27 May 2013

[Sinopsis] The 3rd (Third) Hospital Episode 19


Episode sebelumnya…

Hye in yang sudah melakukan tindakan penyelematan dengan melanggar prosedur yang ada harus mempertanggung jawabkan perbuatannya ke komite disiplin. Tapi saat dia akan melakukannya, Doo hyun menyuruhnya untuk kembali ke tempat duduknya.



Doo hyun ternyata menyampaikan pembelaannya atas perbuatan Hye in. Niat Hye in yang tulus untuk menyelamatkan pasiennya walaupun tanpa melalui prosedur yang legal adalah poin lebih yang seharusnya menjadi pertimbangan para anggota komite displin. Tapi salah seorang dari mereka tidak menerima alasan itu. Menurutnya Hye in harusnya bisa membedakan antara keinginan tulus dengan tindakan yang ceroboh. Kalau kali ini Hye in tidak dihukum, maka di lain waktu dia akan kembali mengulangi perbuatannya. Dan itu akan sangat membahayakan nyawa pasien.






Tanpa diduga Doo hyun mengakui bahwa sebelumnya Hye in sudah datang kepadanya dan meminta izin untuk menggunakan obat AC-7 tersebut. Dan dia, Kim Doo hyun, secara tidak langsung telah memberikan izinnya kepada Hye in. semua orang di ruangan itu terkejut mendengar ucapan Doo hyun.

Mereka kembali bertanya untuk memastikan apa benar Doo hyun telah memberikan izin kepada Hye in. Doo Hyun menjawab dengan tegas bahwa Hye in ada di bawah bimbingannya jadi apapun yang tidak dia izinkan tidak akan terjadi dalam hidup Hye in.

Jadi dengan kata lain Doo hyun bertanggung jawab atas perbuatan Hye in dan dia sudah mengakui kesalahannya.





“Kesalahan?” Doo hyun kembali ke sifat dasarnya yang judes. “Apa aku pernah memohon maaf karena aku berbuat salah? Tindakan yang menyalahi prinsip dan aturan memang harus dihukum. Aku setuju dengan hal itu. tapi prinsip dan aturan tidak bisa menjadi lebih utama dari nyawa pasien yang sekarang.”

Orang tadi tertawa kecil seperti mengejek ucapan Doo hyun.

Doo hyun membalas, “Aku ingatkan pada kalian. Suatu hari nanti kalian juga akan menua dan bahkan sakit. Dan ketika kalian sudah sekarat maka orang yang akan paling kalian butuhkan dan inginkan adalah orang yang berdiri di sana. Orang yang sekarang sedang gemetar ketakutan menunggu keputusan kalian,” ucap Doo hyun sambil menunjuk Hye in yang masih berdiri.



Dr. Yang lalu mengumumkan bahwa keputusan akan diberika nanti di bagian informasi.


Setelah pertemuan selesai dan semua orang meninggalkan ruangan, dr. Kim Ha yoon mendekati Doo hyun untuk kembali memastikan apa benar Doo hyun telah mengetahui apa yang akan Hye lakukan. Doo hyun meng-iyakan. Dr. Kim berkata awalnya dia percaya karena itu seperti bukan sifat Doo hyun. Tapi sekarang dia kecewa.




Begitu dr. Kim pergi, Hye in bertanya kenapa Doo hyun harus berbohong. Doo hyun menjawab sambil memberikan perumpamaan.

“Aku ini orang dewasa sedang kau masih kecil. Saat sakit para menyerang, maka anak-anak bisa mati karenanya. Berbeda dari orang dewasa yang akan dengan mudah melewatinya. Aku tidak akan hancur karena insiden ini. Apa kau mengerti?”





Di luar ruang pertemuan petinggi RS masih berkumpul. Saat melihat Doo hyun keluar, salah seorang memberitahu Doo hyun agar tidak terlalu percaya diri. Kalau dia ingin mendapatkan keringanan, maka dia harus meruba sikapnya.

Doo hyun tersenyum sinis. Keringanan? Hah! Setiap kali akan melakukan operasi dia selalu berdoa. Karena walaupun kemungkinan keberhasilan adalah 99%, pasien saat itu bisa jadi adalah 1 dari 100 pasien yang akan gagal operasi. Jadi untuk apa dia memohon kemurahan hati dari seorang pegawai kesehatan yang hanya bisa mengomel tanpa tahu dengan pasti apa itu uji klinis.

Tidak terima di pandang rendah oleh Doo hyun, orang tadi membalas bahwa dia akan melaporkan kasus ini kepada Kementrian Kesehatan agar menjadi kasus resmi yang butuh penyidikan.

Tahu apa balasan Doo hyun?

Setiak bulan dia biasa melakukan operasi kepada lebih dari 60 pasien. Jadi sementara mereka membuang waktu untuk menjatuhkannya, setidaknya mereka memikirkan sedikit berapa pasien yang akan mati karenanya *glekk!!



Hye in datang ke ruangan dr. Kim Hayoon untuk mengakui kesalahannya, tapi Seung hyun langsung datang mencegahnya. Doo hyun adalah anak dr. Kim Hayoon dan dia adalah ahli bedah saraf terkenal. Jadi Hye in tidak perlu khawatir. Doo hyun tidak akan jatuh dengan mudah.





Hye in bertemu dengan Tabib Choi. Walau sudah mendengar berita tentang apa yang Hye in telah lakukan kepada anaknya, dia tidak marah. Malah, dia telah mengisi formulir untuk menjadikan Eui jin sebagai pasien uji klinis. Hye in berterimakasih karenanya.

Tabib Choi berkata bahwa dialah yang harus berterima kasih. Dia juga berharap agar masalah Hye in segera terselesaikan. Karena baginya, Hye in adalah dokter yang hebat. Hye in jadi terharu mendengar ucapan itu.


Tabib Choi menemui dr. Kim. Dia datang untuk meminta bantuan dr. Kim untuk menyelematkan Hye in dari masalah yang sedang dia hadapi karena Eui jin.

Tapi dr. Kim malah marah. Dia memberitahu Tabib Choi bahwa sekarang bukan Hye in yang berada dalam masalah. Tapi anaknya, Doo hyun yang juga harus ikut terseret gara-gara Eui jin. Jadi dia menyuruh Tabib Choi untuk pergi karena dia tidak akan mau membantunya.



Tabib Choi menyebut dr. Kim sebagai orang bodoh. Dia tidak percaya kalau dr. Kim masih bersikap seperti itu karena istrinya, Eun hye. Tabib Choi memberitahu dr. Kim bahwa istrinya meninggalkannya karena dia takut dr. Kim akan bersikap seperti ini.

“Apa aku harus memberitahumu apa yang terjadi saat Eun hye sedang sekarat? Dia masih memikirkanmu. Dia takut kau akan menderita karena tidak mampu menyelamatkannya. Dia takut kalau dia meninggal setelah kau mengoperasi dirinya, maka kau tidak akan mampu lagi masuk ke ruang operasi. Dia memilih untuk dibenci olehmu karena mengira itu akan lebih mudah bagimu untuk melupakannya. Di akhir khayatnya, saat dia sudah tidak sadar, sambil menggenggam tanganku dia berkata, orang yang selamanya dia cintai adalah Kim Hayoon. Dan dia meninggal dalam ketidaktahuan mengapa kau tidak juga bisa melihat itu.”

‘Apa ini alasan kau mau menerima pengobatan Hyun wook?’ Tanya dr. Kim kepada foto istrinya.


Seung hyun menunggu di depan ruangan Doo hyun. Saat Doo hyun muncul, dia berkata bahwa dia tidak tahu kalau ternyata perasaan Doo hyun sangat besar terhadap Hye in. Doo hyun mengelak dengan alasan bahwa dia hanya ingin melindungi anak didiknya.

Seung hyun menganggap Doo hyun itu bodoh karena tidak mau mengungkapkan perasaannya itu dengan tulus kepada Hye in. Doo hyun menjawab bahwa dia memang punya hobi membuat bubur dan memberikannya kepada anjing (ini ungakapan yang berarti, dia yang berbuat tapi orang lain yang memperoleh keberuntungan, red. Peribahasa dalam bahasa kita apa ya?)



Suster Han dan suster Kim masih menggosipkan berita tentang Doo hyun yang membela Hye in. Suster Kim yakin kalau Doo hyun tidak tahu tentang masalah itu karena pada malam itu Doo hyun bertanya dimana Hye in. Suster Han juga berpikir demikian. Tapi kenapa Doo hyun sampai mau berbohong. Walaupun dia sering memarahi Hye in, tapi suster Han yakin Doo hyun tidak seperti itu di dalam hatinya.



Dr. Jeong yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan keduanya langsung sewot bertanya. Kalau memang tidak seperti itu yang dirasakan oleh Doo hyun, lalu apa? Cinta? Suster Han dan Kim mengangguk.

Suster Kim malah mengumpamakan kisah mereka seperti kesatria yang menyelematkan seorang putrid. Aigoo romasntisnya. Tapi suster Han berkata bahwa kisan cinta sejati selalu berakhir tragis. Suster Kim membalas, justru karena itu jadi menarik. Saat berusaha menyelamatkan Hye in, Doo hyun tewas dengan gagah perkasa *hahahah geli sendiri dengar perumpamaan suster Kim. Sementara dr. Jeong tidak suka mendengarnya.


Doo hyun meninggalkan ruangannya karena dipanggil oleh dr. Kim. Dia tidak melihat dr. Jeong yang sedang bersembunyi saat sedang menuju ruangannya. Dia membawa lukisan Hye in yang bergambar sketsa wajah Seung hyun.



Dr. Kim menunggu Doo hyun sambil teringat perkataan Tabib Choi. Saat Doo hyun datang dia memberitahu Doo hyun bahwa Mentri Kesehatan akan menuntutnya. Dia meminta Doo hyun untuk memperlihatkan sedikiti rasa penyesalan. Tapi Doo hyun berkeras bahwa dia sudah mengatakan kebenaran. Dr. Kim lalu menasehatinya bahwa terlalu percaya diri akan membuatmu menjadi orang yang sombong.

Selain itu, dia juga memberitahu Doo hyun bahwa rumor mengenai pencabutan izinnya sudah beredar. Namun begitu, BNI (bukan Bank Negara Indonesia tapi Barrow Neurological Institute ^_^)masih bersedia menerima Doo hyun sebagai peneliti di tempat mereka.

Dia akan berusaha membatalkan tuntutan menteri Kesehatan atas Doo hyun. Namun begitu, ada banyak hal yang yang bisa Doo hyun dipelajari di Amerika. Jadi akan lebih baik jika Doo hyun berhenti sejenak dari pekerjaannya sebagai dokter dan menjadi peneliti.



Doo hyun kembali di ruangannya. Tetapi saat masuk, dia melihat sketsa wajah Seung hyun udah tertempel di seluruh ruangannya. Dia mencabut beberapa diantaranya. Selain itu, di atas buku di atas mejanya ada sebuah catatan kecil dari dr. Jeong. Isinya: dr. Jin yang menggambar semuanya. Awalnya kukira dr. Kim Seung hyun lah yang menjadi modelnya. Tapi sepertinya dr. Kim Doo hyun lah orangnya.


Dr. Jeong merasa senang karena dia yakin kalau Doo hyun akan terluka saat melihat gambar tadi. Dr. Min muncul dan mengingatkan dr. Jeong bahwa sekarang keadaan sedang kacau. Jadi agak aneh kalau dr. Jeong malah merasa senang. Dengan santainya dia membalas bahwa kenapa harus pusing toh pada akhirnya Doo hyun akan dipecat. Dr. Min merasa ucapan dr. Jeong berlebihan.



Tiba-tiba Doo hyun muncul. Dia berhadapan dengan dr. Jeong dan langsung memperingatkannya bahwa dia tidak akan pernah termakan dengan permainan kotor dr. Jeong. Dulu dia mengira dr. Jeong sebagai wanita murahan. Btapi ternyata dia sama dengan sampah.


Doo hyun langsung berbalik dan melemparkan kertas gambar Hye in yang ada di tangannya ke dalam tempat sampah. Di tengah jalan dia bertemu dengan Hye in tapi dia tidak menyapanya sama sekali. Hye in terlihat sangat sedih (*mungkin Hye in berpikir kalau Doo hyun jadi sangat marah kepadanya karena itu dia tidak mau menyapanya)



Saat tiba di ruangannya, Doo hyun mengirim pesan ke Seung hyun agr datang ke ruangannya dan mengambil gambarnya.
Seung hyun datang dan kaget saat melihat sketsa wajahnya tertempel di ruangan Doo hyun. “RS ini benar-benar menjengkelkan,” ucap Doo hyun.



Seung hyun kembali ke ruangannya dengan gambar di tangannya. Dia lalu mengirim SMS kepada Hye in dan memintanya untuk bertemu di atap RS.


Seung hyun bertanya apa sekarang Hye in lebih merasa baikan. Hye in menjawab bahwa dia lebih khawatir dengan keadaan Doo hyun. Dia sangat ingin menemuinya dan menanyakan keadaannya tapi karena merasa bersalah kepadanya, dia tidak sanggup.

Seung hyun lalu menunjukkan sketsa wajahnya kepada Hye in dan memberitahu Hye in bahwa dia mendapatkan gambar-gambar itu tertempel dinding di ruangan Doo hyun. Hye in terkejut karena dia yakin sudah membuang gambar tersebut. Dia juga terkejut karena gambar itu malah sampai ke tangan Doo hyun.

Seung hyun meminta Hye in untuk jujur pada perasaannya sendiri. Dia yakin kalau Hye in sebenarnya mengkhawatirkan Doo hyun yang mungkin akan terluka karenanya.

Hye in mengangguk. Menurutnya, Doo hyun itu seperti anak kecil. Jadi dia sedikit khawatir.

Seung hyun tersenyum. Kalau Hye in sampai berpikir pria seperti Doo hyun itu seperti anak kecil, Itu berarti Hye in ada perasaan terhadap Doo hyun.



“Kau tahu kan kalau bumi menghasilkan suara ribut saat berotasi? Dan juga tahu kalau telinga kita tidak bisa mendengarkan suara itu?” Tanya Seung hyun kepada Hye in.

“Itu karena kita sangat dekat dan suaranya sangat keras,” jawab Hye in. “Itu menurut…ku,” Hye in menyadari sesuatu.
Seung hyun kembali tersenyum. Dia meminta Hye in memikirkan baik-baik perasaannya karena menurutnya perasaan Hye in kepada Doo hyun adalah jawaban yang sebenarnya. Dia sendiri akan menyimpan gambar itu sebagai bukti persahabatan mereka.



Di ruangannya Hye in mengambil sebuah kertas kosong dan kembali mulai menggambar.


Dr. Kim Ha yoon mendatangi ruang periksa Seung hyun dan mengajak Seung hyun makan siang. Seung hyun cukup kaget mendengar ajakan itu.


Dr. Kim dan Seung hyun makan siang bersama. Dr. Kim bahkan memberikan makanan dengan tangannya (sumpitnya, red) kepada Seung hyun. Seung hyun agak tidak terbiasa dengan perhatian yang diberikan ayahnya. Tapi saat bertanya apa ada yang sudah terjadi, dr. Kim hanya menggeleng.

Dr. Kim kemudin meminta Seung hyun menuliskan tempat dimana Seung hyun menaburkan abu ibunya. Dia berencana mengunjunginya akhir pecan ini. Seung hyun ingin menemani ayahnya tapi dr. Kim menjawab bahwa dia bisa pergi sendiri. Ada hal yang ingin dia katakana sendiri kepada ibu Seung hyun.



Hari agak mendung. Tapi dr. Kim terus berjalan dengan pakaian campingnya. Dia menuju sebuah bukit sambil terus teringat ucapan Tabib Choi. Saat tiba di atas bukit, dia langsung berteriak memanggi nama istrinya.

Dia lalu terduduk dan berkata bahwa sampai mati dia tidak akan memaafkan istrinya itu. Kenapa dia tidak membiarkan dirinya untuk membencinya.


Dr. Min duduk di dekat Seung hyun yang sedang ada di lab. Dia membawa berita bahwa di bagian selatan sedang hujan keras. Seung hyun kaget mendengarnya. Dia lalu mengecek perkiraan cuaca untuk memastikannya.


Dr. Kim masih di atas bukit sambil minum (*ini merupakan salah satu tradisi ya di sana kalau mereka mengunjungi keluarga yang sudah meninggal)

“Aku tidak tahu apa yang kau rasakan tapi aku malah mnimpakan amarahku kepada Seung hyun. Itu karena Seung hyun sekaku mengingatkanku padamu. Anak kita., Seung hyun. Aku tidak pernah memeluknya dengan hangat”.

Dr. Kim lalu menuruni bukit dan hari mulai hujan.

Seung hyun sedang memeriksa tapi dia masih teringat pada ayahnya. Jadi begitu selesai memeriksa, dia lalu menghubungi hp dr. Kim.



Hujan semakin deras. Dr. Kim melihat sebuah villa. Saat akan ke sana kakinya terpeleset di tanah yang licin dan terjatuh. Kepalanya terantuk batu dan dia tidak sadarkan diri.


Seorang penduduk desa berniat keluar rumah untuk melihat apa selokan di dekat sawahnya tersumbat. Karena dia dengan desa yang ada di kaki gunung sudah kebanjiran. Saat berjalan dia melihat dr. Kim yang sudah tidak sadarkan diri.
Pria tadi lalu membawa dr. Kim ke rumahnya.

Hp dr. Kim kembali berdering. Akli ini dari Doo hyun. Dr. Kim sudah mulai sadar. Dengan usaha yang sangat keras dia menjawab teleponnya tapi dia hanya bisa memanggil nama Doo hyun dan kembali tidak sadarkan diri.



Seung hyun berlari terburu-buru ke tempat parkiran. Doo hyun juga terburu-buru mengambil peralatan dan obat. Mereka segera menyusul dr. Kim karena tim penyelamat tidak bisa ke sana akibat banjir.

Hujan sudah mulai reda tapi dr. Kim masih belum sadarkan diri.


Seung hyun dan Doo hyun tiba tetapi mereka tidak diizinkan lewat karena ada longsor. Jadi mereka pun memutuskan untuk berjalan kaki.


Doo hyun yang tidak terbiasa mendaki terlihat kelelahan. Seung hyun lalu menawarkan air minumnya ke Doo hyun. Dan tibalah saat dimana percakapan antar saudara tidak sedarah ini dimulai.



DH: “Kau tahu kan kenapa aku selalu membencimu?”
SH: “Kecemburuan tidak jelas dari anak yang diperlakukan buruk?”
DH: “Hah! Yang benar saja. Kau anak kandung tapi malah kau yang selalu kena marah.”
SH: “Lalu kenapa kau selalu menyulitkan aku?”
DH: “Itu penyakit Patji complex. Kalau aku adalah anak kandung ayah, mungkin aku akan memperlakukan kamu dengan lebih baik”
SH: “Tidak mungkin. Apa kau tidak sadar kau ini orang seperti apa? Kalau kau adalah anak kandung, kau tidak akan tahan melihatku”
DH: “Bukannya kau ini hebat dalam mencari perhatian orang?”
SH: “Kalau begitu harusnya sejak awal kau memperlakukan dr. Jin dengan baik dan bukannya hanyamencoba menarik perhatiannya. Kalau kau terlalu sering memarahinya, dia tentu akan bingung dengan perasaannya sendiri. Aku sudah berbicara dengan bubur itu. Dan dia bukanlah bubur yang tepat untuk diberikan kepada seekor anjing.”


Pria yang menemukan dr. Kim menjadi khawatir karena dr. Kim masih belum sadarkan diri. Istrinya berkata bahwa jembatan putus dan ambulance tidak bisa datang.


Seung hyun dan Doo hyun akhirnya tiba di villa tempat dr. Kim dibawa. Mereka langsung mengambil tindakan. Tapi...



“Obat bius. Aku lupa membawa obat bius,” ucap Doo hyun.

4 comments:

  1. horeeee akhirnyaa episode 19 keluar juga dr kmrn bolak balik ngecekk....semangat oenni tgl 1 eps lg....fightingg:):):)

    ReplyDelete
  2. semangattt oenii tgll 1 epsd lg....fighting....:):):)

    ReplyDelete
  3. semangat kak tinggal satu episod lagi? Fighting:):)..
    Habis ini eonni mau bikin sinopsis apa lagi? ? zz pembaca setianya eonni meskipun kadang ga' koment heheheh

    ReplyDelete