hyun tidak merespon. Dr. Min pun meninggalkan ruangan Seung hyun *entah dia mau kemana.



Eui jin meminta bantuan Hye in saat dia datang mengecek dirinya. Eui jin meminta agar Hye in mau menjaga Seung hyun begitu dirinya pergi nanti. Dia sadar bahwa Seung hyun akan sangat sedih begitu dirinya meninggal. Dulu dia berharap bisa menyembuhkan luka Seung hyun yang disebabkan oleh Jeong Eui jin. Tapi dia tidak menyangka kalau dia justru memberikan luka baru kepada Seung hyun.

Hye in meminta maaf karena tidak bisa melakukan itu karena dia tidak mau seumur hidupnya menjadi bayang-bayang Eui jin. Kalau Eui jin mau membahagiakan semua orang maka dia harus sembuh.



Tanpa sengja dr. Min bertemu dengan Hye in. saat itu juga dia meminta tolong kepada Hye in agar mencegah Seung hyun memberikan obat AC-7 kepada Eui jin. Dia meminta bantuan Hye in karena Seung hyun tidak mau mendengar nasehatnya.


Hye in menemui Seung hyun di laboratorium. Seung hyun tahu kalau Hye in datang atas permintaan dr. Min.

Hye in meminta Seung hyun agar lebih bersabar sampai obat itu lulus uji klinis. Dia yakin pengujiannya tidak akan lama karena terbukti Seung hyun baik-baik saja setelah meminum obat itu. seung hyun menjawab bahwa dia bisa menunggu, tapi Eui jin tidak. Dia sendiri tidak peduli dengan profesinya sebagai dokter Oriental. Kalau Eui jin tidak bisa diselamatkan, maka dia sudah berminat lagi menjadi dokter.



Hye in menemui dr. Min dan memberitahu bahwa dia juga tidak berhasil membujuk Seung hyun. Saat Seung hyun muncul di depan mereka dan sambil berlalu dia memberitahu Hye in agar tidak bicara pada dr. Min. Dr. Min tidak menyerah. Dia mengikuti Seung hyun dan kembali membujuknya tapi Seung hyun tidak menghiraukannya.

Ponsel Seung hyun lalu berdering. Ada telepon dari dr. Won yang segera meminta Seung hyun agar datang ke lab.


Ternyata beberapa tikus yang diberikan AC-7 tewas. Tikus yang mati adalah tikus yang diijeksi dengan penyakit tumor otak. Dengan kata lain, AC-7 tidak ampuh pada tikus yang mengidap tumor otak. Dr. Min mengingatkan Seung hyun bahwa obat anti-kanker memang sulit bereaksi dengan penyakit tumor otak.

Seung hyun pun dengan langkah lemah keluar dari lab. Dr. Won bertanya apa Seung hyun seperti itu karena pasien Lee Eui jin. Dr. Min mengangguk meng-iya-kan.



Eui jin menatap biolanya lalu mengelusnya. Dia lalu meminta ayahnya untuk menjual biola itu dan memberikan uangnya kepada Seung hyun (karena Seung hyun sudah membayarkan biaya RS Eui jin, red). Ayahnya berkata bahwa dia punya uang untuk mengganti uang Seung hyun. Eui jin menjawab bahwa dia ingin menjual biola karena dia juga sudah tidak membutuhkannya.

Sebenarnya dia ingin memberikan biola itu kepada Seung hyun. Tapi dia takut itu hanya akan menyakiti Seung hyun. Begitu pula kalau dia memberikan biola kepada ayahnya. Karena itu, dia hanya ingin menjualnya saja.



Seung hyun datang menemui Eui jin. Tabib Choi yang tadi mendengar ucapan Eui jin langsung keluar karena tidak sanggup menangis di hadapan anaknya. Eui jin merasa bersalah pada ayahnya. Karena dialah ayahnya jadi sedih seperti itu.



Hye in lalu muncul untuk mengingatkan Eui jin bahwa tidak lama lagi dia akan menjalani radiation treatment. Eui jin bertanya apa boleh dia tidak melakukannya. Dia tidak suka. Hye in menjawab bahwa dia juga tidak ingin Eui jin menjalaninya, tapi saat ini mereka tidak punya pilihan lain.



Seung hyun lalu meminta waktu bicara berdua dengan Hye in. Dia meminta agar Eui jin tidak perlu melakukan treatment radiation. Hye in menjawab bahwa kalau mereka ingin Eui jin meerima obat AC-7, maka mereka harus melakukan sesuatu agar Eui jin bisa bertahan. Dan treatment radiation adalah salah satu caranya. Seung hyun membaritahu Hye in bahwa tikus yang mengidap tumor otak semuanya mati bahkan setelah diberikan AC-7. Hye in terkejut mendengarnya.



Eui jin terlihat senang ketika tahu bahwa dia tidak perlu menjalani radiation treatment. Jadi begitu pengobatannya selesai, dia bisa pulang. Hye in melihat mereka dari luar.


Hye in menemui Doo hyun. Dia bertanya kapan Doo hyun akan melakukan pengujian penelitian BBB-nya kepada pasien (Blood brain barrier adalah semacam filter yang mampu melindungi sistem syaraf pusat/otak dari bahan-bahan kimia yang punya potensi berbahaya yang terbawa oleh darah, red). Doo hyun menjawab bahwa untuk menginjeksikan obat anti-kanker ke sel otak secara langsung masih membutuhkan beberapa proses. Dia bertanya kenapa Hye in bertanya seperti itu. Hye in hanya menggeleng lalu pamit.

Hye in seperti mendapat ide.



Dia menemui dr. Min dan meminta beberapa botol obat AC-7. Dr. Min agak ragu dan curiga tapi Hye in mencoba meyakinkan bahwa dia ingin menggunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan tumor otang. Selain itu, dia juga adalah bagian dari tim mereka. Jadi dia tidak akan bertindak macam-macam.



Hye in lalu membawa obat itu ke lab dokter Western dan memberikannya kepada beberapa ekor tikus percobaan. Setelah itu dia mencatat perubahan yang terjadi kepada tikus tadi.

Setelah selesai Hye in meninggalkan lab tapi lupa membawa sisa obat AC-7 yang ada di meja. Saat menyadari apa yang dia lupa, Hye in langsung berlari kembali ke lab.



Obat itu ditemukan oleh dr. Park yang kebetulan juga menuju lab saat Hye in pergi.

Hye in yang tiba di lab langsung mereut obat itu dari tangan dr. Park. Dr. Park bertanya itu obat apa itu. hye in memberitahu dr. Park bahwa itu obat anti-kanker AC-7. Dan tanpa berkata apa-apa lagi Hye in langsung pergi tanpa mempedulikan panggilan dr. Park.


Malam harinya, Eui jin tidak sadarkan diri. Dia pun segera dilarikan ke ICU.



Dr. Lee yang kebagian jaga berkata bahwa sepertinya Eui jin sudah tidak sanggup lagi menahannya lebih lama.
Seung hyun ingin memberikan akupuntur kepdanya, tapi tidak sanggup karena tangannya gemetar.

Eui jin akhirnya sadar. Dan dengan tangannya yang masih lemah dia menuliskan sesuatu di tangan Seung hyun. “Yak su” yang artinya janji. Dia mengingatkan Seung hyun akan janjinya bahwa dia tidak akan berhenti sebagai dokter Oriental apapun yang nantinya akan terjadi padanya.


Seung hyun tidak sanggup menahan air matanya lagi. Dia pun menangis di depan Eui jin. Hye in yang tidak sanggup melihatnya, memilih untuk keluar.


Tapi di luar, dia melihat Tabib Choi yang juga sedih. Jadi dia berusaha menahan air matanya. Dr. Min muncul untuk menanyakan keadaan Eui jin. Saat tahu Eui jin sudah sadarkan diri, dia meminta diri.



Tapi sebelum dia pergi, Hye in bertanya kepadanya apa mungkin AC-7 tidak berhasil pada tikus yang mengidap tumor otak adalah karena BBB (Blood Brain Barrier, red). Dr. Min sependapat. Karena itu AC-7 ampuh untuk mengobati penyakit kanker lain seperi kanker paru-paru, tapi tidak pada penyakit tumor otak.

Sepeninggal dr. Min, Hye in memikirkan sesuatu sambil memegang obat AC-7.



Hye in menemui Doo hyun yang baru selesai melakukan operasi. Dia memberitahu Doo hyun bahwa dia akan membuat masalah. Tapi itulah satu-satunya pilihan yang dia punya. Karena itu, dia meminta maaf lebih dulu kepada Doo hyun kalau-kalau dia merasa dibohongi olehnya. Doo hyun tidak mengerti dengan ucapan Hye in tapi Hye in tidak ingin mengulangi ucapannya.


Hye in lalu menemui dr. Yoon di bagian radiologi untuk meminta bantuannya.



Hye in kemudian menemui Eui jin. Dengan lembut dia memegang tangan Eui jin dan berkata bahwa inilah yang terbaik yang bisa dia lakukan untuk Eui jin.

Dia meminta bantuan suster Han untuk memindahkan Eui jin ke bagian radiologi.


Doo hyun datang untuk mengecek keadaan Eui jin. Tapi dia mendapati ranjangnya kosong. Suster Kim memberitahu Doo hyun bahwa Eui jin dibawa untuk mengikuti tes. Doo hyun merasa ada yang aneh. Tapi dia tidak tahu apa itu.



Eui jin tiba di lab radiologi. Hye in lalu meminta suster Han untuk meninggalkan mereka. Suster Han heran melihat semua alat yang ada di ruangan itu.



Dr. Yoon berkata bahwa Eui jin tidak masuk dalam daftar pasien uji klinis yang dia pegang. Hye in terbata-bata menjawab bahwa Eui jin baru saja didaftar hari ini karena keadaannya yang semakin memburuk.

Dr. Yoon lalu menanyakan obatnya. Hye in menyodorkan botol AC-7. Dr. Yoon merasa ada yang salah dengan obat itu tapi Hye in mencoba meyakinkan bahwa obat itu sudah lulus uji klinis. Lagi pula, dia tidak akan mungkin membawa obat yang belum di setujui. Karena mengenal sifat Hye in, dr. Yoon akhirnya percaya pada ucapannya.


Maka mereka pun memulai prosesnya.



Suster Han memberitahu dr. Park bahwa Eui jin dibawa ke bagian Radiologi untuk prosedur BBB. Awalnya dia mengira Eui jin hanya dibawa untuk tes dan semacamnya, tapi begitu melihat peralatannya, dia yakin Eui jin akan menjalani prosedur itu.

Saat beralan Dr. Park teringat dengan kejadian tadi siang saat Hye in membawa obat anti kanker.


Di lab radiologi, obat AC-7 berhasil diinjeksikan ke dalam otak Eui jin.



Dr. Park berlari menuju ke bagian radiolodi. Dia menatap marah kepada Hye in. Hye in terlihat ketakutan.


Dr. Park menyuruh Hye in menuliskan laporan atas apa yang sudah dia lakukan. Selain itu, dia melarang Hye in untuk merawat pasien sampai komite disiplin memberikan keputusannya.

Hye in mengerti tapi dia meminta agar tetap diberi kesempatan merawat pasien Eui jin sampai keputusan itu keluar. Dr. Park semakin jengkel karena Hye seperti merasa tidak bersalah.



Hye in mengangkat kepalanya dan berkata bahwa dia tidak menyesal dan akan menerima apapun resikonya. Dr. Park naik pitam. Dia menarik kerah baju Hye in tapi Doo hyun yang baru saja muncul langsung memintanya untuk melepaskan tangannya.



Doo hyun memarahi dr. Park yang gegabah karena langsung melaporkan Hye in kepada komite disiplin padahal seharusnya mereka bisa menyelesaikannya secara internal.

“Apa kau sadar kalau perbuatanmu ini bisa membuat Hye in kehilangan izinnya?” bentak Doo hyun.


Sekarang Seung hyun sedang bersama Hye in. Dia meminta Hye in agar mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa dan bahwa Seung hyun lah yang mengatakan kalau obat itu sudah disetujuji. Dia tidak menyalahkan Hye in atas apa yang dia lakukan. Karena kalau saja Hye in memberitahukannya lebih dulu, dia tetap akan melarangnya tapi di dalam hatinya dia berharap Hye in tetap melakukannya. Jadi dia meminta Hye in agar mengatakan seperti yang dia suruh.

Tapi Hye in menggeleng. Bagaimana pun dia lah yang melakukannya. Selain itu, dia sebenarnya sudah memperkirakan kalau dirinya akan ketahuan.


“Benarkan?” Tanya Doo hyun yang tiba-tiba muncul. “Jadi kau suda siap kehilangan apa yang sudah kau lalui selama 9 tahun ini? Termasuk izin kerja mu?”

Seung hyun mencoba membela Hye in. Tapi Doo hyun meminta Seung hyun untuk tidak melakukannya karena itu hanya akan memperparah masalah. Dokter lain tidak akan terima kalau Seung hyun mengaku telah menipu Hye in bahwa obat AC-7 telah disetujui.

Doo hyun kemudian menyuruh Hye in untuk pergi mengemasi barang-barangnya. Hye in meminta agr Doo hyun memberinya kesempatan untuk tetap merawat Eui jin.

Doo hyun tidak suka dengan sikap Hye in yang kembali membantahnya. Tapi Hye in ngotot. Dia berkata bahwa dia melakukannya karena dia sangat ingin menyelematkan nyawa Eui jin. Jadi dia berharap dia masih bisa menjadi dokter yang bertanggung jawab atas Eui jin.



“Kau baru saja diberhentikan dari tugasmu. Bahkan setelah membahayakan nyawa pasienmu, kau masih mau membela diri?” ucap Doo hyun.

Hye in menjawab bahwa dia yakin obat itu aman walaupun belum melewati prosedur pengujian yang disyaratkan. Dia tidak bisa menunggu prosedur itu selesai karena sepertinya Eui jin tidak akan sanggup bertahan. Jadi walaupun dia harus melepaskan izinnya, dia tetap akan melakukannya demi menyelamatkan nyawa pasiennya.

Doo hyun terlihat melunak. Dengan nada suara yang lebih kecil, dia kembali menyuruh Hye in kembali ke kamarnya. Kali ini Hye in tidak membantah lagi.



Maka tinggallah Doo hyun berdua dengan Seung hyun.

Seung hyun kembali memberitahu Doo hyun bahwa dia akan mengambil alih tanggung jawab atas apa yang Hye in lakukan. Tapi Doo hyun memintanya untuk tidak akan melakukan itu karena kalau Seung hyun berkeras melakukannya, dia (Doo hyun, red) sendiri tidak akan sanggup menyelamatkan Hye in.

Hye in dan Doo hyun duduk di ruangannya masing–masing. Sementara Seung hyun menunggu di samping Eui jin.




Rapat komite disiplin sehubungan dengan tindakan illegal yang telah Hye in lakukan akhirnya dimulai.

Hye in diminta maju untuk menyampaikan alasannya. Saat berjalan ke depan, Doo hyun mencegahnya dan menyuruh Doo hyun untuk kembali ke tempatnya.


OMO apa yang akan Doo hyun lakukan???

5 comments:

  1. Syik asyik episode 18 dah kluar........ lanjutkan perjuangan mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Tinggal 2 episode lagi :)
      Terima kasih dah mampir :)

      Delete
  2. ayoooo semangat mbaa :D uda ngga sabarr hehehe

    ReplyDelete
  3. ayooo mbakk semangatt gak sabar nich nunggu epsode2 terakhir....

    ReplyDelete