28 October 2012

[Sinopsis] Nice Guy episode 14


Inilah episode yang paling banyak adegan heart-breakingnya (Menurut saya ya)





Di episode sebelumnya, Eun gi collapse saat Jae hee mencoba mengingatkan Eun gi siapa Ma roo sebenarnya. Saat sadar dia tidak lagi mengenali Ma roo.

Eun gi berjalan. Ma roo mengikutinya dari belakang dan kembali mencoba membawa Eun gi kembali. Dia bertanya mengapa Eun gi bersikap seperti itu.

“Tolong minggir,” ucap Eun gi pada Ma roo. Kembali dia menepiskan tangan Ma roo tapi Ma roo masih mengejarnya. Dia minta Eun gi berhenti bercanda. Eun gi menatap Ma roo tajam lalu pergi.





Sekertaris Hyun menemui dokter Seo dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi.

Dokter Seo menjelaskan bahwa terkadang karena adanya perasaan terkejut yang tiba-tiba, seorang pasien bisa kehilangan ingatan yang terbentuk setelah dia kecelakaan. Itu adalah cara si pasien untuk melindungi dirinya sendiri dari rasa takut dan kesedihan tidak ingin dia alami.

“Jadi ada kemungkinan dia tidak akan mengingat kami?” Tanya Sekertaris Hyun.

Dokter Seo meminta mereka menganggap kejadian ini sebagai tes buat Eun gi dalam menemukan kembali memorinya. Jika dia berhasil melewatinya, maka semua ingatannya akan kembali.


Eun gi kembali berjalan seperti orang bingung. Ma roo juga terus mengikutinya.


Eun gi berhenti di dekat lampu merah tapi dia berniat menyeberang padahal lampu masih berwarna hijau. Ma roo langsung berlari menariknya.


Eun gi menatap Ma roo, “Kau…apa kau mengenalku?” Tanya Eun gi.


Ma roo mengajak Eun gi pulang ke rumahnya. Eun gi agak segan untuk masuk ke kamarnya sendiri tapi Ma roo menariknya.



Ma roo memperlihatkan foto mereka berdua yang ada di atas meja. Lama Eun gi menatap foto itu namun pada akhirnya Eun gi berucap, “Kojimal! (bohong!)”


Eun gi membuang foto tersebut dan itu membuat Choco yang sedang tidur jadi terbangun.

“Pembohong!” ucap Eun gi lagi lalu menjatuhkan semua barang yang ada di atas meja. Ma roo berusaha menenangkannya tapi Eun gi terus memberontak ingin melepaskan diri.

Choco mulai ketakutan. Ma roo menyuruhnya untuk keluar.


Sekuat tenaga Ma roo memeluk Eun gi yang terus memberontak untuk menenangkannya. Karena kelelahan, Eun gi pun tidak sadarkan diri.


Jae gil menenangkan Choco yang masih ketakutan setelah melihat Eun gi mengamuk di kamar.


Di rumahnya, Jae hee kembali minum. Dia mengingat kembali perkataan Pengacara Ahn yang menyebutkan bahwa dia ingin menyatakan Eun gi tidak pantas menjadi penerus Grup Tae San karena sakit yang dia derita.

Dia juga mengingat bagaimana reaksi Ma roo saat melihat Eun gi tidak sadarkan diri.


Hari sudah pagi tapi Ma roo masih berada dalam posisi yang sama sejak semalam, dimana Eun gi masih berada dalam pelukannya.


Ma roo lalu mencuci mukanya. Jae gil datang dan memberi kabar bahwa Jae hee sedang berada di depan pintu rumah mereka. Dia sudah menyuruh Choco untuk menahannya dia luar karena Jae hee tidak boleh masuk ke rumah. Jae gil bertanya apa yang akan Ma roo lakukan.


Eun gi masih tertidur dengan lelap. Sekarang dia sudah ada di tempat tidurnya.


Choco menemui Jae hee di luar rumah. Jae hee memuji Choco yang sudah jauh lebih dewasa sejak terakhir mereka bertemu. Choco hanya tersenyum sinis mendengar ucapan ‘manis’ Jae hee.

Jae hee bertanya apa Choco akan terus membiarkannya berdiri di luar. Choco menjawab bahwa Ma roo sudah memerintahkan mereka agar tidak mengizinkan Jae hee masuk ke dalam rumah.



Jae hee berkata bahwa dia bukan orang jahat. Choco membalas bahwa kalau Jae hee bukan orang jahat, itu berarti semua orang jahat di dunia sudah mati. Jae hee tersenyum mendengar ucapan Choco. Dia tidak menyangka kalau sampai sekarang mereka semua masih menganggapnya sebagai pengkhianat.

“Kau meninggalkan kakakku lalu menikah dengan Presdir itu. Kau pasti bahagia setelah semua keinginanmu itu terkabul kan?” ucap Choco.



“Aku juga berharap seperti itu. Tapi kenyataannya...,” Ma roo muncul, “aku tidak sebahagia yang aku kira,” ucap Jae hee sambil menatap Ma roo yang berdiri di depan pintu.

Choco menyindir Jae hee bahwa seharusnya dia sudah bahagia sekarang karena sudah menjadi seorang Presdir.

“Aku rasa itu karena kakakmu tidak di sisiku,” ucap Jae hee. (euh mau muntah saya mendengarnya). Choco juga demikian.

Ma roo menyuruh Choco masuk. Sebelum masuk Choco mengingatkan Ma roo bahwa Jae hee yang ada di hadapan mereka adalah ahjumma aneh, bukan Jae hee yang dulu mereka kenal. Jadi Ma roo tidak boleh terlalu lama berbicara dengannya.


“Aku datang karena mengkhawatirk Eun gi. Jadi izinkan aku bertemu dengannya. Ayo kita masuk,” ucap Jae hee. Dia melangkah menuju pintu tapi Ma roo langsung mendorongnya ke dinding.

Ma roo mengingatkan Jae hee bahwa dia sudah menyuruhnya untuk pergi. Jae hee berkata bahwa dia adalah ibu Eun gi. jadi dia punya hak untuk bertemu dengannya.


Ma roo bertanya apa yang sebenarnya sudah Jae hee katakan kepada Eun gi hingga membuatnya ketakutan dan pingsan. Jae hee menjawab bahwa dia hanya memberitahukan Eun gi tentang Ma roo. toh itu bukan sesuatu yang baru karena sebenarnya Eun gi juga sudah tahu. Dia sendiri heran kenapa reaksi Eun gi sampai seperti itu. Karena itu, dia merasa kalau dirinya lah yang seharusnya bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Ma roo mencengkram kerah baju Jae hee. “Kalau sekali lagi kau berani macam-macam dengannya, kau akan terkejut dengan apa yang bisa Kang Ma roo lakukan padamu,” ancam Ma roo.

Jae hee agak ketakutan tapi dia bisa mengendalikan dirinya dan berkata, “cinta bukanlah tentang kesetiaan ataupun rasa simpati. Hanya karena ingin mengembalikan Eun gi ke posisinya, tidak berarti kau mencintainya. Kau hanya merasa bersalah padanya. Cinta adalah…apa yang pernah kau berikan kepadaku,” ucap Jae hee. Ma roo melepaskan cengkramannya (arghhh…top aktris deh nih orang)



“Setelah aku melepaskannya, aku baru menyadari betapa pentingnya hal itu. Itulah alasan kenapa sekarang aku merasa menyesal. Walau sudah banyak yang terjadi, tapi aku masih selalu ingin memilikinya kembali. Itulah yang namanya cinta,” jelas Jae hee (well, Ma roo doesn’t want you anymore ahjumma. It’s you who wants to be with him)

“Dengan menjadi tunangan Eun gi, walaupun aku tidak tahu apa rencanamu sampai kau kembali dan mempermainkanku, sejujurnya tidak membencinya. Sejujurnya aku bahagia karena bisa bertemu lagi denganmu. Dunia tanpa dirimu terasa membosankan,” setelah mengatakan itu Jae hee pamit.


Ma roo hanya terdiam di tempatnya (apa ya yang ada di pikirannya sekarang?)



Jae hee sedang mengendarai mobilnya. Pengacara Ahn menghubunginya. Dia melaporkan bahwa dia sudah mendapatkan rekaman hasil MRI dan CT dari otak Eun gi. dia membuntuti Eun gi saat Eun gi menemui dokter Seo. Karena itu, Pengacara Ahn akhirnya juga mengetahui bahwa Eun gi masih dalam tahap pengobatan.

“Aku akan mengajukan usulan agar Eun gi dinyatakan tidak kompten untuk menjadi penerus Grup Tae San,” ucap Pengacara Ahn.


“Jangan khawatir Eun gi-ah. Aku akan menjagamu sampai kau mati. Aku tidak akan mengusirmu tanpa uang sepeserpun (seperti yang dilakukan Presdir Seo) asal kau tetap seperti sekarang. Bodoh dan baik hati. Dengan begitu aku tidak akan membencimu. Kenapa aku harus membencimu? Karena aku dan ma roo hidupmu jadi berantakan dan kau adalah korbannya. Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf,” ucap Jae hee pada dirinya sendiri.


Eun gi terduduk di samping tempat tidurnya. Ma roo datang membawakan jus. Dia mengajak Eun gi agar ikut bersamanya untuk sarapan. Eun gi tidak menjawab ataupun menatap Ma roo. Ma roo kemudian menawarkan jus tomat yang dia bawa. Eun gi menumpahkan jus itu.



Ma roo turun ke dapur dan kembali membuat jus yang baru. Jae gil dan Choco menontonnya.

Jae gil bertanya apa Eun gi akan baik-baik saja. Ma roo mengangguk.


Ma roo kembali membawakan jus untuk Eun gi dan Eun gi kembali mendorong gelas itu dari tangan Ma roo sampai isinya tumpah.



“Aku akan bawakan lagi. Kalau kau tidak suka jus, apa aku lebih baik membawakan susu?” Tanya Ma roo. eun gi masih bungkam.


Jae gil memberi saran agar Ma roo tidak perlu lagi memaksa Eun gi dan baru memberikan susu saat dia mau makan. Choco sependapat. Menurutnya, kalau lapar Eun gi pasti akan makan. Ma roo hanya tersenyum tapi tidak mau mendengarkan mereka.


Jae gil berteriak dari bawah kepada Eun gi. dia meminta Eun gi agar tidak marah lagi pada Ma roo dan meminum susu yang Ma roo bawakan untuknya. Choco juga meminta hal yang sama pada Eun gi.



Ma roo menawarkan susu yang dia bawa dan lagi-lagi Eun gi mendorong gelasnya hingga tumpah. Ma roo tidak berkata apa-apa, dia hanya menghela nafas (sabar...sabar *urut dada). Eun gi akhirnya buka mulut. Dia menyuruh Ma roo agar berhenti membawakannya minuman karena dia tidak akan meminumnya.


Tapi Ma roo tidak menghiraukan permintaan Eun gi. Dia kembali menyiapkan susu untuknya. Choco mulai kesal dengan sikap Eun gi. menurutnya bukan hanya Eun gi yang sedang mengalami masa sulit. Dia berencana mendatangi Eun gi tapi Jae gil mencegahnya.

Ma roo kembali menemui Eun gi.


“Apa kau tidak dengar. Aku bilang aku tidak akan meminumnya,” nada suara Eun gi persis seperti ketika dia sebelum kecelakaan. Dingin dan keras kepala.

“Apa yang akan kau lakukan kalau kau tidak makan? Kau harus makan dan hidup,” ucap Ma roo.


Kali ini Eun gi mengambil gelas dari tangan Ma roo tapi bukannya meminum isinya, dia malah melemparkan gelas itu hingga pecah.


Choco dan Jae gil mendengar suara gelas pecah dari bawah. Choco benar-benar marah. Dia menaiki tangga untuk menemui Eun gi tapi Jae gil langsung menangkapnya. Dia membawa Choco keluar dari rumah dan mengajaknya untuk nonton bersama.


Ma roo berkata bahwa dia akan terus membawakan minuman untuk Eun gi tidak peduli seberapa kali dia membuangnya. Persediaan tomat dan susu mereka masih banyak. Kalaupun habis, ada 3 supermarket di dekat rumah. selain itu, Ma roo yang masih muda punya banyak tenaga untuk membawakan minuman buat Eun gi. dan karena dia sudah mengundurkan diri dari perusahaan, dia juga punya banyak waktu untuk melakukannya.


Ma roo kembali menyiapkan susu untuk Eun gi dan membawakan untuknya. Namun sekali lagi, Eun gi membuangnya. Ma roo hanya tersenyum kecil lalu berdiri.




Saat akan melangkah, tiba-tiba kakinya tertahan oleh Eun gi. Ada goresan di tangan Eun gi akibat terkena serpihan kaca. Eun gi menarik tangannya tapi Ma roo tidak melepaskannya.



Ma roo mengobati luka di tangan Eun gi.



“Kau jadi marah, merusak barang-barang dan jadi begini setelah kau tidak sadarkan diri. Sebenarnya, itu membuatku bahagia. Dalam situasi seperti ini kau memang harus marah. Seo Eun gi, akhir-akhir ini kau terlihat selalu bahagia dan ceria tapi itu lebih membuatku khawatir. Karena aku takut di dalam hatimu kau sedang terluka. Bahkan jika mungkin, aku ingin melihatmu berteriak dan menangis,” ucap Ma roo sambil mengoleskan salep ke tangan Eun gi.


Ma roo meniup pelan tangan Eun gi untuk menghilangkan rasa perih akibat obat yang dia berikan.

“Sebenarnya apa yang kau bicarakan dengan Han Jae hee?” tanya Ma roo. Eun gi masih bungkam.



“Apa kau mengalami waktu yang sulit karena aku? Kalau karena ingatanmu tentang ku yang membuatmu menderita, karena kau mau menyembunyikan ingatan itu kau jadi terluka seperti ini, maka berhentilah menyembunyikannya dan biarkan dia keluar. Berhentilah menyakiti dirimu sendiri dan sakiti saja aku, Eun gi-ah. Berhentilah membebani dirimu sendiri dan tusuk aku seperti ini,” Ma roo menarik tangan Eun gi dan meletakkannya di jantungnya.


“Kau harus hidup dengan baik agar aku bisa pergi. Kau harus bangkit agar bisa menghilang dari sisimu tanpa rasa khawatir,” ucap Ma roo. (T_T I’m about to cry while writing this part)

“Aku akan mengambilkan susu untumu,” ucap Ma roo.



Saat kembali ke kamar Eun gi, Ma roo mendapati Eun gi sudah menangis. Dia tidak mau mengganggu Eun gi, jadi dia meletakkan susu yang dia bawa di atas meja. (Kalau chingu pernah menangis seperti ini, kalian pasti tahu bagaimana rasa sakit yang Eun gi rasakan)



Ma roo berjalan menuruni tangga. Dia bisa mendengar jeritan Eun gi. Tapi pada saat yang sama dia kembali merasakan sakit di kepalanya.



Eun gi meraung di kamarnya sementara Ma roo muntah-muntah di kamar mandi (Eun gi merasakan sakit yang dalam di dalam hatinya sementara Ma roo merasakan sakit yang tidak tertahankan di kepalanya. What a perfect heart-breaking scene!)


Setelah mengeluarkan semua perasaannya, Eun gi mulai tenang.


Ma roo menyandarkan dirinya di dinding kamar mandi.



Hari sudah malam. Eun gi sudah berbaring di tempat tidurnya tapi gelas susu yang tadi dibawakan Ma roo sudah kosong.


Ma roo masih di tempat yang sama. Wajahnya terlihat pucat (Oh Kangdongnim, jangan jadi kan dirimu orang terjahat di dunia karena drama ini. Jebal!!)

Esok paginya…



Eun gi turun dari kamarnya. Sambil tersenyum dia menyapa Ma roo yang sedang menyiapkan roti untuk sarapan.

“Terima kasih karena akhirnya aku bisa tidur untuk waktu yang lama,” ucap Eun gi kepada Ma roo. Ma roo tersenyum.

“Selain itu, aku juga bermimpi panjang. Aku memimpikan mu, Ma roo-shi. Tapi di dalam mimpiku itu, kau berbeda dari Ma roo-shi yang ku kenal,” cerita Eun gi.

“Aku seperti apa?” tanya Ma roo



“Kau menipuku, menyakitiku, dan sangat percaya diri. kau adalah orang jahat,” jawab Eun gi. Tangan ma roo yang sedang mengoleskan selai langsung terhenti begitu mendengar kalimat Eun gi.

Ma roo bertanya apa yang akan Eun gi lakukan seandainya pada saat ingatannya kembali dan mimpi Eun gi menjadi kenyataan. Eun gi tidak mengerti pertanyaan Ma roo.



“Aku tanya apa yang akan kau lakukan kalau ternyata aku memang orang jahat seperti yang ada dalam mimpimu,” ulang Ma roo.

Eun gi berpikir sesaat lalu menjawab, “Aku tidak akan bisa memaafkan orang itu karena aku sampai meninggalkan ayahku demi dia.”


Ma roo tersenyum mendengar jawaban Eun gi. Eun gi heran mengapa Ma roo tersenyum.

“Kenapa kau tersenyum?” tanya Eun gi lagi.



“Karena aku merasa lega. Kau harus seperti itu, ok? Jangan pernah lupa, jangan pernah punya pikiran lemah, dan jangan maaf kan orang itu. Kau harus seperti itu Seo Eun gi,” kata Ma roo. eun gi tidak masih tidak mengerti dengan jawaban Ma roo.


Eun gi menemui Pengacara Park.

Pengacara Park bertanya apa yang membuat Eun gi sampai tidak sadarkan diri. eun gi berkata bahwa dia ingat kalau sebelumnya dia bertemu dan berbicara dengan Jae hee. Tapi dia sama sekali tidak bisa mengingat apa yang mereka bicarakan.

Pengacara Park lalu menanyakan kenangan seperti apa yang sudah bisa Eun gi ingat. Eun gi menjawab bahwa baru sedikit yang bisa ingat. Salah satunya adalah saat Pengacara Park memberitahukan padanya bahwa Ma roo mendekati dirinya karena Ma roo ingin balas dendam pada seseorang.



Eun gi bertanya mengapa Pengacara Park berkata demikian. Pengacara Park terdiam mendengar pertanyaan Eun gi.

Eun gi berkata kalau dia ingat perkataan Ma roo bahwa orang itu memiliki hubungan yang dekat dengan Ma roo dan karena orang itulah Ma roo mendekatinya. Tapi Eun gi tidak ingat siapa orang tersebut.

Pengacara Park bertanya apa benar dia yang mengatakannya. Eun gi mengiyakan.

Pengacara Park terdiam dan tidak berkata apa-apa.

“Siapa orang itu? Kang Ma roo, sebenarnya orang seperti apa dia? Apa kau tahu sesuatu tentang Kang Ma roo yang tidak aku ketahui?” tanya Eun gi. Pengacara Park berpikir akan menjawab apa.


Ma roo berada di perusahaan dan ternyata dia menemui Jae hee (Mwo? Buat apa?)

Ma roo bertanya untuk apa Jae hee memanggilnya. Jae hee memintanya duduk tapi Ma roo menolak.



Jae hee mengakui kalau perbuatannya yang menjebak Ma roo sebagai mata-mata perusahaan sangat kekanak-kanakan. Dia meminta maaf untuk itu dan mencoba berdamai dengan Ma roo. jae hee mngulurkan tangannya.

Ma roo bertanya apa yang harus dia lakukan kalau dia tidak ingin menerima maaf Jae hee.

Jae hee bertanya haruskah dia berlutut di depan Ma roo. “Di depanmu aku bisa berlutu ribuan kali. Haruskah aku berlutut?” tanya Jae hee. Ada senyum kecil di wajah Ma roo.



Jae hee menunduk untuk berlutut tapi Ma roo langsung menahannya. Air mata Jae hee mengalir.

“Menjijikkan. Aku benar-benar mau muntah,” ucap Ma roo lalu pergi (Don’t tell me you still have that feeling, Ma roo).



Pengacara Park bertanya apa benar dirinya yang mengatakan hal itu kepada Eun gi. eun gi mengangguk dan bukannya orang lain.

“Saat itu kau tidak sedang bermimpi kan?” tanya Pengacara Park. Eun g mulai terlihat ragu. “Apa kau yakin kalau kau tidak membuat sendiri ingatanmu yang ini? Karena aku tidak pernah mengatakan hal itu kepadamu. Ini adalah pertama kalinya aku mendengar hal itu,” Pengacara Park mencoba (let’s say) mengubah (?) ingatan Eun gi.

“Benarkah?” tanya Eun gi. Pengacara Park mengangguk.


Menurut Pengacara Park ada banyak orang di dunia ini yang terkadang tertipu dengan ingatan yang mereka buat sendiri. Sekitar 30% dari ingatan yang tersimpan adalah ingatan mereka yang sudah hilang tapi lalu mereka ciptakan kembali.

Mendengar perkataan Pengacara Park Eun gi berkata bahwa sepertinya dia memang salah mengingat. Dia juga mengatakan bahwa dia tidak akan lagi merasa takut atau bersembunyi lagi karena dia ingin segera ingatannya kembali. Dia akan melakukan apa pun untuk mengembalikan ingatannya.


Pengacara Ahn melapor pada Jae hee bahwa dia sudah mengumpulkan dokumen yang mereka butuhkan. Sekarang yang perlu mereka lakukan hanyalah membuktikan ketidak mampuan Eun gi dalam mengelola bisnis dan membongkar keadaan dia sebenarnya sesegera mungkin. Tapi Pengacara Ahn mengakui kalau itu tidak akan mudah karena Ma roo akan terus melindunginya.



“Kalau begitu, kita pisahkan saja mereka. Kang Ma roo dan Seo Eun gi. Dan juga, kita harus membawa Ma rook e pihak kita. Kepintarannya sangat berharga untuk dilepaskan. Aku menginginkannya,” ucap Ma roo dengan senyum liciknya (I’m too afraid to know what she will do to keep Ma roo and Eun gi being apart)



Eun gi datang sendiri menemui Jae hee di ruangannya. Jae hee kaget melihat Eun gi karena setahunya Eun gi masih sakit. Eun gi menjelaskan bahwa dia datang untuk melaporkan kembalinya dia ke perusahaan karena dia merasa kalau dirinya harus menghentikan isu yang beredar menganai kesehatannya. Selain itu, Eun gi merasa bahwa dia akan segera sembuh dengan berinteraksi langsung dengan para pegawai di perusahaan.


Ma roo bertanya apa benar Eun gi akan mulai masuk kerja. Eun gi menjawab bahwa ini adalah tempatnya jadi dia ingin memulainya dari sini. Dengan begitu, dia berharap bisa segera mendapatkan kembali ingatannya.



Tapi Jae hee tentu saja tidak akan membiarkan Eun gi begitu saja. Walau merasa bersalah karena ini adalah hari pertama Eun gi kembali ke perusahaan, tapi karena keadaan mendesak, Jae hee meminta bantuan Eun gi. Mereka sudah buat janji dengannya untuk membicarakan kerja sama yang pernah tertunda, tapi karena sesuatu hal yang penting perwakilan mereka yang sudah ditunjuk tidak bisa hadir. Akan sangat riskan jika mereka membatalkan meeting yang sangat penting itu. Karena itu, dia meminta Eun gi untuk menemui Perwakilan Min dari perusahaan Kosmetik TaeHan, berhubung Eun gi memiliki hubungan yang baik dengan orang tersebut.

Jae hee meminta Eun gi agar menemui orang tersebut saat itu juga karena katanya orang itu sudah menunggu di tempat mereka janjian.



Eun gi dan Sekertaris Hyun mulai khawatir. Ma roo yang datang menemui Eun gi bisa menangkap ada sesuatu yang aneh dengan melihat ekspresi mereka.



Ma roo bertanya kepada Sekertaris Hyun apa dia mengenal Perwakilan Min tersebut. Sekertaris Hyun berkata kalau Perwakilan Min sangat menyukai Eun gi. bahkan dulu dia berniat menjadikan Eun gi sebagai menantunya. Eun gi menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa dia sama sekali tidak ingat.

Sekertaris Hyun punya ide. Dia akan bertanya kepada Sekertaris Kim yang dulu membantu Eun gi saat mengadakan perjanjian dengan orang itu. Ma roo setuju.



Saat sekertaris Hyun pergi Ma roo memberi saran pada Eun gi untuk membatalkan saja pertemuan itu dengan alasan ada hal yang penting yang harus dia kerjakan. Tapi Eun gi menolak. Dia tidak mau lagi berkata kalau dia tidak bisa melakukannya. Dia percaya kalau dia bisa mengingat informasi tentang Perwakilan Min itu (tentang siapa dia, keluarganya, apa hobinya, dan sebagainya).



Eun gi dan Ma roo tiba di tempat yang sudah diberitahukan oleh Jae hee. Eun gi masih sibuk menghapal informasi yang telah diberikan oleh Sekertaris Hyun.

“Anaknya menikah tahun lalu dan Anda sendiri hadir dalam acara itu. Beberapa saat yang cucunya lagir dan dia sangat bahagia karenanya. Jadi Anda bisa menyebutkan itu terlebih dahulu lalu pelan-pelan baru membicarakan tentang transaksi merekam,” begitulah pesan Sekertaris Hyun.

Ma roo masih terlihat cemas.



Saat tiba di depan pintu Ma roo kembali bertanya apakah dia harus ikut masuk bersama Eun gi. eun gi menjawab kalau dia akan melakukannya sendiri.


Eun gi bertemu dengan Perwakilan Min dan memulai pembicaraan. Dia menyinggung tentang anak Perwakilan tersebut. Ekspresi si Perwakilan Min agak berubah mendengar tentang Eun gi menyebut tentang anaknya.



Jae hee sedang menandatangani sebuah dokumen. Pengacara Ahn yang juga ada di sana menanyakan sesuatu. Jadi sekarang Direktur Seo bertemu dengan Presdir Nam dan mengira kalau Presdir Nam adalah Perwakilan Min?” Jae hee mengangguk pelan (geram melihat ekspresi senang di wajah Jae hee).

Pengacara Ahn agak tidak setuju dengan rencana Jae hee karena itu bisa membuat Presdir Nam membatalkan perjanjiannya dengan Tae San. Jae hee malah menjawab kalau memang itu yang dia inginkan. Semakin besar kesalahan yang Eun gi lakukan, maka itu akan membuat image Eun gi semakin buruk.



Eun gi masih membicarakan mengenai putra ‘Perwakilan Min’ yang menikah dan memuji betapa beruntungnya dia memiliki menantu yang sangat cantik.

“Apa kau mabuk?” tanya Presdir Nam. Eun gi terkejut mendengar perkataannya. “Berani sekali kau datang menemuiku dalam keadaan mabuk. Kau bilang apa tentang anakku?” bentak Presdir Nam.


Ma roo berlari sepanjang koridor untuk menemui Eun gi. saat dia membuka pintu, dia hanya mendapati Eun gi yang duduk sendiri.



Eun gi memberitahu Ma roo bahwa orang tadi bukanlah Perwakilan Min melainkan Presdir Nam Perusahaan Moh Sung Chemical. Anaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan 5 bulan yang lalu tapi Eun gi malah memberikan pujian atas pernikahan anaknya.



Jae hee menghubungi Eun gi. Dia memarahi Eun gi atas apa yang sudah dia lakukan.

“Apa kau kembali untuk mengahncurkan Tae San? Karena kau tidak bisa percaya kalau Han Jae hee sudah menjadi seorang Presdir. Untuk orang yang baru saja kehilangan anaknya, apa kau sadar dengan apa yang sudah kau katakan? Apa ada masalah dengan otakmu? Karena kesalahanmu, Presdir Nam menarik investasinya dari perusahaan. Bagaimana kau akan mempertanggung jawabkan kesalahanmu ini?”

“Kau yang salah memberikan informasi kepadaku. Kau bilang aku akan bertemu Perwakilan Min…” Eun gi belum menyelesaikan kalimatnya tapi Ma roo langsung merebut hp Eun gi dan mematikannya. Eun gi berusaha merebut kembali hp nya.



“Aku rasa kita sudah dijebak,” ucap Ma roo.


Pengacara Ahn melapor bahwa berita tentang apa yang sudah Eun gi lakukan telah beredar dengan cepat. Bahkan para direktur sudah mulai kasak-kusuk. Karena itu, dia menyarankan Jae hee agar mengmukakan masalah ini pada rapat dewan direksi pekan depan. Dia akan menyiapkan semau dokumen yang dibutuhkan untuk menyingkirkan Eun gi dari perusahaan.


Jae hee tersenyum penuh kemenangan. Tapi dia merasa permainan jadi kurang menarik karena ternyata dia bisa menang dengan sangat mudah. Saking mudahnya, dia tidak berselera untuk merayakannya.


“Aku malu, benar-benar malu. Harusnya aku mendengarkan perkataanmu dan tidak pergi ke tempat itu. Kenapa aku bisa sangat yakin kalau aku bisa melakukannya?” Eun gi menumpahkan perasaannya kepada Ma roo.



“Eun gi-ah,” panggil Ma roo.

“Aku bahkan tidak bisa berdiri tanpa bantuan orang lain. Heh, kenapa aku bisa punya pikira kalau aku bisa melakukannya?”

“Jangan seperti ini. Lain kali kau pasti bisa melakukannya dengan lebih baik,” ucap Ma roo. eun gi menggeleng. “Kalau kau menunggu dengan sabar, ingatanmu pasti akan kembali. Kenapa kau sangat terburu-buru?” tanya Ma roo.



“Karena aku ingin mengingat Ma roo-shi dengan cepat. Aku ingin tahu seberapa besar kau mengenalku dan menyukaiku,” jawab Eun gi.


Eun gi meletakkan kepalanya di atas meja. “Tapi apa yang sudah aku lakukan? Apa yang sebenarnya bisa aku lakukan? Aku seharusnya tidak kembali. Aku mau menyerah saja,” ucapnya.



Ma roo membaringkan Eun gi di tempat tidurnya.


Esok paginya Ma roo membangunkan Eun gi. dia menyusuh Eun gi untuk membereskan masalah yang sudah dia timbulkan. Tapi Eun gi berkata bahwa dia sudah menyerah lalu kembali tidur. Ma roo menariknya kembali.



“Kau tidak punya hak untuk menyerah. Memang apa yang sudah kau lakukan sampai berani mengatakan kau akan menyerahkan Tae San pada mereka. Nanti pada saat ingatanmu sudah kembali dan kau sudah mendapatkan posisimu, jika saat itu kau merasa tidak membutuhkan Tae San, baru kau boleh meninggalkannya,” ucap Ma roo.

“Aku tidak bisa melakukannya. Bagaimana caranya?” tanya Eun gi keras kepala. “Kemarin kau lihat sendiri kan bagaimana aku jadi bahan tertawaan dan tertunduk seperti orang bodoh. “

“Kau bisa melakukannya,” ucap Ma roo.

Eun gi menggeleng, “Tidak. Aku tidak bisa.”



“Kau bisa,” ucap Ma roo lagi. Eun gi menoleh kepadanya. “Aku adalah buktinya,” lanjut Ma roo (ouch, what does it mean Ma roo? Apa itu berarti kau yang dulunya hanya memanfaatkan Eun gi untuk membalas dendam kepada Jae hee kini telah berubah dan malah menyayanginya?)


Ma roo menarik Eun gi turun dari mobil. Sekarang mereka sudah berada di depan sebuah rumah. Eun gi terlihat bingung dengan apa yang Ma roo lakukan. Tapi kebingungan itu berubah menjadi kepanikan ketika Ma roo tanpa berkata apa-apa meninggalkan dirinya sendiri.


Ternyata Eun gi berada di depan rumah Presdir Nam. Begitu Ma roo pergi, Presdir Nam juga keluar dari rumahnya. Dia melihat Eun gi sementara Eun gi hanya bisa tertunduk. Presdir Nam menatapnya sesaat lalu pergi tanpa menyapanya.



Pengacara Park memberitahu Ma roo bahwa sepertinya Jae hee sudah mengetahui semuanya dan mendapatkan rekaman pemeriksaan Eun gi. karena itu kemarin mereka menjebak Eun gi. Menurutnya, kini tujuan Jae hee hanya satu. Mencabut hak Eun gi untuk memiliki perusahaan.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Pengacara Park.



Hari sudah malam namun Eun gi masih berdiri di depan rumah Presdir Nam. Saat Presdir Nam pulang dia masih tidak menyapa Eun gi dan hanya berlalu di hadapannya. Ma roo mengamati dari jauh.


Jae hee pulang. Karena sedang merasa di atas angin dia pun meminta Eun seok menyebutkan hadiah apa yang dia inginkan. Dia berjanji akan memenuhi keinginan Eun seok.

“Hmm…Eun gi noona. Aku mau Eun gi noona,” jawab Eun seok dengan penuh kepolosan. Senyum Jae hee sedikit menghilang. Jae hee meminta Eun seok menyebutkan hal lain selain Eun gi.

“Kalau begitu aku es krim dan Eun gi noona,” ucap Eun seok. Ini membuat Jae hee kesal.



“Di dunia ini ada banyak hadiah yang lebih bagus tapi kenapa yang kau inginkan hanya Eun gi noona? Mainan, mobil-mobilan, baju. Ibu bilang ibu akan berikan apa saja. Tapi kenapa yang kamu minta hanya itu?” Jae hee memarahi Eun seok. Eun seok langsung menangis.

Jae hee meminta ahjumma membawa Eun seok ke kamarnya.

“Aku benci Eomma,” ucap Eun seok saat ahjumma membawanya (hahah Eun seok menghancurkan kebahagiaan ibunya sendiri)



Eun gi masih belum beranjak. Begitu pula dengan Ma roo yang mengawasinya dari jauh.

Presdir Nam keluar dari rumahnya. Dia memberitahu Eun gi bahwa berapa lama pun Eun gi berdiri, itu tidak akan mengubah keputusannya. Jadi dia menyuruh Eun gi agar pulang saja.

“Presdir aku punya alasan. Aku terkena amnesia. Karena ingin menghindari masalah, aku berpura-pura mengenal Anda hari itu. Karena aku ingin melindungi Tae San, aku menyinggung hal yang salah tentang anak Anda. Silahkan tumpahkan kemarahan Anda padaku. Aku…sekarang…benar-benar memohon maaf kepadamu atas kesalahanku,” ucap Eun gi. presdir Nam yang awalnya sudah berada di halaman rumahnya kembali keluar untuk berbicara dengan Eun gi.


“Kau kehilangan ingatanmu?” tanya Presdir Nam.

“Bukan hanya ingatan, tapi otakku juga bermasalah,” jawab Eun gi.

Presdir Nam berkata bahwa apa pun alasannya, dia akan tetap pada keputusannya. Selain itu, dia tentu tidak mau bekerja sama dengan seseorang yang otaknya bermasalah.

Eun gi menjawab bahwa dia datang bukan untuk meminta Presdir Nam menarik keputusannya. Dia datang untuk memohon maaf atas luka yang sudah dia berikan kepada Presdir Nam.

Presdir Nam bertanya mengapa Eun gi mau menceritakan tentang penyakitnya padahal itu bisa mengancam profesinya sebagai seorang pebisnis.

“Karena aku yakin kalau aku akan sembuh dan menjadi lebih baik," jawab Eun gi.

Presdir Nam kembali bertanya mengapa Eun gi tu menceritakan hal itu kepadanya. Bagaimana kalau dia menyebarkan informasi tersebut.

“Aku datang dengan mempertaruhkan semuanya. Jika Anda menyebarkannya, maka aku tidak bisa melakukan apa-apa. Lebih daripada itu, aku sudah berbuat kesalahan,” ucap Eun gi. Dia tunduk meminta maaf.

Presdir Nam berbalik masuk ke rumahnya.


Eun gi kembali ke kamarnya. Dia terlihat lebih tenang dan bisa sedikit tersenyum.


Pengacara Ahn melaporkan bahwa dia sudah menyiapkan laporan tentang kegagalan Eun gi untuk mempertahankan invesatsi Presdir Nam. Jadi mereka harus menyinggung hal tersebut saat rapat dewan direksi nanti.

Presdir Nam menelepon Jae hee.



Jae hee meminta maaf kepada Presdir Nam atas nama Eun gi. dia berkata bahwa seharusnya dia tidak mengirimkan seseorang yang tidak berpengalaman untuk menemui Presdir Nam.

Ucapan Presdir Nam selanjutnya menjadi shock teraphy buat Jae hee. Presdir Nam berkata bahwa dia ingin membicarakan kembali mengenai investasi yang kemarin dia batalkan. Selain itu, dia meminta sendiri agar Eun gi lah yang menjadi rekan kerjanya dalam perjanjian yang baru akan mereka sepakati.

Jae hee bertanya mengapa Presdir Nam tiba-tiba mengubah keputusannya padahal setahunya Preadir Nam merasa sangat tersinggung dan sakit hati dengan apa yang terjadi kemarin.

“Benarkah? Aku sudah tidak ingat,” jawab Presdir Nam dengan santai.



“Apa?”

“Presdir Seo benar-benar telah mendidik anaknya dengan sangat baik. Dengan Direktur Seo, saya merasa punya kami bisa bekerja sama dengan baik, saya berniat untuk memulai kembali invesatsi tersebut,” ucap Presdir Nam.


Jae hee meminta pengacara Ahn agar segera melaksanakan rapat dewan direksi. Mereka harus segera mengungkapkan semua tentang Eun gi.


Rapat dimulai.



Jae hee menyampaikan kepada para anggota rapat bahwa pada sesi berikutnya ada isu penting yang ingin dia ungkapkan dan itu tentang posisi Eun gi. eun gi kaget namanya disebut.

Tapi sebelum Jae hee melakukan niatnya, sekertaris masuk dan memberikan secarik kertas kepadanya.

“Ayo kita bicarakan lagi tentang rencana kita sebelumnya untuk membunuh Seo Eun gi. Sekarang.”



Begitu isi pesan yang tertulis di kertas itu. Ekspresi Jae hee langsung berubah. Dia
jadi ketakutan.

Jae hee meminta mereka istirahat sejenak sebelum rapat dilanjutkan


Jae hee berdiri untuk meninggalkan ruangan. Pengacara Ahn ingin menyusulnya tapi Jae hee mencegahnya.



Jae hee keluar dari ruang rapat dan melihat kakaknya, Jae suk, sedang berbicara bersama Ma roo. mereka terlihat akrab.


Saat Jae suk melihat Jae hee, dia mendekati adiknya itu. dia berkata bahwa dia sudah menceritakan semua rencana mereka kepada Ma roo tentang bagaimana Jae hee pernah menyuruhnya untuk menyingkirkan Eun gi.

“Ma roo bilang, asal aku masuk ke ruangan itu dan membeberkan semuanya, maka dia akan menjamin sisa hidupku. Walaupun aku tidak begitu menyukai anak itu, tapi setidaknya dia selalu menepati janjinya, tidak seperti dirimu,” ucap Jae hee.


“Kau juga tahu itu kan? Bukankah dia yang menggantikanmu dipenjara saat kau membunuh seseorang? Bahkan sampai sekarang dia tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu,” bisik Jae suk kepada Jae hee. (Ekspresi wajah Jae hee tak terkatakan lagi deh)

“Asal kau tahu, aku tahu tentang hal ini bukan dari Ma roo. Tapi karena aku tahu kalau kau memang orang seperti itu. iya kan?”



Jae hee menatap Ma roo.


Jae hee kembali ke ruang rapat dengan wajah lusuh.

Direktur Kim bertanya hal apa yang tadi ingin Jae hee sampaikan mengenai posisi Eun gi.

Semua orang diam menunggu ucapan Jae hee. Ma roo diam-diam masuk ke dalam ruang rapat.



“Aku bermaksud mengumumkan promosi Direktur Seo Eun gi menjadi CEO Grup Tae San,” ucap Jae hee.

Baik Eun gi maupun Pengacara Ahn terkejut mendengarnya.

Menurut Jae hee, Eun gi sudah punya cukup banyak pengalaman untuk duduk diposisi tersebut.


Jae hee berdiri untuk menyalami Eun gi. “Apa kau mau menerima tawaran ku, Direktur Seo Eun gi?”



Jae hee melirik Ma roo (‘ini kan yang kau inginkan?’ mungkin begitu arti tatapan Jae hee).

Ma roo tersenyum.


Episode 14 끝

Bonus Pic:


Ini bagian dari drama atau hanya keisengan Lee Sang yeob saja ya?


12 comments:

  1. setuju ma semua kata kata choko..
    jae hee itu narsis bgt y.. kepedean kl ma roo pasti kembali padany

    ReplyDelete
  2. waah makasi sinopsnya :)
    wakaupun uda nonton tetep aja ga komplit kalo ga baca sinopsnya hehehehe

    tyas

    ReplyDelete
  3. setuju kalo ini lebih banyak scene hearbreakingnya -.-
    semoga aja episode2 berikutnya gak seheartbreaking ini...
    makasih mbak!!!
    selalu suka ma piku bts lee sang yeob, dia pingin banget eksis as nice guy maybe wkwkwkwk :P

    ReplyDelete
  4. Sumpah ni drama emang keren tiap kali baca pst ngebuat alis bertaut saking serux...

    ReplyDelete
  5. gomawo mb sinopsinya..
    denger2 NG mw di perpanjang ya eps-nya, smp eps brp?
    g papalah panjang2, tp takut lx nti gk happy ending :'(

    -aqilah-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Really. Saya juga baru tau. Tapi klau pd akhirnya tetap sad ending, mending g usah deh. Ntar galaunya kelamaan :(

      Delete
  6. wah aq pernah ttuh chingu nangis kek eun gi.da tauu bgt rasana.semangat, ya chingu but sinop selanjutnya .Fightng!!!!!!! Gamsha.

    ReplyDelete
  7. Wahhh dsni update bgt yahh..
    Thx mba Diana sinopsisnya..
    Hemmm.. ga sbar nunggu next ep :)
    Btw blum ada preview ep 15 nya yah??
    Atw emang ga ditampilin dri sna x yahh??
    Soanya pnasaran bgt... (•̯͡ . •̯͡)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Preview ep 15nya emang g ada. Tapi coba aja cek besok atau selasa di forum2 kayak soompi. Saya tdk janji bisa upload karena pekan ini lagi tidak di rumah. Kalau saya dapat preview nya dan jaringan bagus, saya usahain upload.

      Delete
  8. Thanks buat semuanya. Uploadnya insyaAllah dilanjutin. Cepat tidaknya tergantung kesibukan sih heheh. Once again kamsahamnida....

    ReplyDelete
  9. musnah kek si jae hee-_-

    ReplyDelete