Chang min dan Jin hee berlari di sepanjang koridor menuju UGD (mulai sekarang saya pakai istilah UGD, soalnya ada yang masih bingung ER itu apa). Sang hyuk dan Young-ae menyusul, begitu pula dengan Young gyu dan Ah reum.
Saat tiba di UGD, Jin hee terhenti. Dia melihat orang yang kepalanya berdarah, orang tua yang menikmati makanan seadanya, melihat kesibukan suster dan para dokter yang bolak-balik mengurus pasien. Dia tercengang melihat situasi di depan matanya. Entah apa yang dia pikirkan. Young-ae sampai datang menariknya agar segera ke ruang tindakan.
Seorang pasien serangan jantung tiba. Suster dan seorang residen segera menanganinya sementara Chang min dan yangb lain hanya melihat tanpa melakukan apa-apa. Residen sampai menegur mereka. Chang min dengan cekatan langsung bergerak membantu memasang alat ke tubuh pasien.
Residen lalu meminta salah seorang dari mereka mengambil darah pasien untuk diperiksa di laboratorium. Keempatnya hanya saling melihat. Young-ae mencoba mengangkat tangannya tapi Jin hee lebih dulu berkata bahwa dia akan melakukannya. Chang min langsung menoleh kepadanya.
Jin hee segera mengambil jarum suntik. Saat itu dr. Gook masuk. Suster Choi menjelaskan kondisi pasien. Dr. Gook lalu menoleh kepada para intern. Melihat mereka hanya berdiri tanpa melakukan apa-apa, dr. Gook langsung membentak mereka. “Apa kalian di sini untuk stuy tour?”
Dia lalu menyuruh Young gyu, Sang hyuk, Young-ae, dan Ah reum mengikuti suster Huh dan suster Sohn. Keempatnya langsung bergegas.
Sementara itu Jin hee terlihat kesulitan menemukan nadi untuk mengambil sampel darah. Mata dr. Gook bertemu dengan tatapannya yang terlihat ragu. Jin hee langsung menunduk dan kembali meraba pergelangan tangan pasien. Chang min juga mengawasinya.
Dia menemukannya. Dengan segera dia mengambil darah dengan suntik di tangannya. Setelah Jin hee mendapatkan sampel darahnya, dr. Gook menyuruh Chang min untuk membawa darah itu ke lab untuk dilakukan tes.
Chang min agak kaget menerima instruksi itu. Dr. Gook menyuruhnya untuk tidak mengulangi ucapannya. Dan Jin hee kebagian tugas memasang kateter. Jin hee pun menyerahkan sampel darah tadi kepada Chang min yang mengambilnya dengan enggan.
Situasi kembali tenang.
Chang min berjalan di koridor sambil menunggu hasil lab. Dari sisi kirinya dia melihat Jin hee sedangkan dari sisi kanannya dia melihat ibunya. Oh My God!
Kepala Chang min menoleh ke kiri dan kanan. Untuk sesaat dia bingung harus melakukan apa. Tapi kemudian dia berlari ke arah Jin hee dan segera mendorongnya masuk ke ruang penyimpanan peralatan sambil membekap mulutnya.
Tentu saja Jin hee berontak tapi Chang min menyuruhnya diam. Saat Jin hee tenang, Chang min melepas bekapannya dan mengintip ke luar.
Jin hee memegang menyentuh pipinya yang baru saja di bekap Chang min *hmm apa Jin hee masih punya perasaan kepada Chang min?
Chang min kembali masuk ke dalam ruang penyimpanan saat melihat ibunya semakin mendekat. Jin hee langsung bertanya, “Apa kau sudah gila? Apa yang sedang kau lakukan? Bagaimana kalau ada orang yang melihat?”
Chang min berusaha menyuruhnya diam. Dia takut ibunya mendengar mereka.
Chang min lalu menyentuh jasnya yang basah dan itu membuatnya tangannya berbau. Chang min bertanya bau apa itu. Jin hee memperlihatkan kantung yang dia bawa yang berisi kencing pasien. Tadi dia bertugas membuang kantung itu tapi Chang min langsung mendorongnya.
Chang min belum sempat membalas Jin hee karena hpnya bergetar. Telepon dari ibunya. Chang min kembali menyuruh Jin hee agar tutup mulut. Tapi karena Jin hee malah terus bertanya, Chang min kembali menutup mulut Jin hee dengan tangannya.
Jin hee terdiam saat mendengar Chang min menyebut ‘eomoni’.
Chang min bertanya enapa ibunya ke RS padahal mereka akan bertemu malam nanti. Ibunya balik bertanya bagaimana Chang min tahu dia sedang ada di RS. Chang min menjawab bahwa tadi dia sempat melihatnya.
Ibunya lalu berkata bahwa dia hanya ingin menghampiri Chang min. Chang min langsung melarangnya dengan alasan dia sedang sibuk. Dia pun langsung menutup teleponnya.
Jin hee menatap Chang min, tidak suka. Dia bertanya kenapa dia harus menghindari ibu Chang min sementara ini adalah tempat kerjanya. Chang min menjawab bahwa justru karena itu dia tidak boleh bertemu dengan ibunya. Apa Jin hee pikir ibunya akan tinggal diam kalau sampai dia tahu Jin hee bekerja di tempat sebagus ini? Chang min yakin Jin hee masih tidak lupa seperti apa ibunya.
“Aku masih bersikap baik padamu. Jadi jangan pernah mucul di hadapanku dan jangan buat masalah. Kau hanya perlu berhenti. Itu lebih baik daripada ibuku sampai tahu, lalu kau dihina dan ditendang keluar. Iya kan?” ucap Chang min.
Jin hee tidak terima mendangar ucapan Chang min yang sangat merendahkannya. Dan tanpa pikir panjang, Jin hee membuka kantung yang berisi urin dan menyiramkannya ke wajah Chang min *OMO :O
“AAARrggggghhhhh!!!! Apa kau sudah gila?” jerit Chang min marah.
“Kenapa aku harus melakukannya hanya karena ibumu? Apa kau dan aku punya hubungan? Apa kita diam-diam berkencan? Kau dan aku adalah orang asing yang tidak punya hubungan apa-apa,” ucap Jin hee.
“Orang asing? Benar. Kita adalah orang asing. Karena itu berhentilah dari sini! Dan jangan merekpotkan orang lain! Jangan membuat ibuku marah dengan keberadaanmu di sekitarku! Berhentilah sekarang!” geram Chang min. Dia lalu membuka pintu dan bergegas ke kamar mandi.
Di kamar mandi, Chang min membersihkan dirinya sambil menggerutu. “Dasar wanita penyihir. Berani-beraninya dia menyiram urine ke wajah tampanku. Aku kan pernah jadi suaminya. Kenapa dia tega melakukan itu? Argh...membuatku ingin meledak saja.”
Hp Chang min kembali bergetar. Telepon dari ibunya. Dia memberitahu Chang min bahwa dia ingin bertemu dengan direktur RS karena direktu itu adalah teman pamannya. Chang min menolak dan berkata dia harus pergi. Sebelum menutup telepon. Ibunya mengingatkan tentang kencan butanya akhir pekan nanti.
Jin hee kembali ke ruang tindakan dan memberitahu dr. Gook informasi yang dia dapat dari wali pasien. Tidak lama Chang min datang. Dr. Gook heran melihat rambut Chang min yang basah. Chang min menjawab bahwa tadi dia mengantuk saat menunggu hasil tes keluar. Jadi dia mencuci mukanya.
Dr. Gook lalu mengambil hasil lab dari tangan Chang min. Tapi begitu melihat hasilnya, leher dr. Gook langsung sakit. Residen yang ada di sana melirik hasil tes dan memarahi Jin hee. Ternyata Jin hee salah ambil darah. Dia mengambil darah dari pembuluh vena sementara jika ingin dites, darah harus diambil dari pembuluh arteri.
Jin heed an Chang min sama-sama terkejut.
“Oh Chang min, apa kau mengecek hasil tesnya sebelum membawanya ke sini?” Tanya dr. Gook.
“Aku terburu-buru jadi tidak sempat mengeceknya,” jawab Chang min.
“Kau tidak sempat mengecek ini tapi sempat mencuci mukamu?” balas dr. Gook. “Bisakah kau berpikir dengan benar?” tanya dr. Gook sambil memukulkan kertas hasil tes ke kepala Chang min. Chang min hanya bisa tertunduk.
“Oh Jin hee! Apa ini yang kau dapat? Bahkan di hari pertamamu sebagai intern kau tidak bisa membedakan vena dan arteri dan tidak tahu apa yang harus kau dapatkan?” dr. Gook beralih memarahi Jin hee.
Jin hee meminta maaf dan berkata akan melakukannya lagi tapi dr. Gook langsung melarangnya dan menyuruh Chang min untuk melakukannya.
“Dimana otakmu? Bagaimana bisa kau sebut dirimu seorang intern saat kau bahkan tidak bisa mengambil sampel darah? Kalau pasien meninggal saat kau mengambil sampel darah yang kedua kalinya, apa kau mau bertanggung jawab?” hardik dr. Gook. Chang min melirik Jin hee sesaat sementara Jin hee meremas kertas hasil tes darah yang dipegangnya.
Chang min bergabung bersama Young gyu, Sanghyuk dan Young-ae di kantin RS. Dia terlihat lelah. Young gyu bertanya kenapa tadi dia melihat Chang min kembali ke lab untuk menyerahkan sampel darah. Chang min menjelaskan bahwa itu karena Jin hee salah ambil sampel darah. Jadinya dia harus mengambil ulang sampel darah dan membawanya kembali ke lab. Untungnya saja tidak ada masalah.
Ketiganya mengeluhkan kehadiran Jin hee dalam tim mereka. Mereka tidak bisa bekerjasama dengan orang seperti itu. Bagaimana nantinya akhir evaluasi mereka? Menurut Young gyu, hanya ada 2 jalan keluar. Pertama Jin hee berusaha sangat keras dan memperbaiki dirinya agar mereka tidak dapat masalah. Atau Jin hee menyadari ketidakmampuannya dan segera berhenti.
“Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membuatnya berhenti apapun caranya,” ucap Chang min.
Young gyu melihat Jin hee muncul di kantin dan memberitahu Chang min bahwa mereka percaya kepadanya. Jadi mereka harap Chang min melakukan yang terbaik. Mereka pun meninggalkan kantin.
Jin hee sedang antri. Tiba-tiba Chang min menyikutnya mundur sambil bertanya apa Jin hee masih bisa makan setelah kejadian tadi? Gara-gara Jin hee, dia jadi kena marah oleh dokter kepala. Berapa banyak lagi yang harus dia lakukan untuk membuat Jin hee sadar?
Ah reum datang bergabung dengan mereka. Chang min bertanya kenapa dia telat. Ah reum memberitahu bahwa dia tadi latihan jahitan sederhana dibantu oleh dr. Kim Min ki. Chang min kagum pada Ah reum karena melakukan hal itu pada hari pertama mereka.
Chang min lalu memberikan tempat buat Ah reum di depannya dan menyenggol Jin hee yang ada di belakangnya saat dia mundur. Jin hee melotot kepadanya. Merasa tidak enak, Chang min menarik Jin hee ke antrian di depannya.
Ah reum menoleh kepadanya. Dia meminta Jin hee untuk tidak melakukan kesalahan jika masih ingin berada di UGD. Residen dan para perawat mulai membicarakan tentang Jin hee di belakang. Dia tidak suka melakukan itu. Karena itu, dia mengatakan hal ini langsung kepada Jin hee.
“Tim kita tidak boleh gagal hanya karena kesalahan satu orang. Karena dirimu, kita semua bisa gagal,” ucap Ah reum. Jin hee terlihat tidak suka mendengar ucapan Ah reum. “Dan bagaimana bisa kau tidak membawa pakaian ganti pada hari pertamamu bekerja?” Chang min langsung melirik baju yang Jin hee pakai.
“Dengar, aku punya alasan untuk itu. Aku berterima kasih karena kau meminjamkan baju ini kepadaku dan aku berterimakasih karena telah memakainya hari ini. Dan juga, aku pastikan tidak akan menggagalkan evaluasimu. Jadi jangan khawatir,” ucap Jin hee.
Ah reum terseyum lega mendengarnya. Dia harap Jin hee mengerti bahwa dia mengatakan hal itu demi kebaikan mereka. Bukannya tenang, Jin hee malah terlihat lebih kesal mendengarnya. Chang min menengahi dan bertanya kenapa antriannya panjang sekali?
Ah reum lebih memilih sayuran sebagai menunya. Chang min yang melihatnya berkata bahwa mereka satu selera. Dia juga tidak suka daging. Dokter itu harus bisa menjaga kesehatannya. Dia berkata seperti itu saat Jin hee sedang mengambil tiga sendok daging sebagai menunya *hohoho
“Vegetarian? Hah! Padahal dia selalu makan dua daging babi di pagi hari,” ucap Jin hee pelan saat Ah reum sudah pergi. Chang min hanya melotot padanya :D
Chang min menemui dr. Gook untuk menyampaikan pendapatnya dan pendapat ke-4 anggota tim lainnya. Dia berharap dr. Gook bersedia mengirim Jin he eke bagian lain. Tapi dr. Gook menolak. Dialah yang akan memutuskan Jin hee akan tetap di UGD atau tidak. Jadi dia meminta Chang min untuk melakukan tugasnya dengan benar.
Chang min tidak menyerah. Kalau memang Jin hee tidak bisa keluar dari time kereka, dia mengusulkan agar dia saja yang pindah. Dr. Gook menatapnya lalu bertanya, “Untuk alasan apa? Karena Oh Jin hee? Apa kau pernah berkencan dengannya?” Chang min diam. “Benarkah?” Tanya dr. Gook lagi, kali ini terlihat tertarik.
“Te...tentu saja tidak. Orang bodoh mana yang mau wanita kelas rendah…Ah, bukan begitu. Akua hanya pekerjaanku sebagai intern jadi kacau kalau sekelompok dengannya,” jawab Chang min.
“Oh Chang min! Hal pertama yang harus kau pelajari sebagai intern adalah kerjasama tim. Kau tidak bisa melakukan pekerjaan seorang diri,” nasehat dr. Gook. Dia menyuruh Chang min agar berhenti mengeluh dan pergi melakukan tugasnya.
Dr. Gook menerima panggilan dan segera pergi tapi Chang min kembali menahannya. Dia masih berusaha membuat dr. Gook mengubah pikirannya dengan mengatakan bahwa Jin hee itu wanita yang berbahaya karena ceroboh, bodoh, dan bla bla bla. Intinya Jin hee itu Dangerous titik.
“Kalau begitu bawa Jin hee bersamamu dan ajari dia,” pesan terakhir dr. Gook sebelum keluar dari ruangan. Chang min mengacak-caka rambutnya sendiri karena putus asa usahanya tidak berhasil.
Hari sudah malam dan saatnya pulang.
Sang hyuk terlihat sangat senang karena hari itu akhirnya berakhir. “Freedommm!!” soraknya kegirangan. Young gyu mengingatkannya bahwa mereka belum bebas, toh ini baru hari pertama. Tapi buat Sang hyuk itu sudah cukup. Setidaknya mereka terbebas dari bau formalin RS dan dia bisa pulang lalu berbaring dalam pelukan istrinya. Dia pun berpelukan dengan istrinya. Aigoo...
Chang min menyindir mereka. Ah reum tersenyum dan bertanya apa Chang min iri pada mereka. Tentu saja Chang min berkata tidak. Dia ingin tetap single dengan jiwa yang bebas.
“Jadi kau mau membujang?” Tanya Ah reum.
“Ah tidak sampai sebegitunya,” jawab Chang min.
“Memang wanita mana yang akan ditolak oleh Chang min?” sindir Young gyu. Chang min langsung mengangkat kakinya berniat menendang Young gyu agar diam.
Jin hee muncul. Dia juga berniat pulang tapi dia tidak bergabung dengan mereka. Jin hee menunduk untuk pamit kepada mereka. Keempatnya (kecuali Chang min, red) balas menunduk. Hanya Ah reum yang tersenyum kepadanya.
“Aku tahu tipe wanita ku,” ucap Chang min sengaja membesarkan volume suaranya agar didengar oleh Jin hee yang sedang berjalan menjauh.
Young gyu membalas bahwa Ah reum adalah tipenya. Dia lalu bertanya tempat tinggal Ah reum. Ah reum menjawab bahwa dia tinggal tidak jauh dari RS. Chang min langsung mengajaknya pulang bersama. Dia bawa mobil. Young gyu berkata harusnya Chang min tidak boleh memotongnya seperti itu. Jin hee yang masi bisa mendengar mereka hanya bisa mengomel sendiri.
Dalam perjalan pulang Jin hee mengingat ucapan Chang min yang mengatakan kalau dia tidak akan berhasil. Jin hee menghela nafasnya dan menutup matanya. Hari yang melelahkan.
Sesampainya di rumahnya, dia kaget mendengar suara ribut-ribut. Ternyata ibunya sedang mengundang teman-temannya untuk makan di rumahnya sebagai perayaan untuk dirinya yang telah menjadi dokter.
Ibunya lalu menariknya ke tempat lain untuk bertanya kenapa Jin hee tidak pulang semalam setelah pergi ke pernikahan temannya. Apa semuanya baik-baik saja? Apa pekerjaannya lancar? Jin hee menjawab tentu saja semuanya baik-baik saja. Ibunya langsung tersenyum dan memeluk anaknya. Dia berkata bahwa dia sangat bangga pada Jin hee.
Mereka kembali menemui para tamu. Teman ibunya mengajak Jin hee untuk minum bersama tapi Jin hee menolak. Ibunya mendukungnya dengan berkata bahwa Jin hee pasti lelah. Jadi dia harus istirahat karena besok masih harus bekerja. Jin hee pun pamit ke kamarnya.
/ |
Seorang teman ibunya memberitahukan bahwa dia mengenal seorang pria yang pekerjaan bagus untuk Jin hee. Dia juga tampan seperti Jang Dong gun.Ibu Jin hee terlihat tertarik. Sayangnya, pri itu sudah punya satu anak berumur 6 tahun. Dengan segera ibu Jin hee langsung menolak. Walaupun anaknya pernah menikah, tapi itu hanya setahun. Dan sekarang dia adalah seorang dokter. Jadi bagaimana mungkin mereka menjodohkan anaknya dengan pria yang sudah punya anak?
Suasana mulai canggung.
Seorang teman kembali bertanya. Dia penasaran apa alasan Jin hee dulunya bercerai. Apa karena suaminya berkhianat? Atau Jin hee tidak bisa memberikannya anak? Ibu Jin hee langsung membentak mereka. Jin hee menikah muda dan semalam menikah mereka terlalu sering berbeda pendapat. Ibunya mengingatkan mereka bahwa Jin heed an suaminya itu bukan generasi mereka. Jadi ketidakcocokan bisa menjadi alasan mereka untuk bercerai. Dan lagi, kalau mereka hanya mau membahas hal tersebut, dia mempersilahkan mereka untuk pergi.
Jin hee mendengarkan pembicaraan mereka dari dalam kamar.
Ibu Chang min dan saudara perempuannya sedang berada di spa dan melakukan pemijatan. Di sana dia menjelaskan kepada saudaranya bahwa mimpinya sudah terwujud. Walaupun dia tidak bisa mendapatkan suami seorang dokter, tapi kini anaknya sudah mewujudkan mimpinya itu. Dia merasa lega karena semuanya sudah kembali normal.
Dia pun menanyakan perkembangan perjodohan Chang min dan anak menteri kepada adiknya, Sung ja. Sung mi (Adiknya yang satu lagi, red)kaget mendengar Sung sook menjodohkan Chang min dan anak menteri. Chang min memang sempurna tanpa sebuah cela. DIa menyindir ibu Chang min.
Sun sook pun mengingatkan mereka bahwa salah satu alasan dia memanggil mereka adalah agar mereka mulai sekarang berhati-hati dengan ucapannya.
“Chang min ku belum pernah menikah. Karena dia belum pernah menikah, maka dia juga tidak pernah bercerai,” ucapnya.
Kedua saudaranya kaget mendengarnya. Bagaimana mungkin mereka bisa berbohong atas sebuah fakta yang sangat jelas kebenarannya. Lagipula ada bukti catatan pernikahan kalau Chang min pernah menikah. Sun sook menajwab bahwa dia punya banyak uang dan koneksi untuk menghilangkan catatan . Memangnya ada yang tidak mungkin di negeri ini (Korea, red)?
Sung min menyindir bahwa kakaknya memang hebat. Sung sook langsung mengingatkan mereka berdua tentang bantuan yang telah dia berikan kepada mereka. KArena itu, mereka harus mendengarkannya. “Jadi, tutup mulut kalian,” perintahnya.
Jin hee sudah berganti pakaian dan membersihkan dirinya. Dia kembali ingat bagaimana hari ini dia dimarahi habis-habisan oleh dr. Gook. Jin hee menatap ijazahnya yang terbingkai dan menggantung di dinding. Dia melepaskannya dan menyimpannya di dalam laci.
Dia lalu membuka kembali buku tebalnya yang ada di atas meja dan melihat kembali lembar demi lembar. DI setiap lembaran ada tempelan kertas yang dia tulisi. Jin hee menatapnya, awalnya tersenyum tapi kemudian dia hampir menangis. This scene is so touching. Secara tidak langsung menceritakan bagaiamana beratnya perjuangan yang Jin hee lalui untuk menjadi seperti sekarang.
Fighting par3x!! Gumawo;)
ReplyDeleteGumawooo... sudah bikin sinopsis ER.. suka suka suka... ditunggu terus utk episode selanjutnya ya...unii... fighting...
ReplyDeletewah,,,, saya penasaran dengan lanjutannya. Ditunggu terus yeah lanjutannya.... terima kasih sebelumnya :)
ReplyDelete..tasya..
Bagussss! Dinantikan sinopsis selanjutnya
ReplyDeleteWah, part 2 nya sdh ada ^^
ReplyDeletePerjuangan Jin hee berat bgt pasti.
Ah, makin ga sabar nunggu part 3 nya.
Hwaiting!!!
wah aku pikir mereka akan kena banyak masalah dan jin hee pasti sedih jika chang min kencan sama ah reum :(
ReplyDeletejust info, ER itu Emergency Room versi inggrisnya.. klo indonesianya ch UGD = Unit Gawat Darurat. hehehehe
ReplyDeletenext aja ya :D
ReplyDelete^_^
ReplyDelete