20 May 2013

[Sinopsis] The 3rd (Third) Hospital Episode 17


Pagi di RS Seohan.


Dr. Park dan timnya berkumpul dan saling bercanda. Mereka langsung diam saat Doo hyun muncul. Saat membaca laporan kesehatan dr. Park mencuri-curi pandang untuk kea rah Doo hyun.

Doo hyun yang tahu kelakuan dr. Park bisa membaca maksud dr. Park. Dia langsung berkata bahwa jika dr. Park ingin tahu tentang kebenaran gossip yang benar, maka silahkan bertanya kepada Hye in. Dia sudah memberitahu semuanya kepada Hye in.





Dr. Park berkilah bahwa dia hanya ingin memberi tahu Doo hyun bahwa sampai sekarang dia tidak bisa melihat Hye in. Dengan santai Doo hyun menjawab bahwa Hye in sedang tidur di tempatnya karena semalam Hye in tidak bisa tidur gara-gara dirinya. Semua orang melongo mendengarnya :O

“Apa semalam aku berlebihan?” gumam Doo hyun. Keempatnya kembali terkejut *hahahah lucu banget ngeliat ekspresi semuanya.

Di apartemen Doo hyun



Hye in terbangun bangun karena suara bel. Dia kaget saat sadar dia ada dimana dan semakin kaget saat dia melihat sudah jam berapa. Dia langsung meraih tas nya tapi memutuskan untuk melihat lebih dulu siapa yang datang.

Ternyata petugas antar makanan. Si petugas memberitahu Hye in bahwa dia ditugaskan untuk mengantarkan makanan itu tepat jam 8.



Selain makanan Doo hyun juga meminjamkan mobilnya kepada Hye in. Dia menyuruh Hye in mengendarai mobil itu ke RS setelah sarapan. Duuhh perhatiannya :)


Seung hyun sedang melakukan penelitian di laboratorium. Dia meminta maaf kepada tikus yang jadi bahan percobaan. Tapi dia meminta mereka untuk bertahan hidup dan tidak mati.


Seung hyun lalu menemui Eui jin yang masih belum sadarkan diri. Dia mengingat semua kenangan mereka bersama. Dia juga memberikan akupuntur kepada Eui jin, berharap itu bisa menyadarkannya.



Eui jin akhirnya membuka matanya. Saat sadar dia melihat Seung hyun yang tertidur di dekatnya.



Perlahan Eui jin menyentuh tangan Seung hyun. Seung hyun langsung bangun. Awalnya terkejut tapi kemudian Seung hyun terlihat sangat ingin memarahi Eui jin karena sudah meninggalkan RS. Eui jin meminta maaf dan meminta Seung hyun agar tidak memarahinya.


Seung hyun keluar dan memberitahu Tabib Choi bahwa Eui jin sudah sadar. Segera Tabib Choi menemui Eui jin.



Tabib Choi menangis melihat keadaan anaknya dan berkata bahwa harusnya Eui jin memberitahu dirinya kalau dia sakit. Eui jin meminta maaf kepada ayahnya karena sudah jatuh sakit dan membuatnya khawatir.



Seung hyun menghubungi dr. Min dan memberitahu kalau Eui jin sudah sadar. Dr. Min dan dr. Won senang mendengarnya. sebelum Seung hyun menutup teleponnya dr. Min bertanya apa benar kalau dia dan Doo hyun adalah saudara. Dengan santai Seung hyun menjawab bahwa itu terjadi di masa lalu. Dr. Min tidak mengerti dengan jawaban Seung hyun. Dia ingin mendengar jawaban ya atau tidak. Seung hyun menyuruh dr. Min untuk tetap fokus pada pekerjaannya lalu menutup teleponnya.



Seung hyun dan Doo hyun bertemu di koridor. Dia memberitahu Doo hyun bahwa Eui jin sudah sadar.

“Baguslah,” ucap Doo hyun singkat lalu pergi.

“Aku minta maaf,” ucap Seung hyun yang masih sempat didengar Doo hyun. Tapi doo hyun membalas dengan dingin. Dia berkata bahwa jika ada yang mendengar permintaan maaf Seung hyun tadi, mereka akan mengira kalau Seung hyun benar-benar tulus.


Eui jin dapat giliran mendapat kunjungan dari Doo hyun dan timnya. Saat melihat Eui jin Doo hyun menyindir Eui jin yang benar-benar ingin segera meninggal. Sayang, keinginannya tidak terpenuhi. Eui jin hanya diam.



“Jangan terburu-buru mengakhiri hidupmu. Setiap hari itu berharga,” nasehat Doo hyun pada Eui jin.

Sebelum pergi dia meminta dr. Park untuk memindahkan Eui jin ke kamar biasa dan memulai kembali kemoterapinya.


Hye in berlari menghampiri Doo hyun dan timnya. Dr. Park langsung bertanya sejak kapan dia dan Doo hyun berhubungan. Hye in bertanya hubungan apa yang dr. Park maksud.

“Semalam…” ucap dr. Park


“Hah? Dokter Kim Doo hyun menceritakannya?” jawab Hye in polos. Dia belum sadar dengan pikiran yang ada di dalam kepala teman-temannya heheh. Hye in malah menambahkan, “Semalam itu dia aku benar-benar kesulitan. Dia seharusnya menguranginya.”

Teman-temannya semakin melongo mendengarnya.


Hye in berada di ruangan Doo hyun. Dia mengembalikan kunci mobil Doo hyun. Dengan hati-hati dia bertanya apa Doo hyun sudah baikan. Dia memperjelas alasannya bahwa dia sebagai junior/asisten harus memperhatikan bos-nya.

Hye in juga menambahkan bahwa karena dia masih berada di bawah bimbingan Doo hyun, dia akan mengikuti instrukinya. Tapi setelah dia berhasil mendapatkan gelar spesialisnya, dia akan lepas dari Doo hyun dan bisa bebas jatuh cinta. Doo hyun langsung menoleh kea rah Hye in *woaahh Hye in


Tapi pada saat yang sama dr. Jeong mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Doo hyun dengan membawa segelas teh. Hye in memilih untuk pergi.



Di luar dia melihat dr. Min yang sedang bertingkah aneh. Sebenarnya chingu, dr. Min tuh lagi berencana buat nguping apa yang sedang dr. Jeong bicarakan dengan Doo hyun. Tahu kan kalau dia naksir sama dr. Jeong? ^o^



Sementara itu dr. Jeong yang iri dengan Hye in mencoba menggoda Doo hyun. Tapi Doo hyun sangat tidak suka dengan sikap dr. Jeong. Dia lalu mengusirnya keluar dari ruangan dan melarang dr. Jeong untuk mendekat ke ruangannya.



Bahkan Doo hyun membuang teh yang dibawa dr. Jeong ke tempat sampah di depan matanya. Dr. Jeong keluar sambil menangis.



Dr. Min yang melihat dr. Jeong menangis mengikutinya. Mungkin bermaksud ingin menghibur tapi dr. Jeong malah salah paham. Dia mengira dr, Min datang untuk mengejeknya, seperti yang dilakukan Doo hyun yang menyebutnya wanita murahan. Dr. Min kaget mendengar ucapan dr. Jeong.



Dengan belagak so’ pahlawan dr. Min menemui Doo hyun. Tapi ujung-ujungnya dia malah membahas tentang umur, bahwa seharusnya Doo hyun tidak berbahasa banma (informal) kepadanya. Doo hyun yang kesal karena dr. Min menghalang-halanginya padahal dia harus melakukan operasi langsung membentak dr. Min.

Dr. Min memberanikan diri dan meminta Doo hyun meminta maaf kepada dr. Jeong karena telah menghinanya. Doo hyun berkata bahwa dia tidak akan melakukannya. Terlebih dr. Min bukanlah kekasih dr. Jeong yang bisa menyuruhnya seenaknya.
Dr. Min berkata bahwa dia akan jadian dr. Jeong, tidak lama lagi. Jadi dia meminta Doo hyun meminta maaf pada dr. Jeong. Doo hyun tersenyum kecil. Katanya, untuk orang yang bersikap manis hanya agar bisa sukses maka kata ‘murahan’ adalah kata yang tepat untuk menyebutnya.

Dr. Min jadi bingung sendiri. Sebenarnya apa yang sudah dr. Jeong lakukan sampai dia harus menerima sebutan itu dari Doo hyun.


Doo hyun bertanya kenapa Hye in tidak membelikannya kopi seperti biasa yang dia lakukan setiap kali mereka akan melakukan operasi. Hye in menjawab bahwa bukannya dr. Jeong sudah membawakannya kopi. Doo hyun memberitahu Hye in bahwa dia tidak tahu minuman itu kopi atau bukan karena dia sama sekali tidak meminumnya.


Eui jin akan segera memulai kemoterapinya. Dia meminta Seung hyun untuk pergi saja (tapi dengan nada aku tidak mau melihat kalian). Tabib Choi setuju dengan Eui jin karena menurutnya Seung hyun masih ada pekerjaan lain. Seung hyun dan Hye in pun pamit.



Setelah mereka pergi, Eui jin memberitahu ayahnya bahwa dia ingin pergi ke suatu tempat. Tabib CHoi awalnya menolak tapi Eui jin meyakinkan ayahnya bahwa dia hanya akan pergi sebentar.


Ternyata Eui jin ingin menemui Min joon. Tapi saat itu Min joon sedang bersama ayahnya dan terlihat kesakitan (sepertinya habis kemoterapi, red). Dia bahkan berkata bahwa dia seperti ingin mati saja. Dr. Lee hanya menangis sementara ibunya keluar kamar karena tidak tahan lagi.


Eui jin hanya menatap Min joon dari luar dengan tatapan sedih. Tabib Choi meminta Eui jin agar kembali ke kamar saja dan beristirahat.


Saat berjalan, mereka melihat ibu Min joon yang sedang menangis. Eui jin memberikan sebuah amplop kepadanya. Dia meminta ibu Min joon memberikan amplop itu kepada Min joon kalau dia sudah sembuh.

“Begitu dia sembuh, kami akan pergi ke Jerman bersama-sama,” ucap Eui jin. Eui jin mengatakan itu dengan raut wajah sedih. Ibu Min joon hanya bisa berterima kasih. (Menurut saya Eui jin pun sudah tidak terlalu berharap mereka bisa melakukannya, red)

Setelah Eui jin dan Tabib Choi pergi, ibu Min joon membuka amplop itu. Isinya adalah tiket pesawat dari Seoul ke Jerman.



Ketika kembali ke kamarnya, Tabib Choi bertanya apa Eui jin baik-baik saja. Tangis Eui jin langsung meledak.

“Tidak. Aku tidak baik. Bagaimana aku bisa baik-baik saja, Appa? Apa yang harus aku lakukan agar tetap baik-baik saja, Appa?” isak Eui jin. Tabib Choi hanya bisa memeluknya.


Dr. Min datang membawakan hasil tes kepada Seung hyun sekaligus minta izin untuk istirahat sebentar. Dari raut wajah Seung hyun sepertinya hasilnya tidak begitu bagus.


Eui jin berusaha menahan sakit. Tidak lama dia muntah.


Tabib Choi yang melihatnya mencoba untuk melakukan akupuntur untuk menenangkan Eui jin tapi tangannya gemetar. Tepat saat itu Seung hyun datang dan mengambil alih.



Eui jin yang melihat Seung hyun meminta Seung hyun untuk melakukan sesuatu. Dia ingin Seung hyun membantu Min joon karena dia terlihat sangat kesakitan.



Seung hyun akhirnya pergi ke kamar Min joon. Saat masuk, dia langsung mengingat dr. Lee dan ucapannya yang sangat menentang penelitian obat anti kanker oleh Tim Dokter Oriental.




Ibu Min joon yang baru saja bangun kaget melihat Seung hyun yang sudah duduk di samping tempat tidur Min joon. Seung hyun memberitahukan kepadanya bahwa bisa meringkan efek sakit setelah kemoterapi. Dia datang atas permintaan Eui jin.
Ibu Min joon bertanya apa ayah Min joon tahu (dr. Lee, red). Seung hyun menjawab bahwa dr. Lee tidak akan mengizinkannya melakukan akupuntur kepada Min joon. Karena itu, dia meminta ibu Min joon merahasiakannya.



Saat keluar dari kamar Min joon, Seung hyun bertemu dengan dr. Lee. Tapi dia hanya member hormat lalu pargi. Dr. Lee pun tidak mencurigainya.


Seung hyun, dr. Min, dan Hye in sedang mendiskusikan hasil tes yang sudah mereka lakukan. Menurut mereka efek dari obat AC-7 dan AC-6 cukup. Seung hyun tersenyum dan berkata kalau mereka punya harapan.



Tiba-tiba dr. Won masuk sambil tersenyum lebar.


Ternyata tikus yang menjadi kelinci percobaan mereka tidak mati. Bahkan obat AC-7 yang terbuat dari Sang Rok cho dan diberikan berhasil menurunkan tingkat perkembangan sel kanker. Namun begitu, mereka masih harus menunggu dan melakukan observasi lagi.



Pada hari yang sama Eui jin kembali menjalani pemeriksaan. Mereka berharap hasilnya lebih baik seperti yang mereka temukan di laboratorium tadi.

Tapi kenyataan tidak seperti yang mereka inginkan. Dengan langkah lemas dan tanpa berkata apa-apa Seung hyun meninggalkan ruang pemeriksaan.



Hye in mengikutinya diikuti tatapan dari Doo hyun.



Hye in mencoba menghibur Seung hyun. Menurutnya mereka punya harapan untuk menyembuhkan Eui jin. Tapi Seung hyun mulai sedikit berputus asa mengingat mereka masih butuh waktu lama (yang mungkin sampai berbulan-bulan) untuk mendapatkan izin menggunakan obat itu. Sementara Eui jin mungkin tidak akan bisa bertahan untuk menunggunya.


Hye in menemui Doo hyun dan memintanya untuk kembali melakukan kemotrapi kepada Eui jin. Dia berharap itu bisa memberikan mereka dan tim dokter Oriental untuk menyelesaikan obat yang sednag mereka teliti. Tapi Doo hyun menolak karena kondisi fisik Eui jin yang semakin melemah. Dia juga meminta Hye in untuk tidak terlalu melibatkan perasaannya pada kasusu ini.



Dia malah menyodorkan laporan penelitian BBB-nya kepada Hye in. hye in kaget saat melihat bahwa ternyata peneletian Doo hyun sudah mendapatkan izin untuk melakukan clinical trial (semacam tes/pengujian gitu, red).


Tabib Choi datang menemui Seung hyun di ruangannya untuk menanyakan hasil pemeriksaan Eui jin. Seung hyun member tahu Tabib Choi bahwa obatnya tidak efektif dan kanker Eui jin semakin menyebar. Tabib Choi langsung berdiri dan memilih pergi untuk segera kembali ke kamar Eui jin. Seung hyun menatapnya dengan cemas tapi dia tidak mencegahnya.


Berita yang Tabib Choi dengan membuat sakit di dadanya kambuh. Dengan tangan gemetar dia mengambil obat dari kantongnya tapi obatnya jatuh. Hye in yang kebetula sedang berjala di koridor yang sama langsung berlari menolongnya.



Tabib Choi bertanya kepada Hye in apa sekarang adalah saatnya dia membawa Eui jin pulang. Hye in memberitahu bahwa masih terlalu cepat untuk melakukan itu.



Seung hyun memikirkan kembali percakapannya dengan dr. Min. saat itu mereka mempermasalahkan tentang prosedur tes yang harus mereka lalui untuk melegalkan Sang Rok cho sebagai obat. Dr, Min menjelaskan bahwa Sang Rok cho termasuk tanaman beracun. Jadi mereka akan menemukan sedikit kesulitan nantinya. Seandainya saja mereka bisa menemukan orang yang mau menjadi kelinci percobaan. Itulah yang diucapkan dr. Min saat itu.



Seung hyun menatap obat AC-7 yang ada di mejanya dan kembali membuka bukunya. Di sana tertulis mengenai gejala keracunan dari tanaman Sang Rok cho dan apa penyebabnya. Cukup berbahaya karena racunnya bisa menyebabkan kematian.



Untuk sesaat Seung hyun berpikir. Dia lalu meraih hp dan mengetik SMS kepada Hye in.

“Dr. Jin, kandidat pertama untuk tes obat anti kanker dari penelitian tim Oriental adalah seorang dokter Oriental berumur 35 tahun yang secara fisik terlihat sehat tapi secara mental tidak. Aku akan meminum obat itu sekarang. Jadi datanglah beberapa saat lagi untuk mengecek apa aku masih hidup atau sudah mati. Tapi kalau aku masih hidup, tolong beri aku suntikan atropine.”

Hye in yang membaca sms itu langsung berlari menuju ruangan Seung hyun.

Sementara itu, Seung hyun memakan ramuan yang ada di atas mejanya.



Dan saat Hye in tiba di ruangan Seung hyun dia mendapati Seung hyun sudah tidak sadarkan diri.


6 comments:

  1. makin penasaran..tinggal 3episode lagi kan?. ntu seung hyun nekat juga.

    ReplyDelete
  2. Semangat Sist, nungguin 3 episode trakhir

    ReplyDelete
  3. kak, tulis episode 18-20 nya dong! aku kepo....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah saya tulis kok sampai episode akhir. Coba saja di klik 'next episode>>>' nya

      Delete