21 February 2014

[Sinopsis] Emergency Couple Episode 6 part 2

Mianhae updatenya lama. Dua hari jaringan spe*d* lemot daa susah buat buka situs


Jin hee segera mengambil alat ultrasound dan menggunakan masker untuk membawanya agar dirinya tidak kedapatan. Dia memarahi dirinya sendiri karena dia melakukan hal tersebut sementara dirinya sudah menyatakan ungin berhenti. Di jalan dia berpapasan dengan direktur dan dr. Jang. Direktur sempat menoleh kepadanya tapi untungnya dia tidak menaruh curiga. Fiuh, lolos. Jin hee mempercepat langakahnya.


Begitu tiba di kamar Emma sedangterbaring, Jin hee segera melakukan USG.


Tidak lama dia berlari ke UGD. Dia bertemu Chang min dan bertanya dimana dr. Gook. Chang min tidak menjawab karena bingung dengan Jin hee yang telrihat sangat terburu-buru. Jin hee menyerah bertanya kepadanya dan berlari mencari dr. Gook.


Dia melihat dr. Gook dan segera menghampirinya. Dia mendesak agar dr. Gook segera mengikutinya. Ada pasien yang sakit parah. Walau kebingungan tapi dr. Gook akhirnya ikut berlari menyusul Jin hee.



Jin hee segera memperlihatkan hasil USG pasien begitu mereka tiba di kamar. dr. Gook berkata bahwa sakit tersebut sudah lama disembunyikan oleh pasien. Dia menderita dua penyakit, CBD dan GB Stone (Batu pada saluran dan kandung empedu, red), dan harus segera dioperasi agar tidak membahayakan nyawanya. Karena itu, segera dia menyuruh Jin hee agar menyiapkan ruang operasi.


Jin hee diam dan tidak bergerak. Dr. Gook membentaknya karena hanya tidak melakukan perintahnya. Jin hee bingung harus berkata apa. Suami Emma pun memohon agar dr. Gook menyelamatkan istrinya. Mereka tidak punya uang untuk melakukan operasi. dr. Gook langsung menoleh ke Jin hee dan berusaha menahan amarahnya. “Apa yang sudah kau lakukan, bodoh?”



dr. Shim dan dr. Kim terlihat berlari sepanjang koridor. Ternyata mereka menuju ke kamar tempat Emma berada. Oou, artinya dr. Gook memutuskan untuk membantu pasien *how cool! ^_^



dr. Shim sedang membersihkan tangannya sebelum melakukan operasi. dr. Gook menungguinya. dr.Shim berkata bahwa dr. Gook benar-benar ‘tak terhentikan’ (maksudnya tidak tegaan, red). dr. Gook bertkata bahwa bukan dirinya yang harus mendapat sebutan itu, tapi Jin hee. dr. Shim membalas bahwa kalau dipikir-pikir, keduanya memang ada kemiripan. dr. Gook langsung keberatan disamakan dengan Chang-tul a.ka. Jin hee heheh


“Melakukan apa pun yang kau bisa untuk pasien, apapun keadaannya,” ucap dr. Shim. dr. Gook berucap bahwa dia sudah tidak seperti itu lagi. tapi dr. Shim tidak yakin akan hal itu.

Dia kemudian bertanya siapa yang akan membayar tagihannya. dr. Gook hanya mengulum senyum. dr. Shim menghela nafs dan berkata, “Inilah sebabnya kau belum menikah.” hehehe

Beralih ke tempat lain.


Ah reum sedang mendengarkan lagu dengan mata tertutup dan earphone di telinganya. Tanpa sadar, hpnya terdorong ke pinggir meja dan terjatuh. Untung ada Young gyu yang menangkapnya. Ah reum yang masih asyik dengan lagunya (atau mungkin memang tidur nyenyak, red) tidak menyadari kehadiran Young gyu.


Young gyu mengembalikan hp Ah reum ke atas meja dan meletakkan sekaleng minuman di depannya. Kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Ah reum. Seperti mau nyium gitu. Tapi Chang min muncul dari belakangnya dan menegurnya. Takut ketahuan Young gyu langsung menyuruh Chang min agar tidak ribut. Ah reum lagi tidur. Chang min bertanya apa ini pertama kalinya Young gyu melihat seorang wanita tertidur? Young hanya tergagap dan pergi meninggalkan Chang min.


Chang min menyusulnya.Pada saat itu Ah reum membuka matanya. Dia sempat melihat punggung Chang mi. Dan saat meihat kaleng minuman di depannya, dia tersenyum. Dia mengira kalau minuman itu adalah pemberian Chang min.


Jin hee kini sedang berada di ruangan dr. Gook, mendapatkan ceramah atas apa yang sudah dia lakukan padahal dia sudah menyatakan berhenti.


Dr. Gook lalu membuka lacinya dan mengeluarkan surat pengunduran diri Jin hee. Tanpa diduga dia merobeknya. Mata Jin hee membelalak.

“Beraninya kau menyerahkan surat pengunduran dirimu kepadaku!” ucap dr. Gook. “Walaupun kau dipecat, aku yang akan memecatmu sesuka hatiku. Keluarlah.”


Jin hee masih ditempatnya. Dia mulai menangis dan itu membuat dr. Gook menegurnya. Apa memang keahlian Jin hee adalah menangis?
Jin hee sambil sesegukan mencoba menjelaskan alasannya menjadi seorang dokter. “Pada hari pertama ku magang, Anda bertanya kenapa aku ingin menjadi dokter. Saat itu aku tidak bisa mengatakannya. Tapi sejujurnya...Panggilan jiwa ataupun menghargai jiwa yang berharga dan mulia, itu semua aku tak punya. Aku hanya ingin memulai kembali. Maksudku adalah...itu karena orang-orang yang selalu meremehkan dan mengabaikanku. Aku penasaran sehebat apa dokter itu. Kenapa aku seperti tidak ada artinya di mata mereka? Karena itu aku mau mencobanya sendiri. Itu saja.”

“Lalu?” tanya dr. Gook. Baru kali ini dia bicara setelah pengakuan panjang Jin hee.

“Aku memulainya dengan pola pikir yang salah,” lanjut Jin hee. “Tujuanku salah dan buruk. Seperti halnya yang Anda katakan hari itu, aku tidak punya hak, keterampilan dan sikap sebagai seorang dokter...untuk melanjutkan pekerjaan ini.”


“Kau memulainya dengan niat yang salah. Tapi apakah menurutmu semua dokter yang menyembuhkan orang lain adalah seorang Juru Selamat? Apa menurutmu hanya orang yang punya niat yang benar yang dapat menjadi dokter? Apa menurutmu tujuan mereka tidak pernah goyah di dalam hidup mereka? Idealisme yang sempurna seperti itu tidak ada. Dokter seperti itu? Dia hanya ada dalam drama. Seseorang yang berusaha dengan sangat keras untuk menyelamatkan pasien yang sedang sekarat...itulah dokter yang sebenarnya,” ucap dr. Gook *Woaah I like what he said.

Dia kemudian menyuruh Jin hee untuk keluar dan memeriksa pasien lagi karena dia tidak tahan melihat seorang wanita yang menangis heheh

Di kamar VIP...


Chang min menyuruh ibunya agar segera keluar dari RS. Dia meminta ibunya agar tidak terlalu berharap ayahnya akan datang menjenguknya. Dia yakin kalau ayahnya tidak akan datang. Sebaliknya, ibunya berharap lain. Itu karena dia sudah menghubungi suaminya.

Ibu Chang min juga menyuruhnya untuk segera bersiap-siap pergi kencan dengan Ah reum.



dr. Gook sedang berjalan di koridor ketika dia melihat Ah reum. Dia memanggilnya dan mengeur sikapnya saat dia bersegera menemui pasien VIP tanpa terlebih dulu meminta izin kepadanya. Ah reum mencoba memberikan alasan tapi dr. Gook sudah bisa menduga apa yang ingin dia katakan. Dan dia langsung menyentil dahi Ah reum dengan jarinya. Ah reum memegang dahinya yang sakit.
“Bahkan diantara teman, kau harus tetap taat pada aturan,” nasehatnya sebelum pergi.


Jin hee masuk ke ruangan dr. Gook membawa laporan. Tanpa sengaja dia melihat surat pemecatannya yang diterbitkan oleh RS. Dia lalu mengingat saat dr. Gook merobek surat pengunduran dirinya.


Tiba-tiba telepon di ruangan itu berbunyi. Dr. Gook diminta untuk segera ke ruang VIP. Pasien bernama Yoon Sung sook pingsan.


Chang min yang sedang bersiap pulang mendapat telepon dari Jin hee yang memberitakan tentang keadaan ibunya. Dia pun segera berlari kembali ke dalam RS.


Saat akan menggunakan lift, dia bertemu dengan Young gyu. Dia pun menyerahkan tiket konser dan meminta Young gyu untuk menggantikannya hadir di sana. Anggap saja kencan dengan Ah reum. Young gyu agak keberatan karena dia hanya pengganti. Chang min pun menawarkan hal lain. Dia bersedia menggantikannya tugas malam. Dia tidak menunggu lagi penjelasan Young gyu dan segera masuk ke dalam lift.

Di luar lift, “Yess!!!!” sorak Young gyu.


Chang min masuk bersama dr. Gook dan dr. Jang ke dalam ruang VIP dengan langkah cepat. Di dalam ruangan sudah ada Direktur UGD, perawat dan Jin hee.

Dr. Gook langsung memeriksanya sambil Direktur menjelaskan bahwa perawat sedang memeriksanya ketika pasien merasa pusing dan tidak sadarkan diri. Dr. Gook melihat Jin hee dan bertanya kenapa dia ada di ruangan itu. Jin hee diam.


Dr. Jang memberika laporan jantung pasien. Chang min tahu bahwa jantung ibunya bermasalah hanya dengan melihat kertas itu (secara teori, Chang min memang hebat. tapi menurut saya, dia kurang berani untuk bertindak). Dr. Gook membenarkan ucapannya dan itu bisa menyebabkan ibunya terkena serangan jantung. dr. Gook pun menyuruh dr. Jang untuk mengambil alat pacu jantung dan memanggil Prof. Ahn.


Tidak lama, dr. Jang kembali dengan alat pacu jantung. Chang min membantunya mempersiapkan alat itu. Tapi tangannya gemetaran. Jin hee yang melihatnya segera mengambil alat itu dari tangan Chang min. Chang min terlihat panik dan khawatir.


Alat pacu segera dipasang. Sayang tidak berhasil. Jantung ibu Chang min malah berdetak sangat cepat dan tidak teratur. Dr. Gook segera meminta mereka menyiapkan defibrillator.

200 joule. Tidak berhasil. 300 joule. Masih beum berhasil. 360 Joule. Berhasil! Semua orang akhirnya bisa bernafas lega.


Prof. Ahn tiba dan memeriksa ibu Chang min. Dia berkata bahwa kalau saja EKG-nya (grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu, red) tidak muncul, pasien sudah meninggal.



Prof. Ahn kemudian bertanya siapa yang menempatkan EKG pada pasien yang sudah akan keluar? Apa dr. Jang? dr. Jang menggeleng. Chang min? Chang min juga bukan orangnya. Prof. Ahn lalu menoleh kepada Jin hee. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Jin hee jadi salah tingkah.

“Oh, Chang tul sudah melakukan sesuatu,” ucap Prof. Ahn.

Kini kita ke ruangan dr. Gook.


dr. Gook bertanya kepada Jin hee kenapa dia menempatkan EKG pada pasien. Jin hee menjawab bahwa di khawatir pingsannya pasien disebabkan oleh jantungnya. Dr. Gook memujinya karena sudah mendiagnosa dengan benar.Dr. Gook kemudian bertanya kepada Chang min berapa tingkat kematian seseorang yang terkena syncope (pingsan, red) karena kegagalan jantung. Chang min menjawab bahwa kalau syncope jantung tidak disadari, maka tingkat kelangsungan hidup tertinggi adalah 33%. Dr. Gook mengangguk. Dia bahkan menepuk bahu Chang min.

“Jadi Oh Jin hee sudah menurunkan tingkat kematian ibu Oh Chang min sebesar 33%. Kau harusnya mentraktirnya makan malam,” ucap dr. Gook. Chang min bersedia melakukannya setelah dr. Gook kembali memintanya untuk merespon ucapannya.


“Tapi biasanya syncope jantung terjadi pada pasien yang memiliki masalah jantung. Oh Jin hee, tidak ada catatan itu pada chartnya. Jadi bagaimana kau bisa sangat yakin?” tanya dr. Gook tiba-tiba kepada Jin hee. Jin hee terkejut dan terdiam. Dia melirik sekilas ke arah Chang min.

Di ruangan VIP


Chang min menceritakan kepada ibunya yang sudah sadar bahwa Jin hee lah yang sudah menyelamatkannya. Walau awalnya cukup kaget, tapi ibunya kembali ke tabiat awalnya. Tetap saja baginya, Jin hee lah yang menyebabkannya terkena penyakit jantung.



dr. Gook datang bersama Jin hee. Dia menanyakan keadaan ibu Chang min. Dengan santai dia memperlihatkan bahwa dia baik-baik saja. Dr. Gook langsung menyindirnya bahwa dia tidak akan bisa makan dengan lahap seperti itu dan berada di ICU kalau bukan karena Jin hee. Ibu Chang min meliriknya sesaat dan menanyakan apa maksud ucapan dr. Gook. Jadi dia harus mengucapkan terima kasih kepada Jin hee? Chang min terlihat tidak nyaman dengan ucapan ibunya. Dr. Gook membenarkan. Dia bahkan memuji Jin hee sebagai calon dokter yang baik di masa depan. Jin hee tersentuh dengan pujian dr. Gook.

Tapi si ibu sihir menolak mentah-mentah. Menurutnya dia tidak beutang apa-apa kepada Jin hee. Toh Jin hee menolongnya karena itu memang sudah kewajibannya sebagai seorang dokter (secara tidak langsung dia mengakui ke-‘dokter’-an Jin hee)

Dr. Gook hanya tersenyum dan berkata bahwa dia mengira kalau ibu Chang min akan berubah setelah bangun. Kenyataannya dugaannya salah. Dia pun menyampaikan bahwa Ibu Chang min sudah bisa keluar dari RS setelah pemeriksaan berikutnya. Setelah itu, dia dan Jin hee pun pamit.


Setelah dr. Gook pergi, Chang min melirik kesal kepada ibunya sementara ibunya protes karena dia belum mau keluar dari RS. Ada banyak hal yang masih harus dia selesaikan. Mengeluarkan Jin hee dan menyatukan Chang min bersama Ah reum.

Chan min yang sangat marah atas sikap ibunya balik mengomelinya. Dia mengingatkan ibunya bahwa dia sedang ada di RS, bukannya hotel. Jadi di tidka bisa seenaknya tinggal di sana. Lagipula, kenapa ibunya susah sekali mengucapkan kata itu. Terima Kasih. Mendengar omelan Chang min ibuya langsung bertanya apa sekarang dia berada di pihak Jin hee??? “Arh, benar-benar...” gerutu Chang min.

Sementara itu Jin hee bertanya kepada dr. Gook tentang surat pemecatang dirinya yang sudah diterbitkan oleh RS. Kalau dr. Gook sudah menerimanya, kenapa dia malah merobek surat pengunduran dirinya?


“Boleh aku bertanya sesuatu kepadamu?” tanya balik dr. Gook kepada Jin hee. “Yoon Sung sook, pasien VIP. Kau berusaha sangat keras menyelamatkannya bahkan setelah menerima banyak hinaan. Kenapa? Kenapa kau masih tetap menyelamatkanny?”

“Aku tidak tahu,” jawab Jin hee.

“Tentu saja kau tidak tahu karena kau masih rendahan (maksudnya seorang intern, red). Tapi itulah insting seorang dokter. Jadi buang jauh pikiran bodohmu untuk mengundurkan diri. Dan jangan menyalahkan dirimu karena kematian pasien bukan karena traketomi yang kau lakukan. Aku yakin akan ada hal yang lain di masa depan untuk menyalahkan dirimu sendiri. Ketika saat itu tiba, barulah kau mengundurkan diri,” ucap dr. Gook.


Dr. Gook menghampiri dr. Shim yang baru saja selesai melakukan operasi. Tiba-tiba dia mengajaknya makan. Dr. Shim terkejut mendengarnya. Melihat reaksinya, dr. Gook bertanya apa dr. Shim tidak suka. dr. Shim langsung tertawa. Itu karena dia bahagi mendapatkan ajakan itu. Tapi menurutnya dr. Gook benar-benar keterlaluan. Kenapa dia hanya mentraktirnya di saat seperti ini? dr. Gook tidak berekspresi atas sindiran dr. Shim. Mungkin lebih karena dia tidak sensitif heheh



Kita tinggalkan RS. Sekarang kita menuju ke bar tempat band kesukaan Ah reum akan tampil. Di sana Ah reum sedang menikmati band yang sedang tampil sambil sesekali melirik jam tangannya. Dia menunggu Chang min. Tapi apakah Chang min akan ke sana setelah apa yang terjadi pada ibunya?

Young gyu tiba dan segera menghampiri Ah reum. Ah reum terkejut melihatnya. Dari obrolan singkat sebenarnya selera mereka berdua lumayan cocok seandainya saja Ah reum tidak lebih dulu tertarik kepada Chang min.

Ah reum kemudian bertanya apa Young gyu melihat Chang min. Young gyu menjelaskan bahwa Chang min lah yang menyuruhnya untuk datang karena ada sesuatu yang penting tiba-tiba terjadi. Ah reum terlihat kecewa tapi Young gyu mencoba menghiburnya. Dia berkata bahwa lain kali mereka harus datang kembali ke tempat itu bersama Chang min. Ah reum tetap tersenyum tapi sesekali dia menghela nafas kecewa.


Chang min di suatu tempat tapi tempat itu terlalu sunyi untuk ukuran bar.


Ternyata dia datang ke tempat ayahnya. Saat tiba ayahnya tida ada di ruangan. Cukup lama dirinya menunggu. Jadi dia membaca buku. Setelah bosan, dia beralih ke kado yang ada di atas meja. Itu adalah kado pemberian Jin hee. Ternyata isinya adalah stetoskop.

Chang min penasaran siapa yang memberikan hadiah itu kepada ayahnya mengingat dia sudah cukup lama berhenti menjadi dokter. Dia kemudian membuka kotaknya dan mendapati sebuah surat. Dia membukanya dan hampir membacanya dan melihat pengirimnya seandainya saja ayahnya tidak muncul. Segera Chang min meletakkan kembali kado tersebut dan menurunkan kakinya dari atas meja.


Chang min datang ke tempat ayahnya itu untuk memberitahukan keadaan ibunya, bahwa dia hampir mati. Ibunya bahkan sampai meminum obat anti depresi, terjatuh dan membuat pinggul serta kepalanya. Chang min berharap ayahnya mau datang menjenguknya sekali saja. Tapi yang dia dapatkan justru respon yang sangat acuh dari ayahnya. Menurutnya itu bisa saja terjadi mengingat sifat ibunya yang pemarah dan mudah khawatir pada hal sepele. Chang min mencoba kembali membujuknya tapi ayahnya menyuruhnya pulang. Akhirnya dia menyerah dan berkata bahwa dia akan memberitahukan ibunya persis seperti yang dia katakan.


Sepeninggal Chang min, Prof. Oh mengalihkan pandangannya dari buku yang sedari tadi dia baca sewaktu bicara dengan Chang min. Dia terlihat berpikir. *Nah kan khawatir juga?


Dalam perjalan kembali ke RS, Chang min menelepon ibunya. Dia memberitahukan ibunya bahwa dia baru saja bertemu ayahnya. Ibunya tampak penasaran dengan apa yang suaminya katakan. Dia berharap agar suaminya akan menjenguknya setelah anaknya datang menemuinya. Tapi yang kenyataan jauh dari harapan.

Dia menjadi kesal saat tahu suaminya tidak mau menemuinya. Dia menyuruh Chang min agar pergi menemui Ah reum sebelum terlambat. Chang min menolak tapi ibunya memaksa. Dia memberitahu Chang min bahwa dia sudah menyuruh kedua bibinya agar datang ke RS. Dia hampir mati tapi keduanya yang tidak lain adalah dokter tidak datang menjenguknya. Keterlaluan.


Di RS, Jin hee sedang menelepon teman Jin-ae untuk mengetahui keberadaan adiknya itu.


Kini kita ke Chun soo dan Ji hye yang sedang jalan berdua. Mereka juga datang ke sebuah bar, bar yang sama dimana Young gyu dan Ah reum berada.

Ji hye bertanya apa yang akan Chun soo lakukan terhadap Jin hee. Chun soo meminta Ji hye hanya memesan minuman dan tidak membicarakan hal itu. Kepalanya sakit kalau memikirkan masalah Jin hee.

Ji hye kemudian memesan minuman. Dia tahu minuman yang Chun soo sukai. Hmm semakin penasaran saya dengan hubungan mereka di masa lalu.


Jin hee tiba di sebuah bar. Bar? Yup, bar yang sama dengan bar tempat Yong gyu dan Ah reum, serta Ji hye dan Chun soo. Jin hee berjalan sambil mencari sosok Jin-ae. Dan pada saat yang sama, Chang min juga tiba di bar tersebut.


Sebuah band tampil dan orang-orang mulai berjingkrak mendengar musiknya. Jin hee melihat ke panggung dan di sana ada Jin-ae. Mata Jin hee membelalak dan sambil berteriak memanggil Jin-ae dia berjalan menuju panggung, melewati Chun soo dan Ji hye dan serta Ah reum dan Young gyu.

“Hei! Oh Jin-ae!!!”


Tanpa mempedulikan sekelilingnya, Jin hee yang sangat marah langsung naik ke panggung dan berdiri di hadapan Jin-ae. Musik langsung terhenti dan mengagetkan semua orang. Kini semua mata tertuju ke panggung dimana Jin hee berusaha menarik Jin-ae agar ikut bersamanya pulang.




Ah reum, Young gyu, Chun soo, Ji hye, dan Chang min melihatnya dan mengenalinya. “Ahjumma?” “Chang tul?” “Oh Jin hee?”

Tapi Jin-ae berontak. Teman band Jin hee berusaha membantu Jin-ae dan berhasil membuatnya melarikan diri. Jin hee pun berusaha melepaskan diri dari teman-teman Jin-ae agar bisa mengejarnya.



Dia berhasil. Namun sayang, kakinya tersandung.

Apa yang akan terjadi pada Jin hee? Adakah yang akan menahannya agar tidak terjatuh?

All Episodes: [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8]

8 comments:

  1. Ayo mba, semangat lanjutin sinopsisnya.. minggu ini udah mau masuk episode 8-9 ya.. makin penasaran aja.. :)
    Salut sama Jin Hee, dia bisa nunjukkin jiwa dokter yg sbnrnya..
    mudah2an Jin Hee ga diremehin terus, apalagi sama ma2nya chang min.. >.<

    ReplyDelete
  2. lucu waktu jin hee di bilang chang tul Hehe . .
    makasih sinopsisnya mba..
    semangat terus nulisnya ..
    fighting :-D

    ㅡMonaㅡ

    ReplyDelete
  3. semangat kakak buat nglanjutin sinopsisnya..

    ReplyDelete
  4. makin rame!!! lanjuuuutttt!!!!

    ReplyDelete
  5. Judul lagu yg ah reum dnger wktu lgi tidur ad yg tau?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Judul lagunya : Fly Away Love
      http://m.newbursalagu.com/download-mp3/aW5pc2Nsb3Vk-MTk2MTA4MzMvMDUvZ0FHVHZ6RjN2aG16X20uanNvbg..-insa_%28fly_away%29.html

      Delete
    2. hallo ka, yang nyanyiin nya siapa ya ? kok aku nyari ngga ketemu ya :(

      Delete
    3. Coba cari Insa-Fly away. Semoga benar. Kalau masih belum, komen lagi ya

      Delete