12 October 2012

[Sinopsis] Nice Guy Episode 9 part 2



Jae suk sedang makan. Dia menonton berita meninggalnya Presdir Seo. Dia juga melihat berita mengenai kecelakaan yang menimpa Eun gi dan Ma roo (di adegan ini Jae suk melihat wajah Eun gi untuk pertama kalinya). Diberitakan bahwa Eun gi dan mobil yang ditabraknya (si penyiar hanya mengatakan Tuan Kang tanpa menyebutkan nama lengkap Ma roo) sedang berada dalam keadaan kritis.



Jae gil menghadiri pemakaman ayahnya. Pria yang pernah menemuinya di kafe tempat Choco kerja memintanya kembali ke rumah keluarganya. Tapi Jae gil menolak. Dia tahu kalau kakaknya dan kakak iparnya tidak akan suka. Terlebih Jae gil dengan kakaknya itu lebih kejam dari ayahnya. Baginya uang tidaklah penting. Toh dia tidak akan membawanya ketika dia mati (*Kwang soo yang bijaksana heheh).





Para pegawai Grup Tae San membagi-bagikan selebaran tentang Eun gi yang hilang. Jae suk mendekati salah seorang pegawai tersebut. Dia sudah melihat berita bahwa Eun gi menghilang dari RS. Dia kemudian bertanya kepada si pegawai sudah berapa lama Eun gi menghilang.

“Sebelas bulan,” jawab si pegawai.

Jae suk berkata, kalau seseorang sudah menghilang tanpa kabar sampai selama itu, akan lebih baik kalau mereka menganggap orang itu sudah meninggal. Si pegawai tidak berkata apa-apa lalu pergi.

Setelah bertanya pada dirinya sambil melihat foto Eun gi yang ada di selebaran. Jika Eun gi tidak muncul-muncul, siapa kira-kira yang akan memiliki Grup Tae san?



Jae hee berjalan keluar dari perusahaan diikuti oleh pengacara Ahn. Semua pegawai menunduk padanya termasuk pengacara Park Joon ha. Jae hee melirik pengacara Park saat dia lewat di hadapannya. Dan kejadian pada malam Presdir Seo meninggal terulang. (Anyway, rambut mereka bertiga sudah berubah. Jae hee jadi terlihat semakin jahat).



Pengacara Park masih belum menutup teleponnya kepada Presdir ketika tiba-tiba telepon di mejanya bordering. Tentu saja suara telepon itu kedengaran di ruang kerja Presdir karena tadi Presdir mengaktifkan loudspeaker hp nya.

Pengacara Park buru-buru mencabut kabel teleponnya. Sayang, pengacara Ahn berhasil menemukan hp Presdir yang tertutup dokumen dan sadar kalau pengacara Park mendengar semua pembicaraannya dan Jae hee.

Pengacara Ahn menghubungi pengacara Park.

Pengacara Park mengancam bahwa dia akan melaporkan perbuatan mereka kepada polisi.
Tapi pengacara Ahn ternyata juga memegang rahasia penting tentang pengacara Park.
Pengacara Ahn mengancam balik pengacara Park akan memberitahu Eun gi bahwa ayah pengacara Park lah yang menyebabkan kecelakaan ibu Eun gi. Pengacara Park marah dan menuduh pengacara Ahn berbohong karena sedang tersudut. Tapi pengacara Ahn berkata bahwa dia adalah orang kepercayaan Presdir. Jadi dia sendiri lah yang mengurus semuanya.

Pengacara Ahn berkata bahwa Presdir melakukan itu karena dia ketakutan saat ibu Eun gi mengancam akan membawa Eun gi pergi bersamanya. Jadi dia menyuruh pengacara Park memperkirakan bagaimana reaksi Eun gi jika mengetahui hal tersebut.
Pengacara Park speechless


Di dalam mobil Jae hee mendiskusikan proyek Grup Tae san bersama pengacara Ahn. Sepertinya mereka dapat pesaing. Jae hee bertanya siapa pesaing itu. Pengacara Ahn menjawab, “Perusahaan Mirae dan Perusahaan Jisung.”

Saat Jae hee tiba di sebuah tempat, dia melihat seorang wanita yang turun dari mobil yang ada di depan mereka. Pengacara Ahn menjelaskan bahwa wanita itu adalah istri dari pemilik perusahaan Mirae, Perwakilan Cho.


Jae hee menyapa Ny. Cho dengan sangat ramah. Ny. Cho juga menyambutnya dengan ramah. Mereka berbasa basi untuk sesaat.

Di kamar mandi wanita, Jae hee memperbaiki riasannya. Ternyata Ny. Cho juga ada di sana. Jae hee mencoba tersenyum padanya tapi Ny. Cho tidak menghiraukannya. Dia malah melihat sinis kepada Jae hee. Jae hee tidak menduga reaksi Ny. Cho akan sedingin itu kepadanya.


Ny. Cho berkata kalau dia adalah orang yang menolak reservasi Jae hee sebagai tamu VVIP di hotelnya karena dia merasa tamu lain tidak akan senang jika orang kelas rendahan seperti Jae hee bergabung bersama mereka. Jae hee bertanya apa maksud ucapan si wanita.



Ny. Cho kemudian memperingatkan Jae hee agar tidak terlalu sombong atas apa yang dia miliki sekarang karena dia hanyalah seorang anjing penjaga. Rumah yang ditinggali Jae hee bukanlah miliknya, rumah itu milik Eun gi. Jae hee tinggal di sana hanya sebagai penjaga (Ouch! Itu kalimat yang menyakitkan Ahjumma)

Jae hee berusaha keras menahan amarahnya. Dia hanya berkata bahwa ucapan Ny. Cho sudah keterlaluan. Tapi Ny. Cho membalas bahwa sebenarnya masih ada banyak hal buruk yang ingin dia katakana tentang Jae hee. Sekarang saja dia sedang berusaha menahan mulutnya.

“Seo Eun gi, pewaris sebenarnya dari Grup Tae san, sampai dia kembali aku harap kau mau menjaga kesetiaanmu pada perusahaan. Jadi kau tidak perlu menunjukkan apa-apa. Mengerti?” ucap Ny. Cho.

Sebelum pergi Ny. Cho berkata bahwa dia adalah sahabat baik ibu Eun gi sewaktu dia masih hidup.


Seorang pria dengan ragu-ragu memasang taruhannya. Sayang dia kalah terus.


Tiba-tiba Ma roo datang (model rambutnya baru euy ^^) dan membuka kecurangan si pemain. Ternyata beberapa orang yang ikut memasang taruhan adalah teman si tukang tipu. Mereka bertugas memanas-manasi orang-orang agar mau memasang taruhan lebih tinggi.


Ma roo mengembalikan uang si pria yang tertipu tadi. Si pria bertanya siapa pria yang menolongnya tadi.


“Aku Kang Ma roo,” Ma roo memperkenalkan dirinya lalu membuka kaca mata yang dia pakai dan tersenyum (manisnya…heheh).


Ma roo mengajak orang itu makan bersama.

Si pria terisak sambil terus berterima kasih kepada Ma roo karena telah menyelamatkan uangnya. Ma roo terlihat tidak peduli dengan isak iba dari si pria. Dia sibuk menuangkan minuman ke gelas miliknya dan milik si pria. Dia menasehati si pria agar tidak mempertaruhkan uang yang dia pinjam dari rentenir.

Si pria berkata bahwa istrinya sedang sakit dan butuh biaya untuk pengobatan. Tiba-tiba si pria sadar. Dari mana Ma roo tahu kalau dia meminjam uang dari rentenir. Dia bertanya siapa Ma roo sebenarnya. Ma roo yang dari tadi sibuk makan langsung berhenti dan berbicara to the point.



Ma roo berkata bahwa dia punya tawaran yang menggiurkan untuk si pria. Si pria semakin penasaran dengan Ma roo karena Ma roo tahu namanya (saya cuma bisa menebak-nebak kalau nama si pria adalah Tuan Jung/Jeong Mu ro heheh. Soalnya kagak ada subnya ^^). Tuang Jeong terus bertanya siapa Ma roo sebenarnya. Ma roo menjawab bahwa pertanyaan Tuang Jung bukanlah hal yang penting untuk dijawab.

Tuang Jeong berdiri dan mengambil tasnya. Ma roo melanjutkan serangannya. Dia mengatakan semua kesulitan dan kebutuhan yang Tuang Jung miliki. Mulai dari biaya istrinya, biaya pendidikan anak-anaknya. Kesemuanya itu tentu butuh uang yang tidak sedikit.

Tuang Jung bertanya siapa yang mengirim Ma roo. Ma roo kembali berkata kalau pertanyaan itu tidak perlu dia jawab. Dia hanya meletakkan sebuah FD di atas meja dan dengan anggukan kepalanya dia meminta Tuang Jeong kembali duduk di kursinya. Tuan Jeong mulai mengerti apa yang Ma roo inginkan.



Ternyata Ma roo meminta hasil kerja lab Tuang Jeong. Kalau Tuang Jeong setuju, uang tidak akan menjadi masalah dalam hidupnya. Tuang Jeong ketakutan dan meminum air untuk menenangkan dirinya. Tuang Jeong bertanya apa yang Ma roo dapatkan dengan melakukan pekerjaannya itu. Ma roo tersenyum (licik?) dan menjawab, “Banyak. Baaanyak sekali.”


Ma roo mengambil gelas nya dan minum tapi tiba-tiba dia kesakitan. Dia muntah-mauntah di dalam WC (pertanda apakah ini??)



Seorang siswa datang mencari Ma roo tapi Ma roo belum pulang. Choco membawakan minum untuknya tapi si siswa itu malah menumpahkan susu yang Choco bawa. Jae gil yang melihat memarahi siswa itu. Tapi Choco menenangkannya.

Choco berkata kepada si siswa bahwa kakaknya bukan seperti orang yang siswa itu tuduhkan. Dia bersumpah bahwa kakaknya adalah orang baik-baik. Si siswa mengepalkan tangannya karena menahan marah.



Ma roo pulang. Si siswa langsung berdiri dari duduknya dan menatap Ma roo. Choco menjelaskan bahwa ayah si anak sekarang ada di RS karena berupaya bunuh diri dan Ma roo adalah penyebabanya.

Ma roo bertanya siapa ayah si siswa. Choco mendekati Ma roo dan memberitahu bahwa ayah anak itu sudah pension tapi kemudian dia terlibat penipuan berkedok investasi dan kehilangan semua uangnya. Choco bertanya, “Oppa kau tidak punya hubungan dengan ini semua kan?”

Ma roo tersenyum kecil. Dia pergi tanpa berkata apa-apa tapi Choco menahannya. Dia meminta Ma roo mengatakan bahwa semua itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.


Ma roo kemudian menoleh kepada si siswa. “Mengapa kau kemari untuk mengeluhkan kebodohan dan kelemahan ayahmu?”

Choco dan Jae gil terkejut mendengar ucapan Ma roo.

“Hanya karena tertipu sekali, apa kau langsung mati?” lanjut Ma roo. Dia mendekati siswa itu. Choco memanggil Ma roo tapi Ma roo tidak menghiraukannya.

Ma roo berkata bahwa ayah si anaklah yang bodoh karena percaya pada Ma roo padahal mereka baru saja bertemu.

Choco terduduk dan menangis karena tidak tahan lagi (kasihan padahal sedari tadi dia mati-matian membela kakaknya).



Si siswa mengepalkan tangannya yang gemetar karena marah. Ma roo melihatnya dan mengangkat tangan si siswa lalu bertanya apa yang akan anak itu lakukan dengan tinjunya yang lemah itu. Dia menasehati siswa itu agar pulang dan baru kembali untuk membalasnya kalau dia sudah siap.

Ma roo meninggalkan mereka.



“Aku lebih suka kau mempermainkan perempuan, menipu dan mengambil uang mereka daripada apa yang kau lakukan sekarang Kang Ma roo,” ucap Choco sebelum Ma roo masuk ke kamarnya.


Ma roo tidak berkata apa-apa. Dia masuk ke kamarnya dan berbaring di lantai. Jae gil datang dan duduk di dekatnya. Dia tahu kalau Ma roo belum tahu walaupun Ma roo tidak bergerak ketika dia menyentuhnya.

“Choco berkata bahwa setelah kecelakaan itu seperti ada orang lain yang hidup dalam tubuhmu. Kang Ma roo yang kami kenal sudah tidak ada. Dia bahkan berkata bahwa seharusnya kami membawamu ke pengusir setan,” Jae gil berkata sambil tersenyum.

Tapi kemudian senyum itu hilang. Dia mulai serius dengan ucapannya. Dia berkata kalau sebenarnya Ma roo juga terkejut karena hampir menyebabakan seseorang terbunuh. Dia menagih janji Ma roo yang dulu pernah berkata bahwa dia akan berhenti bekerja seperti ini jika dia sudah berhasil menabung uang untuk pengobatan Choco.

Jae gil melanjutkan bahwa selama ini dia melihat Ma roo seperti mayat hidup (bukan dari segi fisik tapi dari segi visi hidup). Ma roo seperti tidak lagi punya tujuan hidup. Tidak Choco tidak siapa pun. Dia melihat Ma roo seperti ingin segera pergi dari dunia ini.



Jae gil mulai menangis. Dia meminta Ma roo agar tidak seperti ini. Dulu dia berhasil melewati masa sulit saat Jae hee meninggalkannya. Karena itu, dia berharap Ma roo juga bisa melewatinya kali ini dan tetap kuat. Jae gil menangis sambil memohon, “Jangan begini Ma roo. Jangan lakukan itu Ma roo-ah.” Kasihan banget lihat Jae gil. Dia benar-benar sayang dan peduli sama sahabatnya itu.


Ma roo sebenarnya membuka matanya dan mendengarkan semua perkataan Jae gil tapi dia tidak membalikkan badannya dan tetap membelakangi Jae gil.


Jae hee tiba di depan rumah Presdir (atau harus kah saya tulis rumah Jae hee? Ogah! Heheh). Ternyata Jae suk sudah menunggunya di depan pagar. Jae hee tidak suka melihat kehadiran kakaknya.

Jae suk mengeluhkan pelayan di rumah itu karena tidak mengizinkannya masuk padahal dia adalah kakak Jae hee.

Jae hee bertanya untuk apa lagi kakaknya datang menemuinya setelah semua uang yang dia berikan kepadanya.

“Apa kau berjudi lagi dan kehilangan semua itu? Karena itu kau dating ke sini dan meminta udang dari ku seperti pengemis?” Tanya Jae hee.

Jae suk marah mendengar Jae hee memanggil dirinya pengemis. Dia sudah siap mengayunkan tangannya untuk menampar Jae hee tapi kali ini Jae hee tidak takut. Dia mengancam akan memasukkan Jae suk ke dalam penjara dan membusuk di sana kalau dia berani menyentuhnya. Jae hee juga berkata bahwa dia tidak akan lagi memberikan uang kepada kakaknya itu.

Jae hee masuk dan meninggalkan Jae suk di depan pintu. Pelayan datang membawakan minuman seperti yang dia minta. Jae hee menghabiskan air yang diberikan kepadanya lalu membanting gelasnya hingga pecah. Si pelayan terkejut.



Jae hee masuk ke dalam kamar Eun gi. Dia melihat foto Eun gi yang masih ada di atas meja. Dia kemudian teringat perkataan Ny. Cho yang menyebutnya sebagai anjing penjaga.

Jae hee memanggil si pelayan dan menyuruhnya untuk memanggil orang untuk membersihkan kamar Eun gi karena dia akan mengubah kamar itu menjadi tempat bermain Eun seok.



Si pelayan bertanya bagaimana jika Eun gi pulang. Jae hee marah dan bertanya siapa yang akan pulang. Eun gi tidak akan pulang karena kalau memang dia ingin pulang, dia pasti sudah datang ke rumah itu sejak berbulan-bulan yang lalu. Terlebih mereka sudah berusaha mencari Eun gi, tidak hanya sehari tapi setiap hari. Tapi hasilnya, Eun gi masih juga tidak dapat ditemukan. Jadi dia menyuruh si pelayan agar membereskan kamar besok. Si pelayan hanya bisa mematuhi Jae hee dan tidak membantah lagi.



Ma roo duduk sendiri dalam gelap. Di dekatnya Jae gil tertidur pulas.

Ma roo sedang memandangi selebaran pencarian Eun gi. Lama dia menatap foto Eun gi dan teringat semua perkataan Eun gi kepadanya. Saat Eun gi datang berhujan-hujan ke rumah Ma roo untuk menyatakan perasaannya, saat mereka berada di pantai dan Eun gi berkata bahwa Ma roo yang dia kenal adalah orang yang baik dan itulah yang membuatnya tergila-gila kepada Ma roo.


Ma roo meremas selebaran itu dan menghela nafas (Wah, efek kepergia Eun gi lebih parah dibandingkan saat Jae hee meninggalkan Ma roo. Selain itu, kini yang Ma roo ingat adalah Eun gi bukan Jae hee lagi ^^)



Jae hee datang menemui Ny. Cho yang sedang melakukan perawatan. Ny. Cho menyuruh pegawai di tempat itu untuk memanggilkan manajer mereka karena tidak puas dengan pelayanan mereka yang membiarkan orang lain masuk begitu saja.

Jae hee berkata bahwa sebaiknya Ny. Cho melihat foto yang dia bawa sebelum memanggil si manajer. Dia lalu memperlihatkan foto suami Ny. Cho dengan seorang wanita muda. Mereka terlihat mesra. Ny. Cho tidak ambil peduli (Sepertinya dia sudah biasa mendengar atau menerima kabar begituan).



Tapi foto selanjutnya yang Jae hee berikan memberikan efek kaget pada Ny. Cho. Itu adalah foto suaminya bersama Jae hee sendiri. Dia menyuruh pegawai yang ada agar keluar dari ruangan itu.



Ny. Cho bertanya mengapa Jae hee menemui President Park. Jae hee menjawab karena penolakan Ny. Cho maka dia menelepon langsung Presdir Park dan Presdir langsung datang menemuinya sepuluh menit kemudian. Ny. Cho merasa jijik pada Jae hee. Jae hee kembali berkata bahwa sepertinya tidak ada pria yang tidak menginginkan dirinya jika dia mendekati mereka.

Ny. Cho membentak Jae hee tapi Jae hee tidak takut. Dia berkata bahwa mengusir wanita seperti Ny. Cho keluar dari rumahnya bukanlah hal yang sulit tapi itu terlalu mudah. Ny. Cho merasa perkataan Jae hee. Dia ingin menampar Jae hee tapi Jae hee menahan tangannya dan menepisnya.

Jae hee mengingatkan Ny. Cho bahwa Presdir Seo saja yang terkenal keras bisa dia rayu, apalagi suami Ny. Cho yang (sepertinya memang) suka main perempuan.



Ny. Cho bertanya apa yang Jae hee inginkan. Jae hee tersenyum menang mendengar pertanyaan itu. Dua diantara permintaan Jae hee adalah Ny. Cho harus menyerahkan penawaran toko duty-free kepadanya dan juga berlutut serta meminta maaf kepadanya.



Choco sedang membersihkan lantai kafe tempat kerjanya. Dia teringat semua kenanganannya bersama Ma roo yang masih sayang dan perhatian kepadanya. Dia menangis karena sekarang kakaknya tidak seperti itu lagi.

Jae gil datang dan mengetuk jendela kaca. Dia mencoba menghibur Choco dengan memperlihatkan tulisan tentang dirinya. Dia menulis bahwa dirinya juga sedih setelah ayahnya meninggal. Tapi dia berusaha tegar dan kembali tersenyum. Jadi dia meminta Choco agar tidak marah lagi dan tetap tersenyum. Kalau mereka yakin dan percaya, Ma roo pasti yang dulu pasti akan kembali.

Choco mengangguk sambil menangis. Dia terharu dengan apa yang usaha Jae gil untuk menghiburnya. Dia berlari keluar dan memeluk Jae gil. Jae gil menepuk lembut punggung Choco. Tapi kemudian Choco memperat pelukannya. Jae gil mulai merasa aneh heheh. Dia langsung melepaskan pelukan Choco :D


Ma roo menerima telepon dari Tuang Jeong (hahah pendengaranku ternyata benar. Nama pria yang ditolong Ma roo dari tukang tipu adalah Tuang Jeong). Tuan Jeong ingin bertemu dengannya. Ma roo berkata dia tahu tempat yang bagus.


Jae suk berjalan menuju rumah Ma roo. Di depannya ada dua orang yang juga menuju ke arah yang sama. Salah satunya adalah Sekertaris Hwang. Wanita yang lain (wajahnya tidak diperlihatkan namun saya sudah bisa tebak siapa dia. Ayo siapa coba?) menggenggam erat tangan sekertaris Hwang.


Sekertaris Hwang teringat kalau kunci mobilnya ketinggalan. Dia lalu meminta wanita yang bersamanya agar menunggunya di tempat itu sampai dia kembali dan jangan kemana-mana.


Sekertaris Hwang berpapasan dengan Jae suk. Jae suk sudah semakin mendekat dengan wanita yang bersama Sekertaris Hwang tapi dia kemudian berhenti dan mengetuk pintu sebuah WC umum. dia benar-benar kebelet.


Ternyata hanya anak kecil yang ada di dalam WC. Jae suk memarahinya sampai anak itu menangis. Saat itu wanita tersebut menoleh (jjeng…jjeng..). It’s her, Seo Eun gi. Dia tersenyum lembuuuut sekali. Untung pada saat Eun gi menoleh, Jae suk sudah masuk ke dalam WC.



Ma roo keluar dari rumahnya. Sementara itu Eun gi berjalan-jalan dan meninggalkan tempat dimana Sekertaris Hwang meninggalkannya. Dia melihat dua anak yang sedang mencoret-coret tembok dengan crayon. Eun gi tersenyum melihat mereka dan kemudian bergabung bersama mereka (It’s not like Seo Eun gi…)



Eun gi menggambar sebuah wajah.


Ma roo terus berjalan dan tiba di tempat Eun gi menggambar. Dia awalnya tidak mempedulikan anak-anak tersebut tapi ketika dia mendengar seorang wanita menyebut namanya, dia berhenti.



Kedua anak itu mengejek Eun gi yang salah dalam menulis nama Ma roo. Eun gi berkata kalau dia menulis Kang Ma roo (tapi kenyatannya dia menulis Kang Roo Ma). Kedua anak itu menertawai Eun gi yang sudah besar tapi tidak bisa mengeja.


Ma roo berbalik.

Eun gi memperbaiki tulisannya. Tapi tetap saja salah. Kali ini dia menulis Roo Kang Ma. Kedua anak itu berkata kalau Eun gi benar-benar bodoh. (Wah kalau Eun gi yang dulu, pasti nih bocah tidak bakal selamat heheh. Tapi Eun gi yang ini malah kasihan ngelihatnya).

Ma roo kemudian mendekat dan menuliskan namanya. Eun gi melihatnya dan berkata, “Ah jadi ini tulisan yang benar. Aku baru ingat.”



Ma roo menatap Eun gi dengan lembut.

Eun gi kemudian menatap Ma rood an tersenyum. “Kau…mengenalku kan?” tanyanya. Ma roo agak kaget Eun gi bertanya seperti itu. “Kau Kang Ma roo,” ucap Eun gi lagi.




Dia mengambil kamera dari dalam tasnya dan melihat foto-foto yang ada di dalam kamera itu. Ternyata kamera itu berisi foto-foto Eun gi dan Ma roo saat mereka berada di Jepang. Eun gi memperlihatkan foto-foto itu kepada Ma roo dan menjelaskan bahwa dia kehilangan ingatannya. Bahkan mempelajari namanya sendiri pun sangat sulit. Yang dia miliki hanya kamera itu dan semua fotonya adalah foto Ma roo.

Eun gi melajutkan bahwa wanita yang merawatnya lah yang memberitahukan kepadanya bahwa pria di foto-foto itu adalah Ma roo. Karena itu dia datang untuk menemui Ma roo.



“Sebelum melihatmu, aku tidak tahu siapa Kang Ma roo, siapa pria yang ada di foto ini. Tapi setelah melihatmu, aku ingat,” ucap Eun gi. Eun gi mendekati Ma roo.
“Aku ingat siapa kamu sekarang. Kita…saling mencintai kan?” Tanya Eun gi. Ma roo tidak berkata apa-apa dan hanya memandangi Eun gi. Air matanya menggenang.


Scene kembali ke malam dimana Ma rood an Eun gi berjalan-jalan bersama melihat pawai di Jepang. Eun gi mengambil banyak foto Ma roo.

Ralat:
Nama sekertarisnya bukan Hwang tapi Hyun. Maaf salah habisnya dia lama tidak muncul (sejak episode 6). Jadinya lupa deh namanya siapa. Mianahe ya cingu heheh ^^v

Lanjut yuk ke episode 10.

6 comments:

  1. wauuwww udh ada sinopsisnya
    keren..............

    udh nyari kesana sini tentang sinopsis nice guy ep 9 akhirnya dapat jga di blog ini

    makasih udh buat sinopsisnya
    di tunggu lanjutannya ya....

    fighting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ne. Ep 10x diusahain secepatx. Makasih dah mampir ^^

      Delete
  2. huaaa gk sabar gimana episode 10nya..
    sepertinya kang ma roo sakit parah ya?
    kyknya bakalan sad ending..ToT

    btw gomawo ya sinopsisnya unnie.. ditunggu sinopsis episode 10nya ><

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berharapnya sih g sad ending tp siap-siap sj T_T

      Delete
  3. wah cepet.. gomawo sinopsisnyaaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya cepat atau tidak tergantung jg sama situs y nge upload drama ini. Minggu ini emang cepet banget. Saya jg kaget krena bisanya tuh ep rabu br ada di hr Jumat. Untungnya Kamis siang saya ngecek. Makanya sinop nya jg agak cpat :)

      Delete