07 October 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 8 part 1


Eun gi tiba di depan rumah Ma roo. Dia terlihat kelelahan dan pucat. Eun gi membunyikan bel, tidak ada jawaban. Dia memcoba membuka pintu pagar tapi terkunci.



Jae hee berjalan menuju mobilnya sambil membawa sebuah bungkusan. Pengacara Ahn mengawasi kepergiannya.

Eun gi masih menggedor-gedor pagar Ma roo dan memanggilnya. Tapi tetap tidak ada jawaban.



Jae hee tiba. Dia berjalan menuju rumah Ma roo.

Eun gi menunggu selama beberapa saat (sepertinya cukup lama). Ma roo masih belum muncul. Eun gi memutuskan untuk pergi. Tepat saat itu Ma roo membuka pintunya. Wajahnya bengkak.





“Itu adalah ciuman pertamaku, saat kita di kastil Hirosake. Juga untuk pertama kalinya aku mendengar orang mengatakan padaku ‘Aku cinta padamu’. Pertama kalinya selama 29 tahun aku hidup. ‘Aku mencintaimu, Seo Eun gi-shi’. Untuk pertama kalinya aku mendengar kalimat yang bisa membuat jantungku berdetak. Dan itu karenamu. Karena pria yang bernama Kang Ma roo, bangun…bernafas…hidup…semuanya terasa menyenangkan untuk pertama kalinya. Aku benar-benar memikirkan itu semua sampai kepalaku hampir meledak. Bahkan jika aku kehilangan semuanya, aku tidak boleh melupakn pria ini. Begitulah keputusan ku 5 jam yang lalu,” ucap Eun gi sambil menangis. (Artinya Eun gi sudah menunggu di depan rumah Ma roo lebih dari sejam).



Ma roo mendekatinya dan menghapus air matanya.

“Satu-satunya harapanku saat ini adalah…agar dapat melihatmu setiap hari, mengatakan ‘aku cinta padamu’ setiap hari, dan mengakui perasaan kita masing-masing setiap hari. Bahwa kita memimpikan hal yang sama, memiliki dan membesarkan anak, dan menua bersamamu…apakah itu bisa terjadi?” tanya Eun gi penuh harap. Dia masih menangis.



Ma roo memeluk Eun gi.

Dan saat itu Jae hee tiba dan melihat mereka berpelukan. Ma roo mempererat pelukannya. Mereka bertatapan selama beberapa saat. Jae hee menyerah dan meninggalkan bungkusan yang dia pegang lalu pergi.


Ma roo mengobati luka di kaki Eun gi akibat berlari tanpa menggunakan alas kaki. Eun gi mengamati wajah Ma roo yang bengkak. Dia ingin menyentuhnya tapi Ma roo menghindar. Eun gi berkata kalau wajah tampan Ma roo sudah hancur. Ma roo tidak membalas ucapannya.


Ma roo berniat keluar untuk membeli makanan karena dia yakin Eun gi juga belum makan malam. Eun gi masih bertanya mengenai luka Ma roo tapi Ma roo kembali tidak menggubris pertanyaan Eun gi. Dia pergi mengambilkan baju Choco dan menyuruh Eun gi untuk mengganti pakaiannya dengan baju itu.



Eun gi belum menyerah. Dia masih menanyakan luka Ma roo, apa masih sakit. Dia berniat menyentuhnya tapi Ma roo menahan tangan Eun gi. Dia berkata kalau sejujurnya dia suka dengan wajahnya sekarang. Lebih terlihat manusiawi. Dia sudah bosan dengan wajahnya yang sangat tampan dan sempurna (hahah Ma roo ternyata narsis juga). Tapi Eun gi tidak tertawa atau tersenyum mendengar lelucon Ma roo. ma roo berkata bahwa dia serius dengan perkataannya. Dia bahkan sengaja tidak memakai obat agar wajahnya tidak membaik.


Ma roo kemudian mengganti pakaiannya di kamarnya. Bekas pukulan masih terlihat jelas di punggungnya (seperti bekas kerokan heheh). Dia sekuat tenaga menahan rasa sakit akibat pukulan yang dia dapatkan.


Eun gi menatap perban di kakinya. Dia seolah-olah berbicara kepada ibunya dan bertanya apa dia sudah melakukan hal yang benar, apakah kehidupan seperti ini yang dulu ibunya ingin dia jalani. Jalannya memang sulit tapi kali ini dia berani mencoba dan menjalaninya.

“Beri aku kekuatan, Eomma,” ucap Eun gi.



Ma roo keluar mencari makanan. Dia berhenti didepan bungkusan makanan yang Jae hee tinggalkan. Ma roo tidak meneruskan jalannya tanpa mengambil bungkusan tersebut (Kasih saya saja. Nae baegoppa)



Jae hee berpikir di dalam mobilnya. Dia terlihat stress. Tapi dia kemudian terheran saat melihat Pengacara Ahn berdiri di luar mobilnya.


Ma roo pulang dan mendapati Eun gi sudah tertidur. Dia membaringkan Eun gi di tempat yang lebih hangat (yang ada alas tidurnya).



Ma roo memegang kening Eun gi untuk mengetahui keadaannya. Ma roo kemudian duduk di samping Eun gi dan melihat foto kecilnya bersama Choco dan ayahnya. Di sana ada sebuah foto. Seperti sebuah pulau.


Ma roo mengambil foto itu dan membaca catatan yang Eun gi tinggalkan di dekat foto.

“Tadi aku bosan jadi aku membuka laci mejamu dan menemukan ini. Kalau besok pagi cuacanya bagus, ayo kita pergi bersama ke sana (tempat yang ada di foto, red). Perjalanan kita yang pertama, hanya kita berdua. Eun gi,” begitulah isi catatan yang Eun gi tulis.

Ma roo menatap foto itu dan teringat kisah di balik foto itu.




Foto itu diberikan oleh Jae hee. Ternyata Jae hee juga pernah mengajak Ma roo jalan-jalan ke tempat itu saat mereka masih pacaran. Sama seperti ajakan Eun gi, ternyata ajakan Jae hee saat itu juga adalah ajakan perjalanan pertama dia dan Ma roo. ma roo terlihat cuek. Jae hee merengut. Dia merebut foto itu dari tangan Ma roo dan berkata dia akan mengajak orang lain saja kalau Ma roo tidak mau. Ma roo langsung merebut kembali foto itu dan menyetujui ajakan Jae hee.


Ma roo meletakkan foto itu dan menata Eun gi. Lumayan lama. Dia bahkan membelai rambut Eun gi yang sedang tertidur pulas. Dan…Ma roo mencium lembut pipi Eun gi (^,^)


Jae gil menangis di tengah jalan seorang diri meratapi nasib Choco. Choco datang dan memukul punggungnya. Jae gil sangat terkejut melihatnya karena dia mengira kalau Choco yang ada dihadapannya adalah hantu.

Ternyata Jae gil mengira kalau Choco sudah meninggal karena dia mendengar kabar dari si pemilik penginapan mereka bahwa Choco meninggal setelah memakan racun tikus LOL Jae gil berkata bahwa dia sudah hampir menenggalamkan dirinya sendiri ke laut saat mendengar berita itu.

Jae gil lalu bertanya-tanya apa mungkin ada orang lain di pulau itu yang bernama Choco. Choco berkata bahwa anjing peliharaan rumah di dekat penginapan mereka bernama Choco.

Jae gil menggerutu karena sudah salah paham dengan nama Choco yang disampaikan oleh si pemilik penginapan.

Choco menjelaskan bahwa ayahnya lah yang memberikannya nama seperti nama anjing. Bahkan di lingkungan tempat tinggalnya ada dua anjing yang bernama Choco. Jae gil heran kenapa ayah Choco memberikan nama yang mirip nama anjing kepada anaknya. Choco bercerita bahwa saat kecil itu dia sangat rewel tapi herannya dia berhenti menangis saat diberikan cokelat. Karena itu namanya adalah Choco.



Jae gil memberi nama baru buat Choco. Ji hyun yang artinya bijaksana dan pandai. “Kang ji Hyun. Kau suka kan?” Jae gil tersenyum bangga. Choco terharu. Dia berkata kalau sangat sangat sangat suka dengan nama itu. Dia bahkan juga ingin mengganti marganya menjadi Jeon. Jeon Ji hyun, begitulah nama baru Choco hahah.


Hari sudah pagi. Baju Eun gi sudah terjemur di luar rumah tapi Eun gi masih tidur. Ma roo sedang berada di sebuah took pakaian. Dia membelikan pakaian dan sepatu untuk Eun gi (yuhu…ternyata Ma roo setuju buat bepergian bersama Eun gi). Saat di kasir, dia melihat sebuah Koran yang salah satu beritanya berisi wawancara dengan Jae hee.



‘Wawancara dengan Han Jae hee, mantan reporter HBS yang akan segera menikah dengan Presiden Grup Tae San, Seo Jun gyu’

Ma roo kemudian teringat perkataan Jae suk yang mendengar kabar bahwa adiknya akan segera menjadi istri kedua dari Presdir Grup Tae San.

Ada yang menghubungi hp Ma roo. Dia adalah Han jae hee. Ma roo tidak menjawab dan malah mematikan hp nya (pertanda apakah ini?)


Jae hee sedang berdiri di depan jendela sambil menggenggam hp nya. Dia menghubungi seseorang tapi hp orang itu tidak aktif. Jae hee terlihat kesal. Dia lalu teringat percakapannya dengan Pengacara Ahn semalam.



Pengacara Ahn memberitahukan Jae hee bahwa Presdir Seo sudah tahu hubungan mereka karena mereka terekam di kamera CCTV. Jae hee tidak percaya mendengar berita itu. Pengacara Ahn juga memberitahukan bahwa Presdir Seo sudah merubah surat wasiatnya. Presdir Seo akan menyerahkan semuanya, perusahaan, saham dan rumah kepada Seo Eun gi.

“Lalu aku…tidak…tidak…dan Eun seok…anakku Eun seok juga adalah darah daging Presdir. Bagaimana dengan Eun seok?” tanya Jae hee kepada Pengacara Ahn. Jae hee meminta agar mereka berdua memohon maaf kepada Presdir. Tapi Pengacara Ahn berkata bahwa Presdir Seo tidak akan memaafkan mereka. Jae hee mulai menangis. Dia tidak menduga hal ini akan terjadi.



Pengacara Ahn juga memberitahu Jae hee bahwa Eun gi sudah tahu hubungan masa lalu Jae hee dengan Ma roo. Menurut Pengacara Ahn, Eun gi sengaja mendekati Ma roo untuk memanas-manasi Jae hee. Dia kemudian menyarankan Jae hee agar segera pergi dari rumah itu karena dia tidak akan bisa menang dari kedua orang yang menakutkan seperti Presdir Seo dan anaknya.


Jae hee yang awalnya terlihat sangat cemas seperti mendapat sebuah ide. Tatapannya langsung berubah.


Dia kembali menghubungi Ma roo tapi hp Ma roo masih belum aktif. Tapi dia meninggalkan pesan seperti ini: “Ma roo tolong aku. Kakakku akan membunuhku. Aku tidak tahu siapa yang bisa aku hubungi selain kamu. Maafkan aku, Ma roo. Hanya kali ini. Hanya kali ini tolong aku!” Jae hee lalu melemparkan botol yang dia pegang ke cermin yang ada di hadapannya dan berpura-pura menangis.

Woaaah daebak! Kalau Jae hee jadi aktris, bisa dapat award >.<




Ma roo berjalan pulang. Dia mendapat sebuah sms (sepertinya sms itu berbunyi bahwa dia punya satu pesan suara) tapi tidak digubrisnya. Eun gi juga sudah bangun. Pengacara Park menghubunginya tapi dia mereject panggilan itu. Eun gi melihat jam dan kaget sendiri karena bisa tidur selama itu (dia baru bangun jam 11). “Apa rumah ini sebegitu nyamannya?” tanya Eun gi pada dirinya sendiri.


Ma roo sudah tiba di depan rumahnya tapi dia kembali mengeluarkan hp nya. Dia sedikit ragu tapi akhirnya dia memutuskan untuk mendengarkan pesan yang dia terima. Dari Jae hee (Kalian sudah tahu kan apa isi pesannya?)

Eun gi memanggil Ma roo.


Ma roo sudah berada tepat di depan pintu pagarnya. Dia bimbang sesaat. Ma roo kemudian menghubungi seseorang. Ternyata orang itu adalah Jae hee (aarrgghh….emosi saya chingu). Ma roo menanyakan kabar Jae hee. Jae hee sepertinya ‘sedang menangis’ karena Ma roo memintanya untuk berkata yang jelas. Kalimat terakhir Ma roo adalah, “Kamu dimana sekarang?” (Bisa ditebak kan chingu Ma roo akan kemana?)



Eun gi keluar dari kamar dan duduk di halaman. Dia tersenyum melihat bajunya yang terjemur dan kakinya yang diperban. Eun gi seperti mendengar suara dari pagar. Dia keluar dan mendapati dua kantongan yang tadi dibawa Ma roo.

Ma roo mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.


Eun gi membuka kantongan yang tadi ada di depan pagar. Di dalam kotak sepatu Eun gi melihat pesan yang Ma roo tulis, “Ayo kita berlibur. Ma roo”. Eun gi tersenyum membacanya. Eun gi mencoba sepatu itu ketika sebuah pesan masuk ke hp nya. Dari Ma roo. ma roo menulis bahwa karena sesuatu hal, dia harus pergi ke suatu tempat. Dan karena hari sudah terlalu siang, dia mengajak Eun gi agar berlibur besok saja. 


Eun gi merasa tidak ada masalah. Dia kembali mencoba baju yang dibelikan Ma roo ketika sms lain masuk ke hp nya.



Pengirimnya tidak diketahui. Isi pesannya: ‘Kang Ma roo, Han Jae hee, Villa Yangpyeong’ (jjeng jjeng!!!)


Dan pengirimnya ternyata adalah si nenek sihir, Han Jae hee…

Episode 8 part 2

6 comments:

  1. makasih banget yahhh buat sinopsisnyaa....
    makin seru bgt ceritanyaa...
    update terus yahhh
    ╭(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯ GO!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ne...
      Gomaewoyo karena sudah memberi semangat dan dukungan ^o^

      Delete
  2. fightiiiiiiiiing, suka bgt baca sinopna unni..

    ReplyDelete
  3. Q sedih bgt pas pernyataan cinta eun gi ke maru di tengah derasY ujan :’( berharap smoga harapan eun gi terkabul pas episode terakhir gak rela bgt klo ni drama bakal sad ending :’( thanx sinopY ;-) lam kenal y krna Q bakal rajin ke blog ni nantiY =-O

    ReplyDelete
    Replies
    1. Slm kenal jg ^^
      Iya nih harapan semua pecinta Nice Guy keknya sama semua. Pengen Eun-ru berakhir bahagia. Kalau tidak, hiks kesedihan saya akan agak lama seperti waktu Deok man n bi dam T_T *lebay yah???? heheh

      Delete