Annyeong chingu. I'm back ^_^ Tidak cukup seminggu ya liburannya? Itu karena I miss you guys heheh.
Ok deh. Sinopsis episode 8 nya kita lanjutkan. Let's go!
Doo hyun melakukan sebuah operasi dimana pasiennya mengidap tumor otak. Operasi itu dilakukan dengan pasien dalam keadaan sadar dan disaksikan oleh beberapa mahasiswa kedokteran.
Ibu Hye in masuk ke ruang prakterk ayah Hye in. Dia membangunkan suaminya karena dia mengira suaminya itu hanya tertidur. Tapi ketika suaminya tidak membuka matanya walaupaun dia terus memanggilnya, ibu Hye in mulai panik.
Ayah Hye in kini berada di ambulance. Ibu Hye in mencoba menghubungi Hye in. Sayangnya tidak ada jawaban karena Hye in meninggalkan hp nya di dalam kamar.
Ayah Hye in sudah tiba di RS dan ibunya masih terus berusaha menghubungi Hye in. Seorang dokter datang dan memberitahu ibu Hye in bahwa suaminya harus dibawa ke RS yang lebih besar karena di RS itu tidak ada dokter ahli yang bisa melakukan operasi untuk jenis penyakit seperti ayah Hye in (Cerebral hemorrhage, red).
Di tengah operasi, seorang dokter (sampai sekarang saya belum tahu namanya siapa, tapi dia itu dokter paling junior yang bergabung dalam tim Doo hyun, red) masuk dan memberitahu Hye in bahwa ayahnya tidak sadarkan diri. Hye in sangat terkejut mendengar kabar itu. Untungnya Doo hyun mengizinkannya untuk pergi melihat keadaan ayahnya.
Hye in dengan panik menekan tombol lift karena pintu lift yang ditunggu tidak kunjung terbuka. Seung hyun yang melihatnya bertanya apa yang membuat Hye in seperti itu. Hye in memberitahu Seung hyun tentang keadaan ayahnya dan berkata bahwa ayahnya perlu dibawa ke RS yang lebih besar karena di desa tempat tinggal mereka tidak ada yang bisa menangani penyakit ayahnya. Seung hyun pun memberis saran kepada Hye in agar membawa ayahnya ke RS mereka.
Seung hyun menemani Hye in pergi menjemput ayahnya dengan menggunakan ambulance RS. Dalam perjalanan, Seung hyun melakukan akupuntur ke tangan Hye in yang terus gemetar karena khawatir.
Ambulance yang membawa ayah Hye in akhirnya tiba. Dengan segera mereka memindahkan ayah Hye in ke ambulance dari RS Seung hyun dan Hye in. Hye in mencoba menenangkan ibunya yang menangis karena sangat panik.
Dalam perjalanan ke RS, Seung hyun menusukkan jarum ke punggung dan leher ayah Hye in ketika keringat muncul di kepada ayah Hye in. hye in bertanya mengapa Seung hyun melakukan akupuntur pada pasien dengan penyakit seperti ayahnya. Seung hyun menjelaskan bahwa dia berusaha mencegah agar ayah Hye in tidak lumpun dan juga tidak mampu berbicara. Dia berusaha menggunakan teknik akupuntur dengan kecepatan tinggi agar ayah Hye in tidak merasa kesakitan saat dirinya menusukka jarum. Jadi dia meminta Hye in agar berhenti khawatir. hye in hanya mengangguk mendengar penjelasan Seung hyun.
Tapi tiba-tiba tekanan darah ayah Hye in meningkat tajam. Hye in jadi panik. Dia segera meminta sesutau untuk menurunkan tekanan darah ayahnya kepada dokter yang berada di kursi kemudi. Tapi dokter itu tidak mendengar Hye in. Ibu Hye in juga mulai panik. Dia bertanya apa Seung hyun sudah melakukan kesalahan saat melakukan akupuntur tadi.
Seung hyun mulai berkeringat tapi dengan tenang dia memeriksa kembali denyut nadi ayah Hye in. Dia lalu mencabut jarum yang tadi dia tusukkan dan meminta Hye in yang mulai marah agar membantunya membalikkan tubuh ayahnya ke posisi semula.
Seung hyun lalu mengeluarkan sebuah pisau kecil dari kantong peralatannya. Hye in dan ibunya hanya memandang dengan cemas dan penuh tanda tanya karena tidak tahu apa yang akan Seung hyun lakukan dengan pisau itu.
Perlahan Seung hyun memegang hidung ayah Hye in dan memasukkan pisau itu ke dalamnya. Hye in dan ibunya sangat terkejut melihat apa yang Seung hyun lakukan.
Tiba-tiba darah segar mengalir dari dalam hidung ayah Hye in. ternyata Seung hyun mengeluarkan darah yang berlebih yang ada di otak ayah Hye in lewat hidungnya. Dia lalu meminta kapas kepada Hye in.
Hye in seperti tidak sanggup memberikan kapas kepada Seung hyun karena tangannya terus gemetar. Akhirnya Seung hyun mengambil sendiri kapas dari tangan Hye in dan membersihkan bekas darah yang ada di wajah Hye in. Tidak lama, tekanan darahnya pun menurun.
Doo hyun menanyakan kepada dr. Park mengenai nama RS tempat ayah Hye in awalnya dibawa. Dr. Park memberitahu Doo hyun bahwa ayah Hye in akan segera dibawa ke RS mereka. Doo hyun malah memarahi dr. Park mengingat jauhnya jarak dari RS mereka dengan tempat tinggal Hye in. Dia pun menyuruh dr. Park menyiapkan ambulance dan peralatan operasi. Dia hendak pergi ke RS yang ada di tempat tinggal keluarga Hye in untuk melakukan operasi.
Doo hyun sedang menunggu di dekat ambulance ketika dr. Park mendatanginya sambil berlari. Dia memberitahu Doo hyun bahwa dia tidak perlu pergi ke RS Daerah karena Hyen dan ayahnya akan tiba dalam 10 menit. Semua hal yang diperlukan (laporan kesehatan dan sebagainya, red) untuk melakukan operasi sudah dikirimkan oleh RS Daerah. Jadi Doo hyun bisa segera melakukan operasi begitu pasien tiba. Doo hyun terlihat lega mendengarnya.
Tapi kemudian berita selanjutnya yang disampaikan oleh dr. Park membuat raut wajahnya kembali tidak senang. Dr. Park memberitahu Doo hyun bahwa Seung hyun ikut menemani Hye in dan telah melakukan beberap penyelamatan darurat.
Dr.Park berkata bahwa dia lah yang akan menunggui ayah Hye in di tempat itu. Jadi dia meminta Doo hyun agar siap di dalam ruang operasi untuk mempelajari laporan kesehatan ayah Hye in. Doo hyun melakukan apa yang dr. Park sarankan dengan wajah tanpa senyuman.
Ayah Hye in akhirnya tiba. Sebelum lari menyusul ayahnya ke dalam RS, Hye in mengucapkan terima kasihnya kepada Seung hyun.
Hye in masuk ke dalam Ruang operasi dengan pakaian lengkap tapi Doo hyun menyuruhnya untuk menunggu saja di luar. Hye in berkata bahwa dia bisa melakukannya.
“Kau ini sangat berani tapi tunggulah di luar,” ucap Doo hyun.
“Kalau begitu biarkan aku melihat,” pinta Hye in.
“Apa ini pertama kalinya kau melihatku melakukan operasi untuk pasien dengan penyakit seperti ayahmu? Apa kau mau melihat kami mengebor kepalanya?” bentak Hye in. Hye in menunduk, tidak menjawab.
“Keluarlah. Aku berkata seperti itu karena mengkhawatirkanmu,” ucap Doo hyun, menurunkan nada suaranya. Kali ini Hye in tidak membantah. Sebelum keluar Doo hyun memberitahu Hye in bahwa untuk operasi ini, dia melakukan usaha terbaiknya (walaupun dia sudah sering melakukan operasi serupa, red). Jadi kalau Hye in percaya padanya, dia tidak perlu khawatir akan keselamatan ayahnya.
Hye in menemani ibunya menunggu di luar ruang operasi.
Doo hyun memberitahu dr. Park bahwa dia sendiri yang akan menjahit bekas pembedahan di kepala pasien. Dr. Park terkejut mendengarnya (Ini berarti selama ini Doo hyun tidak bertugas melakukan bagian itu, red. Tapi demi Hye in, dia mau melakukannya. Ouch… So touching!)
Seung hyun menghampiri Hye in dan ibunya. Ibu Hye in mengucapkan terima kasih yang luap dia sampaikan kepada Seung hyun karena saking paniknya.
Doo hyun muncul dari dalam ruang operasi. Seung hyun yang melihatnya langsung pamit kepada Hye in dan ibunya.
Doo hyun memberitahu mereka bahwa operasi berjalan lancer tapi dia tidak tahu kapan ayah Hye in bisa siuman. Ibu Hye in sangat lega mendengarnya dan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Doo hyun. Tapi Hye in hanya diam dan menatap punggun Seung hyun yang terus berjalan menjauh dari mereka (Kasihan ngeliat Doo hyun).
Hye in memeriksa keadaan pasien Lee. Setelah selesai, Hye in melihat foto anak pasien Lee yang ada di samping bantal. Dia pun mencoba berbicara kepada pasien Lee yang masih belum sadarkan diri agar segera membuka matanya karena anaknya pasti sedang menuggunya. Sebagai seorang ayah, seharusnya pasien Lee harus segera bangun dan tidak membuat anaknya menunggu terlalu lama.
Di samping ranjang pasien Lee adalah ranjang ayah Hye in. Ketika Hye in beralih untuk memeriksa keadaan ayahnya, ajaib, mata pasien Lee sedikit bergerak.
Hye in duduk di samping ranjang ayahnya dan menggenggam tangannya.
“Ayah juga. Ayah tidak boleh membuat anak mu ini menunggu dengan cemas. Kau akan segera bangun kan?”
Eui jin kembali memainkan biolanya di loby RS. Seung hyun datang melihatnya.
Eui jin tersenyum lebar menerima pemberian kunci mobil dari Seung hyun. Seung hyun beralasan bahwa dia memberikannya sebagai balasan atas pengajaran Tabib Choi kepadanya.
“Kau sudah mengambil rumah dan mobilku. Yah, semuanya,” ucap Seung hyun tidak bersemangat. Tapi Eui jin malah tersenyum lebar dan berkata bahwa yang tersisa dari milik Seung hyun yang harus diberikan kepadanya adalah hidupnya hahah.
Seung hyun berkata kalau dia harus segera pergi karena sedang sibuk. Sebelum pergi Eui jin berjanji akan membelikan Seung hyun sepeda ketika dia mendapatkan gaji pertamanya. Dia lalu memeluk Seung hyun dan pergi.
“Hati-hati mengemudi,” pesan Seung hyun kepada Eui jin ketika dia berlari kecil menuju mobil Seung hyun.
“Baiklah,” jawab Eui jin sambil berbalik dan tidak memperhatikan bahwa ada mobil yang sedang melaju ke arahnya.
“EUI JIN AWAS!” teriak Seung hyun.
Untung saja pengemudi mobil itu langsung mengerem. Eui jin terlihat sangat terkejut sampai dia hanya diam di jalan.
Dari jauh Seung hyun bertanya apa Eui jin baik-baik saja. Eui jin berbalik dan berkata bahwa dia baik-baik saja. Dia meminta maaf kepada pengemudi mobil lalu melambai kepada Seung hyun sambil tersenyum.
Seung hyun mengurut dadanya yang sangat terkejut karena kejadian tadi. Dia juga terus menatap Eui jin, seperti masih khawatir terjadi sesuatu padanya. Hanya saja dia kemudian sadar kalau masih punya pekerjaan lain.
Eui jin tiba di mobil Seung hyun. Dia lalu menyalakan mesin dan mengeluarkannya dari tempat parkir. Tiba-tiba tangan kirinya lepas dari stir, seperti mati rasa. Eui jin yang kaget langsung mengerem mobil. Dia mengangkat tangan kirinya dan mencoba menggerakkannya. Dia cemas dengan tangannya yang tiba-tiba seperti itu.
Tapi ada hal lain yang lebih mengalihkan perhatiannya.
Dia segera keluar dari mobil dan melihat ke belakang. Ternyata saat insiden tadi, dia menabrak mobil lain yang sedang parker sampai membuat bampernya rusak.
Eui jin melihat nomor hp si pemilik mobil dan mencoba menghubunginya. Coba tebak itu mobil siapa? Yups, Kim Doo hyun.
Sayang, Doo hyun mensilent kan hp nya. Jadinya dia tidak mendengar panggilan dari Eui jin. Jadinya Eui jin hanya meninggalkan pesan maaf dan nomornya di mobil Doo hyun lalu pergi.
Doo hyun baru melihat pesan Eui jin itu malam harinya. Dan ternyata selain pesan, Eui jin juga meninggalkan tiket untuk penampilan Orkestranya.
Eui jin sedang latihan bersama timnya. Tapi tiba-tiba tangan kirinya kembali tidak bisa digerakkan. Biola yang dia mainkan sampai terjatuh dari pundaknya.
Selesai latihan Instruktur menemui Eui jin dan meminta Eui jin agar berlatih dengan serius. Dia tidak ingin hal seperti tadi terjadi di tengah-tengah pertunjukan mereka nanti. Jadi dia menyuruh Eui jin untuk pergi memeriksakan tangannya ke dokter dan memperlihatkan hasil pemeriksaan kepada dirinya.
Eui jin menghubungi Seung hyun dan memberitahukan bahwa ada yang aneh dengan tangannya. Tapi Seungh yun yang saat itu sedang berkeliling memeriksa pasien bersama tim proyek kerjasamanya tida terlalu menghiraukan ucapan Eui jin. Dia hanya berkata bahwa dia akan menghubungi Eui jin nanti.
Dokter dari tim kerjasama kini mendatangi pasien Jin Yeong ho, yang tidak lain adalah ayah Hye in. walaupun belum sadarkan diri tapi beberapa organ tubuhnya mulai berfungsi dengan baik. Dr. Kim Hayoon mengatakan bahwa kemungkinan penyebabnya adalah adanya kerusakan yang lebih besar di otak pasien karena adanya hambatan sirkulasi darah. Karena itu dia meminta para dokter untuk memeriksa kembali laporan kesehatan pasien dengan lebih seksama.
Dr. Min menyenggol Seung hyun dan berbisik bahwa sebenarnya mereka bisa mengembalikan kesadaran pasien dengan menggunakan teknik yang bernama Hwe Yang Goo Chim (menusuk pada 9 titik, red). Sayang mereka tidak berani mengungkapkannya kepada dr. Kim Ha yoon.
Setelah para dokter bubar, Hye in masih tinggal untuk memperbaiki selimut ayahnya. Tepat saat itu dia melihat jari pasien Lee (yang ada di samping ranjang ayahnya, red) bergerak. Hye in langsung menghampirinya dan mata pasien Lee sudah terbuka.
Hye in bertanya untuk memancing respon pasien Lee. Dr. Ahn dan kekasih dr. Oh juga langsung mendekat begitu mendengar Hye in berbicara kepada pasien.
Hye in yang sangat senang melihat pasien Lee yang sudah siuman lalu berbalik melihat ayahnya, berharap agar dia juga segera membuka matanya.
Hye in tidak ingin dr. Ahn melihtanya menangis. Jadi dia memilih untuk keluar dari ruangan tersebut. Seung hyun melihatnya berjalan sambil menangis saat dia sedang berbicara dengan dr. Min.
Seung hyun menghampiri Hye in yang sedang melamun di atas RS. Tanpa sadar Hye in curhat tentang ayahya, sampai menangis. Hye in merasa malu karena menangis di depan orang lain. Jadi dia memilih untuk pergi tapi Seung hyun menahannya.
Seung hyun lalu memberikan saputangannya kepada Hye in. Perhatian Seung hyun malah membuat tangisan Hye in semakin keras.
Seung hyun pun menceritakan kisahnya. Dia memberitahu Hye in bahwa ayahnya adalah ahli saraf, tapi ibunya meninggal karena tumor otak. Tapi yang membuatnya sedih bukanlah karena kematiannya, tapi karena selama dia hidup sampai meninggal, ayahnya sangat membenci ibunya. Bagaimana seseorang itu hidup lebih penting daripada bagaimana dia meninggal.
Dia pun mengajak Hye in untuk menemui ayahnya. Dia memberitahu Hye in bahwa dia bisa menyadarkan ayahnya lebih cepat daripada dokter Western. Dia ingin melakukan itu karena dia tidak tahan melihat Hye in yang terus menangis karena kondisi ayahnya.
Seung hyun pun memberikan akupuntur kepada ayah Hye in. Tapi Doo hyun melihatnya saat dia datang ke ruangan tempat ayah Hye in dirawat untuk menandatangani sesuatu. Dia melihat Hye in membiarkan Seung hyun mengobati ayahnya. Suster Kim terlihat khawatir kalau-kalau kembali terjadi keributan di RS.
Tapi Doo hyun tidak menghampiri Seung hyun dan Hye in dan malah pergi dengan amarah yang tertahan.
Setelah Seung hyun selesai memeriksa ayahnya, suster Kim mendatangi Hye in dan memberitahukan tentang kedatangan Doo hyun tadi.
Hye in berlari menemui Doo hyun yang sudah hendak pulang tapi Doo hyun tidak menghiraukannya. Hye in tidak menyerah. Dia mencegat jalan Doo hyun. Dia lalu mengakui kesalahannya karena membiarkan Seung hyun merawat ayahnya tanpa memberitahu Doo hyun terlebih dahulu. Tapi dia meminta Doo hyun memahami situasinya.
Sayang, Doo hyun tidak mau mengerti. Dia berjalan meninggalkan Hye in tanpa mencoba mendengarkan penjelasan Hye in hingga selesai.
Hye in terus mengikuti Doo hyun, bahkan sampai ke tempat parkir. Tapi karena Doo hyun tidak juga mau mendengarnya, Hye in nekat menahan tangan Doo hyun.
“Karena dia ayahku. Tidak bisa kah, dokter mempertimbangkannya lagi?” tanya Hye in.
“Justru karena itu aku tidak bisa memaafkanmu. Kalau saja kau percaya padaku, ini tidak akan terjadi,” jawab Doo hyun lalu menepiskan tangan Hye in.
Tanpa berkata apa-apa lagi Doo hyun meninggalkan Hye in seorang diri. Hye in hanya bisa menangis.
Dalam perjalanan pulang Doo hyun menerima telepon. Dari Hye in (wah nih orang tidak menyerah. Dia betul-betul tidak ingin Doo hyun salah paham).
Doo hyun ingin menutup teleponnya tapi Hye in memelas agar Doo hyun mendengarnya alasannya. Doo hyun tidak menutup teleponnya.
Hye in kemudian menjelaskan bahwa dia bukannya tidak percaya kepada Doo hyun. Tapi itu karena dia benar-benar merasa putus asa atas keadaan ayahnya.
“Jadi setelah menerima bantuannya, sekarang kau merasa lega?” tanya Doo hyun yang tidak bisa dijawab oleh Hye in.
Doo hyun berkata bahwa kali ini dia akan memaafkan Hye in, mempertimbangkan ini tentang ayahnya. Tapi dia memperingatkan Hye in untuk tidak mengulanginya lagi (menerima perawatan dari Seung hyun, red).
Hye in pergi menemui ayahnya. "Ayah, aku harus bagaimana sekarang?"
Esok harinya…
Seung hyun menghampiri Hye in di meja resepsionis. Hye in memberitahunya bahwa Doo hyun sudah tahu kalau Seung hyun memberikan pengobatan kepada ayahnya. Hanya saja, Doo hyun sudah menyuruh agar ayah Hye in tidak lagi menerima pengobatan dari Seung hyun. Hye in benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
Seung hyun menasehatinya agar melakukan apa yang benar menurut kata hatinya.
Seung hyun selesai memberikan akupuntur kepada seorang pasien. Ketika akan pergi, dia melihat ayah Hye in yang belum sadarkan diri. Dia teringat ucapan Hye in saat dia bertemu dengannya. Dia lalu memutuskan akan mengobati ayah Hye in. Tapi dr. Won melarangnya mengingat pasien Jin (ayah Hye in, red) tidak masuk dalam pasien untuk proyek kerjasama dan dia adalah pasien dr. Kim Doo hyun. Selain itu, wali pasien belum mengajukan permintaan agar si pasien menjadi pasien dari proyek kerjasama mereka.
Seung hyun mengerti maksud larangan dr. Won tapi dia bersedia menanggung resikonya.
Doo hyun melihat Hye in. Dia pun meminta Hye in agar mengikutinya. Dr. Min dan dr. jeong yang melihat sikap Doo hyu merasa ada sesuatu yang sudah terjadi.
Seung hyun memberikan akupuntur pada pasien Jin (ayah Hye in, red). Suster Kim dan kekasih dr. Oh yang melihatnya saling berbisik dan memberikan pendapat masing-masing mengenai alasan Seung hyun mau melakukan hal yang sangat beresiko itu.
Tiba-tiba Doo hyun dan Hye in muncul. Keduanya sangat terkejut. Doo hyun datang untuk meminta laporan dari CT scan pasien Jin.
Saat Doo hyun membaca hasil CT Scan ayah Hye in, suster Kim dan kekasih dr. Oh member kode kepada Hye in agar melirik ke ranjang ayahnya. Saat Hye in melihat apa yang sedang Seung hyun lakukan, Hye in mulai panik. Dia harus melakukan sesuatu.
Dia lalu mengatakan bahwa ada hal yang perlu dibicarakan dengan Doo hyun. Doo hyun menjawab bahwa Hye in bisa menyampaikannya di situ saja. Tapi Hye in meminta agar mereka bicara di luar saja. Melihat ekspresi dan gaya bicara hye in yang aneh, Doo hyun malah berbalik ke ranjang ayah Hye in.
Jjeng jjeng….
Dr. Won yang melihat Doo hyun memberitahu Seung hyun bahwa Doo hyun sedang melihat mereka. Dia juga berniat mencabut jarum akupuntur yang ditusukkan oleh Seung hyun, tapi Seung hyun melarangnya. Dia meminta dr. Won untuk mencabutnya 5 menit lagi. Dia lalu menemui Doo hyun.
Doo hyun bertanya kepada Seung hyun apa Hye in yang memintanya mengobati ayahnya. Seung hyun menjawab apa yang dia lakukan adalah murni keinginannya sendiri. Dia lalu mengajak Doo hyun agar bicara di luar.
Doo hyun dan Hye in mengikuti Seung hyun tapi Doo hyun menyuruh Hye in agar tidak mengkuti mereka.
Di atap RS Doo hyun memukul Seung hyun, bahkan sampai Seung hyun terjatuh. Tapi Seung hyun tidak melawan. Itu membuat Doo hyun semakin marah.
Tiba-tiba Hye in muncul dan meminta mereka agar tidak bertengkar. Doo hyun memarahinya karena dia sudah menyuruh Hye in agar tidak mengikuti mereka.
“Ayahku, Pasien Jin Yeong woo, aku meminta kerjasama. Kerjasama dengan pengobatan Oriental,” ucap Hye in.
Episode 8 끝
Komentar:
Drama ini sedikit demi sedikit sudah memasuki klimaks nya, yaitu bagaimana para penonton mulai diperlihatkan tentang Eui jin yang sepertinya mengidap sebuah penyakit yang cukup parah. Seberapa parahkah? Tunggu saja ya di episode berikutnya ;)
Bonus pic:
Ekspresi Eui jin vs ekspresi Seung hyun ^_^