Pernah mendengar Kopi Dangdut? Kali ini saya ingin kenalkan Anda semua pada istilah baru, Tempe Dangdut ^^ Istilah ini terinspirasi dari acara Bukan Jalan-Jalan Biasa di TV One malam tadi (051210).
Dangduters
Ternyata di Jepang ada loh grup nyanyi yang namanya Om hati 93 (tidak tahu tulisannya benar atau tidak). Uniknya, karena mereka ini membawakan musik khas Indonesia. Yap, Dangdut. Wow...
Grup ini dipelopori oelh sepasang suami istri asal Jepang. Mereka pertama kali mendengar musik dangdut di angkot yang mereka tumpangi saat berbulan madu di Bali. Anggotanya ada 7 orang dan ternyata hanya ada 1 orang yang berasal dari Indonesia. Selebihnya, orang Jepang tulen.
Tempe
Rustoh tempeh. Itulah nama merk tempe yang beredar di supermarket di Jepang. Hebatnya, pembuatnya adalah orang Indonesia asli, Rustono. Dia sudah 13 tahun tinggal di Kyoto, Jepang. Senyum-senyum sendiri saat melihat Alvito makan tempe goreng plus sambel (Indonesia banget) di Jepang.
Dangdut dan tempe. Dua hal yang boleh dibilang merupakan ciri khas bangsa ini ternyata bisa dikenal sampai di Jepang, bahkan disukai. Tapi, apakah kita yang lahir dan besar di Indonesia juga bangga akan keduanya?
Hmm,,,mungkin kebanggaan itu sedikit berkurang.
Sekarang ini, dangdut lebih dianggap sebagai musik buat orang "kampung". Anak-anak muda Indonesia sepertinya lebih tersihir dengan lagu Barat atau K-pop atau mungkin dengan band-band Indonesia sendiri. Terbukti, dari sekian banyak stasiun TV yang menyelenggarakan ajang pencarian bakat (khususnya penyanyi), hanya ada stasiun TV yang memilih Dangdut sebagai temanya. Dan kalau ada yang nyanyi lagu dangdut pasti bakal diteriakin, "iiihaaaa.." ^^
Saya pribadi suka dengan lagu dangdut, tapi hanya lagu dangdut tempo doloe. Aduh buyung, kope dangut, dkk. Kalau dangdut zaman sekarang lebih mengumbar goyangan, bukan suara. Padahal, kita semua tahu kalau ciri khas dangdut itu ada di cengkok (suara) dan sulingnya (musiknya).
Lalu bagaimana dengan tempe?
Kalau ada angket tentang siapa peng-konsumsi tempe terbanyak di Indonesia, bisa jadi MAHASISWA akan ada di puncak klasemen. Walaupun mungkin alasan utamanya adalah 'keterpaksaan' a.k.a 'penghematan'
Yah, tapi semoga ketka kita semua (saya juga masih mahasiswa kasihan) sudah punya 'duit' untuk membeli makanan yang lebih, tempe tetap ada dalam daftar menu pilihan.
Jadi, kalau orang Jepang saja bisa mengenal Tempe Dangdut, mengapa kita malah melupakan?
06 December 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment