08 February 2011

Di sana Mereka Ada

Awal bulan ini saya dan teman-teman di tempat kerja mengadakan kunjungan kerja ke luar kota Makassar. Selama perjalanan pulang, banyak hal yang jadi bahan obrolan. Tidur tidak bisa dijalani karena jalanan sepanjang Pangkep-Barru lagi direnovasi dan belum juga selesa-selesai. Sebagai salah satu peserta perjalanan yang tidak mengenal tempat dan daerah yang dilalui, saya hanya bisa mengangguk dan meresapi dalam-dalam semua info yang diberikan oleh teman.

Begitu tiba di perbatasan Pangkep dan Barru, jalanan rusak parah. Banyak lubang dan saat itu juga hujan rintik-rintik. Kemudian, seorang teman nyeletuk, "Pantas jalanannya rusak. Habisnya banya mobil truk yang singgah." Beberapa teman tertawa. Awalnya saya tidak mengerti, tapi ketika saya menebarkan pandangan ke sisi kanan saya "Astagfirullah..."

Yang tampak adalah gadis-gadis dengan tank top ketat dan rok mini yang sedang nongkrong di depan rumah (kalau tempat kecil itu boleh saya anggap rumah). Malah ada sebuah 'bangunan' yang menyatakan dirinya sebagai cafe padahal besarnya hanya seperti warung kecil di pinggir jalan.

Saya teringat perjalanan saat kami berangkat dari Makassar. Saat itu tidak ada celotehan seperti ini karena kami melewati tempat ini pada saat hari sudah gelap.

Saya kembali beristighfar saat mobil kami melambat karena macet dan tiba-tiba mata saya melihat seorang gadis yang sedang bergoyang ngebor di dalam rumah dengan pakaian minimnya itu. Entah, sedang latihan atau memang di depannya sedang ada orang. Salah seorang teman berkata, "Dia pasti tidak nyadar kalau kelihatan sama orang-orang di jalan."

Ya Allah, berulang kali saya mendengar dan membaca tentang daerah yang seperti ini. Hanya saja, inilah pertama kalinya saya melihat dengan mata kepala sendiri lingkungan itu. Kumuh, sepi, tapi dengan pemandangan yang indah (buat kaum Adam tentunya). Teman saya berkata kalau sebenarnya tempat ini sudah jadi rahasia umum karena yang memperkenalkan tempat itu kepada dirinya juga adalah teman-temannya di kantor (dia bukan pegawai tetap di tempat kami bekerja bersama-sama). Tapi kok masih bisa eksis ya? ~bingung sendiri atas siapa yang seharusnya bertanggung jawab~

0 comments:

Post a Comment