07 February 2014

[Sinopsis] Emergency Couple Episode 4 part 2


Di rumah Jin hee...


Jin hee bersiap berangkat. Dia akan masuk siang tapi paginya dia mau menemui seseorang terlebih dahulu. Ibu Jin hee sedikit tidak setuju Jin hee menemui orang itu (seorang pria, red) walaupun orang itu sudah banyak membantu Jin hee semasa kuliah. Dia ingin Jin hee tidak lagi berhubungan dengannya. Jin hee berkata bahwa dia sudah berjanji akan menemui orang itu begitu dia lolos magang di RS. Dia meyakinkan ibunya bahwa ini adalah terakhir kalinya dia menemui orang tersebut *hmmm siapa ya orang yang dimaksud?
Lama Jin hee terdiam di dalam mobilnya sebelum akhirnya menghela nafasnya dan pergi. Itulah lingkungan tempat tinggal Jin hee dan ibunya.



Rumah Chang min dan ibunya... (kelihatan banget bedanya)



Ibunya mengeluhkan bagaimana sunyinya rumah mereka semenjak Chang min pindah. Dari percakapan mereka diketahui kalau ayah dan ibu Chang min sudah pisah rumah tapi mereka belum bercerai. Chang min bertanya kenapa ibunya berkeras tidak ingin melakukannya? Padahal kehidupan mereka tidak ada bedanya seperti pasangan yang sudah bercerai, tidak saling berhubungan lagi.

Ibunya beralasan bahwa jika mereka bercerai , dia setidaknya harus memberikan separuh hartanya. Atau paling tidak jabatan. Lagipula, dia lebih memilih status sebagai istri seorang profesor daripada janda yang hidupnya bebas. Sudah cukup baginya perceraian Chang min. Chang min memberikan tatapan agar ibunya tidak menyinggung hal itu lagi.

“Nanti setelah kau menikah dan mewarisi RS pamanmu, baru aku akan melakukan perceraian kilat,” ucap ibunya sambil tersenyum *aigoo sudah kaya juga, masih juga mau nambah



Setelah Chang min pergi, seseorang menelepon ibu Chang min. Itu panggilan makan bersama keluarga.



Dengan langkah ringan ibu Chang min bergabung dengan saudara-saudara mereka. Dia membawa obat herbal untuk diberikan kepada kakak laki-lakinya. Saudara perempuannya menganggap itu sebagai sogokan.


Kakak Sung sook (ibu Chang min, red) menanyakan keberadaan Prodesor Oh kepada adiknya itu. Sung sook mencibir sebutan Profesor yang diberikan kepada suaminya. Dia sudah tidak peduli dan tidak mau tahu. Terserah dia mau mati tenggelam saat memancing. Saudara-saudaranya memintanya untuk tidak memotong.

Kakak Sung sook memberitahu bahwa ada lowongan di RS Wusu. Dia diberi kesempatan untuk memberikan rekomendasi. Dan itu adalah jabatan yang bagus untuk ayah Chang min kembali. Sung sook langsung tertarik. Sung ja menyindirnya. Bukankah tadi dia mendoakan suaminya mati saat memancing. Sung sook melirik tidak suka kepadanya.

Kakaknya menambahkan bahwa itu akan membantu Chang min jika dia mendapatkan posisi tersebut. Ibu Chang min tentu saja langsung setuju. Demi anaknya.



Jin hee sedang menunggu seseorang. Tidak lama orang itu datang. Jin hee langsung berdiri menyambutnya dan memberi hormat kepadanya.

Jin hee kemudian menyerahkan sebuah hadiah kepadanya dan meminta maaf karena dia tidak sempat menyelamatinya saat dia berulang tahun bulan lalu. Dia juga memberitahu bahwa dia berhasil lolos tes magang di RS.

Si Bapak (sebut saja bapak ya karena belum tahu namanya walau saya sudah bisa menebak siapa orang ini heheh) memberitahu Jin hee bahwa dia tidak perlu melakukan hal seperti ini lagi lain kali. Bisa jadi beban. Apalagi dia yakin sekarang Jin hee sadangt sibuk dengan tugas magangnya yang baru dimulai.

Jin hee perlahan memberi tahu si Bapak bahwa dia tidak akan bisa menemuinya lagi lain waktu. Si Bapak bertanya apa karena Jin hee sudah punya kekasih? Jin hee tersenyum sambil menggeleng. SI Bapak heran kenapa orang-orang tidak bisa melihat permata seperti Jin hee? Dia kembali bertanya apa orang-orang itu tidak menyukai Jin hee karena Jin hee sudah pernah menikah?

Jin hee menggeleng. Itu lebih karena dia lah yang tidak mau. Dia merasa sekali sudah cukup. Si Bapak langsung menasehatinya agar tidak berpikir seperti itu. Jin hee masih muda dan kehidupannya masih panjang.

Si Bapak lalu berdehem sekali dan berkata, “Jangan datang lagi. Itu juga yang ingin aku sampaikan kepadamu hari ini.” Jin hee menatapnya. “Kau akan sibuk dan harus belajar lagi mulai dari sekarang. Dan...itu awal hidupmu yang sebenarnya sekarang. Bersiaplah,” lanjut si Bapak.

“Ngomong-ngomong di mana kau magang?” tanya si Bapak. Jin hee langsung mengangkat kepalanya tapi tidak menjawab.


Entah Jin hee memberitahukan nama RS tempat dia magang atau tidak karena scene kini berpindah ke Chang min yang baru tiba di RS. Di belakangnya Ah reum berlari menyusulnya.

Begitu berhasil menyusul Chang min, Ah reum langsung bertanya soal semalam. Apa Chang min sudah menjelaskan kepada ibunya tentang kesalahpahaman yang terjadi antara mereka? Chang min terlihat cuek dan berkata bahwa dia meminta maaf atas nama ibunya. Ibunya memang temperamen, makanya dia mudah marah. Ah reum menjawab bahwa dia tidak marah atas sikap ibu Chang min. Apa yang dia kenakan semalam memang bisa membuat orang salah paham.

Chang min tidak membalas ucapan Ah reum dan terus melangkah. Ah reum merasa ada yang aneh. Dia pun kembali menyusul Chang min yang tiba lebih dulu di depan lift.


“Kenapa kau mempermainkanku?” tanya Chang min tiba-tiba dan membat Ah reum terkejut. “Kau sudah tahu sejak awal kan? Kau mengirim temanmu dan membodohi pria yang muncul untuk kencan buta. Apa itu menyenangkan?”

“Itu...”

“Ya, sekarang aku tahu kau adalah putri Menteri,” potong Chang min.


Ah reum meminta maaf dan mencoba menjelaskan. tapi sebuah panggilan masuk ke hp Chang min. Tanpa mengatakan permisi kepada Ah reum, Chang min langsung menjawab teleponnya. Saat pintu lift terbuka, Ah reum memutuskan untuk tidak menunggu Chang min.


Orang yang menghubungi Chang min adalah ibunya. Dia bertanya apa Chang min sudah bertemu dengan Jessica? (Dia menyebut ‘uri Jessica’. uri bermakna kepunyaan. Ibuku/ibu kami = uri eomma, red). Chang min tidak suka dengan semua hal tentang Jessica alias Ah reum. Dia meminta ibunya tidak menanyakan hal itu setelah apa yang dia lakukan semalam. Ibunya mengira kalau Ah reum marah kepadanya. Tapi dia berpendapat bahwa dia dan Ah reum sama-sama bersalah.

Dia menyuruh Chang min untuk mengurus Ah reum karena dia sedang dalam perjalanan menemui ayah Chang min. Chingu ingat kan dengan posisi wakil direktur yang ditawarkan kakak dari ibu Chang min? Dia pergi untuk membujuknya agar mau mengambil posisi itu. Demi anaknya, Chang min.


Di belakangnya Jin hee muncul dan menunggu lift, tidak jauh dari Chang min. Jadi dia bisa mendengar semua ucapan Chang min kepada ibunya.

“Setelah bersama dengannya selama 40 tahun, Ibu masih belum mengenal ayah?” tanya Chang min.

“Tentu saja aku mengenalnya. Dia tidak akan mendengarkanku dan kembalu menyia-nyiakan hidupnya,” jawab Ibunya.

“Kalau begitu kenapa tetap ke sana? Sudah, bercerai saja,” ucap Chang min. Jin hee menoleh.

“Aku ke sana demi anakku. Karena anakku. Dia menyerah kepada kesuksesannya tapi dia mungkin mau melakukannya demi anaknya. Aku bahkan akan berlutut memohon kepadanya jika harus,” tekad ibunya. Waah jadi bingung, ini demi anaknya atau demi ambisinya sendiri ya???

Chang min kembali mengingatkan ibunya bahwa dia bisa melakukannya sendiri. Hidunya mungkin terhambat sesaat akrena seorang gadis, tapi sekarang dia bukan Oh Chang min yang dulu.

Ibunya tahu hal itu. Memangnya siapa yang melahirkannya kalau bukan dirinya?? Tapi di Korea semua urusan itu harus punya koneksi. Dia tidak tahan selalu menjadi bahan ejekan saudara-saudaranya. Jadi ayah Chang min harus punya posisi yang lebih baik dari mereka.

Chang min menyerah berdebat dengan ibunya. Dia hanya berpesan agar berhati-hati dan menyarankan ibunya agar menganggap kalau kali ini dia datang untuk menjenguk ayahnya. Eh ibunya malah marah dan sewot. Kenapa dia harus pergi melihat wajahnya? Dia bahkan tidak tampan. Dia juga bukan selebriti atau presiden.



Chang min berbalik setelah ibunya menutup teleponnya. Dia agak kaget melihat Jin hee yang sedang menatapnya. Jin hee terus menatapnya sampai dia memasuki lift. Chang min jadi salha tingkah sendiri tapi dia tida menyapanya dan memasuki lift seorang diri, tanpa mengajak Jin hee.


Ibu Chang min tiba di tempat suaminya. Dia memeriksa sekeliling dan terlihat jijik dengan keadaan di sana. Dia juga melihat kado pemberian Jin hee (oh, jadi pria tadi adalah ayah Chang min. Hmm ternyata ayah Chang min orang yang baik, dan masih hidup). Ibu Chang min curiga kalau-kalau suaminya itu sudah punya pacara baru.


Dia berniat melihat isi kadonya tapi asisten suaminya datang. Dia bertanya apa dia sudah memberitahukan kepada suaminya kalau dia datang? Takut-takut wanita itu menjawab bahwa profesor sedang memancing. Dia menambahkan bahawa sekarang profesor sedang stres karena hibah penelitiannya yang harusnya cair minggu ini dibatalkan karena negosiasinya terputus.

Ibu Chang min kembali bertanya apa yang suaminya katakan saat dia memberitahukan bahwa dirinya datang. Takut-takut si wanita menjawab bahwa prodesor hanya menyuruhnya untuk kembali. Ibu Chang min langsung meledak. Suaminya juag tidak menjawab teleponnya. Dia merasa seperti pasangan yang sudha bercerai *hehehe kan Chang min sudah bilang supaya mereka bercerai saja. Setelah tenang, dia meminta agar wanita tadi membawanya ke tempat suaminya biasa memancing.


Mereka tiba di tepi laut. Ibu Chang min harus berjuang keras untuk bisa mendekati tempat suaminya memancing. Dia harus melewati batu-batu besar (dengan high heels-nya, red). Dia bahkan sampai terjatuh ke atas pasir. Pokoknya lucu deh melihat gaya ibu Chang min di sini.


Dengan penuh amarah dia mendekati suaminya. Dia sampai berteriak memanggilnya tapi suaminya, dengan tenangnya, hanya berkata, “Kau seharusnya berhati-hati.” LOL


Dengan menahan amarahnya, Ibu Chang min bertanya kepada suaminya bahwa dia baru saja tiba. Dan walaupun dia membencinya, tapi apa dia tidak bisa menatapnya?

Ayah Chang min menoleh kepadanya dan berkata, “Puas?” hohoho ada yang naik tanduknya :D

Tanpa pikir panjang Ibu Chang min mengangkat tempat yang berisi umpan dan berniat membuangnya. Segera suaminya mencegahnya dan selagi dia berusaha meletakkan kembali tempat itu ke atas batu, ibu Chang min menendang tempat lain yang berisi ikan hasil tangkapan suaminya. Suaminya pun bersegera memungut kembali ikan-ikannya.



“Ayo kita bercerai! Bercerai!” jerit ibu Chang min. “Apa kau tahu apa yang Chang min katakan? Dia bertanya kenapa kau menghilang? Kenapa kau tidka pernah melakukan tugasmu sebagai ayah atau suami? Apa kau tahu kalau sekarang Chang min magang di RS?” tanya Ibu Chang min.

“Aku tahu,” jawab suaminya singkat.

“Kalau begitu kenapa kau tidak menghubunginya? Apa jari-jarimu lumpuh? Kau punya jari untuk memancing tapi kau tidak bisa menghubungi anakmu sendiri? Apa aku memilikinya dari laki-laki lain?” Wui kata-kata ibu Chang min lancar sekali keluarnya.
Suaminya menoleh kepadanya lalu berkata, “Apa kau kesini hanya untuk mengomeli ku di depan orang? Setelah 40 tahun mengomel, itu pun belum cukup? Itu sebabanya aku tidak bisa menatapmu.” Setelah mengucapkan itu, suaminya kembai ke pancingnya.



Ibu Chang min yang awalnya sudah kesal semakin marah dengan sikap suaminya. Dia kembali mengambil tempat umpan milik suaminya dan membawanya pergi. Dia membawanya ke pinggir pantai dan membuangnya di sana. Suaminya yang ikut mengejarnya untuk menghentikannya akhirnya meledak juga. “Apa kau tahu yang kulakukan? Kenapa kau datang ke sini dan menghancurkan ekosistem? Dasar wanita tidak berguna!”


Dia lalu menyeret istrinya dan memanggil supir istrinya agar membawanya pulang. Istrinya tentu saja melawaN dan akhirnya terjatuh. Dia terduduk di pinggir pantai, di atas pasir yang basah lalu menangis. Sambil menangis dia menjerit. Dari semua orang kenapa justru suaminya lah yang bersikap seperti ini kepadanya. Dosa apa yang sudah dia lakukan? Dia bahkan tidak berjudi atau berzina. Dia juga mengungkit bagaimana dia menikah dengan suaminya yang berasal dari keluarga miskin hanya karena dia seorang dokter.

Suaminya mengeluarkan bungkus rokoknya tapi isinya sudah habis. Dia meremas bungkusannya dan melirik istrinya yang masih menjerit. Saya pikir dia akan kasihan sama istrinya, eh, si profesor malah membalikkan badanya dan melangkah menjauh. Dia meninggalkan istrinya.

“Kemana kau mau pergi? HEI! Bawa aku bersamamu!” jerit ibunya *Well, sekarang kita tahu dari mana Chang min mendapatkan sifat pemarahnya itu.

Kita ke RS dulu ya, tempat yang tanpa teriakan heheh


Chang min dan Jin hee selesai berganti pakaian dan keduanya kini berjalan menuju RS. Koridor RS sempit tapi kedunya tak ada yang mau mengalah. Jadinya mereka saling dorong dan hampir menabrak pasien yang sedang berjalan.



Dalam perjalanan seseorang menghentikan mereka. Orang itu berniat menjual obat dan meminta bantuan Chang min dan Jin hee untuk mempromosikan obat itu kepada Direktur mereka. Nelihat usaha kerasnya untuk mempromosikan obatnya, Jin hee kemudian menoleh kepada Chang min. Chang min bertanya kenapa Jin hee menatapnya? Apa dia pikir dulu dirinya seperti pria itu?

“Sudah bertahun-tahun berlalu dan aku sudah sampai sejauh ini tapi akhirnya melihat pemandangan ini,” keluh Chang min kepada dirinya sendiri. Dan walau awalnya Chang min menolak, dia akhirnya meminta semua brosur obat yang pria itu miliki. Dia bersedia membantu. Bahkan sebelum pergi Chang min menepuk bahu pria itu dan memberinya semangat ^_^ Jin hee hanya menatapnya.

Well, kita kembai ke orang tua Chang min yang belum membereskan masalahnya.


Kini keduanya berada dalam mobil Ibu Chang min. Ibu Chang min memasangkan suaminya sabuk pengaman sambil terus membujuknya untuk mendengarkan sekali ini saja. Kali ini saja dia memohon suaminya untuk memenuhi permintaanya. Sebelum dia mati, katanya. Lagipula ini bukan untuknya, tapi untuk anak mereka, Chang min.

Dia berkata bahwa setelah Chang min mandiri dan menikah, suaminya itu bisa melakukan apapun yang dia mau. Menelitit atau meluapkan amarahnya. Tapi kali ini dia berharap suaminya mau menerima jabatan wakil direktur itu.

Ibu Chang min juga memberitahu suaminya bahwa Chang min baru saja kencan buta dengan anak seorang mentri. Jadi kalau suaminya kembali ke RS, semuanya akan berjalan lancar.

“Mereka bisa hidup bahagia bersama kalau saja kau membiarkan mereka,” ucap suaminya. Yang dia maksud di sini tentu Chang min dan Jin hee. Dia tidak setuju dengan perjodohan yang ibunya lakukan. Ibunya mengalah dan mengakui kalau dulu itu adalah kesalahannya. Jadi, dia kembali membujuk suaminya untuk memenuhi permintaannya. Lagipula, dia sudah mendengar kalau suaminya itu tidak mendapatkan hibah kali ini.

Mendengar istrinya menyinggung tentang hibah, Prof. Oh berdehem. Perlahan dia meminta bantuan istrinya. Dia kan punya banyak uang dan lagi dia jarang membantu orang lain. “Ekosistem kita dalam kondis yang serius saat ini,” ucapnya.


“Ekosistem?” tanya istrinya sadar apa maksud suaminya. “Ekosistem kita? Bukan Chang min kita?”


Dia diam sesaat lalu menarik nafas. Dengan segera dia melepaskan semua sabuk pengaman yang dia pasagkan ke tubuh suaminya dan mendorongnya keluar dari mobil. Supir ibu Chang min dan asistennya kaget melihat Prof Oh tiba-tiba didorong keluar dari mobil. Keduanya langsung berlari menghampiri Prof Oh dan membantunya berdiri *aigoo


NOTE:
Mian chingu episode ini kembali saya bagi menjadi 3 part. Semoga kalian tidak keberatan.

8 comments:

  1. waah terimakasih mb sinopsisnya, di tunggu part 3 nya.

    ReplyDelete
  2. Gpp mb...
    Yng pnting tetep lanjut aj nulis sinopx...
    Mksh...

    Jin hee tau G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡  ya klo prof yng bantu dia itu ayahx chang min...


    Milla« ~

    ReplyDelete
  3. Di tunggu part 3 nya ^^

    ReplyDelete
  4. Gomawo eounnie... ini ajah udah memuaskn rasa pnasaran kami..wkwkwk.. Semngat trus yaaa...
    We'll wait for the next part! >_^

    ReplyDelete
  5. baru ikutan baca kemarin bagus juga...

    jangan berhenti ya mba... sampai akhir ya sinopsisnya thank's

    ReplyDelete
  6. semangat mba...
    tulisannya enak di baca..
    lanjutkan..

    nana

    ReplyDelete
  7. Ternyata ayah chang min masih hidup.. ada harapan nih,, trus ayahnya kyanya baik lagi..^^

    ㅡMona

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah,,,, akhirnya ada orang yang mendukung hubungan Chang Min dan Jin Hee. Dan orang itu adalah ayah Chang Min sendiri.... Jadi Masih ada harapan buat hubungan mereka...

    ReplyDelete