03 November 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 16 part 1


Kalau di episode-episode lain biasanya adegan terkahir akan selalu diulang pada episode berikutnya, kali ini tidak. Jadi maaf ya chingureul. Tidak ada penayangan ulang first kiss EunMa Couple ini hohoho



Ma roo dan Eun gi berjalan bergandengan tangan menuju rumah lama Ma roo. Dalam perjalanan, Eun gi berhenti dan memberitahu Ma roo kalau dia sudah bisa mengingat siapa Ma roo. Ma roo kaget mendengarnya (mungkin lebih tepatnya cemas). Eun gi berkata bahwa Ma roo adalah orang yang sangat dia cintai dan dia rela mempertaruhakan apapun untuknya.

“Sebelum aku kehilangan ingatanku, seperti itulah arti Ma roo bagiku,” ucap Eun gi.



Setelah melihat Ma roo dan Eun gi berciuman, Jae hee pulang dengan kegalauannya.



Ma roo dan Eun gi tiba di depan pagar rumah lama Ma roo. Eun gi berkata di sinilah tempat dia mengungkapkan semua perasaannya kepada Ma roo.





“Apa kau tidak ingat?” tanya Eun gi saat melihat Ma roo tanpa reaksi. Ma roo tidak menjawab. Eun gi kembali mengulang pertanyaannya.



Kini giliran Ma roo yang mengingat kejadian malam itu, saat Eun gi mendatanginya dan mengungkapkan semua perasaannya kepadanya.

Eun gi menunggu jawaban Ma roo.

“Aku mengingatnya,” jawab Ma roo, akhirnya.




Eun gi kembali bertanya apakah apa yang diucapkannya pada malam itu bisa mereka wujudkan bersama (tentang hidup bersama, punya anak, dan menua bersama). Ma roo kembali diam. Eun gi sampai memintanya untuk menjawab pertanyaannya.

Ma roo mendekati Eun gi lalu menciumnya.

“Ayo kita menikah,” ajak Eun gi. “Aku ingin menikah dengan Ma roo-shi. Bukan sebagai tunangan palsu, tapi benar-benar menikah. Aku ingin menjadi bagian dari keluarga Ma roo-shi. Keluarga yang memberikan kehangatan dan rasa aman,” lanjut Eun gi. ma roo tidak berani menatap Eun gi.



Eun gi lalu meraih tangan Ma roo. “Ayo kita menikah, ok?” bujuk Eun gi. ma roo tersenyum kecil dan menyetujui permintaan Eun gi. Eun gi tersenyum bahagia lalu mengajak Ma roo ke suatu tempat.



Eun gi mengajak Ma roo ke toko yang menjual gaun pernikahan. Eun gi sangat bahagia saat menunjukkan gaun pernikahan yang dia sukai dan ingin dia pakai pada hari pernikahan mereka nanti.


Sambil berjalan pulang Eun gi sangat bersemangat membahas pernikahannya. Dia berkata dia akan segera membuat persiapan mulai besok. Eun gi bertanya kepada Ma roo apa lagi yang perlu dia persiapkan selain gaun dan gedung.

“Bulan madu?” tanya Ma roo.

“Ah benar juga,” ucap Eun gi. dia kemudian menanyakan tempat seperti apa yang ingin Ma roo jadikan sebagai tempat bulan madu mereka. Ma roo menjawab dimana saja.



“Berapa banyak anak yang akan kita miliki?” tanya Eun gi.

“Satu laki-laki, satu perempuan,” jawab Ma roo. Tapi bagi Eun gi itu sangat sedikit. Dia mau memiliki 9 anak agar mereka bisa membuat satu tim. Ma roo tersenyum mendengarnya (bahagianya kalau itu terwujud. Jebal….). Eun gi juga memikirkan siapa yang akan mengurus pernikaha mereka nantinya. Dia tidak bisa meminta tolong kepada Sekertaris Hyun karena dia juga belum menikah.

“Jadi siapa ya?” tanya Eun gi.


Eun gi dan Ma roo sedang bahagia-bahagianya sementara Jae hee minum sampai mabuk di sebuah kedai. Dia bahkan meneriaki semua orang di kedai karena menatapnya. Untungnya Pengacara Ahn segera datang.


Pengacara Ahn meminta maaf atas nama Jae hee dan mengajak Jae hee pulang. Jae hee menyindir Pengacara Ahn bagaiman dia bisa menemukannya, ada berapa banyak mata-mata yang dia kirim untuk mengikutinya.

Seorang pria yang tadi mengajak jae hee minum bersamanya mengatakan sesuatu yang membuat Pengacara Ahn memukulnya.

Pengacara Ahn kembali mengajak Jae hee untuk pulang bersamanya. Jae hee dalam mabuknya bercerita bahwa kedai itu adalah tempat yang sering dia kunjungi bersama Ma roo sebelum dia masuk ke Tae San. Dia penasaran apa sekarang Ma roo masih sering ke kedai itu atau tidak.


Ma roo dan Eun gi masih berjalan dengan Eun gi yang masih sibuk membicarakan keluarga masa depan mereka. Ma roo hanya tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan Eun gi. Tapi kemudian…


“Eun gi-ah, aku ingin kita menikah setelah ingatanmu pulih,” ucap Ma roo menghentikan ocehan Eun gi. ma roo berkata demikian karena dia khawatir Eun gi akan mengubah pikirannya begitu ingatannya kembali. Eun gi membalas bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.

Ma roo tersenyum dan berkata bahwa mereka tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Ma roo mengumpamakan adanya pria lain yang akan menarik perhatian Eun gi. eun gi berkata bahwa dia tidak akan pernah berpaling kepada pria itu.

“Bukankah kau sendiri yang bilang, hati orang tidak ada yang tahu,” ucap Ma roo.

“Seperti dirimu yang tidak akan meninggalkanku, aku pun tidak akan pergi dari sisimu,” jawab Eun gi (really? Hah harusnya ada yang merekam ucapan Eun gi ini)



“Kalau setelah ingatanmu pulih dan kau masih ingin menikahi pria sepertiku, memiliki anak dariku, dan menua bersamaku, maka…baru saat itu kita menikah. Kalau saat itu, perasaanmu masih sama terhadapku, maka aku juga tidak akan melepaskanmu ,” ucap Ma roo.


Ma roo kemudian memeluk Eun gi. “Aku tidak akan melepaskanmu, tidak peduli apa pun yang terjadi, apa pun yang orang katakan,” ucapnya.


Jae hee sudah berbaring di kamarnya. Pengacara Ahn mencoba menciumnya tapi Jae hee memalingkan wajahnya (ohoho poor you, Lawyer Ahn).


Jae hee masih tidak percaya kalau Eun gi rela menukar Tae San demi Ma roo. Menurutnya Eun gi sudah kehilangan akal sehatnya (memangnya kenapa? Iri ya karena Eun gi sanggup melakukan itu sedang dirimu tidak?) Jae hee meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang dia lakukan dengan mencampakkan Ma roo demi mendapatkan Tae San adalah hal yang benar (Well, that’s what you think Han Jae hee-shi). Dia bahkan bertaruh kalau semua orang di jalanan harus memilih antara pilihannya dan pilihan Eun gi, dia yakin orang-orang akan setuju dengan pilihannya.



Pengacara Ahn yang bisa melihat keraguan dalam diri Jae hee bertanya apa yang Jae hee inginkan sekarang. Apa dia mau mundur dari apa yang sudah dia lakukan dan kembali ke sisi Ma roo? Air mata Jae hee mengalir.

Pengacara Ahn meyakinkan Jae hee bahwa bukan itu jalan yang harus Jae hee tempuh.

“Aku…karena kau berkata kau menginginkannya, aku bahkan mengkhianati Presdir Seo yang sangat mempercayaiku. Aku bahkan ikut menyebabkan kematiannya. Karena kau yang memintaku, maka aku bisa sampai di sini sekarang. Inilah jalan yang harus kita tempuh,” ucap Pengacara Park. Dia juga mengingatkan Jae hee agar tetap fokus pada Eun gi, bukan Ma roo. jika tidak, maka nasib Ma roo bisa sama seperti Presdir Seo.

Jae hee tidak mengerti maksud perkataan Pengacara Ahn.



Pengacara Ahn berbalik dan menyindir Jae hee. “Ah aku lupa. Korbannya bukan hanya 1 tapi 2. Hanya yang saja kau berhasil memanfaatkan Ma roo untuk menutupi korban yang satu,” ucap Pengacara Ahn. Jae hee terlihat terkejut dan sperti ketakutan mendengarnya ucapan Pengacara Ahn (Well Pengacara Ahn tahu terlalu banyak tentang dirimu, Jae hee. So be careful. Jangan sampai kecemburunnya membuat Pengacara Ahn berbalik menyerangmu)



Eun gi masih mencoba mengingat kejadian pada malam dia kecelakaan. Tapi wajah si pengendara mobil masih samar-samar.


Choco khawatir melihat Eun gi yang memegang kepalanya tapi Eun gi berkata bahwa dia baik-baik saja.



Choco mengasihani hidup yang harus Eun gi dan kakaknya jalani. Menurutnya mereka berdua masih muda tapi jalan hidup keduanya sangat sulit dan rumit. Tapi dia meminta Eun gi agar bersabar dan kuat karena hari bahagia pasti akan datang dalam kehidupan Eun gi. Eun gi tersenyum mendengar perkataan Choco dan berterima kasih.

Eun gi teringat tugas yang diberikan dokter Seo kepadanya. Dia diberi tugas mengingat kejadin yang menyakitkan, mengingat siapa yang terlibat dalam kecelakaan bersamanya.

Kecelakaan….


Eun gi meminta izin untuk memakai laptop Choco. Choco mengamati apa yang Eun gi search di internet. Kening Choco langsung mengkerut saat melihat informasi apa yang sedang Eun gi cari (Btw, pengen banget punya boneka kek yang dipegang Choco)

Eun gi mencari artikel tentang kecelakaan yang menimpanya. Di artikel yang dia baca tertulis bahwa pengencara lain yang terlibat dalam kecelakaan itu berinisial K.



Choco mulai khawatir Eun gi menyadari sesuatu. Dia bertanya mengapa Eun gi harus mengingat kejadian tragis itu. Itu hanya akan menyulitkan Eun gi. eun gi menjawab bahwa itu adalah tugas yang diberikan Dokter Seo kepadanya jika dia ingin ingatannya segera kembali. Choco meremas telingan bonekanya.


Eun gi bertanya kepada Choco siapa kira-kira orang itu, apa dia terluka parah, apa dia meninggal. Choco hanya menggeleng.


Ma roo sedang memeriksa beberapa dokumen ketika Jae gil datang dan bertanya apa Ma roo ingin mati. Ma roo tidak mengerti maksud pertanyaan Jae gil.

“Aku sudah bertemu seniormu sewaktu kuliah, Tae woo hyung, si ahli bedah saraf,” ucap Jae gil.


Dia langsung terduduk. Dia tidak tahu kalau selama ini sahabatnya itu sakit parah. Ma roo buru-buru mendekati Jae gild an menyuruhnya mengecilkan suaranya agar Eun gi dan Choco tidak mendengarnya. Tapi Jae gil justru berkeinginan sebaliknya. Dia ingin mereka tahu. Ma roo langsung menutup mulut Jae gil tapi Jae gil menepiskan tangannya.

Jae gil berkeras kalau dia akan mengatakan hal tersebut kepada mereka. Jae gil berdiri tapi Ma roo menariknya. Dia memohon agar Jae gil menjaga rahasianya yang satu itu. jae gil menangis.


Ma roo dan Jae gl pergi ke kedai untuk minum bersama. Jae gil masih menangis sambil menatap Ma roo. ma roo berkata bahwa dia tidak akan mati. Ma roo berkata bahwa tugas seorang dokter memang memberitahukan kemungkinan terburuk kepada keluarga pasien walapun mungkin keadaannya tidak seburuk itu.

“Kau harus dioperasi. Kau tahu itu kan?” bentak Jae gil. Dia tidak tahan melihat sikap Ma roo yang selalu menghindar. Dia mengancam akan memberitahu Eun gi dan Choco bahwa karena mereka maka Ma roo menolak dioperasi.

“Apa kau pikir aku menolak karena mereka? Apa kau pikir mereka lebih penting daripada hidupku?” ucap Ma roo. Jae gil meminta Ma roo berhenti mengatakan sesuatu yang tidak dia inginkan (Betul,,, ini kebiasaan buruk Ma roo)

Ma roo akhirnya menumpahkan perasaannya.

Ma roo berkata bahwa dia sudah berupaya semaksimal mungkin demi Choco dan Eun gi. Demi kesehatan Choco yang semakin membaik, dia sampai menjual badannya dan harus menahan rasa muntah akibat sakitn kepalanya. Demi Eun gi, sejauh dia sudah melakukan yang dia bisa. Jadi dia merasa sudah bisa membayar separuh hutangnya. Dia menghitung setengah sisanya adalah tanggung jawab Eun gi karena mempercayai pria seperti dirinya tanpa curiga sedikitpun.

Ma roo memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi seandainya dia nanti dioperasi. Bagaimana jika operasinya gagal, dia amnesia, atau lumpuh setelah dioperasi. Dia takut memikirkan dirinya yang akan terlihat sangat menyedihkan.



Ma roo berkata bahwa saat ini dia sangat bahagia dengan kehidupannya. Kesehatan Choco yang semakin membaik sudah cukup membuatnya bahagia. Tapi melihat Seo Eun gi yang selalu menantinya pulang, tidur di rumahnya, berbagi meja makan bersamanya, pergi dan pulang kerja bersama, dan kapanpun dia muncul Eun gi akan menyambutnya dengan senyuman, itu membuatnya semakin bahagia. Dia sendiri tidak percaya dia bisa merasakan kebahagiaan seperti itu.

Air mata Jae gil semakin mengalir deras (T_T)

Dia memohon kepada Jae gil agar membiarkannya merasakan kebahagiaan ini lebih lama. Setelah itu, baru dia akan dioperasi.

Melihat Jae gil yang tidak berhenti menangis, dia kembali menenangkan Jae gil dengan berkata bahwa dia tidak akan mati. Dan sekali lagi dia meminta Jae gil agar tidak menceritakan penyakitnya kepada Choco dan Eun gi.



“Aku juga ingin bahagia, sekali saja,” pinta Ma roo pada Jae gil.

Jae gil menangis semakin keras.

(Awalnya scenario kematian Ma roo, kalau memang pada akhirnya dia harus mati, adalah karena penyakitnya. Tapi setelah mendengar ancaman Pengacara Ahn kepada Jae hee dan juga permintaannya kepada Jae shik, scenario lainnya muncul. Entah mana yang lebih baik. Ma roo meninggal karena penyakitnya atau karena dibunuh oleh si Jahannam Ahn *mengepalkan tangan)


“Aku hampir mengingatnya Ma roo-shi. Tunggulah sebentar lagi. Dan jangan coba-coba pergi meninggalkanku,” ucap Eun gi pada dirinya sendiri (May be it’s you who will run away from him Eun gi-ah)



Keesokan paginya, Eun gi menyiapkan sarapan kesukaan Ma roo. Sup Loach (Loach itu sejenis ikan kecil, mitip lele kayaknya). Choco dan jae gil membantunya sementara Ma roo masih tidur. Ini adalah salah satu scene favorit saya karena mereka bertiga tertawa bahagia sambil membuat sup tersebut.



Saat menyiapkan makanan Choco dan Jae gil berdebat masalah garam. Eun gi mengendap-ngendap mendekati tempat tidur Ma roo lalu menciumnya (aahhhh lucu banget). Setelah mencium Ma roo, Eun gi langsung lari kembali ke tempatnya semula karena khawatir kedapatan Choco dan Jae gil. Ma roo membuka matanya dan tersenyum.

“Aku mendengar tawa sahabat, saudara, dan kekasihku. Mereka adalah bagian mimpiku yang sangat indah dan menyenangkan. Aku takut saat aku membuka mataku, aku akan terbangun dari mimpi indah itu. Karenanya aku tidak ingin membuka mataku. Terima kasih telah memberikan pagi yang indah ini untukku. Aku tidak akan meminta yang lain lagi. Aku tidak akan berharap lebih. Sekarang aku benar-benar bahagia” (ini adalah monologue Ma roo)


Di tempat yang sangat berbeda, Jae hee menikmati sarapannya dalam kesendirian (Woaaahhh apa enaknya makan sendirian?) Tiba-tiba ahjumma datang dan melapor kalau Jae shik berhasil menerobos masuk.



Jae shik muncul dan langsung duduk di meja makan. Dia mencubit sedikit makanan Jae hee yang terlihat jijik. Jae hee langsung menyuruh ahjumma untuk membersihkan meja. Dia bahkan mengancam akan memecat si ahjumma kalau sampai Jae shik memasukkan satu biji beras ke dalam mulutnya.

Jae shik masih menunggu sampai Jae hee akan berangkat kerja. Dia memberitahu Jae hee

bahwa apa yang dia lakukan terakhir kali adalah sebuah spontanitas karena Jae hee lah yang pertama kali mengkhianatinya. Jadi dia meminta agar adiknya itu tidak begitu marah atas apa yang dia lakukan.

Jae shik kembali berkata bahwa dia tidak akan mengkhianati Jae hee kalau saja Jae hee memenuhi permintaannya. Dia lalu mengelus kepada Jae hee. Jae heemenyuruhnya untuk menyingkirkan tangannya. Tapi karena Jae shik tidak menghiraukannya, Jae hee langsung menendang kaki Jae shik.

Jae hee menyuruh Jae shik segera pergi dari rumahnya sebelum dia memanggil orang untuk mengusirnya.



“Apa kau juga ingin membunuh Ma roo?” tanya Jae shik. Jae hee yang sedang melangkah pergi dari Jae shik langsung berbalik dengan wajah terkejut.

“Ada seseorang yang mendekatiku tapi aku memutuskan untuk mengamati terlebih dahulu. Apa kau juga ingin melenyapkan Ma roo dari dunia ini?” tanya Jae shik lagi.

Bersambung ke part 2
Silahkan tarik nafas dulu chingu.

5 comments:

  1. apa sih jawaban jae hee? ep 16 ini berakhir dgn adegan apa? semangat buat sinopnya y!!!! penasaran bgt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak ada jawaban dari jae hee tapi kalau dari tatapannya sendiri bisa terlihat kalau Jae hee sepertinya tidak ingin sampai Ma roo terbunuh... Itu pendapat saya sih.

      Delete
  2. NG emang keren..biarpun pertama kali mau liat sempat deg..degkan..ngerasa drama ini bakal sedih bgt & penuh trik2 keji..tp ternyata bnyk adegan 'so sweet' eunma ^^… aku jg ngerasa sbnrny jae hee g jahat cuma dia gak mau hidup miskin & pingin dihargai, klo aja eun gi gak kasar jae hee pasti jg baik. Kasian liat jae hee. Jae sik jg ternyata perhatian sama chocho,,jd penasaran kira2 jaesik tega bunuh maru g? Sempat sedih pas adegan pagi yg maru berasa bahagia bgt..biasany kdrama klo tokoh utama ditengah2 episode ngerasa terlalu bahagia pasti stlh itu akan bnyk air mata..*mdh2an happy ending
    Semangat terus bikin sinopsis NG ya...

    ReplyDelete
  3. 4 Jempol buat Diana Unnie.,!^_^
    Entah kapan lagi, ada adegan manis seperti diatas, setelah episode ini?T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di episode terakhir, di adegan paling akhir (which means a happy ending heheh *ngarep banget)
      Goaewoyo ^_^

      Delete