17 November 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 20 part 1


Hiks....episode terakhir T_T



Chingu lihat ekspresi Ma roo di gambar di atas? Ya, itulah ekspresi Ma roo saat mengawali episode ini. Walau masih ada sisa air mata di pipinya, Ma roo akhirnya tersenyum. It’s the symbol, actually, on how this episode will end.





“Eun gi-ah, ayo kita pergi,” ajak Ma roo kepada Eun gi. Sambil menggenggam tangan Eun gi, dia meminta Eun gi agar ikut bersamanya ke tempat dimana tidak seorang pun bisa mengenali mereka.




Tapi Eun gi menarik tangannya dan berkata kalau Ma roo sepertinya masih belum sadar bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Dan baginya, sekarang mencari kebenaran atas apa yang terjadi pada ayahnya dan Pengacara Park yang masih koma lebih penting daripada Ma roo.



Eun gi menerima telepon dan berkata bahwa dia akan segera ke sana. Dia pamit pada Ma roo tapi Ma roo langsung menariknya dan memeluknya. Chingu bisa lihat ekspresi Eun gi. Dia agak kaget dan hampir luluh (*jiaaah luluh…)



Ma roo lalu melepaskan pelukannya dan membiarkan Eun gi pergi. Tapi tangannya beraaaaaat banget melepaskan tangan Eun gi :(


Eun gi bertemu dengan Sekretaris Jo yang sudah menunggunya dengan gelisah. Ternyata Eun gi sudah memberi tahu kecurigaannya kepada Sekretaris Jo atas apa yang menimpa Pengacara Park. Sekretaris Jo berusaha menjelaskan bahwa dia sama sekali tidak terlibat dalam kecelakaan yang menimpa Pengacara Park.


Eun gi mengangguk dan berkata bahwa dia percaya perkataan Sekretaris Jo. Dia lalu mempersilahkan Sekretaris jo untuk duduk karena dari tadi mereka hanya berbicara sambil berdiri. Tapi saat Sekretaris Jo akan duduk, tiba-tiba Eun gi menendang kursinya. Alhasil, Sekretaris Jo jatuh terduduk di lantai (Eun gi menakutkan euy...)


Eun gi langsung menarik kerah baju Sekretaris Jo dan bertanya siapa yang menyewanya untuk mencelakakan Pengacara Park. Sekretaris Jo terlihat ketakutan melihat Eun gi. Tapi dia masih bertahan dengan pembelaan atas dirinya.

“Baiklah, teruslah mengelak. Tapi jangan salahkan aku kalau aku harus menggunakan cara terakhir untuk membuatmu mengaku,” ancam Eun gi.


Seseorang menguping pembicaraan mereka dari luar. Dan orang itu melapor kepada Pengacara Ahn.

Pengacara Ahn bertanya kepada orang itu dimana dan apa yang sedang Ma roo lakukan.

Well, Ma roo is here, again, with Jae hee.


Ma roo memberitahu Jae hee bahwa dia akan ke kantor polisi bersama rekamannya. Sekarang tidak ada lagi tempat untuk Jae hee lari dan bersembunyi. Jae hee mengingatkan Ma roo bahwa kalau dia benar-benar menyerahkan rekaman itu kepada polisi, maka dia juga akan membeberkan dana gelap yang Presdir Seo wariskan untuk Eun gi. Dia bertanya apa Ma roo tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi pada Eun gi.



Karena ancaman Jae hee itu, Ma roo sudah berusaha mengajak Eun gi untuk pergi bersamanya. Tapi Eun gi menolaknya karena katanya ada hal yang harus dia lindungi dan selesaikan terlebih dahulu. Melihat ambisi Eun gi itu, Ma roo merasa dia tidak perlu khawatir meninggalkan Eun gi sendiri karena dia yakin Eun gi akan bisa menyelesaikannya. Selain itu, dia khawatir kalau keberadaan dirinya justru akan menjadi beban untuk Eun gi.

Jadi Ma roo mempersilahkan Jae hee melakukan apa yang dia mau. Toh, kejahatan memang harus diungkap dan jika si pelaku harus mendapatkan hukuman, maka dia harus menerimanya. Ma roo kembali mengingatkan Jae hee untuk menyerah. Dia berjanji akan menunggu Jae hee.



“Tapi kau bilang kalau kau bisa memberikan semuanya selain cinta ‘kan?” tanya Jae hee. Ma roo mengiyakan. Jae hee melanjutkan bahwa dia tidak butuh tubuh, simpati atau rasa iba dari Ma roo. Jadi dia tidak akan pernah menyerahkan dirinya dan lebih memilih untuk mati.



“Apa kau mau mati bersamaku?” tanya Jae hee (iyuuuuuh….Shiro!) Dia mengajak Ma roo untuk mati bersama karena mereka hidup atau tidak, tempat mereka kembali sama saja, neraka. Lagipula, bagaimana seseorang bisa hidup tanpa cinta?

“Kalau kau mau mati, mati saja sendiri! Aku tidak akan mati. Kenapa aku harus mati? Aku tidak melakukan kesalahan apa pun,” jawab Ma roo (Semangat Ma roo!)

Ma roo berkata bahwa dia masih bisa hidup walau tanpa cinta. Baru kali ini dia sangat menginginkan sesuatu (ingin hidup, red). Jadi dia akan bertahan.



“Aku tidak akan mati,” ucap Ma roo. Tapi tepat setelah dia mengucapkan kalimat itu, sakitnya kambuh. Jae hee khawatir melihatnya.

Ma roo berusaha menahan sakitnya dan mengendalikan dirinya. Karena tidak ingin ketahuan, Ma roo pun pamit. Dia meminta Jae hee untuk segera meneleponnya jika dia berubah pikiran. Dia bersedia menemani Jae hee ke kantor polisi jika dia takut pergi sendiri.


Di ruang tamu, Ma roo hampir jatuh. Dia sampai harus berpegangan pada tembok untuk menahan dirinya (Tidak tidak tidak. Jangan di rumah itu. Jangan di depan Jae hee. Please….!)

Jae hee terlihat memikirkan ucapan Ma roo.


Eun gi masih menjaga Pengacara Park. Saat berjaga, dia teringat ajakan Ma roo padanya. Dia seperti menyesal karena menolak ajakan itu.


Tapi kemudian, dia melihat jari Pengacara Park bergerak sedikit. Eun gi kaget sekaligus senang.



Jae gil pulang tapi keadaan rumah masih gelap. Saat menyalakan lampu dia terkejut melihat Ma roo sudah terbaring di lantai, tidak sadarkan diri. Jae gil langsung mendekatinya dan mencoba menyadarkannya.


Choco berlari sambil menangis. Dia sampai terjatuh di koridor RS karena tidak sanggup menerima kabar tentang Ma roo. Tapi dia berusaha menguatkan dirinya dan berdiri kembali.



Choco mendekati Jae gil yang sedang berjaga di depan kamar Ma roo. Dia bertanya dimana kakaknya. (Wajahnya pucat sekali. Saya khawatir penyakitnya akan kambuh). Jae gil memberitahu bahwa dokter sedang menemui Ma roo (Jae gil juga nangis T_T)

Choco bertanya kenapa Jae gil tidak memberitahukan tentang penyakit Ma roo padanya padahal dia sudah tahu sejak lama.

“Aku ini adik Oppa. Aku satu-satunya adik yang dia miliki di dunia ini,” ucap Choco.

“Ma roo tidak ingin kau tahu. Aku juga berpikir demikian,” jawab Jae gil.



Choco terduduk lemas di lantai.

“Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya? Uri oppa bahkan bisa segera tahu kalau aku sakit, walau hanya demam. Uri oppa….dia bahkan tahu kalau aku sakit walau itu hanya demam. Tapi oppa dengan sakitnya yang separah ini, bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?” tanya Choco menyalahkan dirinya sendiri. Dia menangis (*hiks. Ulijima Choco-ah..)

“Karena Ma roo adalah seorang kakak dan kau adalah adiknya,” jawab Jae gil (I can’t help it anymore. I’m also crying. Yah, begitulah yang namanya kakak. Dia akan berusaha agar tidak membuat adiknya cemas. Can I be like that???)

Jae gil lalu menyuruh Choco agar masuk menemui Ma roo lebih dulu.


Choco berdiri dan melangkah ke pintu, tapi mengubah pikirannya. Dia pergi dan tidak menemui kakaknya (we yo?) Jae gil bertanya Choco mau ke mana. Tapi Choco tidak menghiraukannya.


Dokter Seo sedang menunggui Ma roo yang entah belum sadarkan atau sedang tidur. Ma roo kaget saat mengetahui siapa yang sedang menungguinya.



Dokter Seo memberitahu Ma roo bahwa besok pagi adalah jadwal operasi Ma roo. Tidak boleh terlambat sejam pun karena itu bisa membahayakan nyawanya. Sekarang kemungkinan keberhasilan operasinya adalah 50/50. Dia bertanya apa Ma roo tidak takut.

Ma roo tersenyum dan menjawab bahwa awalnya dia memang takut. Tapi ternyata sekarang rasa takutnya itu tidak sebesar yang dia perkirakan. Dokter Seo kembali bertanya apa ada hal yang ingin Ma roo lakukan sebelum dia meninggal, misalnya ada orang yang ingin dia temui atau dia ingin ‘katakan cinta’ pada seseorang. Dia akan memberikan izin khusus jika memang Ma roo ingin melakukannya. Ma roo kembali tersenyum dan berkata dia masih punya 50% kesempatan untuk hidup. Jadi kenapa dokter Seo berkata seolah-olah dia akan mati. Dokter Seo tersenyum. Dia lalu pamit dan meminta Ma roo istirahat.

Tapi sebelum pergi dia mengakui sesuatu kepada Ma roo.



“Hal yang paling aku sesali saat ini adalah merawat Seo Eun gi setelah kau meminta pertolonganku. Walaupun aku tahu kalau begitu ingatannya kembali, kaulah yang pertama yang akan dia ‘buru’, aku malah membiarkannya, dan tidak mengentikannya dengan menggunakan profesiku sebagai dokter sebagai alasannya,” ucap dokter Seo.

“Jadi kau…” lanjut dokter Seo sambil menunjuk Ma roo, “kau harus hidup dan membalasku.” Keduanya tersenyum.

Di kamar Pengacara Park…



Pengacara Park akhirnya membuka matanya. Eun gi yang masih ada di sampingnya bertanya apa Pengacara Park bisa mengenalinya. Eun gi menangis bahagia.


Jae hee duduk sendiri, merenung, di dalam gelap.


Jae shik datang menemuinya. Dia heran kenapa Jae hee duduk di dalam gelap seorang diri. Dia mengenang kembali masa kecil mereka dimana Jae hee selalu memperlakukannya seperti binatang, bahkan saat dia hanya meminta Jae hee untuk membagi makanannya.

“Kau bahkan tidak sekalipun pernah memanggilku Oppa,” ucap Jae shik.



Jae shik mengelus kepala Jae hee. Kali ini Jae hee tidak menghindar. Jae shik memberitahu Jae hee bahwa tadinya dia berniat membunuh Ma roo. Jae hee langsung menoleh dan marah kepadanya. Dia mengingatkan Jae shik bahwa dia tidak akan tinggal diam kalau sampai Jae shik menyakiti Ma roo. Tapi Jae shik berkata bahwa dia tidak peduli dengan apa yang akan Jae hee lakukan selama dia mendapatkan apartemen yang dijanjikan kepadanya. *diposkan oleh diana di diananasta.blogspot.com

Tapi kemudian dia mengurungkan niatnya itu karena Choco, adik Ma roo. Choco yang selalu berbaik hati memberinya makanan, bahkan menyiapkan sup rumput laut di hari ulangtahunnya, pada orang yang akan membunuh kakaknya. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh adiknya sendiri.

“Jadi bagaimana bisa aku membunuh kakaknya? Bagaimana aku bisa membunuh kakaknya sementara dia sudah menyiapkan sup rumput laut untukku? Karena anak itu, aku harus kehilangan apartemenku,” ucap Jae shik. Dia marah pada dirinya sendiri. Jae hee hanya tunduk, tidak menatap Jae shik.



“Tapi sebenarnya, itu semua karenamu,” ucapnya lagi sambil menunjuk Jae hee. “Kalau saja kau bisa memperlakukanku dengan lebih baik, aku, Han Jae shik, tidak akan menukar apartemen dengan semangkuk sup yang tidak berharga itu. ITU SEMUA SALAHMU!!”

(You see. Kebaikan akan selalu berbuah manis. Walaupun balasannya tidak kembali kepadamu, tapi dia akan kembali kepada orang yang kau sayangi. Yap, Tuhan tidak pernah salah dalam membalas hambanya. Benar kan chingu? ^_^)



Jae shik mencoba menenangkan dirinya. Dia duduk di hadapan Jae hee dan melanjutkan apa yang ingin dia katakan. “Tapi bagaimanapun juga, Ma roo akan mati karena penyakit yang dia derita. Jadi dia tetap akan mati walau aku tidak membunuhnya.”

Jae hee langsung menatap Jae shik. Dia bertanya apa maksud perkataan Jae shik. Bukannya menjawab Jae shik malah mengoceh hal lain. Dia mendapat ide untuk berbohong agar tetap bisa mendapatkan apartemen yang dijanjikan padanya. Jae hee kehilangan kesabaran dan membentak Jae shik agar menjawab pertanyaannya.

“Ma roo akan mati karena penyakit? Ma roo sebenarnya kenapa?” tanya Jae hee.


Ma roo berdiri di dekat jendela kamarnya. Dia mengingat perkataan dokter Seo yang akan memberikan izin khusus kepadanya jika memang ada urusan penting yang harus dia selesaikan.


Choco sedang bernyanyi di karakoean untuk menghilangkan stresnya. Jae gil datang mematikan musiknya. Menurutnya apa yang dilakukan Choco bukanlah hal yang benar. Seharusnya sekarang Choco berada di dekat Ma roo dan mendampinginya sebelum dia dioperasi. Jadi dia mengajak Choco agar kembali ke RS. Tapi Choco menolak.

Choco tidak mau menemui Ma roo. Dia berharap Ma roo akan terus berusaha untuk bertahan karena belum bertemu adiknya. Seperti sewaktu dia sakit dan Ma roo berada dalam penjara. Saat itu Choco sudah berpikir untuk menyerah tapi karena dia belum bertemu dengan Ma roo, dia dengan seluruh tenaganya menahan sakit dan terus berusaha agar tidak kalah dari penyakitnya.



“Jadi uri oppa juga, kalau dia dioperasi tanpa melihatku, lalu saat dioperasi dan dia merasa sangat kesakitan…saat dia berpikir untuk menyerah, dia akan berkata ‘tidak, tidak boleh. Aku belum bertemu Choco’. Dia akan berpikir seperti itu dan aku harap dia bisa mendapatkan kekuatan. Jadi dia tidak akan mati dan kembali dengan selamat,” ucap Choco sambil menangis. Jae gil tersenyum memuji Choco.

Kemudian seseorang meneleponnya. Dari Jae hee. Dia bertanya dimana Ma roo sekarang.


Jae hee memakai jasnya dengan tangan gemetar. Dia mengingat ucapan Ma roo saat dia berkata bahwa dia tidak akan mati dan akan bertahan untuk terus hidup.


Saat dia sudah bersiap untuk pergi dia bertemu dengan Eun gi yang baru saja tiba untuk mengganti pakaiannya. Mereka bertatapan untuk sesaat lalu Eun gi meninggalkannya.


Jae hee kembali mengingat ucapan Ma roo bahwa walaupun tanpa cinta dia akan tetap hidup. She's thinking about something.


Jae hee masuk ke kamar Eun gi. Eun gi tidak suka melihat Jae hee yang masuk ke kamarnya tanpa mengetuk terlebuh dahulu. Dia bertanya apa yang Jae hee inginkan. Jae hee diam. Eun gi kembali bertanya apa sekarang Jae hee berniat untuk menyakitinya?



“Ma roo… sedang sakit. Dia sakit parah,” ucap Jae hee (woaaahh Jae hee mengalah).

Bersambung ke part 2
Silahkan di baca di sini

Bonus pic BTS:


LOL

15 comments:

  1. Ru bca setengah ri sinopsis episode 20 dah mewek kyk gini (;_;) sedih pas bca alasan choco g mau ktmu kkY n krna dialah maru tdk jdi dibunuh jae shik di tunggu kelanjutanY ;^) thanx

    ReplyDelete
  2. mbk. . .diana..semangat. . . .
    Duch. . .ep 20 ne buat q terharu. . . .pengen liat filmx
    Mau download. . .downlod dmana ya yg ada subtitlenya. . .??
    D youtube gk ada. . . . . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya donlod di gooddrama.net. Di situ ada 3 link video. Saya donlodnya dari link yang pertama. Tapi harus pake IDM biar lebih mudah.

      Delete
  3. Lanjoet eon,,
    Aqu sedang mnanti malam tiba, mampir lapak DVD, sore ato malam ini dtg katanya *nasib ga bs liat ending NG :(
    Alhamdulillah jun ha sadar,, sampe2 smpet2 nya mejeng b'gaya gituh haha..

    .ajeng.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Si Junha lucu hehehe. Wah sudah ada DVD nya? Cepat juga ya. Mudah-mudahan kualitas gambarnya bagus. Semangat mencari ya?! ^_^

      Delete
  4. Duhhhhh maruu.
    suka dech ma penulis naskahx.
    Suka juga ma yg nulis sinopsisx.maka sih ya

    ReplyDelete
  5. sedih bgt sih..
    huhuhuhu
    lanjut dong ... tinggal part 2.
    semangat.!!..!!

    ReplyDelete
  6. Jun Ha makin lucu aja. Banyak fotonya yg di share oleh BTS dengan gayanya yg...

    Nyeleneh+Aneh -> Lucu+Tawa
    (rumus prsamaan reaksinya).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahaha iya. Dia itu saingan sama Eun gi dan Maru :D

      Delete
  7. akhirnya sampai juga ep terakhir..makasih ya sis..ats sinopsisnya..

    ReplyDelete